Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TERSTUKTUR II

KRIMINOLOGI

“Analisis Kasus Pembegalan Payudara di Kota Kediri Berdasarkan Teori Klausa Kejahatan dalam Ilmu
Kriminologi”

Disusun Oleh :

Sonia Pratiwi 175010107111006

Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya Malang

2019
Kronologi Kasus

KEDIRI, KOMPAS.com1 - Supriyadi (37) kini meringkuk di tahanan Mapolres Kediri,


Jawa Timur, akibat ulahnya melakukan pelecehan seksual dengan meremas payudara korbannya.
Warga Desa Selodono, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, itu diamankan polisi setelah
melancarkan aksinya di jalan raya Desa Sumberjo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Senin
(18/11/2019) malam. Supriyadi menyasar korbannya para perempuan yang tengah berkendara
sendirian. Lalu diikutinya dengan motor dan disalip.

Saat itu korbannya adalah RA (30), seorang dokter hewan yang tengah melintas dengan
menggunakan sepeda motor di jalan itu. "Kejadiannya sekitar pukul 19.00 WIB," ujar Bripka
Sugianto, Kasi Humas Polsek Kandat, dihubungi melalui ponsel, Selasa (19/11/2019). Tersangka
sendiri ditangkap sesaat setelah melakukan aksinya. Yaitu setelah korban RA berteriak yang
memicu warga melakukan pengejaran. Tersangka yang sempat melarikan diri bisa tertangkap lalu
diserahkan kepada polisi. Dari pemeriksaan awal, Sugianto melanjutkan, diduga tersangka sudah
beberapa kali melakukan aksi begal payudara. "Informasinya banyak korban yang mau melapor,"
ujar Sugianto. Sementara motifnya, diduga karena tersangka yang sudah beranak dua itu merasa
kesepian setelah ditinggal istrinya bekerja di luar negeri.

Kini kasusnya sudah dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres
Kediri untuk pengembangan lebih lanjut. Atas perbuatannya itu, tersangka dikenakan pasal 289
KUHP perihal pencabulan atau pelecehan seksual.

1
M. Agus Faizul Hakim,”Begal di Kediri ditangkap Usai Beraksi”
(https://regional.kompas.com/read/2019/8/19/22204851/begal-payudara-di-kediri-ditangkap-usai-
beraksi)
Analisis Kasus

Pada berita yang diterbitkan oleh Media Massa Kompas, mengenai fenomena pembegalan
payudara yang terjadi di Kota Kediri, sebenarnya fenomena pembegalan payudara ini sudah marak
terjadi di kota kota besar lainnya dan seiringnya waktu menyebar ke daerah lain. Fenomena
pembegalan ini terhitung sudah terjadi sejak tahun 2017 silam, fenomena pembegalan payudara
dapat dikategorikan sebagai perbuatan kejahatan, karena telah memenuhi kriteria dari apa yang
dimaksud dengan kejahatan, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan norma yang berlaku di
masyarakat dan ketetuan per undang-undangan. Menurut sosiologi kejahatan merupakan
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat,seperti norma
keasusilaan norma ketertiban umum dan norma kesopanan. Menurut yuridis kejahatan ialah
perbuatan bertentangan atau perbuatan yang telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat dalam
peraturan, mengenai fenomena pembegalan payudara ini, terdapat pada buku ke II dalam KUHP
atau yang biasa kita sebut dengan Kitab Undang- Undang Hukum Pidana ,fenomena pembegalan
termasuk dalam bentuk tindak kejahatan terhadap keasusilaan, yaitu perbuatan menyerang
kehormatan kesusilaan yang tercantum pada pasal 289 KUHP. Sedangkan menurut kriminologi
merupakan perpaduan dari definisi kejahatan dari segi yuridis dan sosiologis.

Pembegalan berasal dari kata dasar “begal”, dimana menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia atau yang kita sebut KBBI definisi begal dapat diartikan sebagai merampas dengan
paksaan. Sehingga pembegalan dapat diartikan sebagai proses atau cara merampas secara paksa
yang dilakukan di jalan. Dalam definisi menurut KBBI begal atau pembegalan dikategorikan
sebagai tindakan merampas harta benda milik orang lain yang terjadi di jalan, seperti tas,
kendaraan bermotor dll. Akan tetapi dalam kehidupan bermasyarakat penggunaan diksi
pembegalan diperluas maknanya. Tidak hanya digunakan untuk perbuatan merampas harta benda
milik orang lain tetapi juga digunakan kepada segala jenis kejahatan yang terjadi di jalan. Menurut
teori labeling, hal tersebut merupakan bentuk reaksi masyarakat terhadap terjadinya kejahatan,
dimana kejahatan pembegalan selalu terjadi di jalan.

Dalam ilmu kriminologi terdapat 3 aliran dalam ilmu kriminologi, yaitu aliran klasik, aliran
positive dan aliran kritis.Aliran klasik ini berlandaskan kepada psikologi hedonistic, dimana
menurut psikologi hedonistic, setiap perbuatan manusia selalu dipertimbangkan kepada rasa
senang dan rasa tidak senang, sehingga perasaan tersebut menjadi pertimbangan serta penjelasan
terhadap perbuatan yang dilakukan oleh manusia mengenai baik buruk atas perbuatannya. Aliran
postif, menurut aliran positif, perilaku manusia ditentukan oleh factor-faktor diluar kehendaknya
seperti factor biologis dan kultural. Aliran kritis, dlam aliran ini lebih menitik beratkan kepada
proses manusia dalam menjalankan kehidupannya, dari segi social, ekonomi dan budaya.

Selain aliran yang terdapat dalam ilmu kriminologi tentunya terdapat kausa kejahatan, yang
menjabarakan penyebab dari terjadinya kejahatan di masyarakat. Kausa kejahatan dalam ilmu
kriminologi ini dapat dilihat dari aspek serta teori mengenai penyebab terjadinya kejahatan. Aspek
yang mempengaruhi kausa kejahatan terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:

1. Aspek Fisik / Biologi Criminal, tokohnya Lombroso dan Gall, dimana menurut kedua
tokoh tersbut tedapat keterkaitana antara bentuk fisik dengan terjadinya kejahatan
2. Aspek Psikologi Kriminal, dimana menurut teori ini melihat terjadinya kejahatan dari
keadaan jwa / psikis yang sehat dari pelaku
3. Aspek Sosiologi Kriminal, dimana melihat hubungan masyarakat dengan kejahatan
yang terjadinya dilingkungannya.

Sedangkan teori yang menjabarkan mengenai kausa kejahatan, terbagi menjadi 3 teori,
yaitu :

1. Teori lingkungan / Madzab Perancis, dimana menurut teori ini seseorang melakukan
kejahatan didorong oleh factor lingkungannya , baik lingkungan secara ekonomis,
social dan budaya
2. Teori biososiologis, menurut teori ini seseorang melakukan kejahatan tidak hanya
didorong oleh factor dalam diri penjahat seperti keadaan jiwanya tetapi juga didorong
oleh keadaan lingkungannya
3. Teori NKK, menurut teori ini terjadinya kejahatan akibat adanya niat dari pelaku dan
adanya kesempatan untuk melakukan kejahatan sehingga menghasilkan kejahatan itu
sendiri.

Melihat dari penjelasan dari aliran klasik, serta aspek secara psikologi dan social, serta
menurut teori biososiologis serta teori NKK diatas.Perbuatan atau fenomena pembegalan payudara
yang terjadi di Kota Kediri merupakan perbuatan yang dilakukan atau motif dilsanakannya akibat
keadaan psikis pelaku serta adanya dorongan dari lingkungan, dimana kondisi psikis pelaku
mengalami perasaan kesepian atau perasaan tersiksa akibat dari terjalinnya hubungan menikah
jarak jauh yang pelaku alami dengan pasangannya, dimana pasangannya sedang bekerja menjadi
Tenaga Kerja Wanita di luar negeri, yang mengakibatkan pelaku tidak dapat memenuhi kebutuhan
biologisnya yaitu kebutuhan seksualnya terhadap pasangannya, sehingga pelaku melakukan
pembegalan payudara terhadap pengguna jalan terkhususnya perempuan sebagai bentuk
membahagiakan dirinya dengan memenuhi kebutuhan biologisnya.

Pelaku memanfaatkan kondisi jalan raya yang sepi pada malam hari dalam melancarkan
dan mempermudah aksinya, agar pelaku dapat dengan mudah melarikan diri setelah melakukan
aksi tersebut dan tanpa adanya saksi mata di tempat kejadian. Pada awalnya pelaku telah memiliki
niat untuk melakukan pembegalan payudara di Kota Kediri sebagai cara pelaku untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya yang ia tidak dapat akibat dari hubungan menikah jarak jauh yang ia alami
dengan pasanganya, lalu adanya kesempatan yang diberikan oleh kondisi lingkungan yaitu kondisi
jalanan yang sepi sehingga pelaku dapat melaksanakan kejahatannya tersebut.

Reaksi masyarakat Kota Kediri terhadap perbuatan pelaku yang melakukan kejahatan
keasusila di jalan raya terhadap pengguna jalan terkhususnya perempuan, dengan memberikan
labeling terhadap perbuatan pelaku dengan sebutan pembegalan, meskipun definisi pembagalan
merupakan perbuatan merampas harta benda milik orang lain yang dilakukan di jalan raya. Akan
tetapi perbuatan pelaku yang dilakukan dijalan raya meski bukan merampas harta benda tetap
dikategorikan perbuatan pembegalan oleh masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai