DALAM KRIMINOLOGI
2
PENDEKATAN SPIRITISTIK & NATURALISTIK
SPIRITISTIK NATURALISTIK
Sering disebut pendekatan Melihat dari segi objek dan
demonologik kejadian dunia kebendaan
Demon spirit atau roh dan fisik;
Sifat melampaui dunia empirik; Penjelasan menggunakan ide
Orang menjadi penjahat karena dan penafsiran terhadap objek
dan kejadian yang ada
pengaruh ‘setan’ atau roh jahat hubungannya dengan dunia
Roh atau spirit tidak dapat yang ada.
dijelaskan sehingga merupakan Apa yang diketahui dan
cara penjelasan yang PALING dianggap benar menurut fakta
SEMPURNA bagi semua empiris dan kebendaan.
fenomena yang sulit dimengerti, Orang menjadi penjahat
termasuk mengapa orang
melakukan kejahatan. karena hal-hal yang natural
seperti kebutuhan ekonomi,
Dianggap tidak ilmiah
pengaruh lingkungan dll.
3
PENDEKATAN NATURALISTIK
Dikenal 3 (tiga) sistem pemikiran atau paradigma
sebagai kerangka dasar atau kerangka pemikiran dalam
menjelaskan fenomena kejahatan.
Terdapat perbedaan yang sangat mendasar dari ke-3
aliran ini.
Aliran tersebut adalah aliran kriminologi klasik,
kriminologi positivistik dan kriminologi kritis.
4
ALIRAN PEMIKIRAN/PARADIGMA
5
A. KRIMINOLOGI KLASIK
ASUMSI DASAR :
Rasionalitas dan intelegnsia sebagai DASAR perilaku manusia
(Doktrin Free Will) (Indeterministis) dasar penjelasan perilaku
manusia.
KONSEP KEJAHATAN :
Bersifat yuridis pelanggaran terhadap perbuatan yang diatur dalam
undang-undang pidana. Kejahatan adalah hasil pilihan bebas seseorang
setelah mempertimbangkan untung dan ruginya melakukan kejahatan
ORIENTASI STUDI :
Mempelajari pola dan menguji sistem pidana – meminimalisir
kejahatan. Supaya orang tidak melakukan kejahatan, kerugian yang
dibayarkan harus ditingkatkan dan keuntungan yang diperoleh harus
diminimalisir. Dengan ini orang tidak akan melakukan kejahatan.
STUDI YANG BERKEMBANG : PENOLOGI
6
B. KRIMINOLOGI POSITIVIS
ASUMSI DASAR :
Perilaku manusia ditentukan faktor di luar kontrolnya (fisik, psikis
dan sosial) atau faktor biologis dan kultural (Deterministis)
KONSEP KEJAHATAN :
Bersifat alamiah. Kejahatan adalah perilaku yang dipengaruhi
kondisi fisik, psikis dan sosio-kultural melalui suatu evolusi
kultural. Mencari hubungan sebab dan akibat.
ORIENTASI STUDI :
Mempelajari sebab musabab kejahatan dari aspek fisik, psikis dan
sosio kultural atau menganalisis sebab-sebab kejahatan melalui
studi ilmiah terhadap ciri-ciri penjahat dari aspek fisik, psikis,
sosial dan kultural. Contoh: Cesare Lombroso (1835-1909)
STUDI YANG BERKEMBANG : ETIOLOGI KRIMINAL
7
C. KRIMINOLOGI KRITIS
ASUMSI DASAR :
Proses manusia berprilaku dalam membangun dunia di mana ia hidup
Kejahatan adalah KONSTRUKSI SOSIAL. Kejahatan bukan fenomena
objektif, namun ada karena dinyatakan demikian oleh masyarakat.
Interaksionis peranan individu dan masyarakat mempersepsi perilaku
yang diperoleh dari interaksi sosial.
Konflik peranan penguasa atau the powerfull atau peranan kelompok
yang berkepentingan dalam mendefinisikan kejahatan. Ada pengaruh
ideologi, politik, ekonomi dan budaya. Ada pula pengaruh kelas.
KONSEP KEJAHATAN :
Bersifat sosiologis. Kejahatan adalah perilaku yang oleh masyarakat
direaksi dengan berhasil serta diberi stigma jahat.
ORIENTASI STUDI :
Mempelajari proses dan kondisi yang mempengaruhi pemberian batasan
tentang kejahatan terhadap diri seseorang dan reaksinya terhadap batasan
itu atau mempelajari “CAP JAHAT’ diterapkan terhadap tindakan dan
orang-orang tertentu.
STUDI YANG BERKEMBANG : SOSIOLOGI HUKUM PIDANA
8
MATURNUWUN
Marcella Elwina S