Anda di halaman 1dari 9

KRIMINOLOGI

A. DEFINISI KRIMINOLOGI
Kriminologi berasal dari kata crimen yang artinya adalah
kejahatan dan logos yang artinya ilmu. Sehingga kriminologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang tindak kejahatan dan
tindak kriminal.
Terdapat beberapa definisi kriminologi menurut para ahli,
diantaranya:

W.A. BONGER
Kriminologi adalah ilmu pengeahan yang beujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-
luasnya.

SUTHERLAND
Kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan
perbuatan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi atas pelanggaran hukum.
WOOD
Kriminologi adalah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori
atau pengalaman yang bertalian dengan perbuatan jahat dan penjahat serta
termaksud di dalamnya eaksi dai masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para
penjahat.

NOACH
Kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang perbuatan jahat dan perilaku tercela
yang menyangkut orang-orang yang terlibat dalam perilaku jahat dan perbuatan
tercela itu.

WALTER RECKLESS
Kriminologi adalah pemahaman ketertiban individu dalam tingkah laku jahat dan
pemahaman bekerjanya sistem peradilan pidana.

KRIMINOLOGI ADALAH ILMU PENGETAHUAN YANG


MEMPELAJARI GEJALA-GEJALA KEJAHATAN DAN
REAKSI SOSIAL (MASYARAKAT) TERHADAPNYA.
B. RUANG LINGKUP KRIMINOLOGI
Menurut Muhammad Mustafa, ruang lingkup pembahasan
dalam kriminologi dapat dibagi menjadi:
1. kejahatan, perilaku menyimpang, pelanggaran, dan
kenakalan.
2. Pola tingkah laku kejahatan dan sebab musabab terjadinya
kejahatan.
3. Korban kejahatan

4. Reaksi sosial masyarakat terhadap kejahatan.


C. DASAR-DASAR TEORI KRIMINOLOGI
1.Teori Diferensiasi
Sutherhald, memberikan hipotesis, jika perilaku kriminal bisa dipelajari
menggunakan teori asosiasi yang sering dilakukan para pelaku yang melanggar
norma hukum. Tidak hanya mempelajari kejahatan sesungguhnya, melainkan juga
motif, sikap dorongan yang nyaman sehingga dapat memuaskan mereka yang
melakukan perbuatan anti sosial.
2. Teori Kontrol Sosial
Landasan berpikir dari teori kontak sosial ini yaitu tidak melihat individu
sebagai orang yang secara tidak langsung patuh terhadap hukum. Ternyata, memang
ada beberapa segi pandangan antitesis yang mana seseorang harus belajar agar tidak
melakumkan perilaku pidana pidana. Mengingat secara naluriah manusia memang
senang untuk melanggar peraturan peraturan yang ada dalam masyarakat. Di
lingkungan dipandang oleh para teoritis, secara sosial hal ini merupakan
konsekuensi logis dari sebuah keadaan tertentu dalam masyarakat.
3. TEORI TEGAS
Teori ini berpendapat jika manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang selalu melanggar
hukum. Melanggar norma-norma, serta peraturan setelah tidak tercapainya antara tujuan dengan cara
mencapainya. Dengan demikian, menurut perilaku, salah satu cara untuk mencapai tujuan yaitu
dengan melakukan tindakan tidak legal. Akibatnya, teori tegas memandang manusia merupakan salah
mahkluk yang memiliki sifat alamiah dasar. Dengan kata lain pada, dasarnya manusia tersebut
memiliki sifat baik . Tekanan sosial yang menciptakan tekanan atau stress sehingga menimbulkan
kejahatan. Kejahatan timbul karena beberapa sebab atau faktor. Seperti stress tersebut. Maka dari itu
menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan tentu memberikan sebuah dampak baik dalam
masyarakat. Jika suasana dalam masyarakat nyaman, tentu tingkat kejahatan juga semakin menurun.
4. TEORI LABEL
Teori label menggunakan landasan berpikir berdasarkan pandangan norma. Dimana, sebab
utama terjadinya kejahatan yaitu karena adanya pemberian label oleh masyarakat untuk memberikan
tanda pada anggota-anggota tertentu di masyarakat.
Banyak cara yang digunakan untuk memberikan label tersebut. Teori label disebut juga bisa
berfungsi untuk menentukan batas pelaku kriminal yang sudah dijadikan teori. Seperti apa serta
bagaimana cara pemberian label bisa memberikan pengaruh melalui perkembangan imajinasi sendiri
yang negatif. Teori label berpendapat, jika cap atau merek yang diberikan oleh penguasa sosial untuk
warga masyarakat melalui aturan atau undang-undang ternyata bisa berakibat panjang. Cap tersebut
akan membuat orang berperilaku sesuai dengan label atau cap yang duberikan kepadanya . Dengan
demikian, sikap memberikan label kepada orang tertentu. Label ini, secara tidak langsung nantinya
menjadi generalisasi atau gambaran umum dalam keadaan sebuah masyarakat tersebut
5. TEORI PSIKOANALITIK
Menurut Sigmund Freud, yaitu seorang ahli penemu psychoanalisa. Namun,
Sigmund Freud lebih tertuju pada neurosis serta faktor-faktor yang berada diluar
kesadaran. Faktor-faktor tersebut tergolong ke dalam struktur yang lebih umum.
Terkait dengan ketidakberesan, atau sebab penyakit tertentu. Alexander dan Staub,
beperndapat jika kriminalitas merupakan salah satu bagian dari sifat manusia.
Dengan demikian, melihat segi pandang psikoanalitik, makalah perbedaan yang
utama antara kriminal sepekan kriminal yaitu pada kriminal sudah belajar
mengontrol serta menghaluskan dorongan-dorongan dan perasaan antisosial nya.
D. TUJUAN KRIMINOLOGI
 untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain mengenai sebab-
sebab seseorang melakukan kejahatan. Selain itu, apakah seorang
yang melakukan kejahatan tersebut disebabkan karena kondisi sosial
atau masyarakat di sekitarnya.
 untuk memberikan saran dalam pembuatan rencana perundang-
undangan atau hukum pidana.
 Memberikan pemahaman bagaimana cara menanggulangi dan
menanggapi masalah kejahatan sekitar.
E. OBJEK KRIMINOLOGI
 Kejahatan, yaitu perilaku yang disebut sebagai tindakan kejahatan. Kejahatan
memiliki kriteria jika perbuatan tersebut dipelajari dari perundang-undangan
pidana, di mana tindakan kejahatan yaitu tindakan yang menyimpang atau
menyeleweng dari norma-norma yang berada di peraturan perundang-
undangan pidana.
 Penjahat, merupakan seorang yang melakukan aksi kejahatan. Pelajaran
terhadap perilaku atau penjahat ini utamanya dilakukan menggunakan aliran
kriminologi positif. Aliran positif ini digunakan dengan tujuan untuk
mendapatkan sebab-akibat kenapa seseorang melakukan kejahatan. Adapun
perbedaannya terletak dalam aspek biologis, sosiokultural serta psikologis.
 Reaksi masyarakat terhadap tindakan kejahatan serta penjahat atau perilaku,
yaitu terkait dengan reaksi masyarakat terhadap kejahatan tersebut. Hal ini
bertujuan untuk mempelajari pandangan serta tanggapan masyarakat pada
perbuatan-perbuatan tahu gejala yang ada di masyarakat. Gejala tersebut
dipandang sebagai sebuah tindakan yang merugikan atau bisa membahayakan
masyarakat luas.
F. SUBJEK KRIMINOLOGI
SETIAP INDIVIDU/ SEMUA ORANG.

Anda mungkin juga menyukai