Anda di halaman 1dari 16

KASUS TRISAKTI DAN

SEMANGGI TAHUN 1998


PERKENALAN KELOMPOK

BELA SAFIRA M.IBDA SITI RODIAH

RIDWAN DEDE RIPALDI FARHAN


LATAR BELAKANG

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada


tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat
demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta Indonesia
serta puluhan lainnya luka.
PELANGGARAN HAM YANG
TERJADI PADA TRAGEDI TRISAKTI

Empat mahasiswa tewas dan banyak lainnya


yang luka berat dan ringan dibawa ke rumah
sakit Sumber Waras. Pada Tragedi Trisakti,
nampak jelas pelanggaran Hak Asasi Manusia
dihalalkan untuk mencapai tujuan kelompok
tertentu.
PERISTIWA TRISAKTI
Elang Mulia Lesmana

KORBAN DARI
Hafidin Royan

Heri Hertanto Hendriawan Sie


PERMASALAHAN

Tragedi Trisakti didasari dengan goyahnya situasi di


Indonesia dari segala aspek, mulai dari krisis ekonomi,
krisis politik, krisis kepercayaan, dan krisis hukum.
Akibat krisis tersebut, para mahasiswa melakukan
demonstrasi untuk menuntut Presiden Soeharto agar
segera mundur dari jabatannya.
PENYELESAIAN
Penyelesaiannya ialah membentuk Undang-Undang
Hak Asasi Manusia nomor 39/1999. Pasal 91 undang-
undang itu menyebutkan Komisi Nasional HAM harus
menghentikan penyidikan kasus ini jika sudah ada
upaya hukum lainnya. Sementra, para pelaku
penembakan itu sendiri sudah dihukum melalui
pengadilan militer pada 2001.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa Gerakan Mahasiswa Universitas Trisakti pada tahun 1998 dilatarbelakangi
oleh rasa keprihatinan mahasiswa Universitas Trisakti terhadap penderitaan rakyat
Indonesia atas krisis ekonomi yang melanda Indonesia semenjak tahun 1997.
Penderitaan masyarakat Indonesia timbul karena kebijakan-kebijakan pemerintah
Orde Baru yang kurang tepat dalam menghadapi krisis yang terjadi. Kemudian
diperparah dengan pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada IMF
(International Monetary Fund) dengan maksud mengembalikan kepercayaan pasar
dan menstabilkan nilai rupiah yang terpuruk. Namun, kondisi ekonomi Indonesia
bukannya membaik, malah sebaliknya, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
semakin merosot.
latar belakang
tragedi Semanggi i

Pihak yang setuju menganggap pengangkatan BJ Habibie


sebagai Presiden Indonesia adalah konstitusional.
Sementara pihak yang kontra menyebut bahwa
pengangkatannya tidak konstitusional karena dianggap
kelanjutan dari Orde Baru (Orba).
korban dari peristiwa
Semanggi
Tercatat, 17 orang tewas dan 109
lainnya terluka dalam insiden yang
dikenal dengan Tragedi Semanggi I
tersebut. Selain Teddy dan Wawan,
tiga korban tewas lainnya juga
berstatus mahasiswa, yaitu Sigit
Prasetya, Engkus Kusnadi, dan
Heru Sudibyo.
Penyelesaian dari
peristiwa Semanggi i
Dalam forum Rapat Kerja DPR pada 16 Januari 2020, Jaksa Agung Burhanuddin juga
mengatakan peristiwa Semanggi I bukan merupakan pelanggaran HAM berat, sehingga
kasus tidak perlu dilanjutkan. Berbeda dengan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan Mahfud MD memastikan peristiwa Semanggi I dan II merupakan salah satu
kasus pelanggaran HAM berat yang menjadi fokus untuk diselesaikan pemerintah.
Pernyataan Burhanuddin membuat sejumlah pihak kecewa, hingga keluarga korban,
termasuk ibu Wawan, yaitu Maria Katarina Sumarsi,h lantas mendaftarkan gugatan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tragedi Semanggi I: Latar Belakang,
Korban, dan Upaya Penyelesaiannya".
Tragedi Semanggi ii
Kasus Semanggi II terjadi pada tanggal 24-28
September 1999 saat maraknya aksi-aksi mahasiswa
menentang RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya
(PKB) dan tuntutan mencabut dwi fungsi ABRI.
Peristiwa ini juga terjadi di beberapa derah seperti
Lampung, Medan dan beberapa kota lainnya.
Korban dari
peristiwa Semanggi ii
TIM RELAWAN KEMANUSIAAN MENCATAT 11 ORANG MENINGGAL
DAN LUKA-LUKA 217 ORANG DALAM PERISTIWA TERSEBUT.
BERBAGAI TANTANGAN TERUS DIHADAPI
KELUARGA KORBAN DALAM MERENGKUH KEADILAN.
Penyelesaian dari tragedi
Semanggi ii
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud Md menyebut tidak ada
tenggat dalam menyelesaikan Tragedi Semanggi I dan II.
Menurutnya, kasus tersebut harus dituntaskan satu per satu.

"Nggak ada tenggat waktunya, kita lihat saja nanti. Kalau pakai
tenggat, nanti susah ya karena ini kan agak rumit menyangkut soal
pembuktian, menyangkut soal prosedur, menyangkut perbedaan
undang-undang yang dipakai," Kata Mahfud setelah mengadakan
pertemuan dengan Komnas HAM di Kemenko Polhukam, Jalan
Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
k e s i m p u l a n
TRAGEDI SEMANGGI MENUNJUK KEPADA 2 KEJADIAN PROTES MASYARAKAT
TERHADAP PELAKSANAAN DAN AGENDA SIDANG ISTIMEWA MPR YANG
MENGAKIBATKAN TEWASNYA WARGA SIPIL. KEJADIAN PERTAMA DIKENAL
DENGAN TRAGEDI SEMANGGI ITERJADI PADA TANGGAL 11-13 NOVEMBER1998,
MASA PEMERINTAH TRANSISIINDONESIA, YANG MENYEBABKAN TEWASNYA 17
WARGA SIPIL. KEJADIAN KEDUA DIKENAL DENGAN TRAGEDI SEMANGGI IL
TERJADI PADA24 SEPTEMBER 1999 YANG MENYEBABKAN TEWASNYA SEORANG
MAHASISWA DAN 11 ORANG LAINNYA DI SELURUH JAKARTA SERTA
MENYEBABKAN 217 KORBAN LUKA-LUKA.
T e r i m a k a s i h

Anda mungkin juga menyukai