Anggota Kelompok:
1) Intan Aulia Pratiwi
2) Rizkya Annurie Ramadhani
3) Nadia Syakira Aurellia
4) Lusi Rahma Kamalia Putri
5) Shaskya Mega Saputra
6) Jonathan Kurniawan Togatorop
7) Arnesten Bukit
8) Rayhan Hayatul Ikhlas
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai norma hukum tertinggi telah memuat pasal-pasal yang menjamin
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM.
Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, kita mempunyai kewajiban untuk menjunjung tinggi nilai
hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan golongan, status, keturunan, dan lain-lain.
Sehingga, melanggar hak asasi seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan dengan
kita melanggar hak asasi seseorang, berarti kita telah merenggut hak asasi orang tersebut.
Pelanggaran hak asasi manusia memang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia, akan tetapi,
masih banyak ditemukan sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.
6. Hak Asasi Dalam Tata Cara Peradilan dan Perlindungan Hukum (Procedural Rights)
Ini adalah jenis HAM yang berisi peraturan dalam penahanan, penangkapan, penggeledahan, peradilan dan
sebagainya. Hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut: hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan.
Dan hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka
hukum.
Tragedi Trisakti 1998
Kasus Pelanggaran Berat HAM di Indonesia
Pada Mei 1998 terjadi demonstrasi besar-besaran yang merenggut nyawa mahasiswa. Peristiwa bersejarah itu
dikenal dengan nama Tragedi Trisakti. Tragedi Trisakti ini menimpa mahasiswa saat sedang berdemonstrasi
menuntut Soeharto untuk turun dari jabatannya. Kejadian mengenaskan ini menewaskan empat orang
mahasiswa Universitas Trisakti. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan
Hendriawan Sie. Keempat pemuda tersebut tewas tertembak di dalam kampus.
Latar Belakang
Awal tahun 1998, perekonomian di Indonesia tengah terganggu. Hal ini dipengaruhi oleh adanya krisis
finansial Asia sepanjang tahun 1997 sampai 1999. Mahasiswa kemudian melakukan aksi demonstrasi
besar-besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Kronologi
Para mahasiswa melakukan aksi damai dari Kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pukul 12.30.
Sayangnya, aksi mereka dihalangi oleh Polri yang disusul dengan kedatangan militer. Beberapa mahasiswa
kemudian mencoba untuk bernegosiasi dengan pihak Polri. Akhirnya pukul 17.15, para mahasiswa bergerak
mundur. Pergerakan ini diikuti dengan majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai
menembakkan peluru mereka ke arah para mahasiswa. Karena panik, mereka tercerai berai, sebagian besar
melarikan diri dan berlindung di Universitas Trisakti. Aparat keamanan tidak berhenti melemparkan
tembakan peluru mereka. Satu per satu korban mulai berjatuhan dan dilarikan ke Rumah Sakit Sumber
Waras.
Penembakan
Penembakan yang terjadi terhadap mahasiswa diketahui tidak hanya dilakukan oleh aparat keamanan yang
berada di hadapan para demonstran. Dalam berbagai dokumentasi televisi, juga terlihat adanya tembakan
yang berasal dari atas fly over Grogol dan jembatan penyebrangan. Aparat keamanan tidak hanya
menembaki mereka dengan peluru karet, tetapi juga menggunakan peluru tajam. Wakil Ketua Komnas
HAM, Marzuki Darusman, yang turut hadir di kampus Trisakti menyatakan adanya serangan terhadap
kemanusiaan dalam menangani massa. Mahasiswa yang menjadi korban dilarikan ke Rumah Sakit Sumber
Waras. Suasana memilukan pun sangat terasa di Unit Gawat Darurat RS Sumber Waras. Dari aksi
penembakan ini terdapat enam korban yang tewas. Kemudian beberapa hari kemudian dipastikan ada empat
mahasiswa Trisakti yang juga menjadi korban.