Anda di halaman 1dari 17

JENIS, SEBAB, DAN DAMPAK

KEJAHATAN SEKSUAL

Kelompok 2 R3B

Ayu Y. Benjamin (202121057)

Jeconiah Sohilait (202121059)

Siloam P. Matauseja (202121060)

Hawa N. Huath (202121062)

Fitriani Usman (202121064)

Anna M. F. Oita (202121065)

Aneta L. Salouw tidak aktif

Diana M. Madilis (202121058) tidak aktif

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena atas rahmat dan

karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “JENIS, SEBAB, DAN

DAMPAK KEJAHATAN SEKSUAL” ini tepat pada waktunya.

Adapun pada kesempatan ini kami hendak mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen mata kuliah Kriminologi, Yth Bpk. D. Latumaerissa, SH., MH yang

telah memberikan tugas kepada kami demi memenuhi tanggung jawab kami sebagai

mahasiswa. Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu selama

penyusunan makalah ini.

Kami menyadari penuh bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena keterbatasan

kemampuan kami sebagai manusia. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan

saran yang membangun dari pembaca demi meningkatkan mutu makalah kami. Kiranya

makalah kami dapat bermanfaat dan dipergunakan untuk pembelajaran dan kepentingan

umum.

Ambon, 21 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..

Latar Belakang …………………………………………………………………………

Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..

Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………...

Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………….

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………...……......

Kejahatan Seksual ……………………………………………………….……………..

Jenis-Jenis Kejahatan Seksual ………………………………………………………….

Faktor Penyebab Kejahatan Seksual …………………………………………………...

Dampak Kejahatan Seksual……………………………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….

Kesimpulan ………………………………………………………………………..……

Saran ………………………………………………………………………………...….

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………...……..

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kejahatan merupakan pelanggaran atas norma-norma keagamaan, kebiasaan, kesusilaan

dan norma yang berasal dari adat-istiadat yang mendapat reaksi baik yang berupa hukuman

maupun pengecualian.

Pada tahun 2009 ada 1.998 kekerasan meningkat pada tahun 2010 menjadi 2.335

kekerasan. Pada tahun 2011 ada 2.509 laporan kekerasan dan 59% nya adalah kekerasan

seksual. Dan pada tahun 2012 Komnas PA menerima 2.637 laporan yang 62% nya kekerasan

seksual. Tahun 2013, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Bareskrim Mabes Polri

mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600 kasus asusila mulai dari pencabulan

hingga kekerasan fisik pada anak-anak.

Kejahatan seksual merupakan bentuk tindakan atau upaya yang dilakukan untuk

memperoleh seks dengan cara memaksa dan dapat dilakukan oleh siapapun tanpa

memerdulikan hubungannya dengan korban. Selain itu, kejahatan seksual tidak hanya

berkaitan dengan seks namun segala aspek tindakan kekerasan seksual untuk menyerang diri

korban juga termasuk dalam kejahatan seksual. Jenis tindak kriminal kejahatan seksual, yaitu

perkosaan, pencabulan serta pelecehan seksual. Umumnya, pelaku merupakan kerabat

terdekat korban dan orang tidak dikenal. Penyebab utama kejahatan seksual sendiri, dapat

berasal dari berbagai faktor sosial.

Berdasarkan hal tersebut, kejahatan seksual memiliki dampak buruk dan dapat

mempengaruhi kesehatan fisik serta psikis dalam kurun waktu lama. Akibatnya, korban sulit

ataupun takut untuk melaporkan sehingga proses identifikasi kejahatan seksual menjadi

terhambat.

4
Kejahatan seksual banyak terjadi di tengah masyarakat, dan menjadi permasalahan yang

sedari dulu mendapat perhatian. Berdasarkan uraian diatas, penulis menulis makalah dengan

judul “JENIS, SEBAB, DAN DAMPAK KEJAHATAN SEKSUAL,”

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah:

1. Apa itu kejahatan seksual menurut sudut pandang kriminologi?

2. Apa saja jenis kejahatan seksual?

3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan seksual?

4. Bagaimana kejahatan seksual mempengaruhi korban?

1.3. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:

1. Pembaca dapat mengetahui bagaimana kejahatan seksual dalam kriminologi

2. Pembaca dapat memahami apa saja jenis kejahatan seksual.

3. Pembaca dapat mengerti penyebab terjadinya kejahatan seksual.

4. Pembaca dapat mengetahui dampak kejahatan seksual terhadap korban.

1.4. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab

sebagai mahasiswa mata kuliah Kriminologi pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura.

5
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Kejahatan Seksual dalam Kriminologi

Kejahatan seksual merupakan suatu problematika yang kenyataannya terjadi dalam

kehidupan masyarakat. Kejahatan seksual itu sendiri mencakup perzinahan, pemerkosaan,

pencabulan maupun pelecehan seksual. Di Indonesia, kasus kejahatan seksual merupakan

kasus yang semakin darurat dan terus meningkat setiap tahunnya. Dan yang menjadi

korbannya pun bukanlah orang dewasa melainkan remaja, anak-anak yang masih sangat

membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang cukup besar dari keluarga maupun

masyarakat. Karena perlu diketahui bahwa anak merupakan sebagai generasi muda yang

akan meneruskan cita-cita luhur bangsa, calon-calon pemimpin bangsa dimasa mendatang

dan sebagai sumber harapan bagi generasi terdahulu, yang dimana perlu mendapatkan

kesempatan yang seluasluasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara

rohani, jasmani dan sosial.

Berdasarkan Kamus Hukum, “sex dalam bahasa inggris diartikan dengan jenis

kelamin”. Jenis kelamin di sini lebih dipahami sebagai persoalan hubungan

(persetubuhan) antara laki-laki dengan perempuan.

Marzuki Umar Sa’bah mengingatkan, “Membahas masalah seksualitas manusia

ternyata tidak sederhana yang dibayangkan, atau tidak seperti yang dipahami masyarakat

kebanyakan. Pembahasan seksualitas telah dikebiri pada masalah nafsu dan keturunan.

Seolah hanya ada dua kategori dari seksualitas manusia, yaitu a) seksualitas yang

bermoral, sebagai seksualitas yang sehat dan baik, b) seksualitas immoral, sebagai

seksualitas yang sakit dan jahat”.

Meskipun pendapat itu mengingatkan kita supaya tidak menyempitkan pembahasan

mengenai seks, namun pakar itu mengakui mengenai salah satu bentuk seksualitas yang

6
immoral dan jahat. Artinya ada praktik seks yang dapat merugikan pihak lain dan

masyarakat, karena praktik itu bertentangan dengan hukum dan norma-norma keagamaan.

Oleh karena itu, Umar Sa’bah itu menunjukkan, secara umum seksualitas manusia

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

 Biologis (kenikmatan fisik dan keturunan).

 Sosial (hubungan-hubungan seksual, berbagai aturan sosial serta berbagai

bentuk sosial melalui mana seks biologis diwujudkan).

 Subjektif (kesadaran individual dan bersama sebagai objek dari hasrat

seksual).

Salah satu bentuk praktik seks yang dinilai menyimpang adalah kejahatan

seksual. Artinya suatu praktik hubungan seksual yang dilakukan dengan kejahatan

maupun kekerasan. Kejahatan seksual merupakan semua tindakan seksual, percobaan

tindakan seksual, komentar yang tidak diinginkan, perdagangan seks dengan

menggunakan ancaman dan paksaan fisik oleh siapa saja tanpa memandang hubungan

dengan korban, dalam situasi apa saja, termasuk tapi tidak terbatas pada rumah dan

pekerjaan. Kejahatan seksual dapat dalam berbagai bentuk termasuk perkosaan,n,

pelecehan seksual, prostitusi paksa, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual,

perbudakan seks, kehamilan paksa, kekerasan seksual, eksploitasi seksual dan atau

penyalahgunaan seks dan aborsi.

Kejahatan seksual dikategorikan menjadi:

 Non-Konsensual, memaksa perilaku seksual fisik seperti pemerkosaan atau

penyerangan seksual.

 Psikologis bentuk pelecehan, seperti pelecehan seksual, perdagangan manusia,

mengintai, dan eksposur tidak senonoh tapi bukan eksbisionisme.

7
 Penggunaan posisi kepercayaan untuk tujuan seksual, seperti pedofilia dan semburit,

kekerasan seksual, dan incest.

 Perilaku dianggap Pemerintah tidak sesuai.

2.2. Jenis Kejahatan Seksual

Berdasarkan UU No 11 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, macam-

macam kekerasan seksual antara lain terdiri atas :

1. Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk tindakan

fisik maupun non-fisik kepada orang lain, yang berhubungan dengan bagian tubuh

seseorang dan terkait hasrat seksual, sehingga mengakibatkan orang lain terintimidasi,

terhina, direndahkan, atau dipermalukan.

2. Eksploitasi Seksual

Eksploitasi seksual adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk kekerasan,

ancaman kekerasan, tipu daya, rangkaian kebohongan, nama atau identitas atau

martabat palsu, atau penyalahgunaan kepercayaan, agar seseorang melakukan

hubungan seksual dengannya atau orang lain dan/atau perbuatan yang memanfaatkan

tubuh orang tersebut yang terkait hasrat seksual, dengan maksud menguntungkan diri

sendiri atau orang lain.

3. Pemaksaan Kontrasepsi

Pemaksaan Kontrasepsi adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk

mengatur, menghentikan dan/atau merusak organ, fungsi dan/atau sistem reproduksi

biologis orang lain, dengan kekerasan, ancaman kekerasan, tipu muslihat, rangkaian

kebohongan, atau penyalahgunaan kekuasaan, sehingga orang tersebut kehilangan

8
kontrol terhadap organ, fungsi dan/atau sistem reproduksinya yang mengakibatkan

korban tidak dapat memiliki keturunan.

4. Pemaksaan Aborsi

Pemaksaan Aborsi adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk memaksa

orang lain untuk melakukan aborsi dengan kekerasan, ancaman kekerasan, tipu

muslihat, rangkaian kebohongan, penyalahgunaan kekuasaan, atau menggunakan

kondisi seseorang yang tidak mampu memberikan persetujuan.

5. Perkosaan

Perkosaan adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk kekerasan,

ancaman kekerasan, atau tipu muslihat, atau menggunakan kondisi seseorang yang

tidak mampu memberikan persetujuan untuk melakukan hubungan seksual.

6. Pemaksaan Perkawinan

Pemaksaan Perkawinan adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk

menyalahgunakan kekuasaan dengan kekerasan, ancaman kekerasan, tipu muslihat,

rangkaian kebohongan, atau tekanan psikis lainnya sehingga seseorang tidak dapat

memberikan persetujuan yang sesungguhnya untuk melakukan perkawinan.

7. Pemaksaan Pelacuran

Pemaksaan Pelacuran adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk

kekerasan, ancaman kekerasan, rangkaian kebohongan, nama, identitas, atau martabat

palsu, atau penyalahgunaan kepercayaan, melacurkan seseorang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri dan/atau orang lain.

8. Perbudakan Seksual

Perbudakan Seksual adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk

membatasi ruang gerak atau mencabut kebebasan seseorang, dengan tujuan

9
menempatkan orang tersebut melayani kebutuhan seksual dirinya sendiri atau orang

lain dalam jangka waktu tertentu.

9. Penyiksaan Seksual

Penyiksaan Seksual adalah kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk menyiksa

korban.

2.3. Faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Seksual

A. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor-faktor yang terdapat pada diri individu. Faktor ini khusus dilihat

dari individu serta dicari hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kejahatan seksual. Hal

ini dapat ditinjau dari:

a) Faktor Kejiwaan

Yakni kondisi kejiwaan atau keadaan diri yang tidak normal dari seseorang dapat juga

mendorong seseorang melakukan kejahatan. Misalnya, nafsu seks yang abnormal,

sehingga melakukan perkosaan terhadap korban wanita yang tidak menyadari keadaan

diri si penjahat, yakni sakit jiwa, psycho patologi dan aspek psikologis dari instink-

seksuil. Psycho-patologi ini mengandung arti bahwa pada diri seseorang tertentu yang

memungkinkan seseorang tersebut, melakukan kejahatan/perbuatan tertentu yang

menyimpang, walaupun ianya tidak sakit jiwa.”

b) Faktor Biologi

Di dalam kehidupannya manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan yang harus

dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menciptakan

aktivitasnya. Kebutuhan pada satu pihak merupakan apa yang disebut motif dan pada

ujung lain kebutuhan itu merupakan satu tujuan. Bila tujuan itu tercapai, maka

kebutuhan akan terpenuhi, mungkin hanya untuk sementara dan merupakan batas

10
penghentian aktivitasnya. Kebutuhan ini mungkin datangnya dari dalam yang disebut

dengan kebutuhan biologis atau kebutuhan organis.

c) Faktor Moral

Moral merupakan faktor penting untuk menentukan timbulnya kejahatan. Moral

sering disebut sebagai filter terhadap munculnya perilaku yang

menyimpang,Timbulnya kasus-kasus kejahatan seksual, disebabkan moral pelakunya

yang sangat rendah. Dari kasus-kasus tersebut banyak diantaranya terjadi, korbannya

bukanlah orang asing lagi baginya bahkan saudara dan anak kandung sendiri.

B. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berada di luar diri si pelaku. Faktor ekstern ini

berpangkal pokok pada individu. Dicari hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kejahatan

kesusilaan.

a) Faktor Sosial Budaya

Meningkatnya kasus-kasus kejahatan seksual atau perkosaan terkait erat dengan aspek

sosial budaya. Karena aspek sosial budaya yang berkembang di tengah-tengah

masyarakat itu sendiri sangat mempengaruhi naik turunnya moralitas seseorang. Suatu

kenyataan yang terjadi dewasa ini, sebagai akibat pesatnya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka tidak dapat dihindarkan timbulnya dampak negatif

terhadap kehidupan manusia. Akibat modernisasi tersebut, berkembanglah budaya

yang semakin terbuka pergaulan yang semakin bebas, cara berpakaian kaum hawa

yang semakin merangsang, dan kadang – kadang dan berbagai perhiasan yang mahal,

kebiasaan bepergian jauh sendirian, adalah faktor-faktor dominan yang

mempengaruhi tingginya frekuensi kasus kejahatan seksual, misalnya sekarang

masyarakat dengan mudah dapat mengakses internet untuk melihat tayangan –

11
tayangan film porno, membeli dvd yang berisi film – film porno belum lagi tontonan

– tontonan di televisi yang tidak jarang menampilkan adegan – adegan yang berbau

porno aksi, hal ini dapat membuat masyarakat kita terpengaruh.

b) Faktor Ekonomi

Kondisi perekonomian juga dapat merupakan satu sebab seseorang melakukan

kejahatan kesusilaan atau perkosaan. Keadaan ekonomi yang sulit akan membawa

orang kepada pendidikan yang rendah dan pada tahap selanjutnya membawa dampak

kepada baik atau tidak baiknya pekerjaan yang diperoleh. Secara umum, orang yang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah cenderung mendapat pekerjaan yang tidak

layak. Keadaan yang demikian menyebabkan seseorang dapat kehilangan

kepercayaan diri dan menimbulkan jiwa yang apatis, frustasi serta hilangnya respek

atas norma-norma yang ada di sekitarnya.

c) Faktor Kemajuan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan

Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi seperti mudahnya akses internet

bermunculannya bermacam – macam gadget yang semakin canggih dan lain - lain

membuat banyak unsur – unsur termasuk budaya dari luar mempengaruhi

perkembangan perilaku masyarakat kita, misalnya banyaknya film– film porno yang

mudah diakses dari internet melalui situs – situs porno, majalah majalah elektronik,

mudahnya mendapatkan DVD porno. yang kemudian tidak diimbangi dengan

peningkatan keimanan dan ketaqwaan masyarakat dimana hal itu kemudian dapat

menimbulkan konflik dan kehancuran dalam masyarakat tersebut.

d) Faktor Media Massa

Media massa merupakan sarana informasi di dalam kehidupan sosial, misalnya seperti

surat kabar, majalah, televisi dan sebagainya itu merupakan juga alat kontrol yang

memegang peranan penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Surat kabar berisikan

12
publikasi yang memberitakan informasi kepada masyarakat tentang kejadian-kejadian

atau peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi ada kemungkinan

pemberitaan surat kabar menjadi faktor terjadinya kejahatan.

2.4. Dampak Kejahatan Seksual

Akibat kekerasan yang diterima, sangat dimungkinkan korban mengalami gangguan

psikologis yang dapat berupa gangguan emosional, gangguan perilaku maupun gangguan

kognitif.

Gangguan emosional yang dimaksud yakni emosi yang tidak stabil dan berdampak

pada mood memburuk. Kemudian gangguan perilaku cenderung terlihat pada perubahan

perilaku korban ke hal yang lebih negatif seperti malas yang berlebihan. Terakhir

gangguan kognisi yakni gangguan yang mempengaruhi pola piker korban sehingga sulit

untuk berkonsentrasi, sering melamun dan pikiran kosong atau hal sejenis lainnya.

Dampak psikologis dari tindak kekerasan tidak sesederhana pemikiran masyarakat

umum. Begitu psikologis korban terkena dampaknya, maka pola pikir korban perlahan-

lahan berubah dan mempengaruhi ke berbagai hal. Mulai dari cara berpikir terhadap

sesuatu, kestabilan emosi yang rentan, bahkan hingga depresi.

Dampak psikologis tersebut dapat dikatakan sebagai suatu jenis trauma pasca

kejadian. Dimana trauma ini cukup mempengaruhi korban, khususnya menyebabkan

ketakutan dan kecemasan berlebihan sebagai akibat dari otak yang tanpa sengaja flashback

akan kejadian kekerasan yang pernah dialami. Sebagian orang yang mengalami trauma

akan merasakan cemas, was-was bahkan ketakutan yang sangat saat mengalami suatu

13
kejadian yang mirip dengan tindak kekerasan yang pernah dialami. Hal ini tidak dapat

dihindari karena ini merupakan salah satu dampak psikologis dari kekerasan seksual.

Guna mengurangi tekanan psikologis yang ia alami dari trauma itu, korban

biasanya akan meluapkan pemikiran atau perasaannya pada orang lain guna mendapat

saran dan menenangkan dirinya sendiri. Korban juga mengalami depresi akibat dari

kejadian yang menimpanya. Depresi tentunya tidak dapat diremehkan karena

kemungkinan terburuk dari orang depresi adalah keputusan untuk mengakhiri hidup

sendiri. Kemungkinan paling kecil dan paling ringan dari seorang yang depresi adalah

tindak selfharm atau menyakiti diri sendiri. Entah itu mengiris-iris bagian tubuh dengan

cutter, gunting, dan lain sebagainya yang bersifat melukai diri sendiri.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Kejahatan seksual adalah semua tindakan seksual, percobaan tindakan seksual,

komentar yang tidak diinginkan, perdagangan seks dengan menggunakan ancaman

dan paksaan fisik oleh siapa saja tanpa memandang hubungan dengan korban, dalam

situasi apa saja, termasuk tapi tidak terbatas pada rumah dan pekerjaan.

2. Kejahatan seksual terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

 Pelecehan Seksual

 Eksploitasi Seksual

 Pemaksaan Kontrasepsi

 Pemaksaan Aborsi

 Perkosaan

 Pemaksaan Perkawinan

 Pemaksaan Pelacuran

 Perbudakan Seksual

 Penyiksaan Seksual

3. Faktor penyebab terjadinya kejahatan seksual adalah:

 Faktor Intern yaitu kejiwaaan, biologis, dan moral.

 Faktor Ekstern yaitu sosial budaya, ekonomi, perkembangan IPTEK, dan

media massa.

4. Dampak kejahatan seksual terjadi pada fisik dan psikis korban.

15
3.2 Saran

Penulis menyadari sungguh bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu kami sangat membutuhkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca demi

perkembangan dan kemajuan makalah ini. Demikian makalah ini kami tulis, apabila ada

kesalahan kami minta maaf yang sebesar-besarnya karena manusia tidaklah luput dari

salah dan dosa. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan

untuk proses pembelajaran kita semua. Sekian dan terima kasih,

16
DAFTAR PUSTAKA

Roma Fera Nata Limbong, Tinjauan Kriminologis Kejahatan Seksual Terhadap Anak Dalam

Lingkungan Keluarga, Makassar; 2017

Astri Anindya, Yuni Indah Syafira Dewi, Zahida Dwi Oentari, Dampak Psikologis dan Upaya

Penanggulangan Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan,

Undang-Undang No. 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual

17

Anda mungkin juga menyukai