Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“BAHAYA KEKERASAN SEKSUAL”

Tujuan : Makalah ini Disusun untuk menyelesaikan Tugas Kelompok

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :
Nurul Febrianti, M.Pd

Kelompok 13

Anggota :

1. (202302002) ANNISA PUTRI INDRIANI


2. (202302007) RISKA AYU SEPTIANI
3. (2023020230 MUTAMMIMUL KAMAL

STIKES MITRA KELUARGA


PRODI S1 GIZI TINGKAT 1
TAHUN 2023

i
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Kekerasan Seksual....................................................................3
2.2 Jenis-jenis Kekerasan Seksual....................................................................3

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Penyebab Kekerasan Seksual......................................................................4
3.2 Dampak Kekerasan Seksual........................................................................4
3.3 Cara Mencegah Kekerasan Seksual........................................................... 4

BAB IV
4.1 Kesimpulan.................................................................................................5
4.2 Saran...........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................6

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT atas berkat
dan rahmat-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan Tahun Ajaran
2023/2024. Adapun topik yang dibahas di dalam makalah ini adalah mengenai Kekerasan
Seksual. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang “Bahaya Kekerasan
Seksual hingga Dampak bagi korban Kekerasan Seksual.”
Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nurul
Febrianti sebagai dosen yang telah membimbing kami, dan untuk teman-teman satu
kelompok yang telah berkontribusi dalam tersajinya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati,
kami akan menerima segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga hasil makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan kita semua, termasuk pembaca dan dosen pengampu. Besar harapan kami agar Ibu
dapat memberikan nilai untuk kami.

Bekasi, 27 September 2023

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekerasan seksual merupakan masalah yang sangat serius dan kompleks. Setiap tahun,
ribuan orang menjadi korban kekerasan seksual di seluruh dunia. Hal ini tidak hanya
merugikan individu yang langsung terkena dampaknya, tetapi juga berdampak pada
masyarakat secara keseluruhan. Kekerasan atau violence merupakan istilah yang terdiri dari
dua kata, yaitu "vis" yang berarti (daya, kekuatan) dan "larus" berarti (membawa), yang
kemudian diterjemahkan sebagai membawa kekuatan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
memberikan pengertian mengenai kekerasan dalam arti sempit yaitu hanya mencakup
kekerasan fisik. Menurut KBBI kekerasan adalah perbuatan yang dapat menyebabkan cidera
atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain." Kekerasan
seksual berasal dari dua kata, yaitu kekerasan dan seksual, yang di dalam bahasa Inggris
disebut dengan sexual hardness. Kata hardness mempunyai arti kekerasan, tidak
menyenangkan dan tidak bebas," Kata seksual tidak dapat dilepaskan dari seks dan
seksualitas. Seks adalah perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki atau yang sering
disebut dengan jenis kelamin. Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang luas
yaitu dimensi biologis, dimensi sosial, dimensi psikologis dan dimensi kultural. Kekerasan
seksual memiliki dampak serius bagi korban dari segi psikologi yaitu dapat menyebabkan
penurunan harga diri, menurunnya kepercayaan diri, kecemasan, ketakutan terhadap
pemerkosaan atau terhadap tindak kriminal lainnya. Pada anak dapat terjadi gejala depresi,
rasa tidak berdaya, merasa terisolasi, mudah marah, ketakutan, kecemasan, hingga
penyalahgunaan zat adiktif. Dampak fisik dari kekerasan seksual dapat berupa gangguan
kehamilan, akibat kehamilan yang tidak diinginkan yang merupakan efek dari pemerkosaan,
gangguan kesehatan seksual atau reproduksi dapat berupa penyakit menular seksual, dan
risiko bunuh diri pada korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual juga dapat berdampak
pada kehidupan sosial korban berupa masalah dengan gangguan interaksi dengan orang
sekitar, masalah harga diri dimana dibeberapa negara pemerkosa diwajibkan menikahi korban
untuk menebus kesalahan untuk menjaga nama baik keluarga korban, hal ini cenderung
menyebabkan masalah rumah tangga, dan masalah dalam penilaian sosial (WHO, 2017).
Dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual tidak hanya mempengaruhi setelah korban
mengalami kekerasan seksual, namun dapat mempengaruhi sampai ke kehidupan mendatang
korban, sehingga pemulihan korban dari dampak kekerasan seksual membutuhkan waktu
yang lama. Pengurangan risiko kekerasan seksual dapat dilakukan melalui pendidikan
keterampilan dan pengetahuan mengenai seksualitas. Kemampuan perlindungan diri pada
anak dapat mengurangi risiko anak menjadi korban kekerasan seksual (WHO, 2017)

1
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka timbul rumusan masalah yaitu:
1. Apa Pengertian Kekerasan Seksual?
2. Apa saja jenis-jenis kekerasan seksual?
3. Apa penyebab kekerasan seksual?
4. Bagaimana dampak kekerasan seksual?
5. Bagaimana cara atau solusi untuk mencegah kekerasan seksual?

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari kekerasan seksual.
2. Mengetahui jenis-jenis dari kekerasan seksual.
3. Mengetahui apa saja penyebab kekerasan seksual.
4. Mengetahui dampak kekerasan seksual.
5. Mengetahui cara atau solusi untuk mencegah kekerasan seksual.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Kekerasan seksual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain
tanpa persetujuan atau dengan memaksa. Tindakan tersebut dapat berupa pemaksaan untuk
melakukan hubungan seksual, pelecehan seksual, atau tindakan lain yang merugikan korban
secara seksual. Kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita,
anak-anak maupun orang dewasa. Kekerasan seksual juga tidak hanya terjadi di lingkungan
keluarga, tetapi juga bisa terjadi di tempat kerja, sekolah, atau tempat umum lainnya.
Kekerasan merupakan suatu tindakan yang mengarah pada tingkah laku yang pada awalnya
harus bertentangan dengan undang-undang, baik hanya berupa ancaman atau sudah berupa
tindakan nyata dan menyebabkan kerusakan terhadap harta benda, fisik, atau dapat
menyebabkan kematian pada seseorang. Pengertian kekerasan secara terminologi merupakan
suatu keadaan dan sifat yang menghancurkan kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk
yang berakal menjadi terperosok pada sifat-sifat kebinatangan, seperti Merusak, menekan,
memeras, memperkosa, menteror, mencuri, hingga membunuh.

2.2 Jenis-jenis Kekerasan Seksual


1. Penyiksaan Seksual
2. Pemaksaan Kehamilan
3. Perbudakan Seksual
4. Kontrol Seksual
5. Pemaksaan Perkawinan
6. Pemaksaan Aborsi
7. Penghukuman Tidak Manusiawi dan Bernuansa Seksual
8. Pelecehan Seksual
9. Pemerkosaan
10. Intimidasi Seksual (Ancaman/percobaan Pemerkosaan)
11. Perdagangan Perempuan dengan Tujuan Seksual
12. Eksploitasi Seksual
13. Praktik atau Tradisi Bernuansa Seksual Membahayakan/Mendeskriminasi Perempuan
14. Dsb

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Masalah
Kekerasan merupakan permasalahan sosial yang hingga saat ini sulit untuk ditemukan
jalan keluarnya. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kekerasan seksual marak
terjadi hanya pada perempuan saja. Namun fakta mengatakan berdasarkan SIMFONI PPA,
yaitu Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak, salah satu aplikasi yang
dibuat oleh KEMENPPPA yang digunakan untuk mencatat kasus kekerasan yang terjadi di
setiap Provinsi di Indonesia, ditemukan 12.831 kasus terjadi selama 2022 per 12 Juni 2022
dimana 79,4% nya perempuan dan 20,6% nya laki-laki. Kekerasan seksual menurut Supardi
& Sadarjeon (2006) adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh seorang individu
maupun sekelompok individu yang tidak diinginkan serta diharapkan oleh individu lain dan
menyebabkan individu tersebut mengalami rasa malu, rendah diri hingga bunuh diri.
Kekerasan seksual sangatlah penting diketahui oleh khayalak ramai terkait jenis- jenisnya
karena ada beberapa jenis kekerasan seksual di masyarakat yang dianggap tidak termasuk
jenis kekerasan seksual seperti pemaksaan hubungan badan dalam ikatan hubungan suami
istri. Sejatinya kekerasan seksual memiliki kunci utama yakni adanya consent atau
persetujuan antara kedua belah pihak.

3.2 Dampak Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual dapat menimbulkan dampak yang sangat berat bagi korban. Dampak
psikologisnya bisa berupa trauma, depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Korban juga dapat
mengalami rasa malu, marah, dan merasa bersalah. Dampak fisiknya bisa berupa luka-luka,
infeksi, dan bahkan kematian. Sedangkan dampak sosialnya bisa berupa isolasi, diskriminasi,
dan stigmatisasi. Dalam jangka panjang, dampak kekerasan seksual dapat mempengaruhi
kehidupan korban secara signifikan. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin
hubungan interpersonal, belajar, bekerja, atau bahkan melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh
karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan dampak kekerasan seksual dan
memberikan dukungan kepada korban.

3.3 Penyelesaian
Cara untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual adalah dengan memberikan
pendidikan seksual yang baik dan benar sejak dini. Pendidikan seksual yang tepat dapat
membantu individu memahami hak mereka dan cara melindungi diri dari tindakan kekerasan
seksual. Selain itu, pendidikan seksual juga dapat membantu mengubah pandangan
masyarakat tentang seksualitas dan menjadikan mereka lebih terbuka dalam berbicara tentang
isu-isu yang berkaitan dengan seksualitas. Perlindungan hukum juga sangat penting dalam
mencegah terjadinya kekerasan seksual. Hukum harus memberikan sanksi yang tegas bagi
pelaku kekerasan seksual dan memberikan perlindungan bagi korban. Selain itu, pemerintah
juga harus melakukan upaya- upaya preventif, seperti meningkatkan patroli dan pengawasan
di tempat-tempat yang rawan terjadi kekerasan seksual.

4
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kekerasan seksual adalah masalah serius yang mempengaruhi banyak orang di seluruh
dunia. Dampaknya bisa merusak psikologis, fisik, dan sosial korban. Oleh karena itu, sangat
penting bagi kita untuk mengambil tindakan nyata dalam mencegah dan menangani kasus
kekerasan seksual. Salah satu cara untuk terlibat dalam upaya pencegahan dan penanganan
kasus kekerasan seksual adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang masalah ini. Kita
dapat melakukan hal-hal sederhana seperti berbicara dengan teman dan keluarga tentang
kekerasan seksual