Anda di halaman 1dari 10

Lex Crimen Vol. IX/No.

2/Apr-Jun/2020

PROSES HUKUM TINDAK PIDANA pidana mati atau pidana seumur hidup, hanya
PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK dikenai upaya diversi yang bertujuan mencapai
DIBAWAH UMUR DITINJAU DARI perdamaian antara korban dan anak,
UNDANGUNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 menyelesaikan perkara di luar proses peradilan,
TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK1 menghindarkan anak dari perampasan
Oleh : Anselmus S. J. Mandagie2 kemerdekaan, mendorong masyarakat untuk
berpatisipasi dan menanamkan rasa
ABSTRAK tanggungjawab kepada anak, serta pelatihan
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk kerja dalam lembaga pemasyarakatan kepada
mengetahui bagaimana unsur-unsur tindak anak dibawah umur.
pidana dan bagaimana tindak pidana Kata kunci: pembunuhan; anak di bawah umur;
pembunuhan yang dilakukan oleh anak
dibawah umur ditinjau dari Undang-Undang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Nomor 11 Tahun 2012 di mana dengan Anak dibawah umur sekarang ini banyak
menggunakan metode penelitian hukum yang melakukan tindak pidana, yang perlu
normatif disimpulkan: 1. Di dalam KUHP ditangani dengan seksama melalui sistem
terdapat 2 (dua) macam unsur yaitu unsur peradilan pidana anak. Kegiatan perlindungan
objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif hukum terhadap anak merupakan usaha
adalah unsur yang ada hubungannya dengan seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai
keadaan, yaitu di dalam keadaan mana kedudukan dan peranan, yang menyadari
tindakan dari si pelaku itu harus dilakukan, betapa pentingnya anak bagi nusa dan bangsa
sedangkan unsur subjektif adalah unsur yang di kemudian hari. Anak akan matang
melekat pada diri si pelaku atau yang pertumbuhan fisik maupun mental dan
berhubungan dengan diri si pelaku. Unsur sosialnya, maka tiba saatnya menggantikan
subjektif dari sesuatu tindak pidana adalah generasi terdahulu. Perlindungan anak
kesengajaan atau ketidaksengajaan (dolus atau merupakan perwujudan adanya keadilan dalam
culpa); maksud atau voornemen pada suatu suatu masyarakat.
percobaan atau poging seperti yang dimaksud
di dalam Pasal 53 ayat 1 KUHP Unsur objektif B. Perumusan Masalah
dari sesuatu tindak pidana itu adalah: sifat 1. Bagaimana unsur-unsur tindak pidana ?
melanggar hukum atau wederrechtelijkheid;. 2. Bagaimana tindak pidana pembunuhan
kualitas dari si pelaku, misalnya “ Keadaan yang dilakukan oleh anak dibawah umur
sebagai seorang pegawai negeri” di dalam ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11
kejahatan jabatan menurut Pasal 415 KUHP Tahun 2012 ?
atau “keadaan sebagai pengurus atau komisaris
dari suatu perseroan terbatas” di dalam C. Metode Penelitian
kejahatan menurut Pasal 398 KUHP. Kausalitas, Metode dan teknik penelitian yang
yakni hubungan antara sesuatu tindakan digunakan ialah Metode Penelitian
sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan Kepustakaan (Library Research) yakni suatu
sebagai akibat. 2. Setiap anak di bawah umur metode yang digunakan dengan jalan
yang melakukan tindak pidana pembunuhan mempelajari buku literatur,
memiliki sanksi hukum yang berbeda dengan perundangundangan dan bahan-bahan tertulis
orang dewasa yang melakukan pembunuhan. lainnya yang berhubungan dengan metode
Pasal 3 huruf f Undang-Undang Nomor 11 pembahasan yang digunakan untuk
Tahun 2012 menyatakan setiap anak dalam mendukung pembahasan ini.
proses peradilan pidana berhak tidak dijatuhi
PEMBAHASAN A. Unsur-Unsur Tindak Pidana
1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Vonny A. Wongkar, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada
SH, MH; Michael Kuntag, SH, MH umumnya dijabarkan kepada 2 (dua) macam
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
unsur yaitu unsur objektif dan unsur subjektif.
16071101410

