Anda di halaman 1dari 10

Tugas PPKN

Pelanggaran HAM di Luar Negeri dan


Dalam Negeri

Nama: Josephine Miracle Wibisono


Absen :14
Kelas: XI MIPA 1

SMAN I BLORA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Nama : Josephine Miracle Wibisono

Kelas/Absen : XII MIPA 1/14

Tugas PPKN

Kasus Pelanggaran HAM di Luar dan Dalam Negeri


o Kasus Pelanggaran HAM di Dalam Negeri

1.G30S-PKI,Pembersihan PKI (1965-1966)

G30S-PKI melanggar HAM karena telah menelan korban ratusan jiwa bahkan menjadi
sejarah pelanggaran HAM diindonesia terberat,banyak masyarakat,tentara jendral,kolonel
Angkatan darat menjadi korban penculikan dan pembunuhan karena PKI yang memiliki
tujuan untuk melakukan pemberontakan menjadi Indonesia menjadi negara berasakan
komunis,akibat peristiwa ini banyak anggota atau simpatisan PKI diinterogasi dan
disiksa,dibunuh untuk menghilangkan unsur PKI dalam negara,Karena berkaitan dengan
dibunuhnya 30 jenderal dalam peristiwa 30 September 1965 (G30S/PKI), pemerintahan
Orde Baru menuding PKI sebagai biang keroknya.
Pada saat itu, pemerintah melakukan operasi pembersihan PKI dan simpatisannya untuk
membubarkan organisasi komunis tersebut.
Komnas HAM memperkirakan ada sekitar 500 ribu hingga 3 juta warga tewas terbunuh
dalam operasi pembersihan tersebut.

2. PETRUS/Penembakan Misterius
Kasus penembakan misterius (Petrus) alias operasi clurit merupakan operasi rahasia
yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Operasi tersebut untuk menekan tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu.
operasi ini merupakan penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang diduga
mengganggu ketentraman masyarakat. Dan melakukan tindak kejahatan maka akan di
lakukan penembakan misterius .
hingga saat ini pelaku Petrus pun tidak diketahui dan diadili
3. Tragedi Talangsari (1989)

Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989 termasuk dalam salah
satu pelanggaran HAM berat di Indonesia.
Pada masa tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila(P-4).
Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis terhadap pemerintahan Orde
Baru.
Sampai akhirnya hal tersebut memancing reaksi kelompok Islam di Indonesia, termasuk
kelompok Warsidi di Lampung.
Akhirnya kelompok Warsidi dituduh radikal dan mendapat perlakuan represif dari militer
serta polisi yang menyebabkan tragedi pembantaian.
Dalam tragedi tersebut, diketahui ada sekitar 130 orang tewas dan 229 dianiaya

4. Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998)


Tragedi Rumoh Geudong merupakan sebuah tragedi penyiksaan oleh aparat TNI
terhadap masyarakat Aceh selama masa konflik Aceh.
Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia ini terjadi di sebuah rumah tradisional
Aceh yang dijadikan sebagai markas TNI di desa Billie.
Rumah tersebut dijadikan sebagai tempat penyiksaan kejam saat konflik tersebut
berkecamuk.
5. Pembunuhan Marsinah (1993)

Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivitas pada zaman Orde Baru yang
ditemukan tewas karena penyiksaan.
Pada tanggal 3-4 Mei 1998, Marsinah beserta rekan-rekannya melakukan demonstrasi
karena pabrik tempatnya bekerja tidak menaikkan upah sesuai edaran gubernur Jawa
Timur.
Pada siang tanggal 5 Mei, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo atas tuduhan
penghasutan kepada para buruh agar tidak masuk kerja.
Rekan-rekannya dipaksa untuk mengundurkan diri. Marsinah pun datang ke Kodim untuk
menanyakan di mana keberadaan rekan-rekannya.
Malamnya, Marsinah menghilang dan tidak ada yang tahu keberadaannya.
Marsinah baru ditemukan pada tanggal 8 Mei 1993 dalam keadaan meninggal dan
berdasarkan hasil autopsi ia mengalami penyiksaan berat.
6. Tragedi Trisakti

Merupakan peristiwa demokrasi 12 Mei 1998(memperingati lahirnya era reformasi),


terjadi peristiwa penembakan terhadap mahasiswa demonstran di Trisakti yang menuntut
Soeharto turun dari jabatan presiden.
Ada empat orang mahasiswa yang tewas dalam tragedi tersebut, yakni Elang Mulia
Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto.

7. Penculikan Aktivis (1997-1998)


Tragedi Penculikan Aktivis 97/98 merupakan operasi penghilangan orang secara paksa,
khususnya terhadap para aktivis pro-demokrasi menjelang Pemilu 1997 dan Sidang
Umum MPR 1998. Tragedi ini mengakibatkan 1 orang tewas, 11 orang disiksa, 23 orang
hilang, dan 19 orang dirampas kemerdekaan fisiknya. 

8. Tragedi Semanggi 1 dan 2 (1998-1999)


Tragedi Semanggi merupakan dua rangkaian kejadian protes masyarakat terhadap
Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya rakyat sipil Tragedi Semanggi I
terjadi pada 11-13 November 1998 dan menyebabkan 17 warga sipil tewas.
Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 dan menyebabkan 12 orang tewas
(1 mahasiswa) serta 217 korban luka-luka.

9. Bom Bali 1 dan 2 (2002 & 2005)


Bom Bali merupakan aksi terorisme yang termasuk dalam salah satu kasus pelanggaran
HAM berat.Aksi pengeboman ini terjadi dua kali, Bom Bali I terjadi pada 12 Oktober 2002
dan Bom Bali II terjadi pada 1 Oktober 2005.Bom Bali I meledak di Kuta dan
menyebabkan 202 orang tewas serta 209 luka-luka.Pada Bom Bali II, terdapat tiga buah
bom yang meledak, yakni satu di Kuta dan dua di Jimbaran.Tragedi ke-2 ini menewaskan
23 orang (4 wisatawan asing dan tiga pelaku) serta 196 orang luka-luka.
10. Pembunuhan Munir (2004)

Kasus Pembunuhan Munir merupakan kasus pelanggaran HAM yang dianggap belum
terselesaikan karena masih menjadi misteri.
Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis HAM yang membela keluarga korban
Penculikan Aktivis 97/98.
Pada tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat tujuan Amsterdam akibat
diracun menggunakan senyawa arsenic.

11. Peristiwa Tanjong Priok

Peristiwa Tanjung Priok terjadi pada 12 September 1984.Berdasarkan hitungan resmi,


peristiwa ini menyebabkan 24 orang tewas serta 54 orang terluka.Akan tetapi, menurut
perkiraan, ada lebih dari lebih dari 100 warga Tanjung Priok yang tewas, hilang, ataupun
terluka.Peristiwa ini diawali dengan kedatangan anggota Bintara ke Masjid As Saadah
yang berlokasi di Tanjung Priok.Ia memerintahkan pengurus masjid tersebut untuk
melepas spanduk yang berbau kritik pemerintah.Pihak masjid menolaknya dan anggota
Bintara ini melepas atribut-atribut tersebut dengan cara masuk ke masjid tanpa melepas
alas kaki.Tindakan tersebut sangat tidak sopan dan menyulut kemarahan pengurus masjid
beserta warga.Mereka membakar motor dan menyerang anggota Bintara
tersebut.Pengurus masjid dan warga yang menyerangnya kemudian ditangkap.Dua hari
setelah penangkapan tersebut, warga muslim Tanjung Priok melakukan aksi protes untuk
membebaskan kawan mereka.Aksi ini dilakukan oleh ribuan orang namun tidak
berhasil.Kerusuhan pun terjadi dan pihak militer menembaki demonstran.Selain korban
tewas dan luka, kerusuhan ini juga mengakibatkan banyak orang ditahan.

12. Pembantaian Rawagede

Kampung Rawagede terletak di Karawang.Pada agresi militer pertama, tepatnya 9


Desember 1947, terjadi pembantaian di kampung ini yang dilakukan oleh
Belanda.Pembantaian Rawagede menewaskan 431 penduduk.Kurang lebih setahun
kemudian, Belanda kembali menyerang kampung ini tanpa alasan.Sebanyak 35 warga
Rawagede tewas akibat serangan ini.Pengadilan HAM Internasional baru memproses
kasus ini berpuluh-puluh tahun kemudian.Pada September 2011, pengadilan memutuskan
bahwa pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab serta memberikan
kompensasi kepada keluarga korban pembantaian ini.
13. Pembantaian Santa Cruz

Pembantaian Santa Cruz terjadi di Dili, Timor Timur, pada tanggal 12 November
1991.Tragedi ini diawali dengan rencana kedatangan anggota parlemen Portugal dan 12
wartawan.Akan tetapi, pemerintah Indonesia keberatan dengan kedatangan salah satu
perwakilan wartawan yang berkebangsaan Australia.Wartawan ini dicurigai mendukung
kemerdekaan Timor Leste.Mahasiswa yang mengetahui pembatalan ini pun merasa
sangat kecewa.Buntut kekecewaan ini adalah terjadinya konfrontasi antara pihak pro
integrasi dan pihak pro kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1991.Konfrontasi ini
menyebabkan dua orang tewas, Sebastiao Gomes dari pro kemerdekaan dan Afonso
Henriques dari pro integrasi.Mahasiswa menjadi semakin marah, mereka pun
mengadakan aksi protes saat proses pemakaman Gomes.Ketika jenazah Gomes dibawa
ke tempat pemakaman, militer Indonesia menembaki para pelayat dan pendemo.

14. Pelanggaran HAM OPM (Organisasi Papua Merdeka )

Di Indonesia, pelanggaran HAM banyak dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi


Papua Merdeka (OPM) seperti beberapa contoh aktualnya antara lain pada tangga; 1
Desember 2018 di Jalan Trans Papua, Kabupaten Nduga, Papua, terjadi salah satu
peristiwa paling mengerikan bagi warga sipil dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, yaitu
pembunuhan terhadap sebanyak 31 orang pekerja PT Istaka Karya yang dilakukan
Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya, dilatarbelakangi
adanya salah satu pekerja tersebut yang mengambil foto perayaan Hari Ulang Tahun
Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (HUT TPN OPM) yang sedang
dilakukan KKSB pimpinan Egianus Kogoya tersebut. Kemudian, pada tanggal 25 Oktober
2019 di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, terjadi penyerangan terhadap
masyarakat sipil oleh KKSB pimpinan Lekagak Talenggen, mengakibatkan sebanyak 3
warga sipil berprofesi sebagai tukang ojek meninggal dunia seperti Rizal, Herianto dan La
Soni.
Belum lagi pelanggaran HAM yang terjadi saat kerusuhan Wamena dan beberapa tempat
di Papua, termasuk pengusiran, perampasan dan pemerkosaan terhadap Suku Buton,
Bugis, Makasar, Sumatera Barat, Jawa dan lain-lain yang selama ini sudah menetap dan
bekerja bertahun-tahun untuk memajukan Papua, termasuk kematian salah seorang
dokter asal Jawa yang dibunuh oleh massa yang beringas saat kerusuhan di Wamena.
Banyak kalangan menilai bahwa aktor utama pembuat kerusuhan di Wamena ini adalah
simpatisan-simpatisan OPM, yang sebelumnya mereka memanfaatkan kasus rasial yang
terjadi di Surabaya tanggal 15 Agustus 2019, walaupun kasus rasial tersebut diawali
dengan sikap segelintir aktifis dan pemuda asal Papua yang membuang bendera Merah
Putih ke got atau selokan air di asrama mereka di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.
Jelas sebuah tindakan yang tidak nasionalis, karena membuang bendera negara adalah
penghianatan serius (seriously treason) terhadap kedaulatan negara.
 
o Kasus Pelanggaran HAM di Luar Negeri

1. Rezim Benito Mussolini di Italia

Rezim otoriter pernah berkuasa di Italia sejak 1924. Aktor utamanya adalah Benito
Mussolini, pemimpin faham fasisme di Italia. Mussolini memerintah di Italia dalam periode
1924-1943.

Selama 19 tahun dalam masa pemerintahannya, ia dikenal sebagai seorang pemimpin


otoriter dan tidak segan membunuh orang-orang yang tidak sepaham dengannya.
Kekejaman Mussolini ini berlaku kepada siapa pun tanpa pandang bulu.

2. Rezim Adolf Hitler di Jerman

Adolf Hitler merupakan salah satu pemimpin terkejam yang pernah ada di bumi. Hitler
yang merupakan pimpinan Nazi di Jerman pada medio 1930-an terlibat dalam salah satu
contoh pelanggaran HAM berat. Ia melakukan banyak kejahatan kemanusiaan, seperti
menangkap tokoh-tokoh politik yang menentangnya dan melakukan pembasmian pada
orang-orang Yahudi. Hitler dikenal sebagai anti-Yahudi.membunuh,menyiksa orang-
oorang tersebut
3. Konflik Israel dan Palestina

Sengketa Israel dan Palestina menjadi salah satu konflik berkepanjangan. Hal ini bermula
ketika Israel memperluas wilayahnya dengan menguasai sebagian besar wilayah
Palestina. Dengan bantuan Amerika Serikat, Israel beberapa kali melancarkan serangan
ke wilayah Palestina.

Ratusan ribu warga Palestina, termasuk anak-anak, wanita bahkan relawan dari negara
lain menjadi korban akibat konflik ini. Dunia pun mengutuk tindakan Israel tersebut meski
tindakan sewenang-wenang Israel masih berlanjut hingga saat ini

4. Perang sipil di Bosnia


Perang sipil antara Bosnia dengan Serbia terjadi di periode 1992-1995 setelah pecahnya
negara Yugoslavia. Dalam perang itu, terjadi pembunuhan massal terhadap sekitar 800
warga muslim Bosnia yang bermukim di Kota Srebenica yang didominasi warga muslim
Bosnia
Kasus ini menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM berat. Bahkan dua orang yang
berperan besar di perang ini yakni Slobodan Milosevic, Radovan Karadzic, dan Ratko
Mladic sudah diseret ke pengadilan HAM dunia di Belanda

5. Kasus Apartheid di Afrika Selatan


Kasus HAM khusus apartheid (perbedaan ras dan warna kulit) terjadi sekitar tahun 1960,
ketika rezim apartheid yang didominasi orang-orang kulit putih berhasil menguasai
pemerintahan di Afrika Selatan.Mereka kemudian melakukan kebijakan-kebijakan yang
merugikan warga kulit hitam, hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
6. Kekerasan Etnis Rohingya Myanmar

Situs Myanmar Times pada Maret 2018 mempublikasi pernyataan Dewan HAM PBB yang
menyebut adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar.
Tudingan itu berdasarkan bukti temuan sejumlah kuburan masal pada Februari 2018,
tindak perkosaan terhadap perempuan etnis Rohingya, pembakaran rumah-rumah
penduduk dan pencabutan hak-hak dasar etnis Rohingya seperti disaksikan oleh sejumlah
Komisi Penasehat pada 2017.

7. Pelanggaran HAM di korea selatan pembantaian


mahasiswa Gwanju 1980

Pemberontakan Gwangju terjadi pada 18 Mei hingga 27 Mei 1980 di Gwangju, salah satu
kota di Jeolla Selatan, Korea Selatan. Dalam Bahasa Korea gerakan ini dikenal dengan
nama 5•18 광주 민주화 운동 (5.18 Gwangju Minjuhwa Undong) yang dapat diartikan
sebagai Gerakan Demokratisasi Gwangju 18 Mei. Gerakan yang melibatkan masyarakat
dari berbagai kalangan ini harus menyisakan luka mendalam setelah puluhan orang
meninggak dunia dan dinyatakan hilang serta ribuan orang bagian dari masyarakat sipil
terluka.
hal ini disebabkan karena pemerintahan korea selatan yang diktator seharusnya
demokrasi dan dipilih oleh rakyat maka dari itu para mahasiswa melakukan demokrasi
tepatnya dikota Gwangju.
8. Black lives matters di USA

Hal ini berawal dari George Floyd kemudian ditangkap aparat kepolisian saat berusaha
membeli rokok dengan uang palsu senilai US$20. Ketika itu dia hendak membeli rokok di
salah satu swalayan.
Pegawai swalayan sudah memintanya untuk mengembalikan rokok, namun tak digubris
Floyd. Jadilah dia kemudian dilaporkan ke polisi. Pada malam hari, polisi kemudian
mendatangi Floyd yang tengah duduk dengan dua orang di tempat parkir.
Ketika itu, Floyd langsung diborgol. Tetapi dari video rekaman yang beredar, ada salah
seorang polisi bernama Derek Chauvin, justru menekan leher Floyd yang sudah diborgol
tak berdaya dengan dengkulnya.
Padahal ketika itu, Floyd sudah meminta agar polisi itu mengangkat kakinya karena dia
kesulitan bernapas, namun tak digubris. Aksi itu berlangsung selama delapan menitan,
sampai Floyd kemudian meninggal dunia.
Hal inilah yang kemudian membuat publik AS marah, terutama warga kulit hitam banyak
dilakukan demokrasi diwilayah USA.,Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa aksi polisi
tersebut melakuka diskriminasi dan melanggar Hajk Asasi Manusia,pada akhirnya polisi
tersebut ditangkap dan didakwa

Anda mungkin juga menyukai