Anda di halaman 1dari 18

KEKERASAN SEKSUAL PADA

REMAJA DALAM ASPEK HUKUM


APA ITU KEJAHATAN SEKSUAL?

Kejahatan seksual adalah setiap yang dilakukan oleh seseorang terhadap


orang lain yang menimbulkan kepuasan seksual bagi dirinya dan mengganggu
kehormatan orang lain.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC


Menurut WHO:
kekerasan seksual sebagai:
mencoba untuk mendapatkan tindakan seksual, komentar atau rayuan seksual yang tidak
diinginkan,
atau tindakan untuk memperdagangkan atau dengan cara lain ditujukan terhadap
seksualitas seseorang dengan menggunakan
paksaan, oleh siapa pun tanpa memandang hubungannya dengan korban, dalam
pengaturan, termasuk namun tidak terbatas pada rumah dan tempat kerja’.
Pemaksaan dapat mencakup:
• berbagai tingkat kekuatan;
• intimidasi psikologis;
• pemerasan; atau
• ancaman (kecelakaan fisik atau tidak mendapatkan pekerjaan/kelas, dll.).
Kekerasan seksual mencakup tindakan yang berkisar dari verbal,
pelecehan hingga penetrasi paksa, dan berbagai jenis paksaan,
dari tekanan sosial dan intimidasi hingga kekuatan fisik.
Kekerasan seksual (Kotak 1) termasuk, namun tidak terbatas pada:
- pemerkosaan dalam pernikahan atau hubungan pacaran;
- pemerkosaan oleh orang asing atau kenalan;
- rayuan seksual yang tidak diinginkan atau pelecehan seksual (di sekolah, tempat kerja, dll.);
- pemerkosaan sistematis, perbudakan seksual dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya, yang
sangat umum dalam konflik bersenjata (misalnya impregnasi paksa);
- pelecehan seksual terhadap orang cacat mental atau fisik;
- pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak; dan
- bentuk-bentuk kekerasan seksual 'adat', seperti kawin paksa atau kumpul kebo
dan warisan istri
-Wanita usia 16-19 empat kali lebih mungkin menjadi korban pemerkosaan atau kekerasan seksual, dan
mahasiswi usia 18-24 tahun tiga kali lebih mungkin mengalami kekerasan seksual. Orang transgender dan
penyandang disabilitas dua kali lebih mungkin menjadi korban kekerasan seksual atau pemerkosaan. Di Amerika
Serikat, 70% pemerkosaan dilakukan oleh seseorang yang dikenal korban.

-"Sejak 1 Januari sampai 16 Maret 2021, ada 426 kasus kekerasan seksual dari 1.008 kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak,“dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)

-Peningkatan kasus kekerasan seksual di dunia siber yang terjadi secara signifikan di masa pandemi diakibatkan
oleh peralihan aktivitas masyarakat menjadi aktivitas di dalam jaringan (daring), seperti sekolah aliran informasi
yang diterima oleh berbagai kalangan, khususnya oleh anak-anak di bawah umur yang mulai memiliki
ketergantungan dengan teknologi dan internet.“Pengaruh informasi dan teknologi ini telah mendorong perubahan
pola bentuk kekerasan berbasis gender,” kata Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan
ASPEK HUKUM KEKERASAN
SEKSUAL
Di Indonesia, Undang-undang yang terkait dengan kejahatan seksual yakni sebagai berikut :
-Kitab Undang-undang Hukum Pidana [KUHP] buku II, bab XIV tentang kejahatan terhadap
kesusilaan.
-Undang-undang RI No 23 / 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam rumah Tangga ,
pasal 46, 47 dan 48
-Undang-undang RI No 35 / 2014 tentang perubahan atas UU RI23 / 2002 tentang
perlindungan anak, pasal 76D dan 81
-Undang undang RI No 44 / 2008 tentang pornografi, pasal 39
EFEK KEKERASAN SEKSUAL PADA
REMAJA
1. Kesehatan Reproduksi :
• Trauma ginekologis
• Kehamilan yang tidak diinginkan
• Aborsi yang tidak aman
• Disfungsi seksual
• Infeksi menular seksual termasuk HIV
• Fistula traumatis
This Photo by Unknown Author is licensed under
CC BY-SA-NC
2. Kesehatan jiwa :
• Depresi
• Gangguan stres pascatrauma
• Kecemasan
• Kesulitan tidur
• Keluhan somatik
• Perilaku bunuh diri
• Gangguan panik
3.Perilaku:
• Perilaku berisiko tinggi (misalnya hubungan seksual tanpa pengaman, dini
inisiasi seksual konsensual, banyak pasangan, alkohol dan
penyalahgunaan narkoba)
• Risiko lebih tinggi untuk melakukan (untuk pria) atau mengalami
kekerasan seksual berikutnya (untuk perempuan)

4. Hasil Fatal Kematian akibat:


• bunuh diri
• komplikasi kehamilan
• aborsi tidak aman
• AIDS
• pembunuhan selama pemerkosaan atau untuk 'kehormatan'
• pembunuhan bayi dari anak yang lahir dari pemerkosaan
CARA MENGHINDARI DAN
MELAPORKAN
Banyak korban kekerasan dan pelecehan seksual justru enggan untuk melapor
dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Akibatnya, kasus demi kasus makin
banyak yang muncul karena kurangnya pemahaman dan penanggulangan atas
kejadian kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi. Adanya tekanan sosial,
malu, dan lemahnya hukum menjadi pemicu kenapa angka kasus pelecehan dan
kekerasan seksual masih terbilang tinggi. Di satu sisi, hal ini juga membuat
korban merasa tersudutkan dan tertekan, bahkan hingga depresi.
WHAT TO DO???

1. Aware is the key!


Insan Edukasi, kita tidak pernah tahu kapan dan bagaimana pelaku
pelecehan seksual akan menyerang korbannya. Jadi usahakan untuk
selalu waspada di manapun dan kapanpun. Bukan berarti kita harus
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

jadi super was-was dan curigaan, namun kita perlu tahu apa yang
harus kita lakukan ketika ada 'serangan'. Selain itu, mensenjatai diri
dengan peralatan untuk membela diri seperti pepper spray yang
selalu ada di tas juga bisa menjadi salah satu ide cemerlang.
2. Jangan takut untuk speak up dan tegas
Pelaku pelecehan seksual biasanya menyasar korban yang terlihat lemah dan
tidak akan melakukan perlawanan. Begitu juga sebaliknya, ketika kita
menunjukkan sikap tegas dan tidak takut untuk menolak saat pelecehan terjadi,
secara tidak langsung kita pun sudah memotong niat jahat mereka dalam
melakukan tindak kejahatan.
3. Edukasi orang-orang sekitar tentang betapa pentingnya mencegah terjadinya
pelecehan seksual
Kita mungkin sudah aware ya, tapi tidak menutup kemungkinan kalau di sekitar kita
masih clueless, takut, bahkan abai untuk tahu mengenai penanggulangan pelecehan
seksual ini. Sebab bentuk tindakan ini beragam dengan pelaku yang berbeda pula, bisa
orang asing yang ketemu di jalan, bahkan sampai keluarga atau kerabat dekat
sekalipun.
4. Bantu korban pelecehan seksual
Membantu orang-orang yang menjadi korban pelecehan seksual bisa melalui
tindakan dan dukungan. Sebab dalam kondisi seperti ini, dukungan menjadi
hal yang sangat penting untuk para korban pelecehan seksual, dan bentuknya
bisa bermacam-macam sebagai bantuan dalam proses pemulihan fisik dan
psikisnya.
Pun bantuan yang berupa tindakan yaitu apabila melihat aksi pelecehan,
perempuan harus menolong perempuan lain yang menjadi korban pelecehan,
termasuk mendampinginya. Sebab pelecehan bisa menyebabkan trauma,
stres hingga depresi.
WHEN IT HAPPENS TO YOU…
Dan apabila hal ini terjadi pada dirimu, jangan segan dan takut untuk melaporkan kejadian
itu. Bisa dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga atau orang terdekat.
This might be hard, tapi dengan kita berani speak up maka itu sudah jadi langkah terbaik
untuk memberi efek jera pada pelaku agar tidak terjadi pelecehan seksual yang sama. Diam
dan tidak melapor justru akan menjadi beban berat yang harus ditopang sendiri.
The trusted ones:
- Parents
- At school Bagian BP, Wali kelas,..
- Psikolog
- Polisi nomer pengaduan 110
- PPPA nomer pengaduan SAPA 129
Untuk kamu yang sudah lama menyimpan masalah ini, ada baiknya mencari
bantuan dari orang-orang terdekat untuk memberi dukungan, ataupun bantuan
psikolog jika kamu merasa membutuhkan dukungan untuk psikis dan mental
secara profesional. Dengan begitu, akan jadi lebih tahu langkah selanjutnya
untuk memulihkan kondisi pasca musibah yang terjadi.
CONCLUSION/PENUTUP
Dari Pembahasan kami tentang “kekerasan seksual pada remaja dalam aspek Hukum”
ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa mengetahui aspek Hukum tentang kekerasan
seksual pada remaja sangat di perlukan baik bagi para remaja terutama usia sekolah ,
para guru , serta para orang tua dan wali murid, serta masyarakat Indonesia pada
umumnya, sehingga jumlah kejadian kekerasan seksual dapat ditekan , dengan bersama-
sama memeranginya bersama dengan para pelaku hukum (komnas perlindungan Wanita
dan anak, PPPA ,dsb).

Anda mungkin juga menyukai