Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ISU-ISU KESEHATAN PEREMPUAN

“KEKERASAN SEKSUAL DAN PEMERKOSAAN”

DI SUSUN OLEH:

Anisatul Maftuhah (17010341)

Eva Liviana P.A (17010346)

Siti Rofikoh (17010360)

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO

TAHUN 20017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun judul makalah ini adalah
“KEKERASAN SEKSUAL AKIBAT PEMERKOSAAN”.

Penulisan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “KESEHATAN
REPRODUKSI KELUARGA BERENCANA” juga untuk mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan penulis khususnya dan juga pembaca pada umumnya. Oleh karena itu apabila
pembaca berkenan menelaah dan mengkaji penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga dukungan maupun bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan
yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya semoga Allah meridhoi semua langkah menuju kebaikan dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………

BAB II

2.1 Definisi Pemerkosan……………………………………………………………..

2.2 Faktor Terjadinya Pemerkosaan………………………………………………….

2.3 Penyebab Terjadinya Pemerkosaan………………………………………………

2.4 Dampak Terjadinya Pemerkosaan………………………………………………..

2.5 Tips-tips Menjaga Diri dari Pemerkosaan………………………………………..

2.6 Hukum Pidana Bagi Peelaku Pemerkosaan………………………………………

BAB III

3.1 Kesimpilan………………………………………………………………………..

3.2 Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Setiap hari di berbagai media kerap bermunculan kasus-kasus pemerkosaan dan pelecehan
seksual. ini tidak saja terjadi dengan orang lain, bahkan mirisnya seringkali dilakukan antara
sesama anggota keluarga, tetangga, bahkan antara bapak dan anak dan anak dan ibu. Sebagai
objeknya tentunya sebagian besar adalah kaum Hawa. Tentunya sebagai pelakunya adalah
kaum Adam. Kadang terjadi di kendaraan-kendaraan umum, rumah-rumah kos, tempat-
tempat wisata dan hiburan. Sehingga kasus ini merupakan kasus yang sudah tidak asing lagi
untuk menjadi “santapan” informasi harian melalui media. Kekerasan terhadap perempuan
adalah salah satu jenis tindak pidana yang sering menemui jalan buntu ketika diupayakan
sebuah penyelesaian melalui jalur hukum. Berbagai hambatan muncul karena memang di
dalam tindak pidana ini warna kultur adalah karakteristik yang dominan sehingga
penyelesaian-penyelesaian di luar hukum lebih akrab sebagai pilihan. Diantara bentuk-bentuk
kekerasan terhadap perempuan tersebut, LBH-APIK (2006) melaporkan bahwa di Indonesia
perkosaan merupakan jenis kekerasan tertinggi pada perempuan yaitu sebanyak 54%.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Pemerkosan ?
2. Apa Sajakah Faktor Terjadinya Pemerkosaan ?
3. Apa Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Pemerkosaan ?
4. Dampak Apakah Yang Ditimbulkan Akibat Terjadinya Pemerkosaan ?
5. Bagaimana Tips-tips Menjaga Diri dari Pemerkosaan ?
6. Apakah Hukuman Pidana Bagi Peelaku Pemerkosaan ?
2.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliyah KRKB
2. Untuk mengetahui definsi pemerkosaan
3. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya pemrkosaan
4. Untuk mengetahui dmapak terjadinya pemerkosaan
5. Untuk memberikan tips-tips menjaga diri dari tindakan pemerkosaan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemerkosaan

Pemerkosaan adalah tindakan criminal di saat korban dipaksa untuk melakukan hubungan
seksual. Khususnya penetrasi dengan alat kelamin, diluar kemauannya sendiri. Istilah
pemerkosaan sendiri dapat pula digunakan dalam arti kiasan, misalnya untuk mengacu kepada
pelanggaran yang lebih umum seperti perampokan, penghancuran,penangkapan atas warga
masyarakat yang terjadipada saat sebuah kota atau Negara dilanda perang.

Perkosaan adalah suatu tindakan melakukan hubungan seks dengan orang lain dengan cara
memaksa demi mendapat kepuasan seksual yang sementara. Para wanita sudah barang tentu
sudah sangat rsah dengan tindakan pemerkosaan yang memang dari sejak jaman nenek moyang
dahulu kala sudah ada. Pemerkosaan yang umumnya adalah laki-laki / pria tidak hanya
mengincar prempuan dewasa saja, namun juga para gadi yang muda termasuk anak di bawah
umur yang terkadang menjadi korban. Sedangkan

Kekerasan seksual adalah isu yang penting dari seluruh peta kekerasan terhadap perempuan
karena ada khas bagi perempuan. Seperti dalam persoalan ketimpangan relasi kuasa yang
dimaksud antara laki-laki dan perempuan.Ketimpangan yang diperparah adalah yang memiliki
kendali terhadap korban seperti faktor ekonomi,penerimaan masyarakat,sumberdaya termasuk
pengetahuan. Kekerasan seksual termasuk bentuk yang paling kelihatan sampai bagi kalangan
menilai Indonesia sudah dalam kondisi yang sangat darurat.

Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun(2001- 2012), sedikitnya ada 35 perempuan


menjadi korban kekerasan seksual setiap hari. Pada tahun 2012, setidaknya telah tercatat 4,336
kasus kekerasan seksual, dimana 2,920 kasus diantaranya terjadi di ranah publik/komunitas,
dengan mayoritas bentuknya adalah perkosaan dan pencabulan (1620). Usia korban ditemukan
semakin muda yakni antara usia 13–18 tahun.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Tindak Pemerkosaan

Faktor penyebab terjadinya tindak pidana perkosaan ditinjau dari motif pelaku dalam melakukan
perbuatan perkosaan dapat dibagi atas:
1) Seductive rape
Pemerkosaan yang terjadi karena pelaku merasa terangsang nafsu birahi, dan ini bersifat
sangat subyektif. Biasanya tipe pemerkosaan seperti ini terjadi justru di antara mereka
yang sudah saling mengenal, misalnya pemerkosaan oleh pacar, teman, atau orang-orang
terdekat lainnya. Faktor pergaulan atau interaksi sosial sangat berpengaruh pada
terjadinya pemerkosaan.
2) Sadistic rape
Pemerkosaan yang dilakukan secara sadis. Dalam hal ini pelaku mendapat kepuasan
seksual bukan karena bersetubuh, melainkan karena perbuatan kekerasan yang dilakukan
terhadap tubuh perempuan, terutama pada organ genetalianya.
3) Anger rape
Perkosaan yang dilakukan sebagai ungkapan kemarahan pelaku. Perkosaan jenis ini
biasanya disertai tindakan brutal secara fisik. Kepuasan seks bukan merupakan tujuan
utama dari pelaku, melainkan melampiaskan rasa marahnya.
4) Domination rape
Dalam hal ini pelaku ingin menunjukkan dominasinya pada korban. Kekerasan fisik
bukan merupakan tujuan utama dari pelaku, karena ia hanya ingin menguasai korban
secara seksual. Dengan demikian pelaku dapat membuktikan pada dirinya bahwa ia
berkuasa atas orang-orang tertentu, misalnya korban perkosaan oleh majikan terhadap
pembantunya.
5) Exploitation rape.
Perkosaan jenis ini dapat terjadi karena ketergantungan korban pada pelaku, baik secara
ekonomis maupun sosial. Dalam hal ini tanpa menggunakan kekerasan fisikpun pelaku
dapat memaksakan keinginannya pada korban. Misalnya, perkosaan oleh majikan
terhadap buruhnya. Meskipun ada persetujuan, hal itu bukan karena ada keinginan
seksual dari korban, melainkan ada ketakutan apabila dipecat dari pekerjaannya
2.3 Penyebab Terjadinya Pemerkosaan
Dikelompokkan dalam tiga kelompok variabel sesuai dengan sifatnya yaitu:
(1) Kelompok variabel karakteristik dan moral
Kelompok ini terdiri dari 5 variabel yang meliputi:
a. umur,
b. pendidikan,
c. kedudukan dalam rumah tangga,
d. ketaatan beribadah, dan
e. intensitas minum-minuman keras.
(2) Kelompok variabel ekonomi
Kelompok ini terdiri dari 4 variabel yang meliputi:
a. sumber pendapatan,
b. rata-rata pendapatan,
c. beban tanggungan, dan
d. kecukupan biaya hidup.
(3) Kelompok variabel lingkungan tempat tinggal clan pergaulan
Kelompok ini terdiri dari 4 variabel yang meliputi:
a. teman pergaulan sehari-hari,
b. kebiasaan menghabiskan waktu,
c. intensitas interaksi dengan tempat potensi kejahatan, dan
d. keamanan lingkungan tempat tinggal.
2.4 Dampak Akibat Terjadinya Pemerkosaan

DAMPAK FISIK
 Nafsu makan menurun drastis, berat badan berkurang
 gangguan pencernaan 

 Sakit asma, sakit kepala 


 Mengalami keletihan, pusing,mual,pingsan 
 Sulit tidur, sering mimpi buruk 
 Sakit didaerah perut / kemaluan 
 Bengkak disekujur tubuh / tubuh yang terluka 
 Sulit buang air besar / kecil 
 Mungkin akan mandul 
 Tertular PMS, HIV-AIDS
 Infeksi pada alat reproduksi, menstruasi kacau
 Psychosomatik (merasa sakit tapi tak sakit)
DAMPAK PSIKOLOGIS 
 Stres berat,  ketakutan, depresi, phobia, cepat marah, bersikap apatis
 Merasa : hina, bersalah, malu, menyalahkan diri sendiri, tidak berdaya, gelisah 
 Curiga pada orang lain, konsentrasi menurun/jelek 
 Takut hamil, phobia terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa
perkosaan tersebut 
 Goncangan jiwa yang berat, menyusutnya keinginan seksual 
 Dorongan untuk bunuh diri 
DAMPAK PADA KEHIDUPAN PRIBADI DAN SOSIAL 
 Ditinggalkan teman dekat 
 Hubungan dengan suami / pasangan memburuk atau pecah cerai 
 Tidak lagi bergairah untuk bercinta 
 Takut atau tidak bisa jatuh cinta 
 Sulit membina hubungan dengan pria lain
 Menghindari setiap pria 
 Sulit untuk percaya orang lain dan sungguh-sungguh mencintai : pernah dan
merasa dikhianati 
 Tidak mampu keluar rumah 
 Menghindari segala sesuatu yg menyangkut perkosaan 
 Mengundurkan diri dari kegiatan sosial 
 Mengubah kegiatan sex dari hetero menjadi lesbian
 Menjadi pencandu alkohol, narkotik 
 Sering pindah rumah/ketakutan 
 Mencabut telepon/ganti no.tlp.
 Hilang kepercayaan diri 
 Hilangkepercayaan kpd teman,keluarga dll.
2.5 Tips-Tips Menjaga Diri Dari Pemerkosaan
Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk menghindarkan diri dari
tindak pemerkosaan, di antaranya adalah:
 Bersikap tegas dengan menunjukkan sikap percaya diri.
 Pandai-pandai membaca situasi, jika perasaan kita menyuruh untuk
waspada, maka percayai perasaan itu.
 Hindari jalan di tempat yang gelap dan sunyi.
 Berpakaianlah yang memudahkan untuk lari atau melakukan perlawanan.
 Jangan memakai terlalu banyak perhiasan.
 Sediakan selalu senjata, misalnya, korek api, deodoran semprot, payung
dan lain sebagainya di dalam tas.
 Jika pergi ke suatu tempat bawa alamat lengkap, denah dan jalur
kendaraan sehingga tidak kelihatan bingung, dan carilah informasi di
tempat-tempat resmi.
 Jangan mudah menumpang kendaraan orang yang belum kita kenal.
 Berhati-hati jika diberi minum orang.
 Jangan mudah percaya pada orang yang mengajak bepergian atau
menginap ke suatu tempat yang belum kita kenal.
 Perbanyak pengetahuan dan sering-sering membaca tulisan tentang
pemerkosaan supaya dapat dipelajari tanda-tanda si pelaku dan modus
operandi atau cara kerjanya.
 Pastikan jendela, pintu kamar, rumah, mobil sudah terkunci dengan baik.
 Belajar bela diri praktis untuk mempertahankan diri ketika diserang.
2.6 Hukuman Pidana Bagi Pelaku Pemerkosaan
Rumusan pada Pasal 285 KUHP menyebutkan bahwa “Barangsiapa yang dengan
kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya
bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya dua belas tahun.”
Mencermati dari Pasal 285 KUHP diatas, diketahui bahwa perkosaan (pemerkosaan)
memiliki unsur “memaksa” dan “dengan kekerasan”. Tindak pidana pada Pasal 285
KUHP ini mirip dengan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal 289
KUHP yang dirumuskan sebagai: “Dengan kekerasan atau ancaman kekerasaan
memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul,
diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan
dengan pidana penjara paling lama 9 tahun”.
Perbuatan yang dipaksakan dalam pasal 289 itu merupakan perbuatan cabul yang
mengandung pengertian umum, yang meliputi juga perbuatan bersetubuh dari Pasal
285 sebagai pengertian khusus.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkosaan bisa terjadi pada siapapun. Kasus di mana wanita menjadi korban
memang lebih banyak terjadi, namun pada dasarnya, setiap orang potensial
menjadi korban perkosaan. Dalam banyak kasus, perkosaan dilakukan oleh pria
terhadap pria. Perkosaan adalah bentuk pelecahan paling ekstrem. Tindak pidana
perkosaan sebagaimana diatur dalam Pasal 285 KUHP adalah: “Barangsiapa yang
dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan
isterinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya dua belas tahun”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkosaan berasal dari kata “perkosa”
yang berarti paksa, gagah, kuat, perkasa. Memperkosa berarti menundukkan
dengan kekerasan, menggagahi, melanggar (menyerang, dsb) dengan kekerasan.
Sedangkan pemerkosaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan memperkosa;
melanggar dengan kekerasan. Faktor penyebab terjadinya tindak pidana perkosaan
bisa dilihat dari motif pelaku melakukan perkosaan, situasi dan kesempatan,
faktor ekonomi, atau pun dari lingkungan tempat tinggal dan pergaulan seseorang.
3.2 Saran
Dikarenakan tindak pidana perkosaan banyak terjadi pada korban anak di bawah
umur dan remaja, maka sebaiknya para orang tua lebih memperhatikan anak-
anaknya di lingkungan keluarga. Perhatian ekstra dan kasih sayang perlu
diberikan kepada anak dengan dibekali ilmu agama sehingga dapat mengontrol
perkembangan hidup anak.
DAFTAR PUSTAKA

S.R. Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya, Alumni, Jakarta, 1983.
Yesmil Anwar dan Adang, Kriminologi, Refika Aditama, Bandung, 2010.
http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai