Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

VIKTIMOLOGI HUKUM
“Viktimisai pada korban kekerasa seksual”

NAMA : ELSA DWI OKTAVIANI

NPM : 01012011031

KELAS / SEMESTER : 5.A /V

FAKULTAS HUKUM

UNEVERSITAS KHAIRUN TERNATE

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga saya bisa menyusun tugas Viktimologi ini dengan baik serta tepat
waktu.Makala ini membahas tentang “Viktimisasi pada korban kekerasan seksual.

Tugas atau makala ini dibuat untuk mengetahui penyebab terjadinya kekerasan seksual
dampak yang di alami oleh korban kekerasan seksual, dan mencegah terjadinya kekerasan
seksual sehingga dapat mengurangi korban.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. saya mengucapkan terima kasih kepada dosen serta teman-teman
yang membaca makala ini. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, saya sampaikan banyak terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kejahatan perkosaan adalah salah satu jenis kejahatan atau tindak pidana yang memiliki
kerugian dan dampak yang besar terhadap korbannya. Akibat yang terutama tidak
hanya kerugian fisik, tetapi juga psikis berupa trauma yang berkepanjangan diderita oleh
korban selamanya. Perkosaan adalah kejahatan. Kejahatan menurut kebanyakan orang
adalah tingkah laku atau perbuatan yang jahat, yang tiap-tiap orang dapat merasakan
bahwa itu jahat seperti pembunuhan, pencurian, penipuan dan perkosaan atau
kejahatan kesusilaan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan dalam rumusan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu “kejahatan adalah semua perbuatan
manusia yang memenuhi ketentuanketentuan yang telah disebutkan dalam KUHP.

Seperti kejahatan perkosaan Masalah kekerasan seksual bisa terjadi terhadap siapa saja,
pelakunya bisa dari anak-anak maupun lanjut usia baik laki-laki maupun perempuan
tetapi kekerasan seksual banyak korban dari perempuan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaku melakukan kekerasan seksual adalah ingin memuaskan hasrat
seksual dan kesenjangan relasi. Pelakunya mengetahui bahwa perempuan itu lemah dan
memiliki akses yang mudah pada korban.”

Kekerasan seksual atau pemerkosaan bisa terjadi pada siapa saja bahkan orang terdekat
kita juga dapat melakukan hal tersebut seperti kasus yang telah terjadi bahwa kaka ipar
yang tega memperkorsa adik iparnya sendiri fator yang mempengaruhi karena mereka
tinggal satu ruma dan hanya bertiga dengan kakaknya.

Kekerasan seksual terjadi baik dalam ranah dosmetik maupun publik, lemahnya hukum
yang mengatur tentang kekerasan seksual menjadi faktor utama maraknya kekerasan
seksual. Peran pemerintah sangat diperlukan untuk pemenuhan hak-hak bagi korban
kekerasan seksual bukan hanya cara menindak pelaku.
Upaya memberikan perlindungan bagi korban kekerasan seksual sebagaimana diatur
dalam pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 31 tahun 2014 Tentang Perlindungan Saksi
dan Korban sebagai berikut: “Korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat, Korban
tindak pidana terorisme, Korban tindak pidana perdagangan orang, Korban tindak
pidana penyiksaan, Korban tindak pidana kekerasan seksual, dan Korban penganiayaan
berat, selain berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, juga berhak mendapatkan: a.
bantuan medis, dan b. bantuan , rehabilitasi psikososial dan psikologis.

Dampak kekerasan seksual sangat menimbulkan trauma bagi korbannya, dampak yang
terjadi baik psikis maupun fisik. Dampak psikologis korban kekerasan akan mengalami
trauma yang mendalam, selain itu stres yang dialami korban dapat menganggu fungsi
dan perkembangan otaknya. Dampak fisik, kekerasan seksual merupakan faktor utama
penularan Penyakit Menular Seksual (PMS). Selain itu, korban juga berpotensi
mengalami luka internal dan pendarahan. Pada kasus yang parah, kerusakan organ
internal dapat terjadi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan suatu
rumusan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu :
Faktor penyebeb terjadinya pemerkosaan dalam lingkungan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

Membahas mengenai korban kejahatan pada awalnya tentu menuju pada korban orang
perorangan atau individu, karena kejahatan yang sering terjadi di masyarakat akan tetapi kasus
pelecehan seksual juga bisa terjadi dilingkungan keluarga.seperti kasus kekerasan seksusal yang
dilakukan oleh ayah dan kakeknya sendiri yang menguatkan fakta bahwa lingkungan keluarga
lingkungan terdekat anak tidak sepenuhnya aman untuk anak menghindari asusila tersebut contoh
kasusnya adalah :

Kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang dekat yang terjadi di Halmahera Utara, Maluku
Utara, dan Banten,yang memicu kehamilan anak.seorang remaja putri berusia 16 tahun hamil 4
bulan akibat kekerasan seksualyang dilakuakn oleh keluarga dekat sejak tahun 2017.

Kronilogi berdasarkan pengakuan korban kejadian tersebut itu dilakukan oleh kakek korban sendiri
yang dilakuakn sebanyak dua kali pada tahun 2017,ayah korban yang melakukan kekerasan
seksual sebanyak empat kali pada tahun 2020,dan paman korban yang melakuakn kekerasan
seksual sebanyak tujuh kali pada 2020.

FAKTOR KONGKRIT

Faktor kongkrit yang menyebabkan terjadinya kasus kekerasan seksual yang terjadi dilingkungan
keluarga adalah :

a) Korban muda ditaklukkan atau korban tersebut diancam untuk melakukan


b) Korban tidak memiliki kuasa apa-apa untuk menolak atau tidak bisa menolak
c) Adanya ancaman yang diberikan pelaku terhadap korban
d)

Anda mungkin juga menyukai