0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
202 tayangan4 halaman
Teori Lombroso menyatakan bahwa penjahat lahir dengan bakat jahat secara genetik yang tidak dapat diubah. Namun, teori ini bertentangan dengan kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mulia. Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejahatan, penyebabnya, dan akibatnya. Upaya pencegahan kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif.
Teori Lombroso menyatakan bahwa penjahat lahir dengan bakat jahat secara genetik yang tidak dapat diubah. Namun, teori ini bertentangan dengan kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mulia. Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejahatan, penyebabnya, dan akibatnya. Upaya pencegahan kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif.
Teori Lombroso menyatakan bahwa penjahat lahir dengan bakat jahat secara genetik yang tidak dapat diubah. Namun, teori ini bertentangan dengan kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mulia. Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejahatan, penyebabnya, dan akibatnya. Upaya pencegahan kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif.
Menurut lombroso seorang penjahat adalah orang yang
memiliki bakat untuk menjadi jahat. Bakat jahat tersebut berasal dari keturunan secara genetik. Bakat jahat tersebut juga tidak dapat ditolak serta tidak dapat dirubah. Melihat pada teori tersebut patut dicermati bahwa teori ini memberikan stigma buruk pada seseorang. Seorang anak penjahat akan dianggap sebagai penjahat pula. Tentu saja teori ini bertentangan dengan kodrat dan hakikat manusia sebagai makhluk Allah SWT. Karena setiap bayi yang baru lahir adalah bagaikan selembar kain putih yang suci dan bersih. 5. Aliran ini mendasarkan pada pandangan bahwa intelegensi dan rasionalitas merupakan ciri fundamental manusia dan menjadi dasar bagi penjelasan perilaku manusia, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Intelegensi mampu membawa manusia untuk berbuat mengarahkan dirinya sendiri, dalam arti lain ia adalah penguasa dari dirinya sendiri. Ini adalah pokok pikiran aliran klasik dengan dilandasi pemikiran yang demikian maka penjahat dilihat dari batasanbatasan perundang-undangan yang ada. 4. Secara yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang berbasis sosiologis kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat 3. Metode pendekatan dalam mempelajari kriminologi : Pendekatan deskriptif, yaitu memberikan gambarkan tewntang kejahatan pelakunya melalui pengamatan observasi dan pengumpulan fakta-fakta kejahatan dan pelakunya, seperti jenis-jenis kejahatan, frekuensinya, jenis kelamin, umur dan cirri-ciri lainnya. Secara sederhana, dalam pendekatan ini dapat digambarakan tentang kejahatan (jenis belakang, reaksi masayarakat dan lain-lain), serta korban.
pendekatan kasual tau etiologis, yaitu pendekatan dengan
menguanakan metode interprestasi terhadap fakta-fakta yang diperoleh, guna factor penyebabnya . pendekatan kasual ini juga dapat berupa suatu interpretasi fakta yang dapat digunakan untuk mencari sebab dan musabab kejahatan baik secara umum maupun kasusu-kasus secara individual. Pendekatan sini disebut sebagai etilogi criminal pendekatan normatif, yaitu melakukan atau telah pengkajian fakta-fakta yang ditemukan berdasarkan asapek hukumnaya. Apakah fakta-fakta itu merupakan suatu kejahtan atau tidak, sehingga diharapkan dengan kriminologi berperan dalam proses kriminalisasi dan de kriminalisasi dalam rangka pembaruahan dalam hokum pidana. 1b. WME. Noach memberikan defenisi Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala kejahatan dan tingkah laku yang tidak senonoh, sebab-musabab serta akibatakibatnya 10. Persoalan labeling kedua (efek lebeling) adalah bagaimana labeling mempengaruhi seseorang yang terkena label/cap. Persoalan ini memeperlakukan lebeling sebagai variabel yang independen atau variabel bebas /mempengaruhi. Dalam kaitan ini, terdapat dua proses bagaimana labeling mempengaruhi seseorang yang terkena cap/lebel untuk melakukan penyimpangan tingkah lakunya. 1) Cap/label tersebut menarik perhatian pengamat dan mengakibatkan pengamat selalu memperhatikannya dan kemudian seterusnya cap/lebel itu di berikan padanya oleh si pengamat. 2) Label atau cap tersebut sudah di adopsi oleh seseorang dan mempengaruhi dirinya sehingga ia mengakui dengan sendirinya sebagai mana cap/lebel itu di berikan padanya oleh si pengamat. 15. Seperti yang dikemukakan oleh E.H.Sutherland dan Cressey (Ramli Atmasasmita 1983:66) yang mengemukakan bahwa
dalam crime prevention dalam pelaksanaannya ada dua buah
metode yang dipakai untuk mengurangi frekuensi dari kejahatan, yaitu : Metode untuk mengurangi pengulangan dari kejahatan Merupakan suatu cara yang ditujukan kepada pengurangan jumlah residivis (pengulangan kejahatan) dengan suatu pembinaan yang dilakukan secara konseptual. Metode untuk mencegah the first crime Merupakan satu cara yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kejahatan yang pertama kali (the first crime) yang akan dilakukan oleh seseorang dan metode ini juga dikenal sebagai metode prevention (preventif). Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa upaya penanggulangan kejahatan mencakup aktivitas preventif dan sekaligus berupaya untuk memperbaiki perilaku seseorang yang telah dinyatakan bersalah (sebagai seorang narapidana) di lembaga pemasyarakatan. Dengan kata lain upaya penanggulangan kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif. 11. Dalam penjelasan tentang kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan mendasar dengan metode penjelasan kriminologi yang ada saat ini. Berbeda dengan teori- teori saat ini, penjelasan spiritualisme memfokuskan perhatiannya pad perbedaan antara kebaikan yang datang dari tuhan atau dewa dan keburukan yang datang dari setan. Seseorang yang telah melakukan kejahatan dipandang sebagai orang yang telah terkena bujukan setan (evill/ demon). 6. mazhab ini dipengaruhi oleh determinisme ekonomi, bahwa tingkat kejahatan adalah konsekuensi dari masyarakat kapitalis akibat dari sistem ekonomiyang diwarnai penindasan terhadap buruh, sehingga menciptakan faktor-faktor yang dapat mendukung terjadinya kejahatan. Dalam perkembangannya,
ajaran ini menghubungkan kondisi kejahatan dengan kondisi
ekonomi yang dianggap memiliki hubungan sebab akibat. 13.