Anda di halaman 1dari 5

PENEGAKAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAGI PELAKU KEKERASAN/PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN


Oleh : Raflex Nugraha Puttileihalat
Fakultas Hukum Universitas Jayabaya

Abstract
Pelecehan seksual merupakan masalah yang sudah lama menjadi perbincangan di tengah
masyarakat. Pelecehan seksual di Indonesia terjadi pada berbagai kalangan bukan hanya
menimpa perempuan dewasa juga perempuan yang tergolong di bawah umur. Namun, hukum
Indonesia belum sepenuhnya memberikan konsekuensi hukum yang tegas bagi pelaku dan
perlindungan hukum bagi korban. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif. Sumber data yang dipakai ialah data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan hukum
pidana untuk kasus kekerasan seksual menjadi suatu hal yang urgensi. Pembuatan undang-
undang yang melindungi korban kekerasan seksual, penyelesaian terhadap kasus kekerasan
seksual dapat dijalankan dengan baik.
Kata Kunci : pelecehan seksual; hukum; perempuan

A. PENDAHULUAN suara mengarah seksual dan masih banyak


Pelecehan seksual merupakan masalah lagi.
yang sudah lama menjadi perbincangan di Pelecehan seksual di Indonesia terjadi
tengah masyarakat. Di Indonesia sendiri, pada berbagai kalangan bukan hanya
kata pelecehan seksual sudah tidak asing menimpa perempuan dewasa juga
karena hampir setiap tahunnya kasus perempuan yang tergolong di bawah umur
pelecehan seksual terjadi. (anak-anak).
Pelecehan seksual sendiri dapat Sesuai data yang telah dihimpun oleh
diartikan sebagai pendekatan seksual yang Kementerian Pemberdayaan Perempuan
tidak dinginkan oleh seseorang terhadap dan Perlindungan Anak telah tercatat
orang lain baik bersifat fisik maupun juga bahwasannya kasus kekerasan seksual pada
dapat berbentuk verbal. Oleh karena itu, tahun 2020 berada pada angka 7.191 kasus.
pelecahan seksual bisa berbagai bentuk Sedangkan terhitung dari Juni 2021 dari
contohnya seperti pemerkosaan, sistem informasi daring perlindungan
menyentuh badan orang lain dengan perempuan dan anak, kasus kekerasan
sengaja, ejekan atau lelucon mengenal hal- seksual pada tahun 2021 telah mencapai
hal seksual, pertanyaan pribadi tentang 1.902 kasus (Komisi Nasional Anti
kehidupan seksual, membuat gerakan Kekerasan terhadap Perempuan, 2021).
seksual melalui tangan atau ekspresi wajah, Hingga saat ini kekerasan seksual di
Indonesia yang telah dirasakan anak
dibawah umur masih sangat banyak. Hal ini Sumber data yang dipakai ialah data
terlihat dari berita baik media cetak sekunder atau data yang diperoleh secara
maupun elektronik di Indonesia yang masih tidak langsung melalui studi kepustakaan.
memberikan informasi berkaitan dengan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kekerasan seksual. Hal ini dikareakan kasus 1. Penyebab Perempuan menjadi korban
ini telah terjadi sejak manusia ada di muka pelecehan seksual
bumi. Hal ini mungkin akan terus terjadi Perempuan korban pelecehan seksual dapat
hingga dimasa yang akan datang (Yusyanti, berasal dari berbagai latar belakang usia,
2020). pendidikan, tingkat sosial ekonomi, agama
Namun, hukum Indonesia belum dan suku bangsa. Tidak mudah untuk
sepenuhnya memberikan konsekuensi mengingkari bahwa diskriminasi terhadap
hukum yang tegas bagi pelaku dan perempuan bukan hanya dijumpai dalam
perlindungan bagi korban. Hanya sedikit novel dan di negara-negara lainnya, tetapi
kasus kekerasan seksual yang dibawa ke juga terjadi di Indonesia. Keberadaan
pengadilan. Hal ini disebabkan karena perempuan yang seringkali digolongkan
takutnya korban untuk melapor pada pihak sebagai ’second class citizens’ makin
berwajib dikarenakan adanya stigma buruk terpuruk.
oleh masyarakat terhadap korban Pelecehan terhadap perempuan berakar
kekerasan seksual. dari sistem tata nilai yang mendudukan
Berdasarkan hal - hal tersebut, maka perempuan sebagai makhluk yang lemah
timbul beberapa permasalahan antara lain : dan rendah. Oleh karena itu, peran laki-laki
1. Apa yang menyebabkan perempuan sudah dianggap sepantasnya dominan
menjadi korban pelecehan seksual ? dibanding perempuan. Selain itu, kekerasan
2. Bagaiman penegakan hukum terhadap terhadap perempuan juga dapat diawali
tindak pidana kekerasan/ pelecehan dari praktek intimidasi, dan hilangnya hati
seksual? nurani pelakunya.
Ada 3 penjelasan besar mengenai terjadinya
B. METODE PENELITIAN tindakan kekerasan/pelecehan seksual
Penelitian ini menggunakan metode tersebut yakni:
pendekatan yuridis normatif yang 1. Penjelasan yang mengarah ke kondisi
merupakan pendekatan yang dilakukan internal, karakteristik pribadi pelaku
berdasarkan bahan hukum utama dengan kekerasan/pelecehan seksual yang
cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, menyebabkan kekerasan seksual terjadi.
asas-asas hukum serta peraturan 2. Penjelasan yang mengarah ke alasan
perundang-undangan yang berhubungan yang melekat pada karakteristik pribadi
dengan penelitian ini. korban. Disini, kekerasan/pelecehan
seksual yang dialami oleh korban
diakibatkan oleh tingkah laku korban
sendiri yang mengundang atau bahwa 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
korban memiliki karakteristik Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
kepribadian tertentu yang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
menyebabkannya mudah mengalami (KUHP) tidak mengenal pelecehan seksual,
kekerasan/pelecehan seksual. Korban yang ada adalah tindak pidana kejahatan
sendiri yang memprovokasi terjadinya kesusilaaan (Misdrijven tegen de zeden)
tindakan kekerasan/pelecehan seksual yang antara lain termasuk tindak pidana
terhadap dirinya sendiri. pemerkosaan dan tindak pidana
3. Penjelasan feministik, dimana pencabulan. Bagi pelaku tindak pidana
kekerasan/ pelecehan seksual terhadap pemerkosaan, diancam dengan pidana
perempuan merupakan produk struktur penjara paling lama 12 (dua belas) tahun
sosial dan sosialisasi dalam masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 285 KUHP.
yang mengutamakan dan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
menomorsatukan kepentingan dan (KUHP) ada beberapa perbuatan yang
perspektif laki-laki, sekaligus masuk kategori ’kekerasan seksual’ yaitu:
menganggap perempuan sebagai jenis - Merusak kesusilaan di depan umum
kelamin yang lebih rendah dan kurang (Pasal 281, 283, 283 bis);
bernilai dibandingkan laki-laki. - Perzinahan (Pasal 284);
Kekerasan/ pelecehan seksual yang - Pemerkosaan (Pasal 285);
dialami perempuan merupakan suatu - Pembunuhan (Pasal 338);
hal yang cukup umum terjadi sebagai - Pencabulan (Pasal 289, 290, 292, 293
konsekuensi struktur masyarakat yang (1), 294, 295 (1)).
mementingkan dan didominasi laki-laki. Begitu banyaknya kekerasan seksual,
kejahatan ataupun pelecehan seksual yang
2. Penegakan Hukum terhadap Tindak dilakukan terhadap perempuan dan anak,
Pidana kekerasan/pelecehan seksual dimana kekerasan/pelecehan seksual ini
Hukum Indonesia tidak mengenal istilah banyak juga terjadi dalam lingkup rumah
kekerasan terhadap perempuan, meskipun tangga sehingga pemerintah Indonesia
fakta ini muncul semakin marak di berbagai kemudian menerbitkan Undang-Undang
penjuru Indonesia. Oleh karena itu, No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Indonesia sampai dengan saat ini belum Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT)
mempunyai suatu Undang-undang yang maka terhadap pelaku kekerasan seksual
secara khusus mengatur tentang diberikan sanksi sebagaimana diatur dalam
penghapusan segala bentuk kekerasan Pasal 46, Pasal 47 dan Pasal 48 dengan
terhadap perempuan. Yang dipakai saat ini hukuman penjara paling singkat 4 (empat)
apabila terjadi tindak kekerasan terhadap tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
seorang perempuan adalah Kitab Undang- serta hukuman denda paling sedikit Rp.
Undang Hukum Pidana (KUHP) dan UU No. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima 2. Penegakan hukum terhadap pelaku
ratus juta rupiah). Dan bagi pelaku kekerasan/pelecehan seksual terhadap
kekerasan/pelecehan seksual terhadap perempuan diatur dalam KUHP yaitu:
anak perempuan akan dikenakan ancaman Merusak kesusilaan di depan umum
pidana sebagaimana diatur dalam Perpu (Pasal 281, 283, 283 bis); Perzinahan
No. 1 Tahun 2016 yaitu hukuman mati, (Pasal 284); Pemerkosaan (Pasal 285);
penjara seumur hidup, maksimal 20 tahun Pembunuhan (Pasal 338); Pencabulan
penjara dan minimal 10 tahun penjara. (Pasal 289, 290, 292, 293 (1), 294, 295
Dilatarbelakangi oleh perkembangan (1)). Dalam UU Nomor 23 Tahun 2004
dewasa ini yang menunjukkan bahwa tentang PKDRT maka terhadap pelaku
tindakan kekerasan dalam rumah tangga kekerasan seksual diberikan sanksi
pada kenyataannya sering terjadi dalam sebagaimana diatur dalam Pasal 46,
kehidupan masyarakat baik dalam bentuk Pasal 47 dan Pasal 48 dengan hukuman
kekerasan fisik, psikis, seksual maupun penjara paling singkat 4 (empat) tahun
penelantaran rumah tangga dan korbannya dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
adalah perempuan dan anak. serta hukuman denda paling sedikit Rp.
12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
D. KESIMPULAN dan paling banyak Rp. 500.000.000,00
1. Pelecehan seksual di Indonesia menjadi (lima ratus juta rupiah). Dan bagi pelaku
problematika social di masyarakat. kekerasan/pelecehan seksual terhadap
Namun sayangnya, hukum pidana yang anak perempuan akan dikenakan
dibuat masih terkesan serampangan ancaman pidana sebagaimana diatur
dan tidak menunjukkan adanya dalam Perpu No. 1 Tahun 2016 yaitu
keberpihakan pada korban. Hal ini, hukuman mati, penjara seumur hidup,
membuat banyak Korban pelecehan maksimal 20 tahun penjara dan minimal
seksual takut untuk mengajukan laporan 10 tahun penjara.
terkait kasus yang dialaminya, karena
kurangnya perlindungan hukum di DAFTAR PUSTAKA
Indonesia yang menjamin perlindungan Anggoman, E. (2019).Penegakan Hukum Pidana
khususnya terhadap perempuan dan Bagi Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap
anak berakar dari sistem tata nilai yang Perempuan. Lex Crimen, Vol.8, (No.3), p.3.
mendudukan perempuan dan anak https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrim
en/ article/view/25631/0
sebagai makhluk yang lemah dan
rendah. Selain itu, alasan-alasan yang
Tampubolon, Wahyu S. (2016). Upaya
melekat pada karakteristik pribadi
Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau
korban.
Dari Undang- Undang Perlindungan Konsumen.
Jurnal Ilmiah Advokasi,Vol.4,(No.1),
p.12.DOI:10.36987/jiad.v4i 1.356
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan. (2021). 15 Bentuk Kekerasan
Seksual: Sebuah Pengenalan. Retrieved from
https://komnasperempuan.go.id/instrumen-
modul-referensi-pemantauan-detail/15-bentuk-
kekerasan-seksual-sebuah-pengenalan

Poerwandari, E. Kristi., Kekerasan Terhadap


Perempuan; Tinajuan Psikologi dan Feministik,
Alumni, Bandung, 2000

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga.

Anda mungkin juga menyukai