Anda di halaman 1dari 4

Nama :Dewi Puspita Sari

NIM :200510371
Kelas :Kewarganegaraan MJM 11A

ANALISIS 5 ISU HAM YANG ADA DI INDONESIA


URGET UNTUK DIBAHAS DAN ALASANNYA

1. Peristiwa Semanggi I dan II


 11 – 13 November 1998
 Menewaskan 28 korban
 Bentuk pelangaran HAM yaitu diskriminasi dan penyiksaan
 Tragedi ini bermula dari pergolakan mahasiswa yang tidak mau mengakui
pemerintahan Bacharuddin Jusuf Habibie karena masih diisi oleh orang-orang
Orde Baru. Mahasiswa berusaha menyingkirkan militer dari politik dan
menuntut pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru. Puluhan
ribu mahasiswa pun berkumpul dan menggelar unjuk rasa di kawasan
Semanggi. Aparat keamanan kemudian berdatangan dengan menggunakan
kendaraan lapis baja untuk membubarkan aksi mahasiswa. Namun, mahasiswa
tetap bertahan dan akhirnya aparat melepaskan tembakan secara membabi buta
hingga mengakibatkan mahasiswa dan masyarakat mengalami luka-luka dan
meninggal dunia. Penembakan terus berlangsung dari pukul 15.00 WIB
hingga pukul 02.00 dini hari keesokan harinya. Aparat juga masuk ke kampus
Atma Jaya sehingga membuat bertambahnya korban yang berjatuhan. Hingga
tragedi ini berakhir, sedikitnya ada 17 korban meninggal dunia, yang terdiri
dari mahasiswa, masyarakat umum, dan ada juga anak berusia 6 tahun.
Sementara itu, Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999, ketika
mahasiswa menggelar aksi untuk menolak Undang-undang Penanggulangan
Keadaan Bahaya (UU PKB) yang dinilai banyak memberikan kekuasaan
militer untuk memuluskan kepentingan mereka. Massa yang menggelar aksi
penolakan UU PKB pun menerima kekerasan dari tentara hingga berakibat
terbunuhnya satu orang mahasiswa bernama Universitas Indonesia bernama
Yun Hap. Sementara itu, berdasarkan penyelidikan Komnas HAM, terdapat 11
korban meninggal dunia dan 217 korban luka-luka karena Tragedi Semanggi
II.
 Alasan, setelah 22 tahun berlalu ,belum ada upaya penuntasan dengan
maksimal baik dari segi hukum ,penggungkapan fakta ,pemulihan korban
maupun jaminan ketidakberulangan dari Pemerintah Indonesia.Akibatnya
tragedi serupa Semanggi I dan II terus berulah di Indonesia ,yakni apparat
bertindak represif dan tidak memperhatikan HAM Ketika menghadapi aksi
aksi massa di indosnesia .

2. Peristiwa Trisakti
 12 Mei 1998
 Menewaskan 4 korban mahasiswa Trisakti
 Pelangaran HAM :Aspek Keadilan
Kebebasan untuk perpendapat (mengutarakan aspirasi)

 Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998,


terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
jabatannya. Pada awal 1998 Ekonomi Indonesia mulai goyah, yang
terpengaruh oleh krisis finansial Asia (juga disebut krisis moneter)
sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-
besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas
Trisakti.Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung
Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade
dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba
bernegosiasi dengan pihak Polri.Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa
bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat
keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di Universitas
Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun
berjatuhan, dan dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras.Satuan pengamanan
yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon
Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan
Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta
Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Steyr,
dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu
orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah
telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian
disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diprediksi peluru tersebut hasil
pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.

 Alasan, Hasil penyelidikan Komnas HAM juga disampaikan kepada


Kejaksaan Agung supaya segera diselidiki pada April 2002. Akan tetapi,
sampai saat ini belum ada titik terang. Pengadilan Militer untuk kasus Trisakti
yang digelar pada 1998 menjatuhkan putusan kepada 6 orang perwira pertama
Polri. Akan tetapi, para komandan sampai saat ini tetap tidak bisa meminta
pertanggungjawaban.

3. Pembantaian Dukun Santet Di Banyuwanggi


 Tahun 1998
 Menewaskan ratusan orang
 Pelangaran HAM :Hak untuk hidup dan memdapatkan rasa aman

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri


Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi 1998", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/17/090000979/misteri-
pembantaian-dukun-santet-banyuwangi-1998?page=all..
 Alasan, dalang utama dalam kasus Pembantaian Dukun Santet Banyuwangi,
tidak pernah ditangkap.

4. Penyiksaan oleh apparat porli -TNI


 13 Januari 2022
 Freddy Nicolaus Siagian,Tahanan narkoba di Polres Jaksel
 Pelangaran HAM : hak untuk hidup, terbebas dari penyiksaan,
perlakuan tidak manusiawi, penghukuman yang kejam dan
merendahkan martabat, hak untuk memperoleh keadilan, serta hak atas
kesehatan.
 Adalah kasus dugaan penyiksaan yang menyebabkan matinya Freddy Nicolaus
Siagian. Ia merupakan tahanan Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan
yang tewas pada 13 Januari 2022. Freddy diduga mengalami serangkaian
tindak kekerasan yang begitu keji yang menyebabkan sejumlah luka yang
membekas pada tubuhnya. Selain itu, Komnas HAM juga menyebutkan telah
terjadi tindak pemerasan yang dilakukan oknum polisi.

 Alasan, Dalam konteks hukum dan hak asasi manusia, tindak penyiksaan
dikategorikan sebagai tindak kejahatan, oleh karenanya sudah sepatutnya
aparat kepolisian melakukan serangkaian tindakan penyelidikan dan/atau
penyidikan melalui mekanisme peradilan pidana. Upaya hukum kepolisian
tersebut, juga harus dapat menyasar terkait dugaan tindak pemerasan yang
dialami korban selama ditahan di Polres Jakarta Selatan. Mengungkap dan
menuntaskan kasus ini penting untuk dilakukan agar adanya jaminan ketidak
berulangan serta memberikan efek jera (deterrent effect) kepada pelaku.

5. Penembakan Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo


 8 Juli 2022
 Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat
 Pelangaran HAM : penghilangan hak untuk hidup dan hak memperoleh
keadilan.
 Rangkuman Kasus Pembunuhan Brigadir J dari Awal Kematian hingga Ferdy
Sambo Jadi Tersangka - TribunNews.com
 Alasan, kasus penembakan Brigadir J agak lama terungkap karena ada upaya
pihak lain menghilangkan barang bukti dan membersihkan lokasi
kejadian.Pengacara Keluarga Mendiang Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak
mengatakan bahwa kekuatan Ferdy Sambo adalah penyebab dari lambatnya
proses pengusutan kasus pembunuhan berencana terhadap anggota Polri ini

Anda mungkin juga menyukai