Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar Belakang Masalah

A. Hubungan Materi Dengan Kasus.


Pembunuhan dan Pemerkosaan anak bukan lagi hal baru yang terjadi di
Indonesia. Sudah banyak kasus-kasus yang terungkap mengenai pembuhuhan
ataupun pemerkosaan. Setiap tahunnya dua kasus ini terus meningkat, apalagi
kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang kini marak terjadi, sangat
membuat resah masyarakat Indonesia.
Kasus ini bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara, Sila Ke-2
Point ke-4 yaitu “Tidak semena-mena terhadap orang lain”, di mana dalam kasus
Almrh. Yuyun terjadi pemaksaan terhadap korban yang masih di bawah umur oleh
beberapa laki-laki dan Point ke-5 “menjunjung tinggi nilai kemanusiaan” di mana
dalam pemaksaan ini, para pelaku tidak menghargai hak kemanusiaan yang di
miliki semua manusia sejak mereka lahir.

B. Latar Belakang Kasus


Korban Yuyun (14) pada tanggal 2 April 2016 pulang sekolah Pukul 13:30
WIB. Jarak sekolah menuju rumah korban sekitar 1.5 Kilometer, melewati kebun
karet milik warga dan bertemu dengan 14 pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19),
Tomi Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23),
Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AI (18), EK (16) dan SU (16).
EK (16) dan SU (16) adalah kakak kelas korban, tetapi EK (16) sudah keluar
dari sekolah SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding, sedangkan dua nama lain, yaitu
BE dan CH, masih diburu polisi.
Pelaku yang melihat korban langsung mencegap dan membekap yuyun,
Kepala Yuyun dipukuli kayu, kaki dan tangannya diikat, leher dicekik, kemudian
dicabuli secara bergiliran. Para pelaku lalu mengikat dan membuang tubuh korban
ke jurang sedalam 5 meter dan menutupinya dengan dedaunan dalam kondisi
telanjang. Hasil visum menyebutkan Yuyun sudah meninggal saat pemerkosaan
berlangsung.
Pada Minggu, 3 April, kedua orangtua korban pulang dari ladang dan
langsung bergabung dengan warga melakukan pencarian. Hingga malam hari,
korban belum ditemukan. Malam itu juga, keluarga bersama warga menggelar
yasinan di rumah orangtua siswi kelas VIII itu.
Pada Senin, 4 April, pukul 13.00 WIB, mayat korban ditemukan pertama kali
oleh DA (45) dalam kodisi telanjang, tertutup daun pakis. Posisi badan
menelungkup dan tangan terikat tali dari atas hingga ke bawah paha. Saat
ditemukan, terdapat lebam bekas pukulan pada muka dan tanda kekerasan pada
kemaluan korban.

C. Rumusan Masalah
a. Apa kronologis dan penyebab kasus pembunuhan serta pemerkosaan yang
menimpa Almh. Yuyun?
Setelah diselidiki lebih lanjut, penyebab ke-14 pelaku yang sebagian besar
masih dibawah umur tersebut sebelumnya melakukan pesta tuak. Mereka berpesta
dengan meminum tuak sebelum melancarkan hasrat seksualnya. Seperti kita
ketahui, tuak adalah minuman beralkohol yang menyebabkan mabuk jika
dikonsumsi terlalu banyak. Tak hanya itu, ke-14 pelaku tersebut mengaku kerap
dan ‘hobi’ menonton video dewasa.
Kini, dengan dijatuhinya hukuman terhadap enam orang, hampir seluruh
tersangka awal telah divonis. Adapun seorang tersangka bernama Firman masih
buron. Meski sempat sepi dari publikasi, kasus ini menimbulkan reaksi dari
masyarakat. Sebagian besar menuntut pelakunya kasus tersebut dihukum mati.

D. Pembahasan
- Sudut Pandang Kriminologi
pemerkosaan adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang dengan cara
memaksakan sexsualnya kepada orang lain yang berbeda lawan jenis. Sehingga
menurut hemat penulis, dapat disimpulkan apa-apa yang dapat menjadi faktor-faktor
1) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan sangat kentara dalam kasus Yuyun, karena para pemuda
berkumpul berpesta tuak di salah satu kebun warga dan tidak ada orang tua atau wagra
lain yang menegurnya.Menurut Manouvier dalam Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa
kejahatan seseorang lebih banyak disebabkan oleh milieu atau lingkungan di mana
manusia yang bersangkutan itu hidup
2) Faktor hukum
Dari segi kriminologi faktor hukum merupakan salah satu penyebab yang dapat
menimbulkan kejahatan, salah satunya pemerkosaan. Hal ini karena lemahnya
pengawasan hukum yang dilakukan oleh pemerintah yang berwenang. Hal ini akan
berakibat masyarakat akan terlalu bebas dalam melakukan pergaulannya, diiringi
dengan ketidak takutan seseorang terhadap hukum yang memicu banyaknya terjadi
pemerkosaan. Di mana sanksi yang terdapat begitu ringan.
3) Kultur kebudayaan
Kultur budaya yang terdapat dalam masyarakat maupun instansi pemerintahan
dapat memicu maraknya kasus pemerkosaan, Kebudayaan masyarakat yang semakin
bebas seiring dengan adanya globalisasi kebudayaan, membuat masyarakat Indonesia
mengalamai “gegar budaya” yang berakibat pada terjadinya penyimpangan
penyimpangan sosial dan kejahatan seperti perilaku memperkosa lawan jenis dan tidak
segan-segannya seseorang dalam membunuh untuk megaburkan tindakannya atau
untuk meghilangkan jejak. Tapi dalam kasus ini korban yuyun sudah meninggal saat
pemerkosaan sedang terjadi
4) Faktor perilaku individu
Faktor perilaku individu jelas merupakan faktor yang paling menonjol dalam kasus
yuyun. Hal ini dikarenakan para pelaku yang sebelumnya melakukan pesta tuak dan
memiliki hobi menonton video ‘panas’. Ini menunjukan bahwa perelaku para pelaku
memang menyimpang, atau tidak baik.
- Sudut Pandang Agama
Menurut sudut pandang agama, dalam kasus ini jelas bahwa mereka meminum
minuman tuak, yang mana merupakan salah satu minuman yang bisa memabukan saat
di minum dalam jumlah yang banyak. Hadis Rasullulah bersapda “Allah melaknat
(mengutuk) khamar, peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras
bahannya, penahan atau penyimpannya, pembawanya, dan penerimanya.” (HR Abu Daud
dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar).
Dalam hadis ini tertulis jelas bahwa Allah SWT melaknat orang-orang yang
terikat dalam transaksi minum minuman keras, karena lebih banyak dampak buruknya
di bandingkan dampak positifnya, salah satunya adalah kehilangan pengendalian diri,
membuat si peminum lupa segala hal dan beresiko mencelakai diri sendiri atau orang
lain, yang dalam kasus ini mereka memperkosa korban, tanpa berfikir ulang akibat
yang mereka perbuat.
Selanjutnya adalah, menonton film porno, walau beberapa orang berpendapat
mononton video porno di perbolehkan oleh suami/istri dan juga saat umur kita sudah
mencukupi, tapi dalam pandangan islam, melihat video porno adalah haram karena
diduga kuat akan mengantarkan kepada keharaman, yaitu berupa mengetahui aib
orang lain, khayalan mesum, mengetahui persetubuhan orang lain, dimana pasangan
halal suami-istri saja tidak boleh menceritakannya.
Di sini tertera jelas, bahkan untuk sepasang suami/istripun agama masih
melarangnya, apa lagi dengan anak yang masih di bawah umur dan juga belum
menikah.
Dalam kasus ini, ke 14 pelaku mengakui ‘hobi’ mereka dalam menonton film
porno yang menyebabkan khayalan mesum dan mengetahui aib orang lain memuncak.
Apa lagi saat itu mereka sedang kehilangan pengendalian diri mereka hingga tidak
bisa mengontrol diri sendir dan membuat orang lain celaka, di samping itu mereka
juga membuat susah diri mereka sendiri dan juga keluarga mereka.

E. Saran Untuk 10 Tahun Kedepan


- Sudut Pandang Kriminologi
1. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan tempat pembelajaran ke 2 anak setelah di
dalam rumahnya, kalau lingkungan di sekitar rumahnya negatif, bukan tidak
mungkin anak-anak kita nanti terjebak dalam lingkuingan buruk itu, membuat
generasi yang buruk untuk masa depan. Di harapkan para warga lebih perduli
lagi dengan lingkungan dan anak-anak mereka, menegur perbuatan negatif dan
lebih sering membuat kegiatan positif bersama-sama seperti lomba 17 Agustus
dan mengikuti karang taruna.

2. Faktor hukum
Bukan rahasia umum lagi kalau para pemerintah yang berwenang lemah
dengan uang, dan banyak dari mereka yang menyalahgunakan kekuasaannya.
Ini menyebabkan masyarakat menganggap remeh pemerintah dan tidak
memperdulikan resiko yang akan mereka dapatkan. Di harapkan pemerintah
lebih tegas lagi dalam menjalankan tugasnya, kalau mereka masih melakukan
penyalahgunaan kekuasaan, derajat mereka semakin rendah di mata masyarakat
dan merusak generasi penerus.
3. Faktor Kultur kebudayaan
Tidak bisa di pungkiri kalau faktor globalisasi menjadi salah satu faktor
seseorang berbuat jahat. Internet bisa sangat berguna sekaligus mematikan
untuk generasi penerus, kalau kita memainkannya dengan baik, keuntungan bisa
kembali ke kita tapi kalau sebaliknya, bisa jadi malah kita yang terkena
getahnya, pemerintah yang berkerja di bidan ini, di harapkan lebih memperketat
jaringan yang bisa di akses dengan bebas dan menutup beberapa situs yang
berkonten negative, dan orang tua mengawasi anaknya saat menggunakan
internet.
4. Faktor perilaku individu
Ini merupakan faktor yang paling penting, karena sebelum seorang anak
mengenal dunia luar, mereka lebih dulu mengenal keluarga, orang-orang yang
ada di rumahnya, meniru perilaku mereka. Maka di harakpan para orang tua
lebih perduli lagi dengan tumbuh kembang anak mereka, jangan terlalu
berfokus kepada pekerjaan dan juga dunia sendiri, anak kalian masih
membutuhkan kalian.

- Sudut Pandang Agama


Seperti sudah menjadi kewajiban untuk anak yang masih berusia 3-7 tahun
untuk belajar mengaji, tapi banyak dari saudara kita yang tidak mulai mengaji
dari kecil, banyak faktor yang membuat mereka tidak mengeyam pendidikan
agama sejak dini.
Tapi walaupun mereka sudah mengaji dari kecil, banyak juga dari mereka
yang tidak melanjutkannya saat sudah masuk ke jenjang sekolah dasar,
sehingga mereka tidak di ajarkan agama yang lebih mendalam lagi. Walaupun
di setiap sekolah pasti ada pelajaran agama, tapi lebih baik lagi untuk para
orang tua mendaftarkan anaknya di TPA terdekat untuk mempertebal akhlak
dan pengetahuan anak kita.

5. Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, saya dapat menyimpulkan beberapa
faktor yang terjadi pada kasus yuyun ini.Tentu saja sebagai para pelaku
mereka sudah pasti bersalah, dan sudah mendapatkan hukuman yang
sepantasnya, tapi dari sudut pandang lain, saya juga melihat ada beberapa
fakor yang menjadi penyebab kenapa bisa beberapa pemuda berpesa tuak
dengan siang hari bolong. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, faktor
lingkungan dan juga keluarga menjadi yang terpenting, ketidak perdulian pada
lingkungan sendiri menjadi salah satu faktor terbesar dalam kasus ini, kalau
para orang tua dan juga warga bersatu memberantas hal negativ yang ada di
lingkungan mereka, bukan tidak mungkin lingkungan menjadi kondusif dan
kejahatan semakin berkurang.

Anda mungkin juga menyukai