Anda di halaman 1dari 8

KRIMINOLOGI

I) Ruang Lingkup

Kriminologi sebagai pengetahuan ilmiah telah mencapai lebih dari satu abad. Antropologi asal
Prancis Partice Topinard, yang memberikan nama ilmiah tentang perspektif, Paradigma,
Aliran/Ajaran/Mashab, Teori serta Metode (metedologi)

Dari peristilahan jelas ilmu pengetahuan ini melajsanakan penelitian tentang mengapa terjadi/
dilakukannya kejahatan, sehingga dengan demikian objek penelitiannya adalah masyarakat dan
orang yang melakukan kejahatan.Dapat dikatakan kriminologi dipelajari/diketahui untuk
dilakukan pencegahan kejahatan.

Beberapa batasan ( definisi ) tentang kriminologi :

1. W.A. Bonger
Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki, meneliti gejala kejahatan
seluas-luasnya.
2. Edwin H. Suthelan dan Donal R. Cressey
Kriminologi adalah suatu kesatuan pengetahuan mengenai kejahatan sebagai gejala social
dan ruang lingkup kriminologi mencakup juga proses pembentukan hukum, pelanggaran
hukum, reaksi social (masyarakat) terhadap pelanggaran hukum.
Kedua sarjana ini membagi kriminologi atas 3 bagian utama :
1. Sosial Hukum
2. Etiologi Kriminal
3. Penoluogy -> Logos -> Penalti
a.1) analisis sosiologi hukum ini atas kondisi perkembangan hukum pidana serta
penjelasan mengenai kebijaksanaan dan prosedur administrasi peradilan pidana.
a.2) etimologi kejahatan sebagai analisis ilmiah terhadap sebab-sebab kejahatan
a.3) penoluogi : ilmu pengetahuan dasar perhatiannya adalah pengendalian kejahatan
Kesimpulan
Tujuan kriminologi adalah untuk mengembangkan kesatuan jenis-jenis pengetahuan lain
tentang proses pembentukan hukum, kejahatan dan reaksi tentang kejahatan.
Dalam hubungannya dengan hukum pidana, ilmu pengetahuan ini memberikan
sumbangan pemikiran dalam pembentukan nama-nama hukum pidana.
3. W.H. Nagel
Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan berkembang tidak hanya meneliti tentang sebab-
sebab kejahatan tetapi juga meneliti hubungan antara penjahat dan orang yang menjadi
sasaran ( korban ) kejahatan. Ditambahkan kriminologi meneliti juga system/ aturan-aturan
yang di buat oleh penguasa dalam hal menciptakan ketertiban dalam
masyarakat.Ditambahkan juga pengulangan pelanggaran-pelanggaran di lihat dari
penerapan pelanggaran pidananya yang dirasakan ringan.
4. Martin Haskel dan Lewis
Kriminologi sebagai study ilmiah tentang kejahatan dan penjahat mencakup analisa :
1. Sifat dan Luas Kejahatan
2. Sebab-sebab kejahatan
3. Perkembangan hukum pidana dan pelaksanaan peradilan hukum pidana
4. Ciri-ciri penjahat
5. Pembinaan penjahat
6. Pola-pola kriminalitas
7. Akibat kejahatan terhadap perubahan social
5. GP HOEFNAGEL
Kriminologi dalam arti umum di bagi 2 :
1. Ilmu Pengetahuan ( Sciences )
Didasarkan pada sosiologi hukum, Etiologi Hukum dan Penologi
2. Ilmu Pengetahuan Terapan ( Allied Sciences )

Etiologi : Ilmu pengetahuan tentang sebab-sebab kejahatan

Ada 4 mashab/aliran/ajaran :

1. Mashab Antropologi/Biologi : Cesare Lombrosso ( 1892 – 1929 )


Mengajarkan kejahatan itu terjadi/timbul karena adanya manusia tertentu yang
mewarisi bentuk fisik yang menunjukan pda ciri-ciri fisik seorang penjahat.
Contoh :
 Dahi yang lebar, cekungan mata yang dalam, rahang yang kekar, bentuk rambut
yang kasar
 Meiliki tulang yang keras dan besar dan memiliki otot
 Disamping itu mewarisi sifat dan naluri binatang buas/liar
( Teori Atavistis )
Born Crime theory : sejak lahir sudah ada bibit jahat didalamnya.
2. Mashab Sosiology / Lingkungan : Georgy Tarde dan Manouvrier
Lebih dikarenakan pengaruh lingkungan masyarakat, lingkungan yang kumuh, penataan
yang tidak teratur, kelompok masyarakat
3. Mazhab Biososiologi : Enrico Feri ( Italia )
Disamping ciri fisik, lingkungan juga merupakan factor terjadinya tindakan kejahatan.
4. Mazhab Spiritualis ( Marc De Baetz )
Manusia yang tidak menjalankan ajaran-ajaran agamanya.

Antropologi Criminal
Ilmu yang mempelajari fakta tumbuhnya ada tanda-tanda, ciri-ciri fisik.
Psykology Criminal
Ilmu yang mempelajari penjahat dari sudut jiwanya.
Psikopatology Criminal dan Neuro Criminal :
Ilmu tentang penjahat karena sakit jiwa/ gangguan kejiwaan
Allied Sciences ( Ilmu Terapan )
1. Higieni Kriminal
Usaha untuk mencegah terjadinya kejahatan oleh pemerintah dengan cara
membuat UU, Sistem jaminan hidup dan Kesejahteraan Masyarakat.
2. Politic Criminal
Penanggulangan terhadap suatu kejahatan yang sudah terjadi kemudian dicarikan
sebab-sebab seorang itu melakukan kejahatan tersebut. Jika disebabkan oleh factor
ekonomi, penanggulangannya adalah membuka lapangan kerja dan meningkatkan
keterampilan secara individual bagi mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan
formal, dengan kata lain tidak semata-mata harus di pidana.
3. Criminalistic
Ilmu tentang pelaksanaan penyidikan teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan.

Kriminology

Hukum Pidana yang dikenakan kepada seorang narapidana bukan hanya berupa kurungan/penjara/mati,
namun aka nada juga yang disebut pekerja soosial ( Social Worker )

Perkembangan Kriminologi :

Aliran/Mazhab dan di sisi lain pengelompokan teori-teori penelitian mengenai kejahata dan penjahat
berhubungan, berkaitan dengan banyak pernyataan-pernyataan yang dapat di bagi dalam katagori
utama :

1. Perumusan kejahatan dan penjahat


2. Asal-usul hukum pidana
3. Epidemiologi kejahatan ( Kriminalitas
4. Sosiologi Kriminalitas
5. Tindakan dan karir penjahat/kejahatan
6. Reaksi Masyarakat Kejahatan
Mengenai keenam masalah di atas, diketahui ada beberapa aliran/mazhab yaitu :
1. Aliran/Mazhab Biologis/Antropologis/Italia
Eusare Lombrosso ( 1835-1909 ), Bukunya L` UMO DELINQUITE
Teori Atavitis, bahwa manusia mewarisi sifat/naluri hewan/ binatang buas
2. Aliran/mazhab Sosiologi / perancis / A. Lacaque dan Motorier 9 1843-1939 )
Seorang bisa menjadi jahat (penjahat) itu disebabkan oleh lingkungan masyarakat
3. Aliran/mazhab Biososiologis/gabungan
Enriko Feri
Penjahat (dilakukannya kejahatan ) tidak lepas dari warisan kejahatan sekaligus karena
pengaruh linhkungan.
4. Aliran / Mazhab Religius ( Marc de Baetz)
Menjauhkan diri dari ajaran agama/perintah yang maha kuasa, cenderung menjadi salah
satu sebab alasan manusia menjadi jahat dan seseorang melakukan kejahatan.
Aliran dalam kriminologi adalah suatu system pemikiran yang terdiri dari teori-teori yang
terpadu mengenai sebab-sebab kejahatan serta kebijaksanaan pengadilan kjahatan yang
bersumber dari teori-teori tersebut.

Tujuan Pemahaman dan pengertian tentang kriminologi :


Pemahaman dalam kriminologi memperlihatkan adanya tujuan tertentu dari kriminologi
yaitu :
1. Memperoleh pengertian yang lebih dalam mengenai prilaku manusia ( Human
Behavior ) dan lembaga-lembaga social dalam masyarakat yang mempengaruhi
kecenderungan adanya penyimpangan norma-norma hukum.
2. Mencari/ menemukan cara yang lebih baik yang digunakan untuk melaksanakan
kebijaksanaan social untuk mencegah /mengurangi dalam menanggulangi kejahatan.

MASALAH-MASALAH POKOK DALAM KRIMINOLOGI

A. Perumusan kejahatan dan Penjahat


Secara teoritis penelitian mengenai kejahatan dan penjahat berhubungan dengan banyak topic
atau pertanyaan-pertanyaan, khususnya terhadap rumusan kejahatan serta perilaku
penyimpangan, perilaku menyimpang dikatakan sebagai salah satu bentuk kejahtan
(kriminalitas).
Albert Cohen menyatakan :
Masalah yang paling pokok dalam bidang penelitian tentang disorganisasi social dan prilaku
menyimpang adalah memberikan rumusan mengenai pengertian-pengertian.
Rumusan tentang pengertian kejahatan dan penjahat sering kali menimbulkan perdebatan
didasarkan pada cara pandang yang berbeda-beda. Sebagian kriminolog ( ahli Kriminologi )
melihat kejahatan dari penjahat didasarkan pada aliran /mazhab yang diuraikan terlebih dahulu.
Dari sebagian besar lainnya, menyatakan kejahatan dihubungkan dengan penjahat yaitu mereka
yang telah mendapatkan melalui proses pengadilan dan sebagian kecil memberikan pengertian
penjahat adalah mereka yang sudah ditahan dengan alasan hukum yang kuat karena dianggap
sudah melanggar UU pidana tetapi menunggu proses lebih lanjut.
Dari kajian kejahatan dan penjahat yang telah terjadi /dilakukan ( karena telah merugikan
baik individu dan masyarakat ). Akan tetapi tidak di proses melalui pengadilan. Dalam
perkembangannya pembahasan kriminologi tentang kejahatan dan penjahat adalah dengan cara
melihat kepada pelanggaran dan pelanggar norma-norma yang sudah diterima dan
siperlakukan di dalam suatu masyarakat.
Menurut sejarah, kejahatan pada awalnya tidak secara resmi (formal) dirumuskan dan tidak
menyangkut suatu tindakan yang secara resmi dirurmuskan, melainkan kejahatan dilihat, dinilai
sebagai masalah pribadi, maksudnya individual (secara pribadi) / beberapa individu terhadap
individu lainnya atau terhadap masyarakat, sehingga setiap tindakan yang di nilai sebagai suatu
keslahan akan memperoleh balasan baik kepada pelaku secara individu/pelaku beberapa
individu dan juga terhadap keluarganya. Bahkan dalam kajian kriminologi jika tindak kejahatan
yang telah dilakuakan justru terhadap seorang raja/penguasa, bentuk pembalasan secara
pribadi mengalami perubahan, yaitu di ganti dengan melakukan pembayaran sejumlah
uang/benda lainnya.
Di dalam kriminologi diketahui beberapa rumusan :
1. Goro Fallo yang menyatakan :
Kejahatan di nilai sebagai pelanggaran terhadap perasaan yang menimbulkan rasa kasih
saying (tentram)
2. WA. Bonger menyatakan :
Kejahat adalah perbuatan anti social/masyarakat yang secara sadar mendapat reaksi dari
masyarakat dan kemudian mendapat reaksi dari Negara dalam bentuk pemberian derita
3. Sue Titus Reid menyatakan :
Rumusan kejahatan , beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a). kejahatan adalah suatu tindakan kesengajaan dengan kata lain yang di maksud tindakan
di sini adalah yang sudah dilakukan yang merupakan kelanjutan dari maksud dan tujuan si
pelaku, jika tindakan gagal, si pelaku tetap dinyatakan sudah melakukan kejahatan
b). tindakan sudah merupakan pelanggaran ketentuan hukum pidana.
c). terhadap tindakan yang sudah dilakukan tidak ada lasan pemaaf dan alasan pembenar.
d). terhadap tindakan pelanggaran yang dinyatakan sebagai suatu kejahatan/pelanggaran
terhadap ketentuan hukum pidana dikarenakan sangsi oleh Negara.

4. HERMAN MANHELM

Pengertian kejahatan menurut perumusan hukum sebagai sebagai suatu


perbuatan/tindakan yang dapat di pidana adalh tepat tetapi beliau mengungkapkan
kelemahan jika dikatakan kejahatan sebagai perbuatan/ tindakan yang dapat di pidana oleh
pengertian hukum tentang kejahatan terlalu luas

Pada pokoknya tentang kejahatan :

1. Harus digunakan dalam pembahasan teknis dalam kaitannya dengan kelakuan yang
secara hukum sudah di nilai sebagai kejahatan.
2. Pelaku jika sudah terbukti merupakan suatu kejahatan tidak perlu melihat apakah
benar-benar di pidana melalui proses peradilan pidana/tidak, bahkan apakah sudah
ditangani oleh alat-alat penegak hukum/tidak
3. Keputusan terhadap adanya pilihan-pilihan, apakah sudah tersedia landasannya,
standarnya untuk dipergunakan sebagai pertimbangan terhadap suatu kasus.
4. Kriminologi, ruang lingkup penelitiannya tidak dibatasi hanya pada perilaku yang secara
hukum dinilai sebagai kejahatan menurut hukum pidana positifnya, aka tetapi kajian
kriminologi harus bebas dan menggunakan klasifikasi-klasifikasi tersndiri.
5. Haskel dan Yablonsky
Alasan-alasan dapat diterima rumusan suatu hukum tentang kejahatan sebagai berikut :
1. Adanaya statistic kejahatan berdasarkan catatan-catatan oleh pihak kepolisian, lebih di
pertegas catatan mengenai penahanan sampai pada proses keputusan oleh pengadilan.
2. Harus ada kesepakatan umum mengenai apa yang di maksud dengan prilaku anti social.
3. Harus ada kesepakatan umum mengenai norma-norma apabila di langgar maka
pelanggarannya merupakan prilaku non normative, pelaku itu bersifat kejahatan.
4. Hukum seyogyanya memberikan perlindungan bagi seseorang dari stigmatis yang tidak
adil. Oleh karena merupakan suatu kesalahan apabila memberikan penilaian yang keliru
terhadap perilaku jahat.
6. Austin Turk
Kriminalitas merupakan suatu status dan bukan prilaku.Oleh karena suatu penyimpangan
prilaku ditujukan hanya kepada seseorang secara individual. Dengan kata lain kejahatan
tidak hanya sebatas penahanan/penghukuman terhadap seseorang yang melakukan
kejahatan, melainkan kepada siapa yang diberikan cap/lebel sebagai penjahat.

GEJALA-GEJALA SOSIAL SEBAGAI REALITAS TERJADINYA PENYIMPANGAN PERILAKU

Dalam hubungan untuk memahami realitas social kejahatan ada beberapa hipotesa.
Sebagian kriminolog menyatakan, realitas social mencakup 2 pengertian, yaitu :

1. Pengertian sosial/masyarakat adalah kumpulan dari orang perorangan dalam pergaulan hidup
sehari-hari, baik sadar maupun tidak sadar melakukan kegiatan masing-masing.
2. Dalam masyarakat terdapat pola-pola prilaku yang dihubungkan dengan kehidupan para
individu setiap hari.
Dalam suatu masyarakat tertentu dapat terlihat wujud gejala-gejala yang merupakan realitas :
1. Salah satu gejala social dinamakan kejahatan, yang sebenarnya adalah suatu prilaku yang di
nilai menyimpang dari norma-norma masyarakat bahka membahayakan masyarakat itu
sendiri. Kejahatan adalah suatu realitas yang dikerjakan/dilakukan manusia didalam proses
interaksi masyarakat yang menjadi inti pergaulan hidup. Menurut pendapat para sosiolog,
kejahatan adalah suatu prilaku yang menyimpang dan terhadap prilaku tersebut oleh
masyarakat diberikan cap/stigma sebagai perilaku jahat dan kepada orangnya diberikan
cap/stigma sebagai penjahat. Alat-alat analisa yang dipergunakan adalah sosiologi hukum
pidana yang pendekatannya dinamakan “ LABELING APPROACH “ bahwa kejahatan
merupakan prilaku manusia yang diciptakan oleh sebagian masyarakat untuk memilih
kekuasaan dan kewenangan. Sehingga kejahatan merupakan suatu cap yang diberikan
terhadap prilaku tertentu yang diberikan oleh kelompok yang berkuasa tadi.
2. Bahwa rumusan kejahatan menggambarkan perilaku yang bertentangan dengan
kepentingan warga masyarakat yang mempunyai kekuasaan, oleh karena itu golongan
tersebut perlu melindungi kepentingan-kepentingannya. Dengan terjadi konflik kepentingan
diantara kelompok masyarakat yang mengakibatkan timbulnya perilaku-perilaku
menyimpang yang di nilai sebagai tindak kejahatan. Dan untuk mengatasi hal-hal yang
diuraikan di atas dibutuhkan adanya lembaga perlindungan terhadap masyarakat.
TEORI-TEORI KRIMINOLOG

A. Pengantar
Kita mempelajari/mengenal kriminologi melalui pengertian objek study serta sejarah
perkembangan kriminologi bersamaan dengan perkembangan hasil penelitian manusia dalam
memahami fenomena kejahatan sampai pada penggolongan teori-teori dalam kriminologi.
Mengingat banyaknya teori-teori tersebut maka untuk hal ini kita memfokuskan pada beberapa
teori yang ada dalam 2 perspektif :
1. Teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif biologis dan perspektif psikologis
2. Teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif sosiologis
B. Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif biologis dan psikologis
Pengertian kriminologi secara modern dalam menjelaskan factor-faktor kejahatan diarahkan
pada CESDOLE LEMBROSO (1835-1909 ) yang dianggap bapak kriminologi modern. Alasannya,
Lembroso melakukan pendekatan baru dalam menjelaskan kejahatan, khususnya mengarah
pada perubahan mazhab klasik menuju kepada mazhab positif.
Perbedaan paling signifikan antara mazhab klasik dan mazhab positif di bidang kriminologi
adalah mencari fakta empiris yang mengkonfirmasikan gagasan bahwa kejahatan pada awalnya
ditentukan oleh factor fisik/tubuh si penjahat yang kemudian berkembang bahwa kejahatan
ditentukan oleh factor psikologis sipenjahat, terjadi penggabungan antara factor biologis dan
factor psikologis didalam hal menentukan dan memutuskan sebab-sebab dilakukannya
kejahatan. Dalam hal ini para tokoh psikologis melihat adanya variasi dari kemungkinan-
kemungkinan :
Cacat dalam kejahatan, ketidakmatangan emosi, sosialisasi untuk interaksi yang tidak
memadai dimasa kecil, perkembangan mral yang lemah dan kehilangan hubungan kasih saying
dengan sang ibu.
Para kriminolog tersebut diatas mengkaji bagaimana suatu agresifitas timbul dan dilakukan,
situasi atau kondisi apa yang mendorong dilakukannya kekerasan atau tindakan reaksi yang
dinilai merugikan kepentingan sipenjahat/sipelanggar, disamping itu dikaji juga kejahatan yang
berhubungan dengan factor kepribadian dan adanya gabungan antara beberapa kerusakan
mental pada diri seseorang.
Sebaliknya apa yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh biologis sebagaimana telah dikemukakan
pada kuliah sebelumnya namun harus ditambahkan bahwa kecenderungan untuk melakukan
tindakan kekerasan/agresifitas pada diri seseorang kemungkinan merupakan pewarisan.
C. Penjelasan Biologis atas Kejahatan
Apa yang diajarkan Lembroso sebenarnya telah lebih dahulu ditemukan/diajarkan oleh
GIAMBATISYA DELLA PORYA (1535-1685) yang merupakan teori PHISIONOGMY yaitu study
tentang adanya hubungan bentuk-bentuk wajah dengan tingkah laku manusia. JOHANN. K.
LAVETER (1741-1801) yang mengemukakan teori PRENOLOGY. Teori ini mengemukakan bahwa
adanya berjalan-jalan tertentu pada otak manusia-manusia tertentu merupakan indikasi
kecenderungan adanya gagasan psikologis.
Lamborso mengembangkan factor biologis dengan factor naluri yang penting dalam ajaran
Lamborso bahwa adanya ciri fisik tertentu pada seseorang sebagai penjahat dan orang lain yang
bukan penjahat.
Pendapat Lamborso ini telah dia buktikan diantara 5 bentuk yang sama memenuhi ciri sebagai
penjahat ternyata hanya 1 orang saja yang lemah berbuat jahat. Khususnya kejahatan dengan
kekerasan fisik, kemudian ditambahkan penjahat perempuan berbeda dengan penjahat
pria.Penjahat perempuan banyak mempunyai kesamaan sifat pada anak-anak.Penuh dendam
bahkan dilakukan penjahat perempuan dapat dikatakan moster.
ERICO FERRI ( 1856-1929 )
Ajaran Lomborso dilanjutkan oleh Erico Ferri, seorang sarjana, Lawyer dan menjadi anggota
parlemen di Italia. Mengembangkan factor-faktor social, ekonomi, dan politik, yang
mempengaruhi seseorang memiliki ciri fisik tertentu untuk melakukan kejahatan, lebih lanjut
dijelaskan factor-faktor fisik termasuk dalam hal ini yaitu RAS, Geografis, Temperatur yang
berhubungan dengan factor social ( umur, jenis kelamin dan variable psikologis ). Sumbangan
pemikiran Ferri antara lain untuk mencegah kejahatan.
Untuk mencegah kejahatan adalah perubahan social khususnya di bidang ekonomi/keuangan
dengan memberikan tunjangan atau subsidi dan pengawasan terhadap jumlah kelahiran setiap
keluarga, batas usia, menikah dan fasilitas untuk rekreasi bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai