Anda di halaman 1dari 11

Tabel 2.

Kasus Pelanggaran dan Penyelesaiannya


Jumlah
No Nama Kasus Tahun Konteks penyelesaian
Korban
1 Peristiwa Tanjung 1984 74 Penekanan Pengadilan HAM ad
Periok (represi) terhadap Hocdi Jakarta
massa yang tahun2003-2004
berdemontrasimenolak
asas tunggal Pancasila
di Jakarta
2 Penculikan Aktivitas 1998 23 Penculikan dan Pengadilan militer
1998 penghilangan paksa bagi pelaku (tim
bagi aktivis pro Mawar) dan dewan
demokrasi oleh TNI kerhormatan perwira
bagibeberapa jendral

a. Kasus Tanjung Priok (1984)


Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal
dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran
HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.
b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya
Porong, Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT Catur
Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga
menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.
c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian
Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan
sudah tewas.
d. Peristiwa Aceh (1990)
Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik dari
pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu
oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh
merdeka.
e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para aktivis
yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, dan
13 orang lainnya masih hilang).
f. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)
Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya
luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil
meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa
meninggal dan 217 orang luka-luka).
g. Kasus Ambon (1999)
Peristiwa yang terjadi di Ambon ni berawal dari masalah sepele yang merambat
kemasalahan SARA, sehingga dinamakan perang saudara dimana telah terjadi
penganiayaan dan pembunuhan yang memakan banyak korban.
h. Kasus Poso (1998 - 2000)
Telah terjadi bentrokan di Poso yang memakan banyak korban yang diakhiri dengan
bentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.
i. Kasus Dayak dan Madura (2000)
Terjadi bentrokan antara suku dayak dan madura (pertikaian etnis) yang juga
memakan banyak korban dari kedua belah pihak.
j. Kasus TKI di Malaysia (2002)
Terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia dari
persoalan penganiayaan oleh majikan sampai gaji yang tidak dibayar.
k. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pasca jejak pendapat (1999)
Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak pendapat 1999 di timor
timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisi Kebenaran dan Persahabatan
(KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara terkait.
l. Kasus-kasus lainnya
Selain kasusu-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak Asasi Manusia
seperti dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau pun dilingkungan
masyarakat.

Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga antara lain:


1. Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya (tentang masuk sekolah,
memilih pekerjaan, dipaksa untuk bekerja, memilih jodoh).
2. Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya sendiri.
3. Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang tuanya sendiri.
4. Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan pembantunya sewenang-wenang
dirumah.

Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :


1. Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran, kekayaan, atau
perilakunya).
2. Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer, dicubit,
ditendang, disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).
3. Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.
4. Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.
5. Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan siswa dari
sekolah yang lain.

Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :


1. Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).
2. Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota masyarakat yang
tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.
3. Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan yang ada.

1. Tragedi Trisakti
PENYEBAB : Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang
terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun
melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk
mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara
pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan
militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan
pihak Polri.
Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti
bergerak majunya
aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah
mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas
Trisakti. Namun aparat
keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan
ke RS Sumber
Waras.
Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil
Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan
Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202,
Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi
dengan tameng, gas air mata, Styer, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu
orang dalam
keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah
menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan
peluru tajam. Hasil sementara diprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari
tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.
HAK YANG DILANGGAR
Salah satu hak yang dilanggar dalam peristiwa tersebut adalah hak dalam
kebebasan menyampaikan
pendapat. Hak menyampaikan pendapat adalah kebebasan bagi setiap warga
negara dan salah satu
bentuk dari pelaksanan sistem demokrasi pancasila di Indonesia. Peristiwa ini
menggoreskan

sebcatatan kelam di sejarah bangsa Indonesia dalam hal pelanggaran


pelaksanaan demokrasi pancasila..
Dari awal terjadinya peristiwa sampai sekarang, pengusutan masalah ini begitu
terlunta-lunta.
Sampai sekarang, masalah ini belum dapat terselesaikan secara tuntas karena
berbagai macam
kendala. Sebenarnya, beberapa saat setelah peristiwa tersebut terjadi, Komnas
HAM berinisiatif untuk memulai untuk mengusut masalah ini. Komnas HAM
mengeluarkan pernyataan bahwa
peristiwa ini adalah pelanggaran HAM yang berat. Masalah ini pun selanjutnya
dilaporkan ke
Kejaksaan Agung untuk diselesaikan. Namun, ternyata sampai sekarang
masalah ini belum dapat diselesaikan bahkan upayanya saja dapat dikatakan
belum ada. Belum ada satupun langkah pasti untuk menyelesaikan masalah ini.
Alasan terakhir menyebutkan bahwa syarat kelengkapan untuk melakukan siding
belum terpenuhi sehingga siding tidak dapat dilaksanakan. Seharusnya jika
pemerintah benar-benar menjunjung
tinggi HAM, seharusnya masalah ini harus diselesaikan secara tuntas agar jelas
agar segala penyebab terjadinya peristiwa dapat terungkap sehingga keadilan
dapat ditegakan.

PENYELESAIAN
Agar masalah ini dapat cepat diselesaikan, diperlukan partisipasi masyarakat
untuk ikut turut serta
dalam proses penuntasan kasus ini. Namun, sampai sekarang yang masih
berjuang hanyalah para
keluarga korban dan beberapa aktivis mahasswa yang masih peduli dengan
masalah ini. Seharusnya
masyarakat dan mahasiswa tidak tinggal diam karena pengusutan kasus ini
yang belum sepenuhnya
selesai. Walaupun sulit untuk menuntaskan kasus tersebut secara sepenuhnya,
tetapi jika
masyarakat dan mahasiswa ingin bekerjasama dengan pihak terkait seharusnya
masalah bisa
diselesaikan, dengan catatan stakeholder yang bersangkutan harus jujur dalam
memberikan
informasi.

Di luar itu semua, ada hal lain yang sebenarnya bisa diambil oleh masyarakat
dan mahasiswa dalam peristiwa tersebut, yaitu semangat melawan
pemerintahan yang tidak adil dan tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
Walaupun bisa dibilang bahwa Indonesia dari tahun ke tahun terus membaik dan
berkembang dari segi pembangunan, tetapi tetap banyak masalah yang
sebenarnya bisa terlihat jika kita berbicara dari tentang pemerintahan. Beberapa
contoh masalah-masalah pemerintahan yang ada, yaitu korupsi, perebutan
kekuasaan untuk kepentingan golongan, berbagai praktik kecurangan dalam
menapai kekuasaan, dan masalah lainnya.

Dari masalah-masalah tersebut, seharusnya masyarakat dan mahasiswa banyak


mengambil peran dalam pengarahan dan evaluasi kepemimpinan. Untuk peran
mahasiswa tak dapat dipungkiri akan semakin besar karena di pundak mereka
ada sebuah beban tanggung jawab dimana para mahasiswa dituntut harus
membentuk pemimpin-pemimpin yang cakap untuk mengelola Indonesia yang
lebih baik di masa depan. Agar peristiwa ini tak kembali terulang, Hak
kebebasan berpendapat setiap
warga negara benar-benar harus ditegakan.

2. Pembunuhan Munir
PENYEBAB
Delapan tahun silam, tepatnya pada 2004, Indonesia dikejutkan oleh
meninggalnya seorang aktivis
HAM, Munir Saib Thalib. Kematianya menimbulkan kegaduhan politik yang
menyeret Badan Intelijen
Negara (BIN) dan instituti militer negeri ini. Berdasarkan hasil autopsi, diketahui
bahwa penyebab
kematian sang aktivis yang terkesan mendadak adalah karena adanya
kandungan arsenik yang
berlebihan di dalam tubuhnya. Munir meninggal ketika melakukan perjalanan
menuju Belanda. Ia
berencana melanjutkan studi S2 Hukum di Universitas Utrecht, Belanda, pada 7
September 2004. Dia
menghembuskan nafas terakhirnya ketika pesawat sedang mengudara di langi
Rumania.

HAK YANG DI LANGGAR


Hak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telah menghilangkan
nyawa dengan sengaja
atau sudah melanggar hak untuk hidup. Banyak orang yang terlibat dalam
kejadian itu. Orang
pertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (dan akhirnya
terpidana) adalah
Pollycarpus Budihari Priyanto. Selama persidangan, terungkap bahwa pada 7
September 2004,
seharusnya Pollycarpus sedang cuti. Lalu ia membuat surat tugas palsu dan
mengikuti penerbangan Munir ke Amsterdam.

ksi pembunuhan Munir semakin terkuat tatkala Pollycarpus ‘meminta’ Munir agar
berpindah tempat
duduk dengannya. Sebelum pembunuhan Munir, Pollycarpus menerima
beberapa panggilan telepon
dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior. Dan pada akhirnya,
20 Desember 2005
Pollycarpus BP dijatuhi vonis 20 tahun hukuman penjara. Meskipun sampai saat
ini, Pollycarpus tidak
mengakui dirinya sebagai pembunuh Munir, berbagai alat bukti dan skenario
pemalsuan surat tugas
dan hal-hal yang janggal. Namun, timbul pertanyaan, untuk apa Pollycarpus
membunuh Munir.
Apakah dia bermusuhan atau bertengkar dengan Munir. Tidak ada historis yang
menggambarkan hubungan mereka berdua.

Selidik demi selidik, akhirnya terungkap nomor yang pernah menghubungi


Pollycarpus dari agen
Intelinjen Senior adalah seorang mantan petinggi TNI, yakni Mayor Jenderal
(Purn) Muchdi
Purwoprandjono. Mayjen (Purn) Muchdi PR pernah menduduki jabatan sebagai
Komandan
Koppassus TNI Angkatan Darat yang ditinggali Prabowo Subianto (pendiri Partai
Gerindra). Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Badan Intelijen
Indonesia

PENYELESAIAN
Kasus Munir merupakan contoh lemahnya penegakan HAM di Indonesia. Kasus
Munir juga
merupakan hasil dari sisa-sisa pemerintahan orde baru yang saat itu lebih
bersifat otoriter.
Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk bangsa ini agar
meninggalkan cara-cara yang bersifat otoriter k arena setiap manusia atau
warga Negara memiliki hak untuk memperoleh
kebenaran, hak hidup, hak memperoleh keadilan, dan hak atas rasa aman.
Sedangkan bangsa
Indonesia saat ini memiliki sistem pemerintahan demokrasi yang seharusnya
menjunjung tinggi HAM seluruh masyarakat Indonesia.
3. Kasus Marsinah
Kasus Marsinah terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993. Peristiwa ini berawal dari
aksi mogok yang
dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada
perusahaan yang
telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut,
Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan
Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan. Penyelidikan masih belum
menemukan titik terang hingga sekarang.
4. Aksi Bom Bali
Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan
Legian Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris. Akibat peristiwa ini, sebanyak
202 orang meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada
di sekitar lokasi. Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat
peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu tindakan terorisme di
kemudian hari.
5. Peristiwa Tanjung Priok
Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada
pemerintah dan aparat
yang hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga
yang menolak dan
marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga
dengan anggota polisi
dan TNI. Akibantnya banyak warga yang luka-luka, bahkan hingga
menyebabkan kematian.

Pengertian Pelanggaran HAM


Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999
Berdasarkan Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

UU no 26 Tahun 2000
Berdasarkan UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran
HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk
aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Oleh karena itu pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran


kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau
institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan
yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.

Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :

Pembunuhan masal (genosida)


Pengertian Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, etnis, dan agama dengan cara melakukan tindakan
kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang Pengadilan HAM).

Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa
serangan yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti
pengusiran penduduk secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan
dll.

Kasus pelanggaran HAM Ringan


 Pemukulan
 Penganiayaan
 Pencemaran nama baik
 Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
 Menghilangkan nyawa orang lain.

Apa aja sih hambatan HAM di Indonesia?


Merdeka.com - Sering banget kita dengar dari TV tentang HAM. Apa sih HAM itu? HAM atau
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang ada di setiap manusia yang ada
sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak ini nggak bisa diambil, dibeli,
diminta, atau diwarisi. Ada beberapa hambatan yang dialami oleh pemerintah dalam upaya
memajukan HAM yaitu :
1. Kondisi sosial budaya yang berbeda. Di Indonesia kan banyak budaya, dari sabang sampai
merauke dan masih ada beberapa perbedaan status sosial yang timbul.
2. Kurangnya penyampaian yang merata ke semua masyarakat.
3. Kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra yang ada di masyarakat. Perbedaan pendapat
ini semakin membuat HAM yang ada di Indonesia terhambat kemajuannya.
4. Pembuatan undang-undang yang tidak tepat sasaran. Sering banget terjadi pembuatan
peraturan perundangan yang malah membuat pelanggaran HAM yang ada makin banyak.
5. Penindakan yang lemah. Masih sering banget kita temui hukuman yang nggak sesuai sama
apa yang dilakukan. Padahal, aparat hukum seharusnya bertindak adil dan bijaksana dalam
memberikan hukuman agar sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.
6. Rendahnya pemahaman warga Indonesia tentang pentingnya HAM. Sama yang kayak tadi
disebutin, banyak orang yang nggak tahu kalau HAM itu penting banget. Tanpa HAM, kamu
bakalan diinjak-injak sama orang lain dan tersiksa.
7. Lemahnya aparat hukum yang ada di Indonesia semakin membuat HAM yang ada di
Indonesia sulit ditegakkan.Ternyata, masih banyak banget hambatan yang dialami oleh
pemerintah dalam upaya pemajuan HAM. Sebagai warga negara yang baik, kita harus
menekan hamabatan tersebut supaya HAM tambah maju. Bantuin pemerintah [iwe]
Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
1. Kasus Marsinah (1993) (Pelanggaran HAM Berat)
Kasus tersebut berawal dari unjuk rasa buruh yang dipicu surat edaran gubernur setempat
mengenai penaikan UMR. Namun PT. CPS, perusahaan tempat Marsinah bekerja memilih
bergeming. Kondisi ini memicu geram para buruh.
Senin 3 Mei 1993, sebagian besar karyawan PT. CPS berunjuk rasa dengan mogok kerja hingga
esok hari. Ternyata menjelang selasa siang, manajemen perusahaan dan pekerja berdialog dan
menyepakati perjanjian. Intinya mengenai pengabulan permintaan karyawan dengan membayar
upah sesuai UMR. Sampai di sini sepertinya permasalahan antara perusahaan dan pekerja telah
beres.
Namun esoknya 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik
Militer (Kodim) Sidoarjo untuk diminta mengundurkan diri dari CPS. Marsinah marah dan tidak
terima, ia berjanji akan menyelesaikan persoalan tersebut ke pengadilan. Beberapa hari
kemudian, Marsinah dikabarkan tewas secara tidak wajar. Mayat Marsinah ditemukan di gubuk
petani dekat hutan Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Posisi mayat ditemukan tergeletak
dalam posisi melintang dengan kondisi sekujur tubuh penuh luka memar bekas pukulan benda
keras, kedua pergelangannya lecet-lecet, tulang panggul hancur karena pukulan benda keras
berkali-kali, pada sela-sela paha terdapat bercak-bercak darah, diduga karena penganiayaan
dengan benda tumpul dan pada bagian yang sama menempel kain putih yang berlumuran darah.
Secara resmi, Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10 orang yang diduga terlibat
pembunuhan terhadap Marsinah. Salah seorang dari 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan
tersebut adalah Anggota TNI. Hasil penyidikan polisi ketika menyebutkan, Suprapto (pekerja di
bagian ontrol CPS) menjemput Marsinah dengan motornya di dekat rumah kos Marsinah. Dia
dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi dengan Suzuki Carry putih ke rumah Yudi Susanto di Jalan
Puspita, Surabaya. Setelah tiga hari Marsinah disekap, Suwono (satpam CPS) mengeksekusinya.
Di pengadilan, Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah stafnya yang lain itu
dihukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi dan
Yudi Susanto dinyatakan bebas. Dalam proses selanjutnya pada tingkat kasasi, Mahkamah
Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni).
Putusan Mahkamah Agung RI tersebut, setidaknya telah menimbulkan ketidakpuasan sejumlah
pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah “direkayasa”.
Kasus kematian Marsinah menjadi misteri selama bertahun-tahun hingga akhirnya kasusnya
kadaluarsa tepat tahun ini, tahun 2014. Mereka yang tertuduh dan dijadikan kambing hitam
dalam kasus ini pun akhirnya dibebaskan oleh Mahkamah Agung. Di zaman Orde Baru, atas
nama stabilitas keamanan dan politik, Negara telah berubah wujud menjadi sosok yang
menyeramkan, siap menculik, mengintimidasi dan bahkan menghilangkan secara paksa siapa
saja yang berani berteriak atas nama kebebasan menyuarakan aspirasi.

Faktor Penyebab Kasus Marsinah


Faktor penyebab dari kasus Marsinah yang pertama adalah perusahaan CPS yang tidak
mengikuti himbauan gubernur setempat untuk menaikkan UMR. Walaupun kebijakan kenaikan
UMR tersebut sudah dikeluarkan, CPS tetap bergeming. Kondisi ini memicu geram para
pekerjanya sehingga menyebabkan mereka melakukan aksi unjuk rasa dan mogok kerja.
Lalu faktor penyebab kedua, adalah manajemen perusahaan CPS yang telah menyepakati
perjanjian penaikan UMR namun rupanya diikuti dengan memberhentikan 13 pekerjanya
dengan cara mencari-cari kesalahan pasca tuntutan kenaikan UMR. Hal ini menjadikan
Marsinah penuh amarah.
Fakor yang lain dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari segi ekonomi :

1. Terjadi kredit macet


2. Jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
3. Banyak perusahaan yang tidak dapat membayar hutangnya

Dari segi politik :


1. Pemimpian saat itu telah kehilangan kepercayaan dari rakyatnya
2. Terjadi kekacauan dan kerusuhan di mana-mana
3. Terjadi perpecahan dalam kubu kabinet Soeharto

Dasar Hukum / Pasal Pada Undang Undang Yang Dilanggar


A. Dasar Negara Pancasila sila ke 2 “Kemanusiaan yang adil dan beradap"
B. UUD 1945 pasal 27(3)
“ Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Makna yang terkandung : setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan
dari negara serta wajib untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara, membela negara tidak
harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti:
- Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
- Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
- Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau pkn
- Selalu menaati dan melaksanakan peraturan
C. Isi dari pasal 30 ayat 4 UUD 1945
“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.”
D. Tap MPR No.XVII/MPR/1998 PASAL1
“Menugaskan kepada Lembaga-lembaga Tinggi Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah, untuk
menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia
kepada seluruh masyarakat.”
E. UU NO. 39 th 1999 pasal 9 – 66
Salah satunya pasal 9
1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya.
2. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin.
3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Yang Terlibat Dalam Kasus Marsinah


Tanggal 30 September 1993 telah dibentuk Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim untuk melakukan
penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan Marsinah. Sebagai penanggung jawab Tim
Terpadu adalah Kapolda Jatim dengan Dan Satgas Kadit Reserse Polda Jatim dan beranggotakan
penyidik/penyelidik Polda Jatim serta Den Intel Brawijaya.
Delapan petinggi PT CPS ditangkap secara diam-diam dan tanpa prosedur resmi, termasuk
Mutiari selaku Kepala Personalia PT CPS dan satu-satunya perempuan yang ditangkap,
mengalami siksaan fisik maupun mental selama diinterogasi di sebuah tempat yang kemudian
diketahui sebagai Kodam V Brawijaya. Setiap orang yang diinterogasi dipaksa mengaku telah
membuat control dan menggelar rapat untuk membunuh Marsinah. Pemilik PT CPS, Yudi
Susanto, juga termasuk salah satu yang ditangkap
Dua orang yang terlibat dalam otopsi pertama dan kedua jenazah Marsinah, Haryono (pegawai
kamar jenazahRSUD Nganjuk) dan Prof. Dr. Haroen Atmodirono (Kepala Bagian Forensik
RSUD Dr.Sutomo,Surabaya), menyimpulkan, Marsinah tewas akibat penganiayaan
berat.Marsinah memperoleh Penghargaan yap thiem hien pada tahun yang sama.Kasus ini
menjadi catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO), dikenal sebagai kasus 1773.

Hukuman Bagi Pelanggar Kasus Marsinah


Setelah penyelidik menangkap 10 petinggi PT CPS dan mereka diidentifikasi Baru 18 hari
kemudian, akhirnya diketahui mereka sudah mendekam di tahanan Polda Jatim dengan tuduhan
terlibat pembunuhan Marsinah. Pengacara Yudi Susanto, Trimoelja D. Soerjadi, mengungkap
adanya rekayasa oknum aparat kodim untuk mencari kambing hitam pembunuh Marsinah.
Secara resmi, Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10 orang yang diduga terlibat
pembunuhan terhadap Marsinah. Salah seorang dari 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan
tersebut adalah Anggota TNI.
Di pengadilan, Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah stafnya yang lain itu
dihukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi dan
Yudi Susanto dinyatakan bebas. Dalam proses selanjutnya pada tingkat kasasi, Mahkamah
Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni).
Putusan Mahkamah Agung RI tersebut, setidaknya telah menimbulkan ketidakpuasan sejumlah
pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah “direkayasa”.

Dampak Adanya Kasus Marsinah


Rekayasa kasus marsinah, adanya banyak kecaman dari berbagai pihak. Kasus Marsinah
seharusnya menjadi salah satu cermin bagi Indonesi.Betapa hokum dapat dibeli oleh para
penguasa .Sementara kasus marsinah sudah tenggelam selama hampir 20 tahun,tapi
pembunuhnya entah kemana.Untuk menghindari kasus-kasus seperti ini terjadi lagi,seharusnya
ada tindakan khusus dari pemerintah untuk memberikan efek jera pada pelaku.

Solusi Terhadap Kasus Marsinah


Terkait kasus Marsinah, solusi dari pemerintah sendiri, pemerintah semestinya segera mengusut
tuntas kasus pembunuhan Marsinah sampai selesai hingga mendapatkan hasil yang nyata, dan
menegakkan tiang keadilan dan ketegasan dalam kerapuhan hukum di Indonesia sehingga rakyat
dapat kembali mempercayai peranan dari pemerintah dan aparat penegak hukum dalam
penegakan HAM di Indonesia.
Sementara solusi dari hasil rangkuman kami sekelompok, adalah adanya kepastian hukum dalam
menjamin keamanan setiap orang. Setiap orang perlu menghargai hak-haknya sendiri dan hak
orang lain.

Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus yang berada di lingkungan


pengadilan umum.

Sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi rasa keadilan,
sehingga pengadilan atas pelanggaran HAM kategori berat, seperti halnya
kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan diberlakukan asas
retroaktif. Pelanggaran HAM dengan kategori berat dapat diadili dengan
membentuk pengadilan HAM ad hoc. Pengadilan HAM ad hoc terbentuk atas
usulan dari DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dengan keputusan presiden dan
berada di lingkungan pengadilan umum.

Pengadilan HAM Ad Hoc. yaitu lembaga pengadilan yang memiliki kewenangan melakukan
proses peradilan terhadap para pelaku pelanggaran HAM berat yang diberlakukan surut
(retroaktif) sebelum berlakunya UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/493857#readmore


Upaya pencegahan pelanggaran HAM di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa hal
diantaranya :

1. Melakukan pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka
melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat
penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil
kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan
hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan
hukum.

2. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui otonomi
daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidak
boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas kekurangan
yang selama ini masih terjadi.

3. Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.

4. Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.

5. Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban asasi yang
harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

6. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

7. Menghormati hak-hak orang lain.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/105261#readmore

1.Apa hambatan dalam penegakan HAM di Indonesia


2.Apa saja contoh pelanggaran ham ringan
3.Bagaimana cara mencegah pelanggaran-pelanggarn ham diindonesia ??
4Apa fungsi dari Komnas HAM?
Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) merupakan sebuah lembaga
mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya
dengan fungsi melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan,
investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia.
5Apa tugas Komnas HAM di Indonesia?
6 Tugas dan Fungsi Komnas HAM di Indonesia
Pengkajian dan penelitian mengenai instrument HAM internasional. ...
Pengkajian dan penelitian peraturan perundang-undangan. ...
Studi kepustakaan, lapangan dan perbandingan mengenai Hak Asasi Manusia. ...
Pembahasan mengenai Hak Asasi Manusia. ...
Penyuluhan dan juga penyebarluasan mengenai Hak Asasi Manusia.

Upaya penegakan kasus HAM ringan dilakukan oleh PERADILAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai