Anda di halaman 1dari 7

Ujian Tengan Semester Kriminologi

Rabu, 4 November 2020

NAMA : Rocy Dela Sabatini Simanjorang

NIM : 180200483 (Grup D)

MATA KULIAH : Kriminologi

1. a. Berikan penjelasan saudara tentang sebab-sebab timbulnya kriminologi !

Jawab :

1. Teori Bio Sosiologi

Teori biososiologi menyatakan bahwa kejahatan timbul karena individu yang lahir
dari orangtua yang juga criminal, atau karena individu dibesarkan dilingkungan
yang memberikan pengaruh buruk (bad influence).

2. Teori Sosiologi

Teori sosiologi menyatakan bahwa lingkungan sosial yang buruk yang akan
mempengaruhi perkembangan individu, dengan kata lain, kejahatan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan pergaulan hidup manusia. Menurut teori sosiologi,
“Lingkungan Lebih Menentukan Jadinya Seseorang Daripada Orang Itu Sendiri”.
Anak yang berasal dari keluarga baik-baik atau terhormat jika bergabung alam
komunitas yang memberi pengaruh buruk akan mempengaruhi pertumbuhan anak

3. Teori Ekonomi

 Ahli hukum dan kriminal sependapat bahwa motif untuk bertahan hidup sering
menjadi alasan munculnya sebuah tindak kejahatan. Seseorang yang merasa
kebutuhan primernya (isi perut) tidak terpenuhi akan cenderung mencari caracara
instan untuk memenuhinya, misalnya merampok.

 Kejahatan sering dijadikan alasan pembenaran oleh para pelaku kriminal: “Jika
saya tidak melakukannya, maka anak saya yang akan mati kelaparan”
 Sehingga akan timbul dilema penegakan hukum vs kemanusiaan

4. Teori Multifaktor

Merupakan penggabungan dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Faktor


lingkungan keluarga, pengaruh yang buruk dari lingkungan serta motif untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia dapat memicu seseorang melakukan sebuah
tindak kejahatan

b. Siapa penulis terkenal yang mempengaruhi Code Penal Perancis, mengapa


dan berapa prinsip yang juga mempengaruhi perkembangan hokum pidana
Perancis !

Jawab : Sistem hukum di negeri Belanda didasarkan pada sistem hukum perdata
Perancis dan dipengaruhi oleh hukum Romawi. KUHP yang berlaku di negeri
Belanda sendiri merupakan turunan dari code penal Perancis. Code penal menjadi
inspirasi pembentukan peraturan pidana di Belanda. Hal ini dikarenakan Belanda
berdasarkan perjalanan sejarah merupakan wilayah yang berada dalam kekuasaan
kekaisaran Perancis. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan Peraturan Kepailitan.
Sistematika yang dipakai merupakan adopsi dari hukum Napoleon. Perancis adalah
negara yang melakukan kodifikasi terhadap hukum Romawi. Kaisar Napoleon pada
tahun 1800-an membentuk suatu panitia yaitu Portalis, Trochet, Bigot de Preameneu
dan Malleville yang ditugaskan untuk membuat rancangan kodifikasi. Sumber bahan
kodifikasi adalah hukum Romawi. Dalam menerapkan hukum Romawi yang
terkodifikasi, Prancis tidak hanya memakai satu hukum tetapi juga menggunakan
kebiasaan lokal atau yang lebih dikenal dengan istilah customary law ( hukum
kebiasaan). Sehingga menyebabkan terjadinya dualisme sumber hukum yang harus
ditaati oleh penduduk Prancis ketika itu. Walaupun dua hukum yang diterapkan,
namun sistem hukum Romawi memiliki kultur yang kuat untuk diterapkan. Hukum
Romawi telah berlangsung selama ribuan tahun – dari Leges Duodecim Tabularum
tahun 439 SM hingga Corpus Juris Civilis (528–35 AD) yang diperintahkan oleh
Kaisar Yustinianus I. Undang-undang Yustinianus berlaku di Romawi Timur (331–
1453), dan juga menjadi dasar hukum di Eropa. Hukum Romawi yang dikenal juga
dengan istilah Civil Law atau Hukum Sipil. Hukum sipil dapat didefinisikan sebagai
suatu tradisi hukum yang berasal dari Hukum Roma yang terkodifikasi dalam corpus
juris civilis justinian dan tersebar ke seluruh benua Eropa dan seluruh dunia.
Maka KUHP 1810 menganut Prinsip atau Asas Legalitas (Principle of Legality), dan
bunyi rumusan asas legalitas tersebut tercantum di dalam Pasal 4 KUHP 1810
(France; Penal Code 1810), yang berbunyi sebagai berikut: “No minor, mayor or
serious offence can be punished with sentences that were not laid down by legislation
before they were committed” (kejahatan ringan, berat atau kejahatan serius tidak
dapat dihukum dengan hukuman yang tidak pernah diatur dalam undang-undang
sebelum mereka melakukan kejahatan).

Melihat uraian di atas, jika dibandingkan dengan rumusan Asas Legalitas di dalam
KUHP Indonesia (1946) atau KUHP Belanda (1886) terdapat perbedaaan mendasar.
Perbedaan tersebut Pertama, KUHP Perancis 1810 hanya terdiri dari satu pasal;
sedangkan KUHP Indonesia (1946) dan KUHP Belanda (1886) memuat satu pasal
dengan dua ayat. Perbedaan Kedua, KUHP Perancis 1810 tidak hanya mengandalkan
satu pasal tanpa ayat, akan tetapi masih membedakan dua jenis kejahatan di lihat dari
sifat perbuatannya, yaitu kejahatan ringan (delit), kejahatan berat atau serius (crime).
Perbedaan ini tidak ditemui baik dalam KUHP Indonesia (1946) yang menyebut
“suatu perbuatan”; dan maupun dalam KUHP Belanda (1886), yang menyebut “act
or omission” (berbuat atau tidak berbuat/membiarkan.

2. Ilmu pengetahuan Kriminologi dibagi menjadi yang sifatnya teori dan terapan.
Berikan pendapat saudara!

Jawab : Teori-teori kriminologi dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan-


permasalahan yang terkait dengan kejahatan atau penyebab kejahatan. Teori-teori
kriminologi pada hakikatnya berusaha untuk mengkaji dan menjelaskan hal-hal yang
berhubungan dengan permasalahan penjahat dan kejahatan. Masing-masing teori
kriminologi yang ada memiliki kekhasan masing-masing dengan sudut pandang masing-
masing ahli pencetusnya. Dengan mempelajari teori maka kita dapat menerapkan nya di
dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kriminologi murni yaitu :

a) antropology kriminil, yaitu korelasi atau hubungan antara faktor penyebab


kriminalitas dengan manusianya, misalnya biologis
b) sociology kriminil, yaitu menjawab pertanyaan sejauh apa kejahatan dalam
masyarakat lingkungan

c) Psycology kriminil, yaitu penjahat dilihat dari kejiwaannya

d) psikopatologi dan neuropatologi kriminil, yaitu membandingkan dengan orang


yang normal

e) penology yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukuman atau sanksi

2. Kriminologi terapan yaitu :

a) Higiene Kriminil : detail faktor penyebab penyakit dalam masyarakat dan


sumber penyakit dalam masyarakat
b) Politik kriminil : usaha yang rasional dilakukan manusia dalam hal mencapai
tujuan
c) Kriminalistik : bagian dari hukum acara yang focus pada kegiatan pengusutan
suatu tindak pidana atau penyelidikan

3. Berikan penjelasan saudara tentang objek studi kriminologi !

Jawab : Secara luas, kriminologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencakup
semua materi pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan konsep kejahatan serta
bagaimana pencegahan kejahatandilakukan, termasuk di dalamnya pemahaman tentang
pidana atau hukuman. Bidang ilmu yang menjadi fokus kriminologi dan objek studi
kriminologi, mencakup:

- Sosiologi Hukum yang lebih memfokuskan perhatiannya pada objek studi


Kriminologi, yakni kejahatan, dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan kondisi
terbentuknya Hukum Pidana, peranan hukum dalam mewujudkan nilai-nilai sosial, serta
kondisi empiris perkembangan hukum.

- Etiologi Kriminal lebih memfokuskan perhatiannya pada objek studi Kriminologi,


yakni penjahat, yaitu mempelajari alasan seseorang melanggar Hukum (Pidana), atau
melakukan tindak kejahatan sementara orang lainnya tidak melakukannya. Kita harus
mempertimbangkannya dari berbagai faktor (Multiple Factors), tidak lagi hanya faktor
hukum atau Legal saja (Single Factor).
- Penologi lebih memfokuskan perhatiannya pada objek studi Kriminologi, yakni reaksi
Sosial, dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan berkembangnya hukuman, arti
dan manfaatnya yang berhubungan dengan “control of crime”.

- Viktimologi yang lebih memfokuskan perhatiannya pada objek studi Kriminologi,


yakni korban kejahatan, dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan kedudukan
korban dalam kejahatan, interaksi yang terjadi antara korban dan penjahat, tanggung
jawab korban pada saat sebelum dan selama kejahatan terjadi.

4. Berikan pendapat saudara tentang 3 aliran / mashab dalam kriminologi !

Jawab :

- Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi

Tokoh mazhab ini adalah Cesaro Lombroso (1835-1909) seorang dokter. Ia adalah
guru besar dalam ilmu kedokteran kehakiman (dalam ilmu forensik), kemudian juga
dalam ilmu jiwa di Turin Italia.  Pandangan Lobroso mengenai penjahat didasarkan atas
hasil penelitian secara antropologis mengenai penjahat-penjahat yang terdapat dalam
rumah penjara terutama mengenai tengkorak. Kesimpulan dari penelitianya adalah
bahwa para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu,
diantaranya adalah sebagai berikut.

a) Keadaan fisiknya (bentuk badannya):

1) Kening kepala yang menonjol ke depan dan dahi agak miring.

2) Mata kecil yang letaknya sangat dalam, yang berada pada rongga mata besar.

3) Rahang yang menonjol ke depan.

4) Lobang hidung yang terlalu besar.

5) Rambut keriting.

b) Keadaan psikis (jiwanya):

1) Tidak mempunyai perasaan menyesal dan rasa belas kasihan.

2) Perasaan—sakit kurang, jika dipukul.

3) Gila hias.
4) Kejam.

5) Tak tahu agama, tak berperikemanusjaan dan lain-lain.

c) Tabiatnya:

1) Suka tatouage (membuat lukisan pada lengan, dada, dan lain- lain).

2) Suka minuman keras.

3) Main judi dan lain-lain.

- Mazhab Lingkungan atau Mazhab Perancis

Tokoh terkemuka mazhab ini adalah A. Lacassagne (1843-1924) guru besar dalam ilmu
kedoteran kehakiaman di perguruan Kriminil Internasional di Roma (1885). Ia
menentang Lombroso dengan menyatakan bahwa kejahatan dan penjahat dibentuk oleh
lingkungan sosial bukan dibawa sejak lahir. Dalam ajarannya menguraikan bahwa
“keadaan sosial disekeliling manusia menimbulkan terjadinya embrio kejahatan”. Dan
juga tokoh penting lainya adalah Gabriel Tarde (1843-1904) seorang ahli hukum dan
sosiologi. Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu jejek yang antropologis tapi
sosiologis, yang seperti kejadian-kejadian masyarakat lainnya dikuasai oleh faktor
imitasi.

- Mazhab Bio Sosiologi

Tokoh terkenal mazhab ini antara lain A.D.Prins van Hamel dan D.Simons mazhab
sosiaologi adalah mwerupakan pengembangan dan perpaduan antara lain antrhropologi
dan sosiologi. Menurut mazhab ini bahwa setiap kejahatan adalah hasil perpaduan dari
faktor-faktor yang ada timbul dari dalam individu ( seperti keadaan fisik dn psikis si
penjahat )dengan hasil dari faktor-faktor yang ada dalam lingkungan masyarakat
(seperti keadaan alam , ekonomi, budaya, dan politik dan sebagainya)’’.

Apabila kita kembali mempelajari ajaran Ferri , yakni bahwa kejahatan itu terjadi
karena adanya kererpaduan antara mazhab anthropologi dengan mazhab
lingkungan ,dapat di katakana bahwa Mazhab Bio Sosiologi pada dasarnya merupakan
pengembangan dari ajaran Ferri tersebut.
5. Cesare Lombroso digelar sebagai Bapak Kriminologi modern. Berikan pendapat
saudara tentang mashab nya !

Jawab : Lambroso mengemukakan bahwa para penjahat dipandang dari sudut


anthropologi (dilihat dari keadaan fisiknya) mempunyai tanda-tanda tertentu yang
sangat berbeda dengan manusia lainnya. C.Lombrosso juga mengemukakan teori
“Hipotesa atavisme” yakni seorang penjahat itu merupakan gejala atavisme artinya ia
sekonyong-konyong mendapat kembali sifat yang sudah tidak dimiliki oleh nenek
moyangnya yang terdekat tetpi nenek moyangnya yang terjauh.

Menurut pendapat saya, saya tidak setuju dengan C. Lombrosso dimana sebab-sebab
dari kejahatan dicari pada diri orang, yaitu pada bentuk rupa dan mukanya àtau pada
keadaan jiwanya, yang selalu menyimpang dari kebanyakan orang lain. Maka sama saja
itu si penjahat dipandang sebagai manusia yang lebih rendah derajatnya daripada
manusia yang biasa. Padahal setiap manusia memliki derajat yang sama tinnginya.
Sama saja itu dengan memandang rendah atau negatif kepada orang lain. Dan juga jika
memakai mashab dari C.Lombroso maka setiap manusia akan mencari suatu
penyelidikan kejahatan ditekankan pada fáktor perseorangan (mencari sebab-sebab
kejahatan pada diri si penjahat itu sendiri). Serta menurut saya juga tidak setiap orang
yang memenuhi syarat-syarat penjahat dari Lombroso menjadi penjahat.

Anda mungkin juga menyukai