53
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

Yang dimaksud dengan unsur objektif adalah b. Elemen akibat perbuatan yang terjadi
unsur yang ada hubungannya dengan keadaan, dalam delik selesai. Elemen ini telah
yaitu di dalam keadaan mana tindakan dari si dianggap telah ternyata pada suatu
pelaku itu harus dilakukan, sedangkan unsur perbuatan. Rumusan undang-undang,
subjektif adalah unsur yang melekat pada diri si kadang-kadang elemen akibat tidak
pelaku atau yang berhubungan dengan diri si dipentingkan dalam delik formal, akan
pelaku. Unsur subjektif dari sesuatu tindak tetapi kadang-kadang elemen akibat
pidana adalah : dinyatakan dengan tegas dan terpisah
1. kesengajaan atau dari perbuatannya seperti terdapat
ketidaksengajaan dalam delik materil;
(dolus atau culpa); c. Elemen subyektif, yaitu kesalahan yang
2. maksud atau voornemen pada suatu diwujudkan dengan kata-kata sengaja
percobaan atau poging seperti yang (opzettelijk) atau alpa (culpa);
dimaksud di dalam Pasal 53 ayat 1 d. Elemen melawan hukum
KUHP ; (wederrechttelijkkeheid);
3. macam-macam maksud atau oogmerk e. Dan sederetan elemen-elemen lain
seperti yang terdapat misalnya di dalam menurut rumusan undang-undang dan
kejahatan-kejahatan pencurian, dibedakan menjadi segi objektifi,
penipuan, pemerasan, pemalsuan, dan misalnya di dalam Pasal 160 KUHP
lain-lain; diperlukan adanya elemen dimuka
4. merencanakan terlebih dahulu atau umum dan segi subyektif. misalnya Pasal
voorbedachte raad seperti yang misalnya 340
yang terdapat di dalam kejahatan KUHP diperlukan unsur untuk
pembunuhan menurut Pasal 340 KUHP; direncanakan lebih dahulu
5. perasaan takut atau vress seperti yang (voordebachte raad). 4
antara lain terdapat di dalam rumusan Dengan demikian, apakah suatu peristiwa
tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP. 3 itu telah memenuhi unsur-unsur dari suatu
Unsur objektif dari sesuatu tindak pidana itu delik yang dirumuskan dalam pasal
adalah: undangundang, maka diadakanlah penyesuaian
1. sifat melanggar hukum atau atau pencocokkan (bagian/kejadian) dari
wederrechtelijkheid; peristiwa tersebut pada unsur-unsur dari delik
2. kualitas dari si pelaku, misalnya “ yang didakwakan. Dalam hal ini unsur-unsur
Keadaan sebagai seorang pegawai dari delik tersebut disusun terlebih dahulu
negeri” di dalam kejahatan jabatan seperti tersebut diatas. Jika ternyata sudah
menurut Pasal 415 KUHP atau “keadaan cocok, maka dapat ditentukan bahwa peristiwa
sebagai pengurus atau komisaris dari itu merupakan suatu tindak pidana yang telah
suatu perseroan terbatas” di dalam terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan.
kejahatan menurut Pasal 398 KUHP. Dari pengkajian ini, dapat diambil suatu
Kausalitas, yakni hubungan antara kesimpulan yang dapat dijadikan dasar
sesuatu tindakan sebagai penyebab pedoman bahwa :
dengan sesuatu kenyataan sebagai 1. Tiada pidana tanpa telah terjadi suatu
akibat. tindakan yang terlarang dan diancam
Menurut VOS, dalam suatu tindak pidana pidana oleh undang-undang.
dimungkinkan adanya unsur-unsur atau 2. Tiada pidana tanpa kesalahan.
elemen, yaitu: 3. Tiada pidana tanpa sifat melawan hukum
a. Elemen perbuatan atau kelakuan orang (dari tindakan tersebut).
dalam hal berbuat atau tidak berbuat 4. Tiada pidana tanpa subyek.
(een doen of een nalaten);
4 Bambang Poernomo, Azas-Azas Hukum Pidana, Ghalia
3 Ibid, hal 192-193. Indonesia, Jakarta, 1978, hal 99.

54
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

5. Tiada pidana tanpa unsur-unsur obyektif Artinya, pasal tersebut bisa digunakan
lainnya. ketika pelakunya adalah seorang pejabat.
Ke 5 (lima) unsur diatas dapat Yang kedua mengarah pada tempat
disederhanakan lagi sebagai berikut : terjadinya perbuatan pidana yang harus
a. Unsur Subyektif. dilakukan di muka umum sebagaimana
b. Unsur Obyektif. dalam Pasal 160 KUHP, sedangkan yang
Unsur subyektif, yaitu perbuatan ketiga berkaitan dengan syarat
seseorang berakibat tidak dikehendaki tambahan bahwa untuk bisa disebut
oleh undang-undang. Disini sifat unsur telah terjadi perbuatan pidana yang
ini mengutamakan adanya pelaku pelakunya dapat dikenai sanksi pidana,
(seseorang atau beberapa orang), pelaku tersebut harus berbuat secara
sedangkan unsur obyektif, yaitu suatu sengaja. Pasal 304 KUHP berbunyi : “
tindakan (perbuatan) yang bertentangan Barang siapa dengan sengaja
dengan hukum tanpa mengindahkan menempatkan atau membiarkan seorang
akibat yang oleh hukum dilarang dan dalam keadaan sengsara, padahal
diancam pidana. Disini yang dijadikan menurut hukum yang berlaku baginya
titik utama dari pengertian obyektif atau karena persetujuan, dia wajib
adalah tindakannya. memberi kehidupan, perawatan atau
Mahrus Ali mengatakan bahwa ketika pemeliharaan kepada orang itu, diancam
dikatakan bahwa perbuatan pidana/tindak dengan pidana penjara paling lama dua
pidana adalah perbuatan yang dilarang dan tahun delapan bulan atau denda paling
diancam dengan pidana barang siapa yang banyak tiga ratus rupiah”.
melakukannya, maka unsur-unsur perbuatan Pasal ini berkaitan dengan syarat tambahan
pidana meliputi beberapa hal : 5 bagi pemidanan, yaitu seseorang secara sengaja
membiarkan orang lain yang seharusnya
1. perbuatan itu berujud suatu kelakuan
ditolong hingga orang tersebut meninggal
baik aktif maupun pasif yang berakibat
dunia. Yang keempat adalah berkaitan dengan
pada timbulnya suatu hal atau keadaan
pemberatan pidana sebagaimana tercantum
yang dilarang oleh hukum;
dalam Pasal 340 KUHP.
2. kelakuan dan akibat yang timbul tersebut
harus bersifat melawan hukum baik
B. Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan
dalam pengertiannya yang formil
Oleh Anak Dibawah Umur Ditinjau Dari
maupun yang materiil;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
3. adanya hal-hal atau keadaan tertentu
Perbuatan yang dikatakan pembunuh adalah
yang menyertai terjadinya kelakuan dan
perbuatan oleh siapa saja yang sengaja
akibat yang dilarang oleh hukum. Dalam
merampas nyawa orang. Pembunuh (doodslag)
unsur yang ketiga ini terkait dengan
itu diancam dengan pidana penjara paling lama
beberapa hal yang wujudnya
lima belas tahun (Pasal 338 KUHP), Jika
berbedabeda sesuai dengan Pasal hukum
pembunuhan itu direncanakan lebih dahulu,
pidana yang ada dalam undang-undang.
maka disebut pembunuhan berencana,6 yang
Misalnya berkaitan dengan diri pelaku
diancam dengan pidana penjara selama waktu
perbuatan pidana, tempat terjadinya
tertentu paling lama dua puluh tahun atau
perbuatan pidana, keadaan sebagai
seumur hidup atau pidana mati (Pasal 340
syarat tambahan bagi pemidanaan, dan
KUHP).
keadaan yang memberatkan
Perkara nyawa sering disinonimkan dengan
pemidanaan. Yang pertama menunjuk
“jiwa”. Pembunuhan adalah suatu perbuatan
pada eksistensi Pasal 418, Pasal 419, dan
yang dilakukan sehingga menyebabkan
Pasal 420 KUHP. Ketiga pasal tersebut
secara khusus diperuntukkan bagi subjek
6 Soesilo, Kriminologi, Politeia, Bogor, 2010, hal 108. 7
delik tertentu, yaitu seorang pejabat.
Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan
5 Mahrus Ali, Op-Cit, hal 100 Tubuh, Sinar Grafika, Jakarta, 1999, hal 4.

55
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

hilangnya nyawa seseorang dengan sebab Berdasarkan unsur tindak pidana


perbuatan menghilangkan nyawa. Dalam KUHP pembunuhan dapat dibedakan menjadi : a.
Pasal 338 – 340 menjelaskan tentang Pembunuhan biasa
pembunuhan atau kejahatan terhadap jiwa Pembunuhan sengaja dalam bentuk pokok
orang. Kejahatan ini dinamakan “mahar mati” diatur dalam Pasal 338 KUHP yang
atau pembunuhan (dooslag). 7 merumuskan bahwa : “ Barang siapa
Pembunuhan secara yuridis diatur dalam dengan sengaja merampas nyawa orang
Pasal 338 KUHP yang menyatakan bahwa : “ lain, diancam karena pembunuhan dengan
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan pidana penjara paling lama lima belas
nyawa orang lain, karena bersalah telah tahun”
melakukan “pembunuhan” dipidana dengan b. Pembunuhan yang disertai, diikuti atau
pidana penjara selama-lamanya lima belas didahului dengan tindak pidana lain. Delik
tahun” ini diatur dalam Pasal 338 KUHP yang
Dikatakan melakukan tindak pidana merumuskan bahwa : “Pembunuhan yang
pembunuhan dengan kesengajaan adalah diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
apabila orang tersebut, memang menghendaki tindak pidana, yang dilakukan dengan
perbuatan tersebut, baik atas kelakuan maupun maksud untuk mempersiapkan atau
akibat atau keadaan yang timbul karenanya, mempermudah pelaksanaannya, atau
namun juga mungkin tidak dikehendaki sama untuk melepaskan diri sendiri ataupun
sekali oleh pelakunya. Kesengajaan untuk memastikan penguasaan barang
menghilangkan nyawa orang lain itu oleh Kitab yang diperolehnya secara melawan hukum
Undang-Undang Hukum Pidana yang berlaku diancam dengan pidana penjara seumur
dewasa ini, telah disebut “pembunuhan”. 7 hidup atau pidana penjara selama waktu
Dengan demikian, pengertian pembunuhan tertentu paling lama dua puluh tahun. Pada
adalah suatu proses perampasan, peniadaan pembunuhan dalam Pasal 339 KUHP
atau menghilangkan nyawa seseorang yang merumuskan suatu bentuk khusus
dilakukan oleh orang lain. Pengertian proses pembunuhan yang diperberat. Dalam
dalam hal ini mencakup pengertian luas, yaitu pembunuhan yang diperberat ini terdapat
semua yang menyebabkan terjadi pembunuhan 2 (dua) macam tindak pidana sekaligus,
tersebut baik yang terlibat langsung maupun yaitu pembunuhan biasa dan tindak pidana
tidak langsung. lain .
Orang yang melakukan perbuatan tersebut c. Pembunuhan Berencana.
secara langsung sudah pasti dia merupakan Proses hukum tindak pidana atau
pelaku pembunuhan, yang menyuruh pemidanaan merupakan bagian terpenting
melakukan perbuatan, yang turut melakukan dalam hukum pidana karena merupakan
perbuatan yang membujuk supaya perbuatan puncak dari seluruh proses
tersebut dilakukan dan yang membantu pertanggungjawaban seseorang yang telah
perbuatan tersebut, mereka semua termasuk bersalah melakukan tindak pidana. Hukum
pelaku dalam suatu tindak pidana. pidana tanpa ada akibat yang pasti
Dalam perbuatan menghilangkan nyawa terhadap kesalahannya tersebut. 8

