Anda di halaman 1dari 26

KRIMINOLOGI

Materi
 Sejarah Kriminologi
 Pengertian Kriminologi
 Tujuan Kriminologi
 Ruang Lingkup Kriminologi
 Hubungan Kriminologi dengan ilmu lain
Sutherland, Mennheim, Lambroso, Hoefnagels dan Hukum Pidana
 Mashab Kriminologi
 Konsep kejahatan, penjahat dan reaksi masyarakat
pada kejahatan
 Metode pendektakan kriminologi (deskriptif, causal &
Normatif)
SEJARAH ILMU KRIMINOLOGI

Secara ilmiah muncul mulai abad 18 (1830)


oleh ahli antropologi Prancis P. Topinard
(1879) berbarengan dengan ilmu Sosiologi,
Antropologi dan Psikologi.
Sebelumnya dikenal dengan Antropologi
Kriminal.
Kriminologi hampir sama dengan sosiologi,
psikologi dan antropologi mempelajari segala
gejala/tingkah laku manusia masyarakat
 Secara etimologis berasal dari kata Crimen
(kejahatan) dan Logos (ilmu/pengetahuan)
 Ilmu pengetahuan yang mempelajari
kejahatan (faktor penyebab seseorang
melakukan tindak kejahatan di masyarakat)
 Kelahiran Kriminologi banyak dipengaruhi
oleh ketidakpuasan pada pelaksanaan hukum
pidana saat itu yang tidak efektif dalam
mencegah dan memberantas kejahatan.
Pandangan Filosofis (Yunani Kuno)

 Plato
 Aristoteles
 Thomas Van Aquino
 Thomas More
 Van Kant
 Von Mayer
PLATO
 Emas, manusia merupakan sumber kejahatan
 Makin tinggi kekayaan dalam pandangan manusia,
makin merosot penghargaan pada kesusilaan
 Dalam negara yang banyak orang miskin, diam-
diam terdapat banyak bajingan, pencopet,
pemerkosa agama, penjahat dari bermacam corak
 Hukuman dijatuhkan bukan karena orang telah
berbuat jahat, akan tetapi agar jangan berbuat
jahat.
 Jika dalam masyarakat tidak ada yang miskin dan
kaya maka tidak terdapat kejahatan
ARISTOTELES

 Kemiskinan menimbulkan kejahatan dan


pemberontakan (Anomi/Strain Robert K Merton)

 Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk


memeperoleh apa yang perlu untuk hidup
(korupsi) tetapi untuk memperoleh
kemewahan
THOMAS VAN AQUINO
 Orang yang hanya hidup untuk kesenangan
dan memboroskan kekayaan, jika jatuh
miskin mudah menjadi pencuri.

 Kemiskinan biasanya memberi dorongan


untuk mencuri (summa contra gentiles)

 Dalam keadaan yang sangat memaksa orang


boleh mencuri
THOMAS MORE
 Masalah kejahatan banyak terpengaruh oleh
masyarakat (defferencial association, opportunities, labeling)
 Pemberantasan kejahatan dengan kekerasan tidak
ada hasilnya dan arus kejahatan tidak akan berhenti
 Ikhtiarkan agar setiap orang memperoleh nafkah
hidup yang cukup dan kejahatan akan berhenti
 Jika atas kejahatan yang relatif kecil dijatuhkan
hukuman yang berat, maka akan banyak
dilakukannya kejahatan yang lebih berat lagi (resiko
hukumannya sama)
 Penjahat harus menebus kerugian yang telah
ditimbulkannya dengan cara bekerja
VAN KANT

 Penyebab kejahatan adalah masalah


ekonomi.

 Untuk menghilangkan kejahatan harus


diatasi penyebabnya yaitu dengan
pengaturan aau penyehatan bidang
ekonomi
VON MAYER

 Dalam perkembangan tingkat pencurian


dengan tingkat harga gandum terdapat
kesejajaran

 Tiap-tiap kenaikan gandum 5 sen dalam


tahun 1835-1861 jumlah pencurian
bertambah 1
KETIDAKPUASAN ATAS SISTEM HUKUM
PIDANA
 Pada abad 16-18 hukum pidana dilakukan
untuk menakut-nakuti masyarakat
 Banyaknya dilakukan hukuman berat/mati
untuk kejahatan ringan.
 Pelaksanaan hukuman mati dilakukan di
depan umum
 Pelaksanaan hukuman dilakukan dengan
cara- cara yang sadis (penyiksaan)
 Pada saat pemeriksaan tersangka diperlaku -
kan seperti barang.
 Pemeriksaan dilakukan secara rahasia dan
pembuktian digantungkan pada kemauan
pemeriksa
 Kekejaman dalam pelaksanaan hukum pidana
memuncak di Prancis di era Anciem Regim
 Era Anciem regim berakhir dengan adanya
Revolusi Prancis (1791) dengan lahirnya Code
Penal
CODE PENAL

Melahirkan prinsip :
1. Adanya kepastian hukum
Hukum harus dibuat dalam bentuk tertulis
Hakim dilarang menganalogikan UU
2. Persamaan di depan hukum
3. Keseimbangan antara kejahatan dan
penghukuman
PANDANGAN TENTANG PEMAHAMAN KRIMINOLOGI

1. P. Topinard
2. Marvin
3. Hermen Menheid
4. Paul Budigdo Mulyono
5. WH Nagel
6. Martin L. Haskell & Lewis Yablonsky
7. Edwin H. Sutherland
8. Donald R. Crassey
9. Prof. WA Bonger
10. Soedjono D.
11. Schravendyk
12. Vry
13. Van Bemmelen
14. Prof. Moeljatno.
15. Prof. E. Noach
1. P. Topinard
Kriminologi sebagai bidang ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala kejahatan
2. Marvin
Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang memakai metode
ilmiah dalam mempelajari dan menganalisa keteraturan,
keseragaman pola-pola dan faktor-faktor sebab akibat yang
berhubungan dengan kejahatan dan penjahat serta reaksi
masyarakat atas keduanya
3. Hermen Menheid
Kriminologi dalam arti sempit mempelajari tentang kejahatan
Kriminologi dalam arti luas mempelajari tentang pengendalian
kejahatan dan metode yang berkaitan dengan kejahatan
(penologi) dan masalah persepsi kejahatan dengan tindakan-
tindakan yang bersifat bulan hukuman
4. WH. Nagel
Kriminologi modeern tidak hanya seata-mata menaruh perahatian
pada pengendalian kejahatan, tetapi juga perhatian pada korban
kejahatan (Victimologi), karena kriminologi tidak dapat
dipraktekkan tanpa memperhitungkan hubungan antara penjahat
dengan orang yang menjadi korban kejahatan.
5. Martin L. Haskell & Lewis Yablonsky
Kriminologi sebagai studi ilmiah tentang kejahatan dan penjahat
mencakup analisa :
a. sifat dan luasnya kejahatan
b. sebab-sebab kejahatan
c. perkebangan dan pelaksanaan hukum pidana
d. ciri-ciri penjahat
e. pembinaan penjahat
f. pola-pola kriminalitas
g. akibat kejahatan dan perubahan sosial
6. Edwin H. Sutherland
Kriminologi adalah rangkaian berbagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari kejahatan sebagai gejala sosial. (sosiologi hukum, etiologi
kejahatan dan penologi). Criminology is the body of knowledge
regarding crime as a social phenomenon” (kriminologi adalah
tubuh pengetahuan tentang kejahatan sebagai fenomena sosial)
7. Prof. WA Bonger
Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki
gejala kejahatan seluas-luasnya. (pathologi sosial dan etiologi
kriminal)
8. Schravendyk
Kriminologi adalah ilmu yangobyek penyelidikannya semua
kejahatan dalam masyarakat baik yang diatur dalam UU pidana
maupun tidak.
GP. Hoefnagels

Sciences Alled Sciences

Theory

General Criminologi

Practice and Application

Mass Criminal Policy Law Inforcement


Media Policy
HUBUNGAN KRIMINOLOGI
DENGAN HUKUM PIDANA
 Hukum pidana adalah teori mengenai aturan/ norma,
sedangkan kriminologi adalah teori tentang kejahatan
Keduanya bertemu berhubungan dengan kejahatan
yaitu tingkah laku/perbuatan yang diancam dengan
pidana
 Perbedaan hukum pidana dan kriminologi terletak pada
objeknya.
Objek hukum pidana adalah apa yang dapat dipidana
menurut norma hukum yang berlaku.
Objek kriminologi adalah manusia yang melanggar
pidana dan lingkungannya
 Walaupun terdapat hubungan diantara keduanya,
namun kriminologi tidak begitu tergantung pada
nilai-nilai hukum pidana.
 Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang
diskriptis (menggambarkan) dan empiris (hal nyata
dan tidak normatif) tetapi objek penelitian kriminologi
tidak mungkin ditentukan tanpa ukuran berdasarkan
penilaian masyarakat (tentang pidana)
 Hubungan yang erat dengan kriminalitas merupakan
syarat utama sehingga berlakunya norma hukum
pidana dapat diawasi oleh kriminologi.
 Pengertian kejahatan tidaklah tetap akan tetapi
berubah seiring waktu dan tempat (euthanasia)
TUJUAN ILMU KRIMINOLOGI
 Masukan pada membuat UU (pembuatan/pencabutan).
 Bahan masukan bagi aparat penegak hukum dalam proses
penegakan hukum dan pencegahan kejahatan non penal
terutama Polri.
 Memberikan informasi kepada semua instansi agar
melaksanakan ffungsi yang diembannya secara konsisten dan
konsekwen untuk mencegah tejadi kejahatan.
 Memberikan informasi kepada perusahan-perusahan
melaksanakan pengamatan internal secara ketat dan
teridentifikasi serta melaksanakan fungsi sosial dalam areal
wilayah perusahan yang mempunyai fungsi pengamanan
external untuk mencegah terjadi kejahatan.
 Memberikan informasi kepada masyarakat pemukiman,
tempat-tempat umum untuk membantu mengantisipasi
Ruang Lingkup Kriminologi

 Perbuatan yang disebut kejahatan


 Pelaku kejahatan
 Reaksi masyarakat pada kejahatan &
penjahat
CARA PENDEKATAN MENGETAHUI FENOMENA
KEJAHATAN
 Pendekatan Spiritistik
Berdasar pada adanya kekuasaan lain/spirit (roh). Unsur
utama yang terdapat dalam pendekatan spiritistik ini adalah
sifatnya yang melalui dunia empirik (tidak terikat oleh
batasan-batasan kebendaan/fisik, dan beroperasi dalam
cara-cara yang bukan menjadi subjek dari kontrol atau
pengetahuan manusia yang terbatas).
 Pendekatan Naturalistik,
Penjelasan yang diberikan didalamnya lebih terperinci dan
bersifat khusus, serta melihat dari segi objek dan kejadian-
kejadian dunia dalam lingkup kebendaan dan fisik.
PENDEKATAN
NATURALISTIK
 Kriminologi Classic
Kejahatan diartikan sebagai perbuatan/ pelanggaran yang
bertentangan dengan Undang-undang pidana, serta
Penjahat adalah sebutan bagi seseorang yang melakukan
perbuatan kejahatan tersebut.
 Kriminologi Positif
bertolak pada pandangan bahwa prilaku manusia
ditentukan oleh faktor-faktor di luar kontrolnya, baik yang
berupa faktor cultural (budaya), maupun faktor biologi
 Kriminologi Kritis
Ffenomena kejahatan sebagai konstruksi sosial,
TUGAS KELOMPOK
 Sutherland dan Cressey mengemukakan
“criminology is the body of knowledge
regarding crime as a social phenomenon”
(kriminologi adalah tubuh pengetahuan
tentang kejahatan sebagai fenomena sosial).
Beranjak dari pengertian tersebut, Sutherland
dan Cressey mengemukakan bahwa yang
termasuk dalam pengertian kriminologi adalah
proses pembentukan hukum, pelanggaran
hukum dan reaksi terhadap para pelanggar
hukum. Dengan demikian, kriminologi tidak
hanya mempelajari masalah kejahatan saja

Anda mungkin juga menyukai