co/read/1616237/12-kasus-pelanggaran-ham-berat-yang
pernah-ditangani-komnas-ham
Usai kasus Tri sakti, pada 13 November 1998, peristiwa penembakan oleh
aparat kembali terjadi kepada mahasiswa yang berdemonstrasi memprotes
Sidang Istimewa DPR/MPR dan menolak Dwifungsi ABRI di kawasan
Semanggi. Tragedi ini dikenal dengan peristiwa Semanggi I. Menurut data
Tim Relawan untuk Kemanusiaan, jumlah korban tewas mencapai 17
orang warga sipil terdiri dari berbagai kalangan, dan ratusan korban luka
tembak, dan terkena benda tumpul.
Komnas HAM telah melakukan investigasi yang selesai pada Maret 2002.
Hasil penyelidikan itu telah dikirim ke Kejaksaan Agung untuk dilakukan
penyidikan. Namun, Kejaksaan Agung beberapa kali mengembalikan
berkas hasil penyidikan tersebut. Anehnya, pada 13 Maret 2008 berkas
tersebut sempat dinyatakan hilang.
Sementara itu, kasus di Wamena terjadi pada 4 April 2003 yang bertepatan
dengan Hari Raya Paskah. Pada saat itu, sekelompok massa tidak dikenal
melakukan penyisiran ke 25 kampung di Wamena. Mereka mencoba
membobol gudang senjata Markas Kodim 1702/Wamena. Dampak dari
peristiwa itu, Komnas HAM mencatat 9 orang tewas dan 38 orang lainnya
luka berat.
4) Pembunuhan Munir
Pembunuhan Munir Said Thalib, seorang aktivis HAM, terjadi pada 7
September 2004. Munir dinyatakan meninggal ketika dalam perjalanan ke
Belanda di dalam pesawat Garuda Indonesia. Berdasarkan hasil autopsi,
dalam tubuh Munir terdapat racun arsenik.
Dalam kasus ini, setidaknya baru tiga orang yang berhasil diseret ke meja
hijau, yakni mantan pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari
Priyanto, yang divonis 14 tahun penjara; mantan Direktur Utama Garuda
Indonesia, Indra Setiawan, yang divonis satu tahun penjara; dan mantan
Deputi V BIN, Muchdi Purwopranjono, yang dinyatakan bebas.