DI SUSUN OLEH;
DOSEN PENGAMPU;
Dr.Suryati M.pd
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas izin Allah swt serta ridho nya saya dapat menyelesaikan hasil makalahh
saya yang berjudul kekerasan terhadap wanita,yang bersumberkan dari beberapa refrensi dan
rujukan, Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr Suryati M.pd
selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH................................................................................5
1.Bagaimana cara mengatasi kekerasan terhadap perempuan di
Indonesia dengan cepat............................................................................5
2.Apa yang menjadi sebab utama timbulnya kekerasan perempuan di
Indonesia..................................................................................................5
3.Apa Dampak kekerasan perempuan itu pada diri korban.......................5
BAB II..............................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................6
Aspek Budaya :.........................................................................................8
BAB III...........................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kekerasan terhadap perempuan sampai saat ini masih menjadi isu yang sangat penting, baik itu di
dalam negeri ataupun di luar negeri. Kekerasan ini terjadi dalam segala bidang kehidupan baik itu
dalam lingkungan budaya maupun agama. Terjadinya kekerasan terhadap perempuan pada akhirnya
akan menghambat perempuan untuk terlibat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pendidikan.
Terdapat fakta di luar negeri maupun di Indonesia, Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas
Perempuan, pada tahun 2011 jumlah Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) meningkat sekitar 13,32%
menjadi sebesar 119.107 kasus dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 105.103 kasus. Data ini
disampaikan berdasarkan laporan dari 395 lembaga layanan perempuan korban kekerasan yang
tersebar di 33 Provinsi. Menurut data dari Komnas Perempuan, pada tahun 2010 jumlah KtP tertinggi
terdapat di Jawa yaitu sebesar 63.229 korban yang tercatat, lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2009
yang berjumlah 12.374 korban yang tercatat. Maksudnya perempuan yang diperlakukan dengan
tindak kekerasan maka realitas jasmani dan mental-psikologis daya aktualitasnya tidak mampu
merespons lingkungan. Aktualitas dirinya terdegradasi, sehingga harga dirinya jatuh dan keadaan jiwa
yang tertekan. Jenis kekerasan terhadap perempuan mencakup kekerasan fisik, psikis, kekerasan
seksual, kekerasan ekonomis dan kekerasan sosial budaya. Jadi dalam konteks sosiologis kekerasan
terhadap perempuan terjadi pada proses interaksi, yang menghasilkan adanya ketidak seimbangan
posisi tawar dalam status peran atau kedudukan. Berdasarkan latar belakang bahwa kekerasan
perempuan merupakan perlakuan maupun tindakan yang terjadi terhadap kekerasan Yang dilakukan
pasangannya maupun bukan pasanganya serta risko terjadi baik fisik maupun psikologi terhadap
B.RUMUSAN MASALAH
4
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang
C.TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengetahui tentang cara mengatasi
kekerasan terhadap perempuan lalu yang menjadi sebab utama timbulnya kekerasan perempuan dan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau
kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Secara filosofis, fenomena
kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran hubungan antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa
duduk bersama untuk memecahkan masalah. Hubungan yang ada hanya diwarnai dengan
ketertutupan, kecurigaan, dan ketidakpercayaan. Dalam hubungan seperti ini, tidak ada dialog, apalagi
kasih. Semangat mematikan lebih besar daripada semangat menghidupkan, semangat mencelakakan
lebih besar daripada semangat melindungi. Memahami tindak-tindak kekerasan di Indonesia yang
dilakukan orang satu sama lain atau golongan satu sama lain dari perspektif ini, terlihat betapa
masyarakat kita sekarang semakin jauh dari menghargai dialog dan keterbukaan. Permasalahan sosial
biasa bisa meluas kepada penganiayaan dan pembunuhan. Toko, rumah ibadah, kendaraan yang tidak
ada sangkut pautnya dengan munculnya masalah, bisa begitu saja menjadi sasaran amuk massa.
Secara teologis, kekerasan di antara sesama manusia merupakan akibat dari dosa dan pemberontakan
manusia. Kita tinggal dalam suatu dunia yang bukan saja tidak sempurna, tapi lebih menakutkan,
dunia yang berbahaya. Orang bisa menjadi berbahaya bagi sesamanya. Mulai dari tipu muslihat,
Menghadapi kenyataan ini, ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan sejauh ini dengan bernafaskan
ajaran cinta damai. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada
seseorang sematamata karena dia perempuan yang berakibat atau dapat menyebabkan
kesengsaraan/penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman perbuatan
tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di
6
muka umum maupun dalam kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi Internasional Penghapusan
Dalam Rekomendasi Rec(2002)5 dari Komite Menteri untuk negara-negara anggota tentang
pelindungan perempuan dari kekerasan, Dewan Eropa menetapkan bahwa KTP "termasuk, tetapi
1. kekerasan yang terjadi dalam keluarga atau sebuah rumah tangga, termasuk, antara lain,
agresi fisik dan mental, kekerasan emosional dan psikologis, pemerkosaan dan pelecehan
seksual, inses, pemerkosaan antara pasangan, baik pasangan tetap atau tidak tetap serta orang
yang tinggal bersama, kejahatan yang dilakukan atas nama kehormatan, sunat perempuan dan
2. kekerasan yang terjadi dalam masyarakat umum, termasuk, antara lain, pemerkosaan,
pelecehan seksual, pelecehan dan intimidasi seksual di tempat kerja, dalam lembaga atau di
tempat lain, perdagangan perempuan untuk tujuan eksploitasi seksual dan eksploitasi
4. pelanggaran hak asasi perempuan dalam situasi konflik bersenjata, khususnya penyanderaan,
Aspek Budaya :
• Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran dan sifat
• Sosialisasi pengertian tersebut melalui a.l. keluarga, lembaga pendidikan, agama, dan media
• laki-laki dan perempuan punya tempat dan perannya sendiri-sendiri yang khas dalam
keluarga/perkawinan/berpacaran.
7
• laki-laki lebih superior daripada perem-puan, dan mempunyai hak penuh untuk memperlakukan
• keluarga adalah wilayah pribadi, tertutup dari pihak luar, dan berada di bawah kendali laki-laki
Aspek Ekonomi :
• perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup formal dan
Aspek Hukum :
• Status hukum perempuan yang lebih lemah dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam
• Pengertian tentang perkosaan dan KDRT yang belum menjawab sepenuhnya kebutuhan
• Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan dan anak
Aspek Politik :
• Kekerasan terhadap Perempuan masih belum sepenuhnya dianggap sebagai persoalan yang
8
• masyarakat umum, misal: pelecehan seks oleh guru/orang lain, praktek-praktek budaya yang
• wilayah konflik/non konflik dan bencana, misal: kebijakan/fasilitas publik yang tidak peka
gender yang memungkinkan untuk terjadinya kekerasan, maupun tindak kekerasan yang
WANITA
a. HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Selama satu dekade terakhir, ada telah berkembang bahwa
kekerasan pasangan intim merupakan kontributor penting dalam kerentanan perempuan terhadap HIV
dan IMS Mekanisme yang mendasari kerentanan wanita terhadap HIV atau IMS adalah hubungan
seksual secara paksa. Perempuan dalam hubungan kekerasan, atau yang hidup dalam ketakutan
kekerasan, juga mungkin memiliki kontrol terbatas atas waktu atau keadaan dari hubungan seksual,
a. ABORSI Perilaku kekerasan terhadap perempuan berdampak besar pada kesehatan seksual dan
untuk menolak paksaan laki-laki dalam penggunaan kondom mengakibatkan kelahiran yang tidak
diinginkan, diperkirakan dari 80 juta kehamilan yang tidak diinginkan setiap tahun, setidaknya
setengah dihentikan melalui aborsi dan hampir setengah dari mereka berlangsung dalam kondisi
aborsi yang tidak aman. kehamilan yang tidak diinginkan dilakukan dengan risiko bagi ibu dan bayi
b. Berat Badan Lahir Rendah Dan Prematur Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau
pembatasan pertumbuhan dalam rahim sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak
mendukung yang berakibat pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan
9
akan mempengaruhi janin, studi observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan
pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
c. Penggunaan Alkohol yang Obat Berbahaya Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur atau
pembatasan pertumbuhan dalam rahim sangat berhubungan dengan stres dan lingkungan yang tidak
mendukung yang berakibat pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama kesehatan ibu dan
akan mempengaruhi janin, studi observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki kekerasan
pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
d. Depresi dan Bunuh Diri Kekerasan pasangan intim dapat menyebabkan depresi dan usaha bunuh
diri serta peristiwa traumatis karena kekersan seksual sehingga perempuan akan menjadi deprsi
memungkinkan terjadi perilaku bunuh diri. penelitian lain menunjukkan bahwa wanita dengan
masalah kesehatan mental akibat kekerasan seksual sering akan mengakhiri hidupnya
e. Luka Non-Fatal kekerasan pasangan intim dikaitkan dengan banyak konsekuensi kesehatan, tetapi
efek yang langsung cedera adalah fatal dan non-fatal.diperkirakan bahwa sekitar setengah dari wanita
di Amerika Serikat yang terluka secara fisik dengan pasangan mereka, sebagian besar dari mereka
masih terlihat bekas luka di bagian Kepala, leher dan wajah akibat kekerasan pasangan mereka,
diikuti oleh cedera otot dan cedera genital. Pengukuran cedera akibat kekerasan pasangan intim tetap
f. Cedera Fatal (Kasus Pembunuhan Pasangan Intim) pembunuhan baik pria atau wanita lebih
banyak disebabkn karena pasangan intim mereka, dalam hal ini pasangan intim wanita yang paling
banyak dibunuh. di Indonesia data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang
terkumpul tersebut jenis kekerasan terhadap perempuan yang paling menonjol sama seperti tahun
sebelumnya adalah KDRT/RP yang mencapai angka 11.207 kasus (69%). Pada ranah KDRT/RP
kekerasan yang paling menonjol adalah kekerasan fisik 4.304 kasus (38%), menempati peringkat
pertama disusul kekerasan seksual 3.325 kasus (30%), psikis 2.607 kasus (23%) dan ekonomi 971
kasus (9%).Kekerasan di ranah komunitas mencapai angka 5.002 kasus (31%), di mana kekerasan
seksual menempati peringkat pertama sebanyak 3.174 kasus (63%), diikuti kekerasan fisik 1.117
kasus (22%) dan kekerasan lain di bawah angka 10%; yaitu kekerasan psikis 176 kasus (4%),
kekerasan ekonomi 64 kasus (1%), buruh migran 93 kasus (2%); dan trafiking 378 kasus (8%)
10
C.DAMPAK KEKERASAN TERHADAP WANITA
Kesehatan Fisik a.l., memar, cedera (mulai dari sobekan hingga patah tulang dan luka
dalam), gangguan kesehatan yang khronis, gangguan pencernaan, perilaku seksual beresiko,
gangguan makan, kehamilan yang tak diinginkan, keguguran/ melahirkan bayi dengan berat
Kesehatan Mental: a.l., depresi, ketakutan, harga diri rendah, perilaku obsesif kompulsif,
berkonsentrasi, berhalangan kerja kare-na harus mendapat perawatan medis, atau memenuhi
Dalam Rumah Tangga, tindak kekerasan pada perempuan ini tidak hanya mengacu
1. Kekerasan emosional
11
rasa tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Selain
tindakan berupa cacian dan makian, tanda perilaku kasar pada perempuan
dalam rumah tangga yang menyerang psikisi ini juga berupa pelarangan,
pemaksaan,dan,isolasi,sosial.
2. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit
atau luka berat. Tindakan yang termasuk pada kekerasan fisik meliputi
3. Kekerasan seksual
Kekerasan seksual yang terjadi dalam lingkup rumah tangga umumnya adalah
pemaksaan hubungan seksual dengan pola yang tidak dikehendaki oleh istri juga
termasukdalamkekerasanseksual.
4. Kekerasan ekonomi
Kekerasan ekonomi ini juga biasa disebut dengan kekerasan penelantaran rumah
Dan dapat kita ketahui sendiri di Indonesia masih banyak sekali kekerasan kekerasan
terhadap wanita yang sering kita jumpai didaerah kita masing masing.
TERHADAP WANITA
Masalah utama yang berkaitan dengan hukum berpusat pada tidak adanya hukum yang secara
khusus memberikan perlindungan bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan tersebut.
12
Indonesia, meski fakta kasus ini marak terungkap di berbagai penjuru Indonesia. Dalam
KUHP yang ada saat ini, sebagian kasus-kasus yang tergolong kekerasan terhadap perempuan
memang dapat dijaring dengan pasal-pasal kejahatan namun terbatas pada tindak pidana
pembunuhan dll. Tindak pidana ini dirumuskan dalam pengertian sempit (terbatas sekali),
meskipun ada pemberatan pidana (sanksi hukuman) bila perbuatan tersebut dilakukan dalam
Tindakan kekerasan terhadap isteri adalah tindakan pidana. Hal tersebut telah diatur dalam
pasal 351 jo 356 (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Salah satu kesimpulan
dari pasal-pasal ini adalah, bila penganiayaan dilakukan terhadap keluarga dekat/orang yang
seharusnya dilindungi, maka hukumannya ditambah sepertiga dari jumlah hukuman apabila
penganiayaan dilakukan terhadap orang lain. Selain itu, dalam kasus isteri (perempuan) di
bawah umur (16 tahun), maka apabila laki-laki (suaminya) menyebabkan luka-luka dalam
proses hubungan seksual maka si suami bisa didakwa melanggar pasal 288 KUHP.
Bentuk lain kekerasan terhadap perempuan adalah pelecehan seksual. Tidak ada perundangan
yang khusus mengatur pelecehan seksual. Tapi dalam KUHP ada ketentuan tentang Ã
kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan keji yang terjadi di lingkungan nafsu birahi kelamin.
2. Barangsiapa dengan sengaja merusak kesopanan di muka orang lain yang kehadirannya di
sana tidak dengan kemauannya sendiri Pokok penting pasal ini adalah: Pengertian Ã
¢â¬Åkesopananââ¬Â pada pasal ini adalah dalam arti kata â⠬Åkesusilaanââ¬Â
(zeden, eerbaarheid), perasaan malu yang berhubungan dengan nafsu kelamin, misalnya
13
bersetubuh, meraba buah dada, meraba kemaluan, memperlihatkan anggota kemaluan,
1.Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya yang belum dewasa, anak
tiri atau anak pungutnya, anak peliharaannya atau dengan seorang yang belum
dewasa yang dipercayakan padanya untuk ditanggung, dididik atau dijaga atau
dengan bujang atau orang sebawahnya yang belum dewasa, dihukum penjara selama-
(1) Pegawai Negeri yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang di bawah
perintahnya atau dengan orang yang dipercayakan atau diserahkan padanya untuk
dijaga;
(2) Pengurus, tabib, guru, pegawai, mandor (opzichter) atau bujang dalam penjara,
pendidikan, rumah piatu, rumah sakit jiwa atau balai derma, yang melakukan
pencabulan dengan orang yang ditempatkan di situ. Pokok penting pasal ini adalah :
Pasal ini menghukum orang yang melakukan perbuatan cabul dengan anaknya yang
belum dewasa, anak tiri atau anak pungut, anak peliharaannya atau dengan seorang
yang belum dewasa yang dipercayakan kepadanya untuk ditanggung, dididik atau
dijaga, atau dengan bujang bawahnya yang belum dewasa. Hukumannya adalah
penjara selama-lamanya tujuh tahun; â⠬¢ Selanjutnya pasal ini menghukum
pegawai negeri yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang di bawah
perintahnya atau dengan orang dipercayakan kepadanya untuk dijaga. Demikian pula
pengurus, tabib, guru, pegawai, mandor (opzichter) atau bujang dalam penjara, rumah
14
tempat melakukan pekerjaan untuk negara (landswerkinrichting), rumah pendidikan,
rumah piatu, rumah sakit ingatan atau balai derma, yang melakukan perbuatan cabul
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
15
Berdasarkan pembahasan bahwa Kekerasan terhadap perempuan tindakan kekerasan berbasis
gender yang mengakibatkan, atau mungkin mengakibatkan, bahaya seksual dan mental fisik
atau penderitaan perempuan, termasuk ancaman tindakan seperti itu, pemaksaan atau
perampasan sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan
kekerasan pasangan intim, Kekerasan fisik, kekerasan seksual yang menimbulkan risiko pada
perempuan antara lain penyakit HIV dan penyakit kelamin lainya, BBLR, Abortus,
Penggunaan alkohol dan obat terlarang, stres sampai bunuh diri karena hal tersebut perlu
adanya pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang melibatkan masyarakat, sekolah dan
pasangan masing-masing.
B.SARAN
Menurut saya kekerasan terhadap perempuan di Indonesia harus di tindak lanjuti harus kita
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
. WHO , Global and regional estimates of violence against women: prevalence and health
effects of intimate partner violence and non-partner sexual violence.2013, WHO Library
16
Cataloguing-inPublication Data Diakses : http://www.komnasperempuan.go.id/wp
content/uploads/2013/12/KekerasanSeksual-Kenali-dan-Tangani.pdf KOMNAS
violence: concepts, methods, and findings". Annals of the New York Academy of Sciences. Taylor and
205. Bibcode:2006NYASA1087..178R. doi:10.1196/annals.1385.024. PMID 17189506.
https://www.kompas.com/parapuan/read/532919331/kenali-4-jenis-kekerasan-terhadap-
perempuan-dalam-rumah-tangga.
17