terdapat 3 (tiga) syarat yang harus terpenuhi, Penggunaan istilah pidana itu sendiri
yaitu : diartikan sebagai sanksi pidana. Untuk
1. Adanya wujud perbuatan. pengertian yang sama, sering juga
2. Adanya kematian. digunakan istilah-istilah yang lain, yaitu
3. Adanya hubungan sebab akibat hukuman, penghukuman, pemidanaan,
perbuatan dan kematian.

8 Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan


7 Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Menuju Kepada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa
Baru, Bandung, 1997, hal 10 Kesalahan, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006, hal 126

56
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

penjatuhan hukuman, pemberian pidana kejahatan itu, pelakunya dapat membuat suatu
dan hukuman pidana. 9 vordeel des onderscheids atau tidak, artinya
Pada dasarnya bahwa anak berbeda apakah pelakunya itu dapat membuat suatu
karakteristiknya dengan orang dewasa. Perilaku penilaian itu dapat dibenarkan atau tidak
kenakalan yang dilakukan oleh anak walaupun seperti yang tercantum dalam Pasal 21 ayat 1
kadangkala sama dengan kejahatan yang yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor
dilakukan orang dewasa, tidak berarti sanksi 11 Tahun 2012 yang berbunyi:
yang diberikan juga sama. Anak tetaplah anak (1) Dalam hal anak yang belum berumur 12
yang tentu saja masih mengalami proses tahun melakukan atau diduga melakukan
perkembangan fisik, mental, psikis, dan sosial tindak pidana penyidik, pembimbing
menuju kesempurnaan seperti dimiliki oleh kemasyarakatan dan pekerja sosial
orang dewasa. Konsekuensinya, reaksi yang professional mengambil keputusan untuk:
terhadap anak tidak sama dengan reaksi yang a) menyerahkan kembali kepada orang
diberikan orang dewasa, yang lebih mengarah tua/wali atau
kepada positif,11 seperti yang terdapat di dalam b) mengikutsertakan dalam program
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 yang pendidikan pembinaan, dan
berbunyi bahwa anak yang mengalami masalah pembimbingan di instansi yang
pidana berhak : menangani bidang kesejahteraan
a. Mendapat pengurangan masa pidana sosial, baik di tingkat pusat maupun
b. Memperoleh asimilasi daerah, paling lama 6 ( enam) bulan.
c. Memperoleh cuti mengunjungi keluarga Apabila pelakunya ternyata dapat membuat
d. Memperoleh kebebasan bersyarat. suatu vordeel des onderscheids , maka bagi
e. Memperoleh cuti menjelang bebas. pelakunya dapat dikenakan atau dijatuhkan
f. Memperoleh cuti bersyarat dan pidana seperti orang dewasa, dengan catatan
g. Memperoleh hak lain sesuai dengan bahwa pidana terberat yang diancamkan bagi
ketentuan peraturan perundang-undangan. orang-orang dewasa harus dikurangi dengan
Pada waktu Wetboek van Strafrecht seperduanya dan pidana penjara seumur hidup
terbentuk pada tahun 1881, didalamnya orang bagi orang-orang dewasa itu diganti dengan
dapat menjumpai Pasal 38 dan 39 yang pidana penjara selama-lamanya lima belas
mencerminkan pendapat dari penyusunya, tahun. Seperti yang tercantum dalam Pasal 32
seolah-olah anak-anak tidak dapat dituntut ayat 2 yang terdapat dalam Undang-Undang
menurut hukum pidana.10 Apabila mereka telah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peradilan Anak
melakukan sesuatu tindak pidana dan tindak yang berbunyi :
pidana itu menurut Wetboek van Strafrecht (2) Penahanan terhadap anak hanya dapat
ternyata merupakan suatu kejahatan yang dilakukan dengan syarat sebagai berikut:
diancam dengan pidana peajara, maka hakim a) Anak telah berumur 14 (empat belas)
perdata dapat memerintahkan agar pelakunya tahun atau lebih
dimasukan ke dalam apa yang disebut suatu b) Diduga melakukan tindak pidana
lembaga pendidikan kerajaan. dengan ancaman pidana penjara 7
Apabila pelaku dari kejahatan tersebut (tujuh) tahun atau lebih.
ternyata merupakan seorang anak yang telah Adapun Pasal 79 dan Pasal 81 juga
berusia sepuluh tahun atau lebih hakim pidana menyebutkan sebagai berikut :
harus menyelidiki apakah dalam melakukan Pasal 79 :
(1) Pidana pembatasan kebebasan
9 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan diberlakukan dalam hal anak melakukan
Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 1992, hal 1 11 tindak pidana berat atau tindak pidana
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi anak di yang disertai dengan kekerasan.
Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hal (2) Pidana pembatasan kebebasan yang
75.
dijatuhkan terhadap anak paling lama ½
10 Wajiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, PT Refika
Aditama, 2006, hal 39.
(satu perdua) dari maksimum pidana

57
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

penjara yang diancamkan terhadap orang a. Absolut atau mutlak, yaitu setiap
dewasa. kejahatan harus diikuti dengan pidana
(3) Minimum khusus pidana penjara tidak tidak boleh tidak tanpa tawar
berlaku terhadap anak. menawar. Dalam hal ini “pembalasan”
(4) Ketentuan mengenai pidana penjara dalam oleh banyak orang, dikemukakan
KUHP berlaku juga terhadap anak sebagai alasan untuk mempidana suatu
sepanjang tidak bertentangan dengan kejahatan. Kepuasan hatilah yang
undang-undang ini. dikejar, yang lain tidak.12
Pasal 81 berbunyi : b. Relatif atau nisbi, yaitu suatu kejahatan
(1) Anak dijatuhi pidana penjara di LPKA tidak mutlak harus diikuti dengan suatu
apabila keadaan dan perbuatan anak akan pidana. Untuk inim tidaklah cukup
membahayakan masyarakat. adanya suatu kejahatan, tetapi harus
(2) Pidana penjara yang dapat dijatuhkan perlu dipersoalkan dan manfaatnya
kepada anak paling lama ½ (satu perdua) suatu pidana bagi masyarakat atau bagi
dari maksimum ancaman pidana bagi orang si penjahat sendiri. Dengan demikian,
dewasa. teori ini juga dinamakan teori tujuan. 15
(3) Pembinaan di LPKA dilaksanakan sampai Sedangkan tujuan pemidanaan dalam
anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Rancangan KUHP dalam Pasal 54 yang
(4) Anak yang telah menjalani ½ (satu perdua) menyatakan bahwa pemidanaan bertujuan :
dari lamanya pembinaan di LPKA dan a. mencegah dilakukannya tindak pidana
berkelakuan baik berhak mendapatkan dengan menegakkan norma hukum demi
pembebasan bersyarat. pengaman masyarakat.
(5) Pidana penjara terhadap b. Memasyarakatkan terpidana dengan
anak hanya digunakan sebagai upaya mengadakan pembinaan sehingga menjadi
terakhir. orang yang baik dan berguna.
(6) Jika tindak pidana yang dilakukan anak c. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan
merupakan tindak pidana yang diancamkan oleh tindak pidana, memulihkan
dengan pidana mati atau pidana penjara keseimbangan dan mendatangkan rasa
paling lama 10 (sepuluh) tahun. damai dalam masyarakat.
Mengenai tujuan pemidanaan atau d. Membebaskan rasa bersalah
pengenaan pidana umumnya dihubungkan terhadap terpidana.
dengan 2 (dua) pandangan besar, yaitu : 11 Dalam bukunya yang berjudul “Perlindungan
1. Retributivism, paham ini sangat hukum pidana bagi anak di Indonesia”
berpengaruh dalam hukum pidana, Nashriana, mengatakan sanksi pidana
terutama dalam menentukan tujuan bertujuan memberikan penderitaan istimewa
pemidanaan. Paham ini menentukan kepada pelanggar supaya ia merasakan akibat
bahwa tujuan pengenaan pidana atau perbuatannya. Selain ditunjukan kepada
pemidanaan adalah membalas perbuatan pengenaan penderitaan terhadap pelaku,
pelaku. sanksi pidana juga merupakan bentuk
2. Utilitarianism, pemidanaan mempunyai pernyataan pencelaan terhadap perbuatan si
tujuan berdasarkan manfaat tertentu, dan pelaku.13
bukan hanya sekedar membalas perbuatan Dalam sistem hukum pidana ada 2 (dua)
pembuat. Mencegah pembuat mengulangi jenis yang keduanya mempunyai kedudukan
dan masyarakat melakukan tindak pidana
tersebut, Sama halnya dengan tujuan 12 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Acara
pemidanaan, karena dalam teorinya Pidana Di Indonesia, PT Rafika Aditama, Jakarta, 2003,
hal 23. 15 Ibid, hal 27
pemidanaan terbagi menjadi :
13 Nashriana,Perlindungan hukumpidana bagi anak di
Indonesia, PT RajaGrafindo, Jakarta, 2011, hal 81. 17
Mahrus Ali, Dasar-dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika,
11 Chairul Huda, Op-Cit, hal 128. Jakarta, 2011, hal 193.

58
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

yang sama, yaitu sanksi pidana dan sanksi g. Tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara
tindakan. Kedua sanksi tersebut berbeda baik kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam
ide dasar, dan dasar filosofis yang melatar waktu paling singkat.
belakanginya dan tujuannya. Sanksi pidana h. Memperoleh keadilan di muka Pengadilan
merupakan jenis pidana yang paling banyak Anak yang objektif, dan tidak memihak, dan
digunakan didalam menjatuhkan hukuman dalam sidang yang tertutup untuk umum.
terhadap seseorang yang dinyatakan bersalah i. Tidak dipublikasikan identitasnya.
melakukan perbuatan tindak pidana. j. Memperoleh pendampingan orangtua/wali
Bentukbentuk sanksi ini pun bervariasi, seperti dan orang yang dipercaya oleh anak.
pidana mati, pidana seumur hidup, pidana k. Memperoleh advokasi sosial.
penjara, pidana kurungan dan pidana denda l. Memperoleh aksebilitas, terutama bagi
yang merupakan pidana pokok dan pidana anak cacat.
denda yang merupakan pidana pokok, dan
m. Memperoleh pendidikan.
pidana berupa pencabutan hak-hak tertentu.,
n. Memperoleh pelayanan kesehatan.
perampasan barang-barang tertentu, dan
pengumuman putusan hakim yang kesemuanya o. Memperoleh hak lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
merupakan pidana tambahan 17
Menurut Undang-Undang Sistem Peradilan
Sedangkan sanksi tindakan merupakan jenis
Pidana Anak Pasal 69 ayat 2, seorang pelaku
sanksi yang lebih banyak tersebar di luar KUHP,
tindak pidana anak dapat dikenakan dua jenis
walaupun dalam KUHP sendiri mengatur juga
sanksi, yaitu tindakan, bagi pelaku tindak
bentuk-bentuknya, yaitu berupa perawatan
pidana yang berumut di bawah 14 (empat
rumah sakit dan dikembalikan kepada orang
belas) tahun dan Pidana, bagi pelaku tindak
tuanya atau walinya bagi orang yang tidak
pidana yang berumur 15 (lima belas) tahun ke
mampu bertanggung jawab dan anak yang
atas sebagaimana diamanatkan dalam
masih di bawah umur. Sedangkan tindakan
UndangUndang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
diartikan sebagai pemberian hukuman yang
Sistem Peradilan Pidana Anak
bersifat tidak menderitakan, tetapi mendidik
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana
dan mengayomi. Tindakan ini dimaksudkan
Anak memberikan sanksi yang uraiannya
untuk mengamankan masyarakat dan
sebagai berikut :14
memperbaiki perbuatan, seperti pendidikan
paksa, pengobatan paksa, memasukan ke a. Sanksi Tindakan yang dapat dikenakan
dalam rehabilitasi dan lainnya. kepada anak meliputi: 1) Pengembalian
Adapun perlindungan yang diberikan oleh kepada orang tua/wali
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang 2) Penyerahan kepada seseorang
Sistem Peradilan Pidana Anak pada Pasal 2, 3) Perawatan di rumah sakit jiwa
yang menyebutkan bahwa setiap anak dalam 4) Perawatan di LPKS
proses peradilan anak berhak : 5) Kewajiban mengikuti pendidikan formal
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan dan/atau pelatihan yang diadakan oleh
memperhatikan kebutuhan sesuai dengan pemerintah atau badan swasta.
umurnya. 6) Pencabutan surat izin mengemudi dan
b. Dipisahkan dari orang dewasa /atau
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan 7) Perbaikan akibat tindak pidana
lain secara efektif. b. Sanksi Pidana
d. Melakukan kegiatan rekreasional. Sanksi Pidana yang dapat dikenakan
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau kepada pelaku tindak pidana anak terbagi
perlakuan lain yang kejam, tidak Pidana Pokok dan Pidana Tambahan Pasal
manusiawi. 71 Undang-Undang SPPA.
f. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana c. Pidana Pokok terdiri atas :
seumur hidup.
14 Lihat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak.

59
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

1) Pidana peringatan dan perlindungan dalam rangka menjamin


2) Pidana dengan syarat, yang terdiri pertumbuhan yang menunjang perkembangan
atas : pembinaan di luar lembaga, fisik, mental dan sosialnya.15
pelayanan masyarakat, atau Sehubungan dengan hal tersebut,
pengawasan UndangUndang Peradilan Anak menegaskan
3) Pelatihan kerja bahwa terhadap anak nakal yang telah
4) Pembinaan dalam lembaga melakukan tindak pidana yang diancam dengan
5) Penjara, pidana mati atau pidana seumur hidup maka
d. Pidana Tambahan terdiri dari : pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada
1) Perampasan keuntungan yang anak paling lama 10 (sepuluh) tahun. Dengan
diperoleh dari tindak pidana; atau demikian, bahwa ada pemidanaan bagi anak
2) Pemenuhan kewajiban adat dibawah umur yang melakukan pembunuhan,
karena dibentuknya hukum mengenai
Bagi anak yang belum berumur 16 tahun
kejahatan ini ditunjukkan untuk melindungi
melakukan tindak pidana, hakim dapat
kepentingan hukum anak-anak dibawah umur
mengenakan tindakan dengan jenis
dari perbuatan yang dapat merusak jiwa dan
pemidanaan anak, tidak diatur secara tegas
watak anak.
dalam KUHP, sebelum Pasal 45 KUHP dihapus,
Pemidanaan ini dapat dijatuhkan kepada
hakim dapat memberikan putusan secara
seseorang anak yang dibawah umur sesuai
alternatif menjadi 3 (tiga) jenis pemidanaan,
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012,
yaitu :
yang dinyatakan dalam Pasal 3 sub f : “Setiap
a) Dikembalikan kepada orang tua atau
anak dalam proses peradilan anak berhak tidak
walinya tanpa pidana.
dijatuhi pidana mati atau pidana seumur
b) Diserahkan kepada pemerintah atau hidup”. Undang-Undang Sistem Peradilan
lembaga sosial untuk dididik sebagai anak Pidana Anak ini dikenal adanya upaya diversi,
negara tanpa dijatuhi pidana. yaitu dalam Pasal 1 Nomor 7. Diversi adalah
c) Di pidana terhadap seseorang yang belum pengalihan penyelesaian perkara anak dari
dewasa, yang belum berumur 16 tahun proses peradilan pidana ke proses di luar
yang dituntur atas perbuatan yang telah peradilan pidana.
dilakukan. Bentuk diversi diantaranya jika anak yang
Penjatuhan pidana terhadap anak adalah melakukan pelanggaran sudah terlanjur
upaya hukum yang bersifat ultimatum ditangkap oleh polisi. Polisi dapat melakukan
remedium, artinya penjatuhan pidana terhadap diversi tanpa meneruskan ke Jaksa Penuntut,
anak merupakan upaya hukum terakhir, setelah kemudian apabila kasus anak sudah sampai di
tidak ada lagi upaya hukum lain yang Pengadilan maka hakim dapat melakukan
menguntungkan bagi anak, misalnya anak itu peradilan sesuai dengan prosedurnya dan
memang sudah meresahkan keluarga dan diutamakan anak dapat dibebaskan dari pidana
masyarakat, berkali-kali telah melakukan tindak penjara. Terakhir bila anak sudah terlanjur
pidana dan pihak orang tua tidak sanggup lagi berada di dalam penjara, maka petugas penjara
untuk mendidik dan mengawasinya. dapat membuat kebijakan diversi terhadap
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 anak, sehingga anak dapat dilimpahkan ke
tentang Peradilan Anak tidak menghendaki lembaga sosial, atau sanksi alternatif yang
apabila anak yang telah melakukan kenakalan berguna bagi perkembangan dan masa depan
diancam dan dijatuhi hukuman pidana pokok anak.16
berupa pidana mati, sebagaimana diketahui
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
bahwa pemeriksaan anak nakal dilator
2012 Pasal 1 disebutkan hasil kesepakatan
belakangi oleh filosofi bahwa semata-mata
demi kepentingan anak yang mana anak
15 Nashriana, Op-Cit, hal 83.
sebagai generasi penerus bangsa tidak
16 Marlina, Penerapan Konsep Diversi terhadap Anak
ditujukan untuk dijatuhi hukuman pidana mati, Pelaku Tindak Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana
karena anak sangat memerlukan pembinaan Anak, USU Press, Medan, 2012, hal 3.

60
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

diversi dapat berbentuk antara lain, dilakukan anak merupakan


perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian, tindak pidana yang di
penyerahan kembali kepada orang tua/wali, ancamkan dengan pidana mati
dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga atau pidana penjara seumur
pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan. hidup, pidana yang dijatuhkan
Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Sistem adalah pidana penjara paling
Peradilan Anak, upaya diversi ini dilakukan lama 10 (sepuluh) tahun.
bertujuan mencapai, perdamaian antara korban Jika dilihat dari sisi positifnya hukum yang
dan anak menyelesaikan perkara anak di luar berlaku di Indonesia yang tidak memberlakukan
proses peradilan, menghindarkan anak dari pidana mati atau penjara seumur hidup, yang
perampasan kemerdekaan, mendorong hanya menetapkan bagi seorang anak yang
masyarakat berpatisipasi dan menanamkan melakukan tindak pidana pembunuhan atau
rasa tanggung jawab kepada anak. Proses upaya diversi bagi anak terdapat beberapa sisi
diversi dilakukan melalui musyawarah dengan positif bagi psikologi si anak dan pendidikannya.
melibatkan anak dan orang tua/walinya, korban Ditinjau dari psikologi anak, jika anak tersebut
dan/atau orangtua/walinya, pembimbing tidak dijatuhi hukuman berat maka anak
kemasyarakatan dan pekerja sosial professional tersebut tidak mengalami depresi, dia tidak
berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. akan pernah memikirkan kalau dia pernah
Jika upaya diversi gagal, maka proses menyandang status terpidana dalam hidupnya.
peradilan anak dilanjutkan dalam suatu hukum Pandangan anak sebagai orang jahat juga tidak
acara peradilan anak, akan tetapi sanksi ada.
hukumnya berbeda dengan orang dewasa.
Dalam Pasal 71 ayat 1 Undang-Undang Sistem PENUTUP A. Kesimpulan
Peradilan Pidana Anak. Sanksi hukum kepada 1. Di dalam KUHP terdapat 2 (dua) macam
anak berupa : Pidana Pokok bagi Anak terdiri unsur yaitu unsur objektif dan unsur
atas : subjektif. Unsur objektif adalah unsur
a. pidana peringatan yang ada hubungannya dengan keadaan,
b. pidana dengan syarat : yaitu di dalam keadaan mana tindakan
1. Pembinaan di luar lembaga; dari si pelaku itu harus dilakukan,
2. Pelayanan masyarakat, atau sedangkan unsur subjektif adalah unsur
3. Pengawasan yang melekat pada diri si pelaku atau
c. Pelatihan kerja yang berhubungan dengan diri si pelaku.
Unsur subjektif dari sesuatu tindak
d. Pembinaan dalam penjara dan
pidana adalah kesengajaan atau
e. Penjara.
ketidaksengajaan (dolus atau culpa);
Penjara bagi anak dalam Pasal 73 disebutkan maksud atau voornemen pada suatu
pidana dengan syarat dapat dijatuhkan oleh percobaan atau poging seperti yang
hakim dalam hal pidana penjara yang dimaksud di dalam Pasal 53 ayat 1 KUHP
dijatuhkan paling lama 2 (dua) tahun. Unsur objektif dari sesuatu tindak pidana
Walaupun anak dibawah umur dapat dijatuhi itu adalah: sifat melanggar hukum atau
sanksi hukum berupa penjara, namun masa wederrechtelijkheid;. kualitas dari si
tahanannya maksimal hanya 2 tahun, pelaku, misalnya “ Keadaan sebagai
sedangkan dalam Pasal 81 ayat 2 dan ayat 6 seorang pegawai negeri” di dalam
yang berbunyi : kejahatan jabatan menurut Pasal 415
Ayat 2 : Pidana penjara yang dapat KUHP atau “keadaan sebagai pengurus
dijatuhkan kepada anak paling atau komisaris dari suatu perseroan
lama ½ (satu perdua) dari terbatas” di dalam kejahatan menurut
maksimum ancaman pidana Pasal 398 KUHP. Kausalitas, yakni
penjara bagi orang dewasa. hubungan antara sesuatu tindakan
Ayat 6 : Jika tindak pidana yang

61
Lex Crimen Vol. IX/No. 2/Apr-Jun/2020

sebagai penyebab dengan sesuatu Kesalahan Menuju Kepada


kenyataan sebagai akibat. Pertanggungjawaban Pidana Tanpa
2. Setiap anak di bawah umur yang Kesalahan, Kencana Prenada Media,
melakukan tindak pidana pembunuhan Jakarta, 2006,.
memiliki sanksi hukum yang berbeda Lamintang dkk, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di
dengan orang dewasa yang melakukan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2014.
pembunuhan. Pasal 3 huruf f Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
UndangUndang Nomor 11 Tahun 2012 Pidana, Sinar Grafika, Jakarta,2012.
menyatakan setiap anak dalam proses Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori
peradilan pidana berhak tidak dijatuhi dan Kebijakan Pidana , Alumni, Bandung,
pidana mati atau pidana seumur hidup, 1992.
hanya dikenai upaya diversi yang Marlina, Penerapan Konsep Diversi terhadap
bertujuan mencapai perdamaian antara Anak Pelaku Tindak Pidana dalam Sistem
korban dan anak, menyelesaikan perkara Peradilan Pidana Anak, USU Press, Medan,
di luar proses peradilan, menghindarkan 2012.
anak dari perampasan kemerdekaan, Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka
mendorong masyarakat untuk Cipta, Jakarta, 2008.
berpatisipasi dan menanamkan rasa Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi
tanggungjawab kepada anak, serta anak di Indonesia, PT RajaGrafindo
pelatihan kerja dalam lembaga Persada, Jakarta, 2011.
pemasyarakatan kepada anak dibawah Prasetyo Teguh, Hukum Pidana Materiil, Kurnia
umur. Alam, Yogyakarta, 2005.
Prodjodikoro Wirjono, Asas-Asas Hukum
B. Saran Pidana Di Indonesia, Refika
1. Hendaknya asas legalitas benar-benar Aditama,Bandung, 2003.
diterapkan oleh para penegak hukum Poernomo Bambang, Asas-Asas Hukum Pidana,
untuk menghindari kesalahan dalam Ghalia Indonesia, Jakarta,1978.
penerapan hukum sehingga keadilan Saleh Roeslan, Sifat Melawan Hukum dari
dalam penegakkan benar-benar berlaku perbuatan pidana, Aksara Baru, Jakarta,
secara objektif. 1983.
2. Untuk para penegak hukum diharapkan Satochid Kartanegara, Hukum Pidana I,
dapat memberikan keadilan dan kumpulan kuliah, Balai Lektur Mahasiswa,
menerapkan aturan hukum dengan tanpa tahun.
sebaik-baiknya agar aturan hukum yang Soetodjo Wajiati, Hukum Pidana Anak, PT
dijatuhkan benar-benar lebih membina Refika Aditama, 2006.
dan memberikan pendidikan yang baik Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, Rineka
terutama kepada anak dibawah umur Cipta, Jakarta, 2007.
yang melakukan tindak pidana agar Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
pertumbuhan anak tersebut lebih Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 2004.
sempurna baik dari segi mental dan Soesilo, Kriminologi, Politeia, Bogor, 2010..
akalnya. E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia,
Penerbit Universitas, Jakarta, 1966.
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Ali Mahrus, Hukum pidana Terorisme, Teori dan Sistem Peradilan Pidana Anak.
Praktik, Gramata Publishing, Jakarta, 2012. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
------------------, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Perlindungan Anak.
Sinar Grafika, Jakarta, 2015.
Hamzah Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka
Cipta, Jakarta, 1990.
Huda Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa

62

Anda mungkin juga menyukai