Anda di halaman 1dari 8

TRAGEDI

TRI SAKTI
1. Alfiana Ramadhani (XI A3/01)
2. Jihan Zakiya Iffah (XI A3/14) NAMA
3. Muhammad Irfan F.A. (XI A3/18)
4. Raditya Anang Irwansyah (XI A3/23) ANGGOTA
5. Widya Indriani (XI A3/30)
Pelanggaran HAM Tragedi Trisakti 1998. Tragedi
Trisakti adalah tragedi penembakan yang terjadi pada 12
Mei 1998 terhadap mahasiswa yang melakukan
demonstrasi menuntut Soeharto turun dari kursi
kepresidenan. Latar belakang yang menyebabkan
mahasiswa melakukan demonstrasi adalah ekonomi
Indonesia yang mulai goyah karena terpengaruh oleh
krisis finansial Asia sepanjang tahun 1997-1999.
Jatuhnya perekonomian Indonesia sejak 1997 membuat
pemilihan pemerintahan Indonesia saat itu sangat Latar
menentukan bagi pertumbuhan ekonomi bangsa supaya
dapat keluar dari krisis ekonomi tersebut. Pada bulan
Maret 1998 MPR menetapkan Soeharto untuk menjadi
Belakang
Presiden kembali,walaupun keputusan tersebut sangat
disayangkan oleh mahasiswa dan sebagian masyarakat.
Hal ini menyebabkan mahasiswa terpanggil untuk
menyelamatkan bangsa ini dari krisis dengan menolak
dipilihnya kembali Soeharto sebagai Presiden. Dengan
cara demonstrasilah suara mereka akan didengar.
PELANGGARAN
HAM Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang
melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan
tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.
Pelanggaran hak asasi manusia memang
bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia, akan tetapi, masih banyak
ditemukan sejumlah kasus pelanggaran hak
asasi manusia di Indonesia. Salah satu
contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia
di Indonesia adalah Tragedi Trisakti 1998.
Jaminan hak asasi manusia yang telah
dilanggar dalam kasus itu adalah jaminan
hak untuk hidup. Jaminan hak asasi tersebut
tercantum pada UUD 1945 Pasal 28A.
Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28A yang berbunyi: “Setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.” Dalam pasal 28A tersebut jelas diterangkan bahwa
pasal tersebut menjamin hak seseorang untuk hidup. Tetapi,
dalam kasus Tragedi Trisakti 1998, para anggota polisi dan
militer/TNI yang terlibat dalam kasus itu telah merenggut hak
hidup mahasiswa Universitas Trisakti dengan cara menginjak,
memukuli, dan menembak mahasiswa secara brutal. Kasus
tersebut mengakibatkan beberapa kejadian yang juga
menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satunya
terjadi amuk massa dimana-mana, bahkan etnis China juga
menjadi sasarannya. Selain membunuh, massa yang mengamuk itu
juga memperkosa para wanita keturunan etnis tersebut. Hanya
dari sebuah kasus yang melanggar satu bahkan lebih jaminan hak
asasi manusia saja, dapat mengakibatkan pelanggaran hak asasi
manusia yang lain.
Pada pukul 19.00 WIB tembakan dari aparat mulai mereda
dan para mahasiswa mulai berani keluar dan mengevakuasi
PENYELESAIAN
korban. Namun mahasiswa kembali panik karena melihat
aparat yang menggunakan baju hitam di dalam hutan
TRAGEDI
(parkir utama) dan sniper (penembak jitu) diatas gedung
yang masih dibangun. Mahasiswa berhamburan kembali ke
TRI SAKTI
dalam ruangan/kampus dan memadamkan lampu untuk
bersembunyi. Sekitar pukul 20.00 WIB,melihat keadaan
sedikit aman, mahasiswa mulai berani untuk keluar adari
ruangan. Lalu terjadi dialog dengan Dekan FE untuk
diminta kepastian pemulangan mereka ke rumah masing-
masing. Terjadi negoisasi antara Dekan FE dengan
Kol.Pol.Arthur Damanik, yang hasilnya bahwa mahasiswa
dapat pulang dengan syarat pulang dengan cara keluar
secara sedikit demi sedikit (per 5 orang). Mahasiswa
dijamin akan pulang dengan aman. Walau masih dalam
keadaan ketakutan dan trauma melihat rekannya yang jatuh
korban, mahasiswa berangsur-angsur pulang. Yang luka-
luka berat segera dilarikan ke RS Sumber Waras.
Dampak Tragedi Trisakti ini bagi Indonesia adalah perjuangan para
pejuang reformasi tidak sia-sia. Peristiwa tersebut juga menumbuhkan
semangat tali persaudaraan dan menggiatkan upaya yang berkaitan
dengan kebangkitan demokrasi dan HAM.
ABOUT USSelain itu, setelah tragedi
tersebut, Trisakti mengadakan mata kuliah Kebangkitan, Demokrasi,
RIVER_
dan HAM yang wajib diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa Trisakti.
Dengan harapan akan segera dibentuk peradilan yang benar-benar adil
untuk kasus-kasus HAM. Tidak lama setelah kejadian tersebut, presiden
Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh wakilnya, yakni B.J
Habibie. Sorak sorai mahasiswa pun terdengar tanda revolusi telah
datang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai