Anda di halaman 1dari 9

PARADIGMA (ALIRAN-ALIRAN)

DALAM KRIMINOLOGI

BAHAN KULIAH MAHASISWA


PRODI ILMU HUKUM UNIKA SOEGIJAPRANATA
Disiapkan oleh:
Marcella Elwina S
ALIRAN PEMIKIRAN DALAM KRIMINOLOGI
ALIRAN PEMIKIRAN (PARADIGMA) :
Cara pandang (kerangka, acuan, perspektif, paradigma) yang
diterapkan dalam melihat, menafsirkan, menanggapi dan
menjelaskan fenomena kejahatan. Cara pandang akan
mempengaruhi penjelasan maupun teori dalam mempelajari
kejahatan
Pemahaman manusia dan ilmuwan untuk menafsirkan
peristiwa yang dialami atau dilihat akan mempengaruhi
penjelasan ataupun teori yang dihasilkan.
Penjelasan tersebut terpengaruh dunia informasi,
pengetahuan, beliefs atau kepercayaan dsb.
2 (dua) pendekatan yang dikenal: pendekatan spiritistik dan
pendekatan naturalistik.

2
PENDEKATAN SPIRITISTIK & NATURALISTIK

SPIRITISTIK NATURALISTIK
 Sering disebut pendekatan  Melihat dari segi objek dan
demonologik kejadian dunia kebendaan
 Demon  spirit atau roh dan fisik;
 Sifat  melampaui dunia empirik;  Penjelasan menggunakan ide
 Orang menjadi penjahat karena dan penafsiran terhadap objek
dan kejadian yang ada
pengaruh ‘setan’ atau roh jahat hubungannya dengan dunia
 Roh atau spirit tidak dapat yang ada.
dijelaskan sehingga merupakan  Apa yang diketahui dan
cara penjelasan yang PALING dianggap benar menurut fakta
SEMPURNA bagi semua empiris dan kebendaan.
fenomena yang sulit dimengerti,  Orang menjadi penjahat
termasuk mengapa orang
melakukan kejahatan. karena hal-hal yang natural
seperti kebutuhan ekonomi,
 Dianggap tidak ilmiah
pengaruh lingkungan dll.
3
PENDEKATAN NATURALISTIK
Dikenal 3 (tiga) sistem pemikiran atau paradigma
sebagai kerangka dasar atau kerangka pemikiran dalam
menjelaskan fenomena kejahatan.
Terdapat perbedaan yang sangat mendasar dari ke-3
aliran ini.
Aliran tersebut adalah aliran kriminologi klasik,
kriminologi positivistik dan kriminologi kritis.

4
ALIRAN PEMIKIRAN/PARADIGMA

3 (Tiga) Aliran pemikiran / paradigma dalam


Kriminologi:
ALIRAN KRIMINOLOGI KLASIK
ALIRAN KRIMINOLOGI POSITIVIS
ALIRAN KRMINOLOGI KRITIS

5
A. KRIMINOLOGI KLASIK
 ASUMSI DASAR :
Rasionalitas dan intelegnsia sebagai DASAR perilaku manusia
(Doktrin Free Will) (Indeterministis)  dasar penjelasan perilaku
manusia.
 KONSEP KEJAHATAN :
Bersifat yuridis  pelanggaran terhadap perbuatan yang diatur dalam
undang-undang pidana. Kejahatan adalah hasil pilihan bebas seseorang
setelah mempertimbangkan untung dan ruginya melakukan kejahatan
 ORIENTASI STUDI :
Mempelajari pola dan menguji sistem pidana – meminimalisir
kejahatan. Supaya orang tidak melakukan kejahatan, kerugian yang
dibayarkan harus ditingkatkan dan keuntungan yang diperoleh harus
diminimalisir. Dengan ini orang tidak akan melakukan kejahatan.
 STUDI YANG BERKEMBANG : PENOLOGI

6
B. KRIMINOLOGI POSITIVIS
 ASUMSI DASAR :
Perilaku manusia ditentukan faktor di luar kontrolnya (fisik, psikis
dan sosial)  atau faktor biologis dan kultural (Deterministis)
 KONSEP KEJAHATAN :
Bersifat alamiah. Kejahatan adalah perilaku yang dipengaruhi
kondisi fisik, psikis dan sosio-kultural melalui suatu evolusi
kultural. Mencari hubungan sebab dan akibat.
 ORIENTASI STUDI :
Mempelajari sebab musabab kejahatan dari aspek fisik, psikis dan
sosio kultural atau menganalisis sebab-sebab kejahatan melalui
studi ilmiah terhadap ciri-ciri penjahat dari aspek fisik, psikis,
sosial dan kultural. Contoh: Cesare Lombroso (1835-1909)
 STUDI YANG BERKEMBANG : ETIOLOGI KRIMINAL

7
C. KRIMINOLOGI KRITIS
 ASUMSI DASAR :
Proses manusia berprilaku dalam membangun dunia di mana ia hidup 
Kejahatan adalah KONSTRUKSI SOSIAL. Kejahatan bukan fenomena
objektif, namun ada karena dinyatakan demikian oleh masyarakat.
Interaksionis  peranan individu dan masyarakat mempersepsi perilaku
yang diperoleh dari interaksi sosial.
Konflik  peranan penguasa atau the powerfull atau peranan kelompok
yang berkepentingan dalam mendefinisikan kejahatan. Ada pengaruh
ideologi, politik, ekonomi dan budaya. Ada pula pengaruh kelas.
 KONSEP KEJAHATAN :
Bersifat sosiologis. Kejahatan adalah perilaku yang oleh masyarakat
direaksi dengan berhasil serta diberi stigma jahat.
 ORIENTASI STUDI :
Mempelajari proses dan kondisi yang mempengaruhi pemberian batasan
tentang kejahatan terhadap diri seseorang dan reaksinya terhadap batasan
itu atau mempelajari “CAP JAHAT’ diterapkan terhadap tindakan dan
orang-orang tertentu.
 STUDI YANG BERKEMBANG : SOSIOLOGI HUKUM PIDANA
8
MATURNUWUN

Marcella Elwina S

Anda mungkin juga menyukai