Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materimaupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk ma
upun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
sejak manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di
dalamnya tidak jarang menimbulkan gesekan - gesekan antar individu dalam
upaya pemenuhan HAM pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa
memunculkan pelanggaran HAM seorang individu terhadap individu lain,
kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
ii
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1. Latar Belakang Kasus Pembunuhan Bayi Jeanette
Julia alias Dona (20), tersangka pembunuh bayi 14 bulan Jeanette
Gracya Candrio di Pekanbaru beberapa hari lalu, ternyata menyimpan
dendam tersendiri terhadap nenek si bayi.
Dari pengakuan tersangka Julia kepada wartawan di Mapolresta
Pekanbaru, Senin tadi (25/8) tersangka Julia alias Dona mengatakan sambil
berjalan halaman Mapolresta Pekanbaru bahwa dia merasa sakit hati kepada
nenek sang bayi karena si nenek tua bangka itu suka menegurnya bahkan
menghinanya dengan kata-kata yang menyakitkan hati Julia alias Dona.
Misalnya kata Julia masalah masakan untuk bayi yang dimasak Julia
dikatakan si nenek tidak enak. Namun yang paling membuat sakit hati Julia
ketika sang nenek menghinanya dengan mengatakan orang gila. Julia dibilang
gila. Di sinilah tersangka memendam sakit hati pada si nenek bayi dan
akhirnya nekat membunuh bayi dengan menikam perut sang bayi hingga
tewas. Setelah menikam bayi itu lalu Julia alias Dona melarikan diri.
Keterangan mengejutkan Julia ini telah dituangkan di Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) di Polresta Pekanbaru dan memupus anggapan dan cerita
mistis belakangan ini yang mengatakan Julia ada gangguan jiwa. Sebenarnya
dari keterangan Julia ini, Julia dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Dengan demikian pihak olresta Pekanbaru dalam waktu dekat ini akan
melakukan rekonstruksi di lokasi kejadian di Jalan Lili Pekanbaru.
Seperti diberitakan Riau Pos.Co beberapa waktu lalu untuk sekadar
mengingat kembali, tersangka pembunuh bayi 14 bulan Jeanette Gracya
Candrio, yakni Julia alias Dona (20) yang sedang berbadan dua alias hamil 5
bulan ini menyatakan tak ada dendam pada majikannya.
Hal ini dijelaskan tersangka Julia alias Dona kepada wartawan saat
tersangka usai diperiksa di Mapolresta Pekanbaru Selasa lalu (19/8) dan akan
dibawa ke Bagian Psikologi Polda Riau Jalan Sudirman Pekanbaru.
ii
Wanita misterius berdarah dingin ini setiap ditanya wartawan, dia
lebih menonjol menggerakkan anggota tubuhnya dari pada mengeluarkan
kata-kata. "Apakah kamu dendam pada majikanmu? tanya wartawan. Julia
menggelengkan kepalanya yang berarti dia tidak dendam pada majikannya.
Ketika ditanya wartawan apakah hamil 5 bulan, lantas tersangka Julia
menganggukkan kepalanya yang berarti memang dia hamil. Saat ditanya
apakah ada orang lain yang menyuruhnya membunuh bayi itu, Julia
menjawab tidak ada yang menyuruhnya membunuh, itu dia lakukan sendiri.
Sejumlah wartawan sempat pula menunggu pemeriksaan psikologi
Julia di Ruang Kabag Psikologi Polda Riau Kompol Novian Susilo di Jalan
Sudirman Pekanbaru beberapa hari lalu. Kabag Psikologi Polda Riau Kompol
Novian Susilo yang ditanya wartawan tentang Julia belum bisa memastikan
motif sebenarnya kasus ini. Karena tersangka suka memberikan keterangan
yang berubah – ubah dan manipulatif.
Seperti diberitakan Riau Pos.Co Senin pekan lalu (18/8), setelah
buron selama hampir satu bulan, Yulia alias Dona (20) pelaku penculikan dan
pembunuhan bayi berumur 14 bulan bernama Jeanette Gracya Candrio
akhirnya berhasil ditangkap jajaran Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru,
Senin (18/8) siang. Pelaku ditangkap di tempat kerjanya di salah satu toko di
Jalan Teratai, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan SH
kepada sejumlah wartawan mengatakan, tertangkapnya Yulia alias Dona atas
laporan dari pemilik toko yang curiga terhadap pelaku yang fotonya sudah
tersebar di berbagai media.
Berdasarkan foto-foto yang telah kami sebar, pemilik toko merasa
curiga terhadap pelaku yang baru bekerja selama satu pekan. kemudian
pemilik toko tersebut melapor dan langsung kami lakukan penyelidikan
secara intensif. sekitar pukul 12.30 siang polisi melakukan penangkapan.
paparnya.
Menurut Kapolres, motif pelaku melakukan penculikan dan
pembunuhan bayi itu belum bisa dipastikan. Hal itu dikarenakan keterangan
ii
sementara dari Yulia alias Dona selalu berubah-ubah. Terhadap pelaku akan
dijerat Pasal 83 Undang-Undang RI Nomor 23/2002 tentang perlindungan
anak, atau pasal 340 subsider 338 KUHP junto pasal 55, 56 KUHP dengan
ancaman hukuman mati atau kurungan seumur hidup, terangnya.
ii
kawat tersebut. Di sini, seorang saksi melihat Yulia alias Dona sedang
melepaskan bajunya dari kawat.
Selanjutnya, ia langsung berlari menuju ke Jalan Angkasa. Sesampai
disana, ia langsung menghentikan lajunya sebuah sepeda motor. Dengan
sepeda motor itu, ia melarikan diri.
"Sedikitnya, ada 30 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi ini,"
ujar Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert H Watratan, SH, S.Sos, MH
saat dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim Kompol Hariwiyawan Harun, SIk,
MIk usai rekonstruksi.
Dalam rekonstruksi kasus pembunuhan Jeanette ini, kata Hari,
pihaknya juga menghadirkan 17 orang saksi. "Ada 17 orang saksi yang kami
hadirkan," katanya.
"Untuk selanjutnya, kami akan mempersiapkan berkas dan kemudian
kita limpahkan ke pengadilan," ujar Hari.
Akibat perbuatan tersebut, Yulia alias Dona dikenakan KUHP pasal
berlapis 340 dan 338 serta UU nomor 23 tahun 2002 pasal 83 tentang
penculikan. "Ancaman hukumannya, bisa diatas 15 tahun atau bisa juga
hukuman mati," pungkas Hari.
Dalam pemberitaan sebelumnya, kasus pembunuhan Jeanette terjadi
pada 25 Juli 2014 silam. Yulia alias Dona merupakan pembantu rumah
tangga dan Jeanette merupakan anak majikannya. Yulia alias Dona beru
bekerja di rumah tersebut sekitar empat hari.
ii
jari Dona, ini dijawab tidak oleh saksi. TKP saat itu sudah tidak steril,
sebutnya.
Kemudian ditanya pula apakah ada dilakukan tes DNA terhadap
korban untuk membuktikan kebenaran apakah yang ditemukan itu
merupakanan jasad Jannette atau tidak. Yang saya ingat dilakukan autopsi.
Dilakukan karena adanya organ tubuh korban yang hilang, jawabnya yang
sempat terdiam sejenak.
Selain mendengarkan keterangan verbal lisan dari penyidik kemarin,
dalam persidangan juga dihadirkan barang bukti terkait pembunuhan tersebut,
yakni pisau, handphone tersangka, terpal berwarna biru, pakaian korban,
celana tersangka, surat kontrak antara keluarga Irene dengan penyalur, dan
KTP tersangka.
Begitu persidangan usai, seperti persidangan sebelumnya, caci maki
tak urung meluncur dari mulut keluarga korban pada Dona karena menuding
Dona memberi keterangan yang tidak benar. Dengan kawalan ketat petugas
kepolisian, Dona sendiri kemudian dibawa.
Deskripsi singkat
ii
Kemudian, Yulia berjalan ke sisi kiri GOR dengan pisau masih di
tangan. Ia celingak-celinguk melihat apakah ada orang yang melihat.
Kemudian, ia kembali ke toilet membersihkan pakaian dan kembali keluar
sambil membengkokkan pisau. Pisau tersebut lalu dilempar ke parit.
Adegan selanjutnya, Yulia alias Dona kabur dengan memanjat sebuah
tembok setinggi 1,5 meter yang diatasnya ada kawat berduri. Ketika berhasil
memanjat tembok dengan bantuan sepotong kayu, bajunya tersangkut di
kawat tersebut. Di sini, seorang saksi melihat Yulia alias Dona sedang
melepaskan bajunya dari kawat.
Selanjutnya, ia langsung berlari menuju ke Jalan Angkasa. Sesampai
disana, ia langsung menghentikan lajunya sebuah sepeda motor. Dengan
sepeda motor itu, ia melarikan diri.
Latar Belakang
ii
mistis belakangan ini yang mengatakan Julia ada gangguan jiwa. Sebenarnya
dari keterangan Julia ini, Julia dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Dengan demikian pihak olresta Pekanbaru dalam waktu dekat ini akan
melakukan rekonstruksi di lokasi kejadian di Jalan Lili Pekanbaru.
Seperti diberitakan Riau Pos.Co beberapa waktu lalu untuk sekadar
mengingat kembali, tersangka pembunuh bayi 14 bulan Jeanette Gracya
Candrio, yakni Julia alias Dona (20) yang sedang berbadan dua alias hamil 5
bulan ini menyatakan tak ada dendam pada majikannya.
Hal ini dijelaskan tersangka Julia alias Dona kepada wartawan saat
tersangka usai diperiksa di Mapolresta Pekanbaru Selasa lalu (19/8) dan akan
dibawa ke Bagian Psikologi Polda Riau Jalan Sudirman Pekanbaru.
Wanita misterius berdarah dingin ini setiap ditanya wartawan, dia
lebih menonjol menggerakkan anggota tubuhnya dari pada mengeluarkan
kata-kata. "Apakah kamu dendam pada majikanmu? tanya wartawan. Julia
menggelengkan kepalanya yang berarti dia tidak dendam pada majikannya.
Ketika ditanya wartawan apakah hamil 5 bulan, lantas tersangka Julia
menganggukkan kepalanya yang berarti memang dia hamil. Saat ditanya
apakah ada orang lain yang menyuruhnya membunuh bayi itu, Julia
menjawab tidak ada yang menyuruhnya membunuh, itu dia lakukan sendiri.
Sejumlah wartawan sempat pula menunggu pemeriksaan psikologi
Julia di Ruang Kabag Psikologi Polda Riau Kompol Novian Susilo di Jalan
Sudirman Pekanbaru beberapa hari lalu. Kabag Psikologi Polda Riau Kompol
Novian Susilo yang ditanya wartawan tentang Julia belum bisa memastikan
motif sebenarnya kasus ini. Karena tersangka suka memberikan keterangan
yang berubah – ubah dan manipulatif.
Seperti diberitakan Riau Pos.Co Senin pekan lalu (18/8), setelah
buron selama hampir satu bulan, Yulia alias Dona (20) pelaku penculikan dan
pembunuhan bayi berumur 14 bulan bernama Jeanette Gracya Candrio
akhirnya berhasil ditangkap jajaran Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru,
Senin (18/8) siang. Pelaku ditangkap di tempat kerjanya di salah satu toko di
Jalan Teratai, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru.
ii
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Haryanto Watratan SH
kepada sejumlah wartawan mengatakan, tertangkapnya Yulia alias Dona atas
laporan dari pemilik toko yang curiga terhadap pelaku yang fotonya sudah
tersebar di berbagai media.
Berdasarkan foto-foto yang telah kami sebar, pemilik toko merasa
curiga terhadap pelaku yang baru bekerja selama satu pekan. kemudian
pemilik toko tersebut melapor dan langsung kami lakukan penyelidikan
secara intensif. sekitar pukul 12.30 siang polisi melakukan penangkapan.
paparnya.
Menurut Kapolres, motif pelaku melakukan penculikan dan
pembunuhan bayi itu belum bisa dipastikan. Hal itu dikarenakan keterangan
sementara dari Yulia alias Dona selalu berubah-ubah. Terhadap pelaku akan
dijerat Pasal 83 Undang-Undang RI Nomor 23/2002 tentang perlindungan
anak, atau pasal 340 subsider 338 KUHP junto pasal 55, 56 KUHP dengan
ancaman hukuman mati atau kurungan seumur hidup, terangnya.
Penanganan
ii
Penyidik kemudian oleh penasehat hukum terdakwa ditanya perihal
apakah pada terpal yang membungkus mayat Jeanette ditemukan adanya sidik
jari Dona, ini dijawab tidak oleh saksi. TKP saat itu sudah tidak steril,
sebutnya.
Kemudian ditanya pula apakah ada dilakukan tes DNA terhadap
korban untuk membuktikan kebenaran apakah yang ditemukan itu
merupakanan jasad Jannette atau tidak. Yang saya ingat dilakukan autopsi.
Dilakukan karena adanya organ tubuh korban yang hilang, jawabnya yang
sempat terdiam sejenak.
Selain mendengarkan keterangan verbal lisan dari penyidik kemarin,
dalam persidangan juga dihadirkan barang bukti terkait pembunuhan tersebut,
yakni pisau, handphone tersangka, terpal berwarna biru, pakaian korban,
celana tersangka, surat kontrak antara keluarga Irene dengan penyalur, dan
KTP tersangka.
Penyelesaian
HAM berat.
ii
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembunuhan berencana merupakan salah satu perbuatan yang
diancam dengan pidana mati, selain itu juga ancaman hukumnya adalah
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua
puluh tahun. Ancaman pidana bagi pelaku pembunuhan berencana yaitu
hukuman mati atau penjara sementara selama – lamanya dua puluhan tahun.
3.2. Saran
Hukum di Indonesia harus lebih di tegakkan lagi agar permasalahan
kasus – kasus hukum pidana di Indonesia bisa diatur lebih baik lagi dan yang
melanggar hukum harus diberi hukuman yang setimpal sesuai dengan
Undang – undang yang telah di tetapkan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/18581815/Makalah_Kasus_Pembunuhan_Ange
line
http://www.riaupos.co/53276-berita-motif-pembunuh-bayi-di-pekanbaru-
pelaku--sakit-hati-pada-nenek-si-bayi.html#.WbeyRzGKTWA
https://www.goriau.com/berita/riau/begini-caranya-yulia-habisi-nyawa-
jeanette-si-bayi-malang.html
http://news.detakriaunews.com/berita-hanya-divonis-19-tahun-nenek-
korban-mengamuk.html
ii
LAMPIRAN
ii
ii
ii
Jeannete bersama ibunya Jeannete
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Lampiran ............................................................................................................... 12
ii