PENDAHULUAN
sudah menjadi permasalahaan sejak zaman dahulu dan tetap berkembang dari waktu ke
waktu. Kejahatan yang secara nyata kita lihat misalnya adalah pencurian, pembunuhan,
penipuan, dan terorisme. Manusia adalah mahkluk sosial yang hidup saling membutuhkan
dan berdampingan satu sama lain, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya,
buruk bagi kehidupan sosial, dan dalam skala besar berdampak bagi negara.
Cara menyelesaikan kejahatan terus menerus menjadi perdebatan. Banyak upaya yang
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Mulai dari upaya dari masyarakat,
payung hukum yang dibuat oleh pemerintah, dan inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh
masing-masing individu. Namun pada kenyataan yang kita hadapi, kejahatan masih saja
belum bisa terselesaikan. Kejahatan dan penjahat juga berkembang seiring dengan
perkembangan masyarakat. Apabila kita lihat pada zaman, kejahatan yang terjadi hanya
dalam skala sederhana misalnya seputar kejahatan terhadap harta benda, kejahatan
terhadap nyawa, kejahatan perang. Sekarang, kita dapat melihat banyak kejahatan yang
terjadi dalam skala yang lebih kompleks, misalnya kejahatan terhadap data pribadi. Hal
tersebut menjadi bukti bahwa kejahatan tidak bisa terlepas secara penuh dari kehidupan
masyarakat, karena penjahat lahir dari masyarakat. Yang bisa kita lakukan adalah
menimimalisir kejahatan dengan memberi payung hukum yang tepat. Namun, seperti apa
yang dikatakan oleh Thomas More (1478-1535) seorang pengamat sosial, ahli hukum
humanitis, dan aktivis sosial Inggris dalam bukunya Utopia “Apabila dengan hukuman
1
yang berat saja kejahatan tidak dapat dihentikan, maka yang harus dihentikan ialah
berdasarkan pengamatan dan analisis teoritis untuk melihat hubungan antara penjahat,
kejahatan, korban, dan respon masyarakat. Terdapat enam teori kriminologiyaitu Teori
Labelling. Teori Kontrol Sosial, Teori Differential Association, Teori Anomie, Teori
Konflik, dan Teori Sub-Kulture. Teori-teori ini dipakai untuk menjawab permasalahan-
diatas, dan pemenuhan tugas serta tanggung jawab sebagai mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Pattimura, penulis membuat makalah dengan judul “Teori Kontrol Sosial
3. Bagaimana penerapan Teori Kontrol Sosial pada kejahatan yang terjadi di lingkungan
masyarakat?
3. Pembaca dapat menganalisa penerapan Teori Kontrol Sosial pada contoh kasus nyata
2
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan tanggung
jawab sebagai mahasiswa mata kuliah Kriminologi pada Fakultas Hukum Universitas
Pattimura.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kriminologi secara pengakuan dapat dikatakan sebagai cabang ilmu yang baru yang
lahir pada abad ke-19 dan mulai berkembang pada tahun 1830. Van Kan, dalam bukunya "Les
sebab musabab ekonomi terhadap kejahatan; Havelock EUis, dalam bukunya "The Criminal";
Marro, pada buku karyanya yang berjudul "/ caratteri dei delinguenti" (1887); dan G. Antinini,
dalam bukunya yang bertajuk "/ precursor] di Lombroso" (1909), yang kesemuanya mencari
Apabila kita melihat dari sejarah, kriminologi secara faktual sudah menjadi objek
kajian sejak zaman dulu. Pendapat tentang kejahatan tercatat pertama kali disebut oleh Plato
(427- 347 SM) seorang filsuf dan matematikawan Yunani kuno, dari Athena . Dalam bukunya
yang berjudul “Republiek,” Plato menyatakan bahwa sumber kejahatan adalah emas dan
penjahat yang pada waktu itu merujuk pada penista agama dan pencuri. Kemudian dijelaskan
lebih lanjut pada bukunya “De Wetten,” Plato mengutarakan pendapatnya bahwa kesusilaan
di junjung tinggi pada masyarakat yang tidak ada orang miskin dan tidak ada orang kaya.
Pendapat ini didasarkan pada keyakinan bahwa hal ini tidak menimbulkan rasa iri ataupun
benci. Plato juga beradagium "Hukuman dijatuhkan bukan karena telah berbuat jahat, tapi agar
4
Namun apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan Kriminologi? Secara etimologi, kata
“Kriminologi” berasal dari kata “Crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “Logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Maka dapat dikatakan bahwa Kriminologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang kejahatan. Bonger (1876-1940) seoranng ahli kriminologi dan
sosiologi Belanda mengatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan
kriminologi sebagai ilmu sempit yang mempelajari sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Kriminologi adalah ilmu
Pidana. Hukum Pidana merupakan aturan yang bersifat mengikat dan mengatur tentang
perbuatan yang memenuhi suatu akibat berupa pidana. Dalam Hukum Pidana terkandung
rumusan apa yang disebut sebagai perbuatan pidana, siapa yang melakukannya, dan
pengetahuan yang membahas tentang penyebab kejahatan, yang merumuskan mengapa orang
melakukan kejahatan, dan bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegah kejahatan.
analisa tentang:
2. Sebab-sebab kejahatan
5
5. Pola-pola kriminalitas dan perubahan sosial
Dan apabila dipersempit, kita dapat menyebutkan bahwa objek studi Kriminologi terdiri dari:
6
BAB III
PEMBAHASAN
Teori Kontrol Sosial merupakan teori kriminologi yang berpandangan bahwa ada suatu
kekuatan pemaksa dalam masyarakat bagi setiap warganya untuk menghindari niat melanggar
hukum. Teori ini lahir dari tiga macam perkembangan dalam ilmu kriminologi4.
Pertama, adanya reaksi terhadap teori Labelling dan Konlflik, sehingga kembali pada
Kedua, lahirnya studi tentang “Criminal Justice” sebagai ilmu baru yang membawa
pengaruh terhadap Kriminologi menjai lebih pragmatis dan berorientasi pada system.
Ketiga, Teori Kontrol Sosial berkaitan dengan “Self Report Survey,” yang merupakan
suatu Teknik penelitian baru khususnya terhadap tingkah laku anak dan remaja5.
Prespektif control adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan delikuensi dan
kejahatan. Teori ini meletakan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individual tau
ikatan sosial dengan masyarakat, atau macetnya integrasi sosial. Berbeda dengan teori-teori
lainnya yang mencari jawaban mengapa kejahatan terjadi, Teori Kontrol Sosial menekankan
kajian untuk menjawab alasan mengapa seseorang tidak melakukan kejahatan. Maka hal yang
Travis Hirschi (1969) yang adalah ahli sosiologi Amerika dan juga merupakan
pelopor Teori Kontrol Sosial, mengatakan bahwa perilaku kejahatan merupakan kegagagalan
4
Ni Putu Rai Yuliartini,SH.,MH. Kajian Kriminologi.(Anggota IKAPI No.181/JTE/2019).Klaten, Jawa tengah, 2021
cet 1. Hlm 17
5
William III & McShane, Opcit, hal 109-110
7
kelompok-kelompok sosial konvensional seperti keluarga, sekolah, teman sebaya untuk
terikat dengan individu. Argumentasi ini mengartikan bahwa manusia tidak secara langsung
patuh pada hukum dimana kita semua dilahirkan dengan kehendak bebas, namun harus
belajar untuk tidak melakukan tindak pidana. Dalam hal ini Teori Kontrol Sosial memandang
Kenakalan diantara para remaja dikatakan sebagai “Deviasi Primer,” maksudnya bahwa
2. Dilakukan tanpa organisir atau tanpa melakukan dengan cara yang baik.
4. Pada dasarnya hal yang dilakukan itu wajib dipandang sebagai deviasi oleh yang
berwajib.
Teori Kontrol Sosial kemudian makin berkembang pada tahun 1950-an dilihat dari
Albert J. Reiss (1951) mengemukakan tiga komponen kontrol sosial dalam menjelaskan
1. Kurangnya kontrol internal yang memadai selama masa anak-anak (A lack of proper
3. Tidak adanya norma sosial atau konflik antara norma-norma dalam keluarga,
8
Asumsi Teori Kontrol yang dikemukaan F. Ivan Nye terdiri dari:
3. Pentingnya proses sosialisasi bahwa ada sosialisasi yang adequate atau memadai.
1. Kontrol langsung yang diberikan tanpa mempergunakan alat pembatas dan hukum.
3. Kontrol tidak langsung yang berhubungan dengan pengenalan atau identifikasi yang
berpengaruh dengan orang tua dan orang-orang yang bukan pelaku criminal lainnya.
1. Denial Of Responsibility
Yaitu suatu anggapan di kalangan remaja nakal yang menyatakan bahwa dirinya
merupakan korban dari pola pengasuhan orang tua, lingkungan pergaulan yang buruk
2. Denial Of Injury
Yaitu suatu alasan di kalangan remaja nakal bahwa tingkah laku mereka
Yaitu keyakinan diri pada remaja nakal bahwa mereka adalah pahlawan sedangkan
6
Struart H. Traub dan Craig B. Little, Theories of …, ibid, hlm 247
9
4. Condemnation Of The Comdemner
Yaitu suatu anggapan bahwa polisi adalah munafik atau pelaku kejahatan terselubung
Yaitu suatu anggapan di kalangan remaja nakal bahwa mereka tertangkap di antara
Ada empat elemen ikatan sosial yang terdapat dalam setiap masyarakat, yaitu:
lain. Kalau attachment sudah terbentuk, maka orang tersebut akan peka terhadap
Attachment total, adalah suatu keadaan di mana seorang individu melepas rasa
ego yang terdapat dalam dirinya dan diganti dengan rasa kebersamaan inilah
di mana hubungan tersebut tidak didasarkan pada peleburan ego dengan ego
seorang individu tersebut, akan mendatangkan manfaat bagi orang tersebut. Hal
tersebutlah yang mendorong orang untuk taat pada aturan. Manfaat tersebut dapat
melakukan deviasi (penyimpangan). Bila orang aktif dalam setiap kegiatan maka
10
orang tersebut akan menghabiskan segala waktu dan tenaganya dalam kegiatan
tersebut, sehingga dia tidak sempat lagi memikirkan hal-hal yang bertentangan dengan
hukum. Dengan demikian segala aktivitas yang dapat mendatangkan manfaat, akan
4. Belief, merupakan aspek moral yang terdapat dalam ikatan sosial. Belief merupakan
pelanggaran.
1. Teori dapat diuji secara konkret empiris disbanding teori-teori kriminologi lain.
3. Teori Kontrol Sosial merupakan salah satu teori kotemporer yang memiliki daya
1. Teori ini berusaha menjelaskan kenakalan remaja dan bukan kejahatan oleh orang
dewasa
2. Teori ini menaruh perhatian cukup besar pada sikap, keinginan dan tingkah laku
7
Dr. J. E. Sahetapy, S.H., M.A, Pisau Analisis Kriminologi, hlm 39
11
3. Ikatan sosial dalam teori Hirschi seperti values, belief, norma, dan attitude tidak
Kejahatan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, namun juga oleh remaja
atau anak. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Teori Kontrol Sosial berfokus untuk
menjelaskan kenakalan remaja, maka kasus yang bisa diterapkan dengan Teori Kontrol
Sosial adalah yang pelakunya adalah remaja, misalnya: tawuran antar pelajar SMA, ugal-
ugalan di jalan, narkotika, dan pembullyan. Sebagai contoh nyata penulis mengambil
Berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta
- Bahwa Kejadiannya terjadi pada hari kamis tanggal 12 November 2020 sekitar
pukul 22.00 wit bertemat di Jln Rya Kapten Piere Tandean tepatnya di depan
- Bahwa awalnya korban berada di ruas jalan kiri depan Gereja jika dilihat dari
arah kota hendak melakukan penyeberangan keruas jalan kanan kearah rumah
korban dan saat itu korban sempat melihat kiri dan kanan untuk memastikan
penyebrangan
12
- Bahwa saat melakukan penyebrangan dan saat tiba di ruas jalan tengah secara
tiba-tiba korban di tabrak oleh anak yang mengendarai sepeda motor Yamaha
Jupiter Z dengan No. Pol. DE 4338 LK berwarna Hitam bergerak dari arah
sampai dengan 6 kilo meter/ jam, dan tanpa membunyikan klakson sehingga
mengakibatkan anak terjatuh sedangkan korban lalu terpental dan tak sadarkan
diri sementara anak masih sempat berdiri dan kemudian anak lalu di amankan
- Bahwa yang korban tahu saat itu korban tidak ada mendengar bunyi klakson
- Bahwa saat itu cuaca cerah jalan lurus dan memang malam itu sudah sunyi
- Bahwa akibat tabrakan tersebut korban mengalami luka di kepala dan sampai
sudah tidak bisa berjalan dengan baik dan juga sudah mempengaruhi
penglihatan juga.
- Bahwa saat itu luka-luka yang korban alami adalah mengalami pendarahan
pada hidung, telinga, mulut, luka robek pada kepala bagian kiri sebesar 5
Terdakwa diddakwa dengan Pasal 310 Ayat (3) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan pidana
13
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
perbuatannya dengan tetap mengacu kepada ketentuan Pasal 79 ayat (3) dan Pasal
Pidana Anak.
Mengadili:
1. Menyatakan Anak Predik Nahumury alias Endek tersebut diatas terbukti secara
Lintas”.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama
(LPKA).
4. Menyatakan barang bukti berupa 1 (satu) Unit Speda Motor YAMAHA JUPITER
5. Membebankan Anak membayar biaya perkara sejumlah Rp. 2.000,- (dua ribu
rupiah);8
Berdasarkan uraian yang ada diatas, dapat kita menganalisis perbuatan saudara
Predik Nahumarury alias Endek menggunakan Teori Kontrol Sosial. Dapat kita lihat
8
Lihat dan bandingkan di putusan.mahkamaagung.go.id, P U T U S A N
Nomor 07/Pid.Sus-Anak/2021/PN Amb
14
bahwa tindakan yang dilakukan oleh Predik Nahumarury alias Endek dikarenakan
kurangnya kontrol intern yaitu kontrol yang berasal dari diri sendiri. Kontrol intern
yang dimaksud adalah penguasaan diri, toleransi rasa frustasi, dan kemampuan
dengan kecepatan tinggi merupakan tindakan yang berbahaya, namun pelaku tetap
memilih untuk melakukan tindakan tersebut. Predik Nahumarury tahu secara pasti
konsekuensi dan akibat dari perbuatannya yang mengakibatkan korban jatuh dimana
ia sendiri yang menyaksikan hal tersebut, namun pelaku masih mencoba untuk
melarikan diri sebelum akhirnya diamankan oleh warga setempat. Hal ini menunjukan
bahwa pelaku awalnya memeiliki niat untuk tidak bertanggung jawab. Lemahnya
Penyebab yang kedua adalah kurangnya kontrol ekstern dimana kontrol ini
sangat penting dalam masa remaja. Penulis tidak mengetahui secara pasti bagaimana
pola didik orang tua pelaku, sehingga penulis tidak bisa menarik asumsi bagaimana
kontrol ekstern dari pihak keluarga. Namun apalabila melihat dari kondisi lingkungan,
kita dapat melihat bahwa ugal-ugalan dengan kendaraan bermotor ialah hal yang
lumrah di kalangan remaja. Banyak juga yang menganggap bahwa membawa motor
dengan ugal-ugalan adalah hal yang keren di lingkunga pergaulan. Sehingga ini
membentuk pola piker yang sama pada pelaku, pelaku mengira ini hal yang biasa dan
lazim sehingga pelaku nekat melakukan hal demikian walaupun pelaku mengetahui
secara pasti akibat dan kerugian apa yang ditimbulkan oleh tindakan tersbut. Hal ini
juga berhubungan dengan Teknik netralisasi Denial Of Injury yaitu suatu alasan di
kalangan remaja nakal bahwa tingkah laku mereka sesungguhnya tidak merupakan
15
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Teori kontrol sosial mengenak pada kajian mengapa orang tidak melakukan
kejahatan.
2. Ada 4 hal yang membuat orang tidak melakukan kejahatan yaitu Attachment,
3. Teori kontrol sosial hanya mengkaji kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja dan
4. Anak Predik Nahumury alias Endek melakukan tindak pidana tersebut dikarenakan
kurangnya kontrol internal, eksternal, dan juga Teknik netralisasi Denial Of Injury.
4.2 Saran
1. Masing-masing individu dari kita terutama remaja harus dapat mempunyai kontrol
intern yang mana adalah penguasaan diri, rasa positivf pada diri, rasa tanggung
jawab, dan pengendalian yang baik pada rasa frustasi. Karena hal ini yang
2. Orang tua dapat lebih bertanggung jawab dalam mendidik dan membesarkan anak
agar kontrol internalnya dapat terbentuk dengan baik dan kontrol eksternalnya
terkendali.
3. Lingkungan sekolah, teman sebaya, dan masyarakat bisa menjadi lingkungan yang
16
4. Masyarakat dapat lebih peka dan responsive bagi pelaku kejahatan agar terbentuk
norma yang jelas dan tegas yang memberi sanksi sosial bagi pelaku, sehingga
Penulis menyadari sungguh bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami sangat membutuhkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca demi
perkembangan dan kemajuan makalah ini. Demikian makalah ini kami tulis, apabila ada
kesalahan kami minta maaf yang sebesar-besarnya karena manusia tidaklah luput dari
salah dan dosa. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan
17
DAFTAR PUSTAKA
Dr. J. E. Sahetapy, S.H.,M.A. 2005. Pisau Analisis Kriminologi. Bandung: Citra Aditya.
Topo Santoso, S.H., M.H, Eva Achjani Zulia, S.H, Kriminologi. Jakarta: RajaGrafindo
Persada
putusan.mahkamaagung.go.id
18