Dosen pengampu :
Dr. Dachran Saleh Bustami, S.H.,M.H.
DISUSUN OLEH :
NURFADILLAH
04020200395
C7 METODE PENELITIAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERISTAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
hukum sangatlah penting dan berpengaruh terhadap keadilan bagi seluruh warga
Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 1 ayat 3, "Negara Indonesia adalah negara
hukum".
Tindak pidana sebagai fenomena sosial yang terjadi di dunia mungkin tidak
akan pernah berakhir sejalan dengan perkembangan dan dinamika sosial yang terjadi
dalam masyarakat. Masalah tindak pidana nampaknya akan terus berkembang dan
tidak akan pernah surut baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya,
problematika ini diharapkan mampu memberikan solusi yang tepat. Karena itu,
pembangunan hukum dan hukum pidana pada khususnya, perlu lebih ditingkatkan
dan diupayakan secara terarah dan terpadu, antara lain kodifikasi dan unifikasi
kesadaran atau pengetahuan hukumnya, tapi juga terjadi di pedesaan yang relatif
masih memegang nilai tradisi dan adat istiadat. Sebagaimana telah diketahui bahwa
dalam perkembangan sosial dewasa ini, banyak terjadi kejahatan pelecehan seksual di
kalangan masyarakat.
yang merugikan salah satu pihak (karena dilecehkan maka direndahkan martabatnya).
Merendahkan martabat sesama ini dalam kehidupan masyarakat dewasa ini sangat
sukar dilihat, sebab dikemas dengan berbagai, tradisi, ajaran agama, kehendak politik,
ekonomi yang semuanya ini “dimitoskan.”Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pelecehan (berasal dari akar kata leceh) berarti penghinaan atau peremehan (sekalipun
bisa juga berarti pengabaian atau perbuatan menjilat alias memuji-muji untuk
masyarakat dewasa ini sangat sukar dilihat, sebab dikemas dengan berbagai, tradisi,
ajaran agama, kehendak politik, ekonomi yang semuanya ini “dimitoskan.” Kemasan-
kemasan itu sendiri diberi “label “ budaya Indonesia. Maka masuk akallah apabila
banyak orang tidak dapat melihat : Isi yang ada dalam “kemasan”. Oleh karena itu
1. Pembagian kerja : perempuan kerja feminim (ringan, teliti, rapi dan sebagainya).
harassment merupakan dua bentuk pelanggaran atas kesusilaan yang bukan saja
masalah hukum semua negara di dunia atau merupakan masalah global. Kekerasan
kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis
dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang
yang berasal dari golongan ekonomi menengah atau rendah apalagi kurang atau tidak
berpendidikan sama sekali, melainkan pelakunya sudah menembus semua strata sosial
dari strata terendah sampai tertinggi. Pelecehan seksual pada dasarnya merupakan
kenyataan yang ada dalam masyarakat dewasa ini bahwa tindak kekerasan terhadap
seksual yang tidak diinginkan oleh seseorang terhadap orang lain. Pendekatan seksual
yang dilakukan pun tidak harus selalu bersifat fisik, namun juga dapat berbentuk
verbal. Oleh karena itu, pelecehan seksual dapat hadir dalam berbagai bentuk,
contohnya seperti pemerkosaan, menyentuh badan orang lain dengan sengaja, ejekan
atau lelucon mengenai hal-hal berbau seksual, pertanyaan pribadi tentang keidupan
seksual, membuat gerakan seksual melalui tangan atau ekspresi wajah, suara
menjadi tidak menghagai kemampuan manusia secara pribadi. Laki-laki yang secara
pribadi tidak mampu menjadi pencari nafkah utama dalam kehidupannya, tidak
mampu melaksanakan fungsi produksi, akan dilecehkan oleh masyarakat, bahkan oleh
berproses menjadi pelecehan lanjut, yang kemudian menjadi bentuk kejahatan, seperti
seksual (sexual harassment). Begitu banyak kejahatan kekerasan yang terjadi dan
selain apa yang sudah disebutkan di atas. Perempuan sangat rentan menjadi korban
pelecehan yang pada mulanya dianggap biasa, namun kemudian bermuara pada
yang merugikan salah satu pihak (karena dilecehkan maka direndahkan martabatnya).
Jadi pelecehan seks tidak hanya berupa pelecehan terhadap perempuan yang
merendahkan martabat, namun juga dapat terjadi pada laki-laki, namun yang paling
Juni 2021 dari sistem informasi daring perlindungan perempuan dan anak, kasus
kekerasan seksual pada tahun 2021 telah mencapai 1.902 kasus (Komisi Nasional
Anti Kekerasan terhadap Perempuan, 2021). Hingga saat ini kekerasan seksual di
Indonesia yang telah dirasakan anak dibawah umur masih sangat banyak.
dijadikan sebagai salah satu sasaran untuk dapat melampiaskan keinginan atau hasrat
seksualnya hal tersebut tentu dipengaruhi oleh pemahaman bahwa anak-anak belum
mengerti bahwa perbuatan yang dialaminya merupakan suatu tindak pidana atau anak-
anak tidak memiliki keberanian untuk menolak perbuatan yang dilakukan oleh pelaku
terhadap diri anak-anak sebagai korban. Rangsangan seksual yang tidak terkendali
inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan kejahatan kesusilaan khususnya yang
dialami oleh kaum perempuan dan anak dibawah umur dalam hal pelecehan sampai
pemerkosaan.
Hal ini terlihat dari berita baik media cetak maupun elektronik di Indonesia
kekerasan sesual anak baik secara fisik maupun psikis selalu menjadi pembicaraan
hangat baik di tingkat nasional atau internasional. Hal ini dikareakan kasus ini telah
terjadi sejak manusia ada di muka bumi. Hal ini mungkin akan terus terjadi hingga
hukum yang tegas bagi pelaku dan perlindungan bagi korban. Hanya sedikit kasus
kekerasan seksual yang dibawa ke pengadilan. Hal ini disebabkan karena takutnya
korban untuk melapor pada pihak berwajib dikarenakan adanya stigma buruk oleh
masyarakat terhadap korban kekerasan seksual. Tak jarang media meliput berita
mengenai sisi korban yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan seksual misalnya
korban memakai baju terbuka, korban yang keluar malam, korban pergi sendiri yang
Korban sering juga diberi stigma oleh masyarakat bahwasanya korban dapat
saja juga ‘menikmati’ kekerasan seksual yang terjadi. Ketika korban sudah berani
mengadukan kekerasan seksual yang terjadi padanya, tidak jarang pula aparat ataupun
pihak berwajib tidak menanggapi aduan tersebut atau malah menanggapi aduan
tersebut dengan tidak serius dan menganggap remeh. Bagi korban perbuatan pelaku
akan membuat mental menjadi jatuh dan hilangnya kepercayaan diri karena kesucian
korban telah direnggut beserta hak bebas untuk hidup. Tujuan diberlakukannya
kesejahteraan bagi semua orang yang berada di Indonesia tidak terkecuali wisatawan
yang berkunjung juga harus mengikuti aturan yang berlaku demi menjaga
khususnya Pasal 45 menyebutkan bahwa ”Hak asasi perempuan adalah hak asasi
manusia’. Dengan demikian karena hak asasi perempuan adalah hak asasi manusia,
maka hak asasi perempuan ini harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak
boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Tindak kekerasan terhadap
perempuan menjadi perhatian khusus. hal ini terlihat dari ditetapkannya sejumlah
(1979);
3. Declaration on The Elimination of Violence Against Women (1993);
dalam penyelesaiannya baik pada tahap penyidikan, penuntutan, maupun pada tahap
penjatuhan putusan. Selain kesulitan dalam batasan diatas, juga kesulitan pembuktian
misalnya perkosaan atau perbuatan cabul yang umumnya tanpa kehadiran orang lain.
pengadilan, tapi kasus-kasus itu pelakunya tidak dijatuhi hukuman yang maksimal.
menanggulangi kejahatan diperlukan suatu usaha yang rasional dari masyarakat, yaitu
dengan cara politik kriminal. Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan pada
defence). Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa tujuan utama dari politik kriminal
seksual ?
Adapun mengenai tujuan dan penulisan ilmiah yang bersifat atau mengarah terhadap
1. Dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi dasar bagi
peneliti selanjutnya.
2. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat agar terhindar dari tindak pidana