PENDAHULUAN
1
pemfilter informasi yang didapatkan oleh anak, sehingga anak tidak terjebak dalam
informasi salah yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang pada anak. Maka dari itu,
bimbingan oleh orangtua mengenai pendidikan seks sejak usia dini dirasa begitu penting.
Kata seks masih sering menjadi hal yang tabu dan diperdebatkan, bahkan masyarakat
menghindari dan anti pati terhadap pendidikan seks. Namun, apabila pendidikan seks
digunakan pada situasi dan kondisi yang tepat dan benar, maka pendidikan seks bukanlah
hal yang harus diperdebatkan.
Oleh karena itu pelecehan seksual ini merupakan masalah sosial serius yang segera
membutuhkan penyelesain, agar tidak ada lagi korban akibat pelecehan seksual ini. Selain
pihak pemerintah, kita terutama kaum wanita yang lebih rentan terhadap tindak kejahatan
pelecehan seksual ini, juga harus lebih waspada dan menghindari gaya berbusana yang dapat
mengundang terjadinya tindak pelecehan seksual.
2
2. Mengupayakan supaya masalah pelecehan seksual tidak terjadi lagi dipekerjaan,
dilingkungan maupun ditempat umum
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
dapat membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, penuh tekanan,
dsb.Hampir semua korban pelecehan seksual adalah perempuan tidak memandang status
sosial ekonomi, usia, ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.
Ada beberapa pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang dapat
menjerat seseorang pelaku pelecehan seksual:
1. Pencabulan pasal 289-296.
2. Penghubungan pencabulan pasal 295-298 dan pasal 506.
3. Persetubuhan dengan wanita di bawah umur pasal 286-288.
5
seksual menjadi tidak berpikir terlebih dahulu dalam melakukan hal-hal yang berhubungan
dengan seks termasuk saat akan melakukan tindak pelecehan seksual.
e) Cara Berbusana Yang Kurang Sopan
Pelecehan seksual terutama yang terjadi pada wanita tidak hanya karena kesalahan dari
pelakunya, tetapi cara berpakaian yang tidak sopan dan cenderung terbuka seorang wanita
juga bisa memicu tindak pelecehan seksual terjadi kepadanya.
f) Kurangnya Iman Dan Taqwa
Seseorang yang tidak mempercayai adanya Tuhan dan tidak takut dosa, akan
melakukan apapun yang dia inginkan walaupun itu hal-hal negatif, seperti melakukan
tindakan pelecehan seksual terhadap orang lain karena dia tidak takut akan mendapatkan
balasan dari Tuhan.
g) Pergaulan
Seseorang yang bergaul di lingkungan yang kurang baik akan lebih mudah menjadi
korban maupun pelaku tindak pelecehan seksual. Karena seseorang yang berteman dengan
orang yang bermoral buruk akan mudah terpengaruh menjadi orang yang bermoral buruk
pula dan akan lebi mudah mendapatkan perlakuan yang buruk, termasuk menajadi korban
pelecehan seksual.
h) Pengalaman Mengalami Pelecehan Seksual Di Masa Lalu
Seseorang yang pernah mengalami tindakan pelecehan seksual pada masa lalu biasanya
akan merasa dendam dan ingin membalsakan dendamnya dengan cara melakukan tindakan
pelecehan seksual kepada orang lain agar orang tersebut juga bisa merasakan penderitaan
yang sama dengannya.
6
b) Trauma
Korban tindak pelecehan seksual bisanya akan merasa trauma dengan hal-hal yang
berhubungan dengan tindak pelecehan seksual yang dialaminya. Seperti tauma terhadap laki-
laki, tempat saat terjadi pelecehan seksual maupun trauma terhadap orang asing dan
cenderung akan takut dan berteriak jika melihat ataupun mengingat hal-hal yang
berhubungan dengan tindak pelecehan seksual yang dialaminya.
c) Mengalami Gangguan Kejiwaan
Pelecehan seksual yang terjadi pada seseorang akan mebuat orang tersebut merasa
sangat terpuruk dan marah. Jika seseorang tidak mampu mengontrol dirinya dan manahan
penderitaan yang dialaminya maka orang tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan.
d) Tertular Penyakit Kelamin
Pelaku pelecehan seksual bisa saja menlarkan penyyakit kelamin yang dialaminya
kepada korban pelecehan seksual saat melakukan tindak pelecehan seksual kepada
korbannya.
e) Kehilangan Rasa Percaya Diri
Biasa korban pelecehan seksual akan merasa sudah tidak punya kehormatan lagi dan
akan cenderung mengucilkan diri dari lingkungan sekitar karena merasa malu.
f) Mengalami Kekerasaan Fisik
Tindakan pelecehan seksual juga bisa terjadi dengan diawali oleh tindakan kekerasan
fisik yang dilakukan oleh pelaku terhadap korbannya. Karena umumnya korban akan
memberontak saat akan mengalami pelecehan seksual, sehingga pelaku melakukan
kekerasaan fisik untuk melumpuhkan korbannya.
7
seksual di mayoritas negara-negara di dunia adalah usia di bawah 15 tahun, berkisar di antara
36-62%.Data di Indonesia belum dapat disimpulkan karena laporan yang sangat sedikit.
Namun wacana di banyak media massa cukup dapat menyimpulkan bahwa kekerasan seksual
pada remaja wanita di Indonesia sangat memprihatinkan.
8
c) Kekerasan Anak Secara Seksual
Kekerasan anak secara seksual dapat berupa perlakuan prakontak seksual antara anak
dengan orang yang lebih besar (melalui kata, sentuhan, gambar visual, exhibitionism),
maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak dengan orang dewasa (incest,
perkosaan, eksploitasi seksual). Pemukulan pada daerah “bokong” anak dapat menumbuhkan
perasaan nikmat seksual secara dini. Mereka tidak dapat mengerti mengenai perasaan
tersebut. Setelah dewasa mereka melakukan keanehan seksual ini biasanya mereka mencari
pelacur. Selain itu anak korban pemukulan merasa dirinya tidak berharga, karena terbiasa
merasa sakit karena pukulan, anak-anak ini akan mudah menyerahkan tubuhnya untuk
diperlakukan secara tidak senonoh setelah dewasa, sehingga ia mudah menjadi korban
pelacuran.
d) Kekerasan Anak Secara Sosial
Kekerasan anak secara sosialdapat mencakup penelantaran anak dan eksploitasi anak.
Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian
yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak. Misalnya anak dikucilkan, diasingkan
dari keluarga, atau tidak diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak.
Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang
terhadap anak yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Sebagai contoh, memaksa anak
untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa
memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan
fisik, psikis dan status sosialnya.
9
Rasa takut dan malu korban akibat intimidasi dan budaya masyarakat menyebabkan
tidak terdeteksinya penyakit dan kehamilan sehingga kadang ditemukan dalam keadaan
lanjut.Problem kesehatan mental yang dihadapi oleh remaja putri yang mengalami pelecehan
dan kekerasan seksual bisa berupa depresi atau kecemasan yang berlangsung lama, atau
sindrom stress pasca trauma. Beberapa menunjukkan mekanisme mengingkari dengan beralih
pada alkohol atau obat terlarang untuk menghilangkan rasa sakit. Kebanyakan dari mereka
mengisolasi diri mereka dan menarik diri dari lingkungan.
Di antara dampak sosial yang dilami korban adalah menurunnya prestasi
sekolah/kerja, lebih sering absen, tidak mengambil mata kuliah yang diajarkan dosen tertentu,
nilai di menurun, mendapat balas dendam dari pelaku atau teman si pelaku, kehilangan
kehidupan pribadi karena menjadi “yang bersalah”, menjadi objek pembicaraan, kehancuran
karakter/reputasi, kehilangan rasa percaya pada orang dengan tipe/posisi yang serupa pelaku,
kehilangan rasa percaya pada lingkungan yang serupa, mengalami stress luar biasa dalam
berelasi dengan partner, dikucilkan, pindah universitas/fakultas; kehilangan pekerjaan dan
kesempatan mendapat referensi, kehilangan karir. Di samping itu juga terdapat dampak
psikologis/fisiologis, yaitu: depresi, serangan panik, kecemasan, gangguan tidur, penyalahan
diri, kesulitan konsentrasi, sakit kepala, kehilangan motivasi, lupa waktu, merasa dikhianati,
kemarahan dan hingga pikiran bunuh diri.
10
kekangan, mental maupun fisik. Sikap memarahi anak habis-habisan, apalagi tindakan kekerasan (pemukulan
danpenyiksaan fisik) tidaklah arif, karena hal itu hanya akan menyebabkan anak merasa
tidak diperhatikan, tidak disayangi. Akhirnya anak merasa trauma, bahkan putus asa.
b) Guru
Peran seorang guru dituntut untuk menyadari bahwa pendidikan di Negara kita bukan
saja untuk membuat anak pandai dan pintar, tetapi harus juga dapat melatih mental anak
didiknya. Peran guru dalam memahami kondisi siswa sangat diperlukan. Sikap arif, bijaksana,
dan toleransi sangat diperlukan. Idealnya seorang guru mengenal betul pribadi peserta didik, termasuk
status sosial orang tua murid sehingga ia dapat bertindak dan bersikap bijak.
c) Masyarakat
Anak-anak kita ini selain bersentuhan dengan orang tua dan guru, mereka pun tidak bisa
lepas dari berbagai persinggungan dengan lingkungan masyarakat dimana dia berada. Untuk itu
diperlukan kesadaran dan kerjasama dari berbagai elemen di masyarakat untuk turut memberikan
nuansa pendidikan positif bagi anak-anak.Salah satu elemen tersebut adalah pihak pengelola stasiun
TV. Banyak risetmenyimpulkan bahwa pengaruh media (terutama TV) terhadap perilaku anak cukup
besar. Berbagai tayangan kriminal di berbagai stasiun TV, tanpa kita sadari telah
menampilkan potret-potret kekerasan yang tentu akan berpengaruh pada pembentuk mental
pribadi anak dan terhadap kejahatan seksual.
d) Pemerintah Dan Sosial Worker
Pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap kemashlahatan rakyatnya, termasuk
dalam hal ini adalah menjamin masa depan bagianak-anak kita sebagai generasi penerus. Pemerintah
dirasa sangat perlu memperbaiki undang-undang, terutama mengenai hak-hak wanita dan
anak-anak, memperberat hukuman bagi pelaku dan memberikan pendidikan mengenai
kekerasan seksual pada wanita dan remaja putri sehingga paradigma kekerasan dan pelecehan
seksual sebagai sesuatu yang lumrah menjadi hilang. Masyarakat perlu menggalang kekuatan
yang dapat menekan pemerintah untuk segera mengatasi masalah ini dengan melibatkan
pekerja sosial atau dunia internasional yang peduli pada masalah kekerasan terhadap wanita
dan anak-anak.
Para pekerja sosial yang peduli dalam masalah kekerasan seksual pada remaja dapat
menyelenggarakan penggalangan kesadaran akan pentingnya mengetahui hak-hak asasi
wanita dan anak-anak. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penyuluhan mengenai kiat-
kiat mencegah pelecehan seksual.Peran penyedia layanan kesehatan terutama dokter sangat
penting. Peran pemerintah dalam memberikan rasa aman yang kurang sangat berpengaruh
terhadap adanya kekerasan seksual.
11
Beberapa negara masih mengabaikan perlindungan terhadap wanita dan anak-anak
karena budaya dan paradigma yang telah mengakar pada masyarakat mengenai derajat wanita
yang masih rendah, tidak menganggap isu ini penting, atau tidak memiliki perangkat hukum
yang baik dalam melindungi hak wanita dan anak-anak.
Beberapa langkah untuk menjaga diri dari pemerkosaan:
1. Menunjukkan sikap tegas terhadap segenap bentuk perilaku yang mencurigakan.
2. Selalu bersikap waspada.
3. Tidak boleh berjalan di tempat gelap dan sunyi.
4. Berpakaian sewajarnya.
5. Sediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran semprot, dan
sebagainya.
6. Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur kendaraan
sehingga tidak terlihat bingung. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi, seperti kantor
polisi.
7. Jangan mudah menerima ajakan untuk bepergian atau menginap di tempat yang belum
dikenal.
8. Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum dikenal.
9. Berhati-hati jika diberi minum orang.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.4. Instrument
1. Observasi
Observasi ini dilakukan di jalan cucak rawa prumnas mandala Medan. Kami meneliti
tentang bagaimana korban dilecehkan oleh sipelaku padahal temannya serta apa
alasannya pelaku tersebut melakukannya terhadap sikorban.
2. Interview
Interview nama narasumber di jalan cucak rawa prumanas mandala Medan yaitu Ibu
Rosima Hayan
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian kelompok kami di dalam penelitian ini adalah cara mengatasi
pelecehan seksual atau pelecehan seksual tidak terjadi lagi dipekerjaan, dilingkungan
maupun ditempat umum.
2. Definisi Operasional
Defenisi operasional dalam cara mengatasi pelecehan seksual atau pelecehan seksual
tidak terjadi lagi dipekerjaan, dilingkungan maupun ditempat umum.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Permasalahan dari sikorban tersebut, dari hasil pengamatan peneliti terhadap pelaku.
Orangtua tidak menanyakan kepada anaknya aktivitas yang telah dia lakukan sepanjang hari
itu. Orangtua kurang terbuka kepada anaknya sehingga yang dialami korban terjadi akibat
kurang adanya perhatian orangtua kepada anaknya. Demikian permasalahan yang dapat
ditemukan peneliti dilapangan, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah yang
dihadapi korban dalam kejadian pelecehan seksual tersebut di Jalan cucak rawa Prumnas
Mandala yang di jabarkan dalam dua sub masalah di bawah ini, yaitu:
1. Minimnya perhatian orangtua terhadap anaknya sehingga anak pun tidak terbuka atas
kejadian yang terjadi kepada dirinya pada saat les.
2. Kurangnya tegasnya orangtua atas keajdian pelecehan seksual terjadi terhadap anaknya.
dalam mendidik anak orantua harus mendidiknya dengan baik dan benar dan
memberikan perhatian yang lebih kepada anaknya supaya keajdian tersebut tidak terjadi
lagi.
14
4.2 Alternatif Masalah
Dengan diadakannya pembagian sub masalah, sehingga dapat di berikan alternatif
atau penyelesaian mengenai masalah-masalah tersebut yang di jabarkan dalam beberapa sub
alternatif, yaitu: Pelecehan seksual adalah suatu perilaku tidak baik yang merendahkan harga
diri orang lain yang dilakukan suatu pihak kepada pihak lain, yang berkaitan langsung dengan
jenis kelamin pihak tersebut. Pelecehan seksual tidak hanya terjadi jika menyangkut hal-hal
secara fisik seperti mencolek, ataupun memegang bagian tubuh tertentu, akan tetapi secara
non fisik seperti siulan nakal, kata-kata yang mengandung pelecehan dan lain sebaginya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pelecehan seksual antara lain:
Kondisi kejiwaan, Faktor biologis manusia, Kurangnya perhatian dari orang tua, Kurangnya
pengetahuan dan pendidikan tentang seks, Cara berbusana yang kurang sopan, dan lain-lain.
Dampak dari tindakan pelecehan seksual seperti hilangnya semangat hidup, hilang rasa
percaya diri, trauma dan masih banyak lagi. Di Indonesia ada beberapa hukum yang
mengatur tindak pelecehan seksual salah satunya diatur dalam KUHP pasal 289-296.
Sebenarnya tindak pelcehan seksual dapat dicegah, salah satunya dari pihak perempuan agar
berpakaian yang sopan dan tidak terbua agar tidak menjadi pemicu tindak pelecehan seksual
terjadi.
Akhirnya kita mengetahui sebagian kecil dari kejadian –kejadian yangpernah ada
atau yang sedang terjadi,pelecehan seksual bukanlah hal baru ternyata pelecehan seksual
sudah ada sejak dulu dan tersebar dimana-mana hanya saja susah untuk menghentikannya.Ini
tugas dari kita generasi baru untuk menjaga dunia dari tangan-tangan tidak bermoral dan juga
dari kepolisian harus lebih mempertegas tentang hukum yang berlaku.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelecehan seksual adalah suatu perilaku tidak baik yang merendahkan harga diri
orang lain yang dilakukan suatu pihak kepada pihak lain, yang berkaitan langsung dengan
jenis kelamin pihak tersebut. Pelecehan seksual tidak hanya terjadi jika menyangkut hal-hal
secara fisik seperti mencolek, ataupun memegang bagian tubuh tertentu, akan tetapi secara
non fisik seperti siulan nakal, kata-kata yang mengandung pelecehan dan lain sebaginya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pelecehan seksual antara lain:
Kondisi kejiwaan, Faktor biologis manusia, Kurangnya perhatian dari orang tua, Kurangnya
pengetahuan dan pendidikan tentang seks, Cara berbusana yang kurang sopan, dan lain-lain.
Dengan pemaparan permasalahan yang di temukan di lapangan dan disertai dengan
alternatif penyelesaiannya, dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang terjadi karena
kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya.
5.2 Saran
Dari berbagai informasi yang telah kita dapatkan bahwa pelecehan seksual sangat
berbahaya karena akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya mulai dari beban mental
yang diderita oleh korban,penyakit yang akan diderita oleh pelaku dan juga oleh korban dan
lain sebagainya. Maka dari itu kita harus bisa menjaga diri dengan cara mendekat diri kepada
yang Maha Kuasa, pertebal iman kita supaya kita selalu dilindungi-Nya.
16