Anda di halaman 1dari 5

TEKS PODCAST

"KESETARAAN GENDER"

Kelompok 1
1. Aditya Nur Fazri
2. Amshaloom Yulianis Marbun
3. Intan Aulia Pratiwi
4. Meta Kartika
5. Muhammad Zen Akbar

SMAN 28 KAB. TANGERANG


perkenalan
halo semuanyaaaa! oke sebelumnya kenalin dulu aku Intan Aulia Pratiwi sebagai presenter disini, dan ada
temen aku Aditya Nur Fazri sebagai presenter juga. okee jadi aku gak sendirian nih jadi presenter. ohiya kita
udah bareng sama narasumber narasumber kita yang kece ini nih, perkenalan dulu kali yaa. oke halo
semuanya kenalin nama aku Meta Kartika biasa dipanggil Meta, aku Amshaloom Yulianis Marbun biasa
dipanggil Anis, saya Muhammad Zen Akbar biasa dipanggil Zen.

pembukaan
okee jadi udah kenal ya semuanya, btw aku mau kasih tau dulu nih ke kalian kalo kita itu dari kelompok 1
sosiologi kelas 11 IPS 1 dari SMAN 28 KAB. Tangerang.
ini pertama kali banget kita bikin podcast, dan kita bakalan ngomongin tentang kesetaraan gender. isu
gender ini jadi isu yang gak kalah seru untuk diperbincangkan loh, karena kasusnya masih banyak banget di
sekitar kita, jadi bakal seru banget nih buat kita bahas bareng-bareng..
sebelum masuk ke podcastnya aku pengen bilang dimanapun kalian berada semoga kalian selalu dalam
keadaan sehat yaa, jangan lupa buat minum air putih yang cukup dan minum vitamin.

pengertian
okee jadi sebelum masuk ke pertanyaan-pertanyaan nya aku bakal kasih tau dulu nih apa sih kesetaraan
gender itu?
jadi kesetaraan gender itu adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan
tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati.
kesetaraan gender itu salah satu hak asasi manusia. hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa
ketakutan, dan bebas menentukan pilihan hidup. tidak hanya diperuntukkan bagi para laki-laki, pada
hakikatnya perempuan mempunyai hak yang sama.

sejarah
Intan: nah aku juga bakal kasih tau sejarahnya dulu nih ke kalian, tapi sebelumnya ada yang udah tau belum
sih siapa tokoh yang pertama kali merjuangin kesetaraan gender di Indonesia?

Adit: R.A Kartini bukan sih?

Intan: bener banget…


setiap tahunnya di tanggal 21 April di Indonesia selalu diperingati sebagai hari Kartini. hari ini merupakan
tonggak perjuangan emansipasi perempuan di awal tahun 1900-an. Kartini dengan segala yang dimilikinya
saat itu berusaha untuk memperjuangkan kesetaraan gender khususnya kesetaraan memperoleh pendidikan
bagi setiap individu.

ketidakadilan di lingkungan sekitar sebagai perempuan


Intan: nah langsung aja yuk kita masuk ke podcastnya!
buat pertanyaan pertama dan pembuka aku pengen nanya nih ke kalian khususnya yang perempuan, kalian
ada yang pernah gak sih ngerasain ketidakadilan di lingkungan sekitar kalian sebagai perempuan?
Anis: pernah banget dong pasti, salah satunya itu aku sering banget dapet opini-opini dari orang yang
beranggapan kalo perempuan itu gak perlu sekolah tinggi-tinggi. aku ini kan pengen banget bisa kuliah
sampe S3 ya, dan aku juga punya cita-cita yang tinggi. nah mereka ini sering banget nyepelein dan bilang
emang ngapain sih perempuan sekolah tinggi-tinggi kalo ujung-ujungnya juga bakalan di dapur.

Intan: wah jadi masih banyak ya orang yang mendefinisikan kalau pekerjaan rumah tangga itu sebagai kodrat
perempuan. jadi kalaupun udah bersekolah dan berkarier tinggi dia harus kembali ke kodratnya gitu? ke
dapur? padahal cuman ada 3 yang sebenarnya kodrat perempuan. yang pertama itu hamil, yang kedua
menyusui, dan yang ketiga melahirkan. di luar itu udah bukan kodrat perempuan lagi.

Adit: bener banget…

kesesuaian lingkungan terhadap kesetaraan gender yang seharusnya terjadi


Adit: saya juga mau nanya nih menurut kalian di lingkungan kita tuh udah sesuai belum sih sama kesetaraan
gender yang seharusnya terjadi?

Meta: menurut aku sih belum ya, soalnya masih banyak banget orang-orang patriarki.

Adit: contohnya kaya gimana nih? mungkin kalian ada yang punya contoh?

Meta: contoh di lingkungan sekolah ya, kayak rata-rata ketua kelas itu yang dipilih pasti keseringan laki-laki,
bukan perempuan. karena mereka pikir laki-laki lebih pantas dan lebih bisa memimpin dibandingkan
perempuan. padahal perempuan memiliki nilai kepemimpinan yang sama dengan laki-laki. dari sini bisa jadi
bukti yaa kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesetaraan gender.

Intan: emang kayaknya berat banget ya jadi perempuan kalau mindset orang-orang tuh masih kayak
gitu-gitu aja.

Adit: setuju sih..

pentingnya kesetaraan gender bagi negara Indonesia


Intan: menurut kalian nih, kesetaraan gender itu penting gak sih bagi suatu negara? khususnya negara kita
ini nih negara Indonesia?
Anis: Menurut aku sih penting banget, kesetaraan gender itu udah pasti penting bagi suatu negara. karena
negara yang ingin dan mau berkembang harus ngerti kalo kedua gender itu sama pentingnya dan
masing-masing berguna untuk negara. selain itu, kesetaraan gender juga membawa lebih banyak perdamaian.
kalo gak ada perbedaan yang signifikan, pasti bakal lebih gampang kan buat berdamai dan merasa adil.
makanya, menurut aku penting penting banget nih buat kita menerapkan kesetaraan gender dalam
kehidupan bermasyakarat yang sampe sekarang masih sering salah dipersepsikan padahal ada banyak banget
dampak positif yang harus diketahui sama masyarakat.

Intan: wah, bener banget sih ya yang pasti kesetaraan gender itu bakal memperkuat negara untuk
berkembang.

cara mewujudkan kesetaraan gender


Intan: kalo begitu kira-kira apa aja nih yang harus dilakuin buat mewujudkan kesetaraan gender menurut
kalian?

Zen: oke jadi kalau menurut saya sih cara cara untuk kita mewujudkan kesetaraan gender itu
1. yang pertama itu bangun kesadaran diri, itu bisa melalui bacaan, diskusi, atau mengikuti aktivitas
kesetaraan gender. urusan ini tuh bukan semata urusan perempuan ya sebenarnya, nggak mungkin
kan perubahan bisa terjadi kalau laki-laki nggak terlibat. perempuan bisa dilatih untuk aktif dan
berani mengambil keputusan dan laki-laki juga harus dilatih untuk menghargai kemampuan
perempuan sebagai mitra untuk maju. salah satu untuk cara mengadakan perubahan adalah dengan
berbicara mengungkapkan adanya tekanan dan diskriminasi. ini bisa banget nih kita terapin di
keseharian kita.
2. yang kedua itu ada stop stereotip beberapa dari kita mungkin sering dengar ini ya kayak orang
bilang "kalau nyetirnya sembarangan biasanya perempuan" dan lain sebagainya. jangan-jangan kita
sendiri lagi tuh yang bilang kayak gitu?
sebenarnya ya perubahan itu dimulai dari diri sendiri, tahan mulut kita buat ngucapin kalimat yang
stereotip.

Zen: mungkin ada yang mau nambahin? yang ketiga sama keempat?

Meta: akuu, kalo menurut aku..

3. yang ketiga itu ada menandai adanya bias gender bukan berarti kalau perempuan sama laki-laki
harus selalu sama, tapi hak tanggung jawab dan kesempatannya nggak dipengaruhi sama mereka
dilahirin sebagai perempuan atau laki-laki. dari adanya bias ini, dan kalau terjadi bias gender di
sekolah misalnya, kita bisa langsung ngasih tahu hal ini ke pihak sekolah.
4. dan yang terakhir ada meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya
teknologi informasi dan komunikasi untuk memberi edukasi atau informasi terkait kesetaraan
gender.
Intan: okeee bisa banget tuh itu kita terapin di kehidupan sehari-hari kita, biar lama-lama kita terbiasa.

Adit: bener banget.. dengan kita bikin podcast ini dan ngangkat topik kesetaraan gender ini juga udah
termasuk ke poin nomor 4 cara mewujudkan kesetaraan gender, kaya yang tadi udah dijelasin sama
narasumber kita yaitu Meta dan Zen.

Intan: iyaa dongg pastinya, karena kan kita harus sama-sama berjuang untuk mewujudkan kesetaraan
gender.

Adit: yoii, setuju banget.

penutup
nahh cukup segitu aja dari kita kelompok 1 sosiologi kelas 11 IPS 1. semoga bermanfaat buat kita semua,
khususnya buat kalian-kalian nih yang udah luangin waktu buat dengerin podcast kita. terimakasih
teman-teman semuanya!! dimanapun kalian berada kita berdoa semoga kalian selalu dalam keadaan sehat
yaa!! dadaah!!

Anda mungkin juga menyukai