Segala puji bagi Allah SWT sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dengan berkat Karunia-
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Lily Hernita selaku guru kami pada
mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah
ini.Dalam makalah ini kami membahas tentang pelecehan seksual yang sering terjadi pada
remaja.
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................ .................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................1
MANFAAT PENULISAN............................................................................................................2
KESIMPULAN................................................................................................................... ........7
SARAN......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejahatan sejak dahulu hingga sekarang selalu mendapatkan sorotan, baik itu darikalangan
pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Persoalan kejahatan bukanlah merupakan persoalan
yang sederhana terutama dalam masyarakat yang sedang mengalami perkembangan seperti Indonesia
ini. Dengan adanya perkembangan itu dapat dipastikan terjadi perubahan tata nilai, dimana perubahan
tata nilai yang bersifat positif berakibat padakehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera,
sedang perubahan tata nilai bersifat negatif menjurus ke arah runtuhnya nilai-nilai budaya yang sudah
ada.“Kejahatan adalah suatu tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan
yang dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat.”.
menurut van bemmelen, kejahatan adalah "tiap kelakukan yang bersifat tindak susila yang merugikan
yang menimbulkan begitu banyak ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu. "Sehingga
masyarakat itu berhak mencelanya dan menyatakan penolakannya atas kelakukan itu dalam bentuk
nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan tersebut”."sementara itu, menurut bonger, "setiap
kejahatan bertentangan dengan kesusilaaan,kesusilaan berakar dalam rasa sosial dan lebih dalam
tertanam daripada agama, kesusilaan merupakan salah satu kaidah pergaulan”. salah satu masalah yang
dihadapi remaja dan menjadi masalah bagi lingkungannya adalah aktivitas seksual yang akhir-akhir ini
nampak menjurus pada hal-hal negatif. Dikatakan negatif karena para remaja bersikap dan bertingkah
laku yang menyimpang, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagai macam perilaku seksual
disalurkan dengan sesama jenis kelamin, dengan anak yang belum berumur, dan sebagainya.
Rumusan Masalah
berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih dari pada korban.
Kekuasaan dapat berupa posisi pekerjaan yang lebih tinggi, kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis
kelamin yang satu terhadap jenis kelamin yang lain, jumlah personal yang lebih banyak, dsb.
Rentang pelecehan seksual ini sangat luas, meliputi: main mata, siulan nakal, komentar yang
berkonotasi seks, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu,
gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman,
ajakan melakukan hubungan seksual sampai perkosaan.Pelecehan juga dapat berupa
komentar/perlakuan negatif yang berdasar pada gender, sebab pada dasarnya pelecehan seksual
merupakan pelecehan gender, yaitu pelecehan yang didasarkan atas gender seseorang, dalam hal ini
karena seseorang tersebut adalah perempuan. Seperti: "tugas perempuan kan di belakang....," "Tidak
jadi dinikahi, karena sudah tidak perawan lagi....".
Pelaku kekerasan seksual yang biasanya merupakan keluarga dekat, misalnya: teman dekat, kekasih,
saudara, ayah (tiri maupun kandung), guru, pemuka agama, atasan, dan sebagainya. Menurut data
statistik kejahatan seksual WHO 1993, 60-78% pelaku tindak kekerasan seksual adalah orang yang
dikenal korban. Dalam banyak kasus lainnya, perkosaan dilakukan oleh orang-orang yang baru dikenal
dan semula nampak sebagai orang baik-baik yang menawarkan bantuan, misalnya mengantarkan korban
ke suatu tempat. Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik,
supermarket, bioskop,kantor, hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam.
Pelecehan seksual di tempat kerja seringkali disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan
jabatan. Bahkan bisa disertai ancaman, baik secara terang-terangan ataupun tidak. Kalau janji atau
ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan, tidak dipromosikan, dimutasikan, dsb. Pelecehan
seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat membuat tempat kerja menjadi
tidak tenang, ada permusuhan, penuh tekanan,dsb. Hampir semua korban pelecehan seksual adalah
perempuan tidak memandang status sosial ekonomi, usia, ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.
Remaja adalah aset berharga suatu bangsa. Mereka yang nantinya dharapkan menjadi penerus
kelangsungan suatu negara dalam segala hal. Dari data proyeksi populasi remaja diIndonesia yang
dilakukan BKKBN ternyata untuk setiap 5 tahun ke depan populasi usia ini diperkirakan akan terus
mengalami kenaikan jumlah. Upaya menyejahterakan remaja salah satunya adalah dengan melindungi
usia ini dari segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap hak asasi mereka sebagai manusia
sehingga nantinya mereka akan siap sebagai manusia dewasa yang sejahtera secara fisik, mental dan
spiritual.
Kekerasan yang termasuk sering dialami usia remaja, terutama remaja wanita, adalah kekerasan
seksual. Hal ini mencakup segala perlakuan mulai dari pelecehan sampai perkosaan. Menurut data
statistik kejahatan seksual WHO Tahun 1993, korban kejahatanseksual di mayoritas negara-negara di
dunia adalah usia di bawah 15 tahun, berkisar di antara 36-62%. Data di Indonesia belum dapat
disimpulkan karena laporan yang sangat sedikit. Namun wacana di banyak media massa cukup dapat
menyimpulkan bahwa kekerasan seksual pada remaja wanita di Indonesia sangat memprihatinkan.
Menurut WHO (2004 dalam lidya, 2009) kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan
penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual,
melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata ataupun tidak
dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat, atau perkembangannya, tindakan
kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya, atau berkuasa dalam perlindungan
anak tersebut. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kekerasan terhadap anak adalah perilaku salah
baik dari orang tua, pengasuh, dan lingkungan dalam bentuk perlakuan kekerasan fisik, psikis, maupun
mental yang termasuk didalamnya eksploitasi, mengancam, dan lain-lain terhadap anak.
Kekerasan anak secara fisik adalah penyiksaan, pemukulan, dan penganiayaanterhadap anak, dengan
atau tanpa menggunakan benda-benda tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau kematian
kepada anak. bentuk luka dapat berupa lecet atau memar akibat persentuhan atau kekerasan benda
tumpul, seperti bekas gigitan, cubitan, ikat pinggang ataurotan. Dapat pula berupa luka bakar akibat
bensin panas atau berpola akibat sundutan rokok atau setrika. lokasi luka biasanya ditemukan pada
daerah paha, lengan, mulut, pipi, dada, perut, punggung atau daerah bokong. Terjadinya kekerasan
terhadap anak secara fisik umumnya dipicu oleh tingkah laku anak yang tidak disukai orang tuanya,
seperti anak nakal atau rewel, menangis terus, minta jajan, buang air, kencing atau muntah disembarang
tempat,memecahkan barang berharga.
Kekerasan anak secara psikis meliputi penghardikkan, penyampaian kata-kata kasar dan kotor,
memperlihatkan buku, gambar atau film pornografi pada anak. Anak yang mendapatkan perlakuan ini
umumnya menunjukkan gejala perilaku maladaftif, seperti menarik diri, pemalu, menangis jika didekati,
takut keluar rumah dan takut bertemu oranglain.
Kekerasan anak secara seksual dapat berupa perlakuan prakontak seksual antara anak dengan orang
yang lebih besar (melalui kata, sentuhan, gambar visual, exhibitionism) ,maupun perlakuan kontak
seksual secara langsung antara anak dengan orang dewasa (incest, perkosaan, eksploitasi seksual).
Pemukulan pada daerah “bokong” anak dapat menumbuhkan perasaan nikmat seksual secara dini.
Mereka tidak dapat mengerti mengenai perasaan tersebut. Setelah dewasa mereka melakukan
keanehan seksual ini biasanya mereka mencari pelacur. Selain itu anak korban pemukulan merasa
dirinya tidak berharga, karena terbiasa merasa sakit karena pukulan, anak-anak ini akan mudah
menyerahkan tubuhnya untuk diperlakukan secara tidak senonoh setelah dewasa, sehingga ia mudah
menjadi korban pelacuran.
Kekerasan anak secara sosialdapat mencakup penelantaran anak dan eksploitasi anak.Penelantaran
anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap
proses tumbuh kembang anak. Misalnya anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan
pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif
atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Sebagai
contoh, memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa
memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan fisik,
psikis dan status sosialnya.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual. Sebagai remaja yang masih berkembang, hal
ini akan sangat membekas dan meninggalkan efek lama baik secara fisik atau mental. Angka bunuh diri
pada wanita yang mengalami kekerasan seksual dari pria yang tinggal bersamanya 5 kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami hal tersebut. Berbagai penyakit menular seksual
dapat ditularkan melalui kekerasan seksual. Walaupun organ reproduksi remaja wanita sudah
berkembang, kekerasan seksual yang dialami mulai dari manipulasi organ seksual sampai pemerkosaan
dapat melukai organ reproduksi dan menimbulkan infeksi, penyakit organ reproduksi lainnya, kehamilan
yang tidak diinginkan bahkan aborsi. Rasa takut dan malu korban akibat intimidasi dan budaya
masyarakat menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit dan kehamilan sehingga kadang ditemukan
dalam keadaan lanjut.
Problem kesehatan mental yang dihadapi oleh remaja putri yang mengalami pelecehandan kekerasan
seksual bisa berupa depresi atau kecemasan yang berlangsung lama, atau sindrom stress pasca trauma.
beberapa menunjukkan mekanisme mengingkari dengan beralih pada alkohol atau obat terlarang untuk
menghilangkan rasa sakit. Kebanyakan dari mereka mengisolasi diri mereka dan menarik diri dari
lingkungan.
Di antara dampak sosial yang dilami korban adalah menurunnya prestasi sekolah, kerja, lebih sering
absen, tidak mengambil mata kuliah yang diajarkan dosen tertentu,nilai di menurun, mendapat balas
dendam dari pelaku atau teman si pelaku, kehilangan kehidupan pribadi karena menjadi “yang bersalah”,
menjadi objek pembicaraan, kehancuran karakter, reputasi, kehilangan rasa percaya pada orang dengan
tipe posisi yang serupa pelaku, kehilangan rasa percaya pada lingkungan yang serupa, mengalami stress
luar biasa dalam berelasi dengan partner, dikucilkan, pindah universitas, fakultas, kehilangan pekerjaan
dan kesempatan mendapat referensi, kehilangan karir. Di samping itu juga terdapat dampak psikologis,
fisiologis, yaitu& depresi, serangan panik, kecemasan, gangguan tidur, penyalahan diri, kesulitan
konsentrasi, sakit kepala, kehilangan motivasi, lupa waktu, merasa dikhianati, kemarahan dan hingga
pikiran bunuh diri.
5. Membantu korban.
4. Berpakaian sewajarnya.
5. Menyediakan selalu senjata di dalam tas, seperti misalnya korek api, deodoran semprot,dan
sebagainya.
6. Jika pergi ke suatu tempat asing, bawa alamat lengkap, denah dan jalur kendaraan sehingga tidak
terlihat bingung.
7. Bertanyalah ke tempat-tempat resmi, seperti kantor polisi.(. Jangan mudah menerima ajakan untuk
bepergian atau menginap di tempat yang belum dikenal).
10. Pastikan selalu jendela, pintu kamar, rumah, mobil, sudah terkunci dengan baik.
11. Belajar bela diri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhirnya kita mengetahui sebagian kecil dari kejadian kejadian yang pernah ada atau yang sedang
terjadi,pelecehan seksual bukanlah hal baru ternyata pelecehan seksual sudah ada sejak dulu dan
tersebar dimana-mana hanya saja susah untuk menghentikannya. Ini tugas dari kita generasi baru untuk
menjaga dunia dari tangan-tangan tidak bermoral dan juga dari kepolisian harus lebih mempertegas
tentang hukum yang berlaku.
Saran
Dari berbagai informasi yang telah kita dapatkan bahwa pelecehan seksual sangat berbahaya karena
akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya mulai dari beban mental yang diderita oleh korban,
penyakit yang akan diderita oleh pelaku dan juga oleh korban dan lain sebagainya. Maka dari itu kita
harus bisa menjaga diri dengan cara mendekat diri kepada yang maha Kuasa, pertebal iman kita supaya
kita selalu dilindungi-ya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Huraerah. (2006). Kekerasan Terhadap Anak jakarta: Penerbit nuansa, emmy soekresno S.Pd. (2007)
Badan Koordinasi Keluarga berencana nasional. Pelecehan seksual dan Kekerasan seksual.(2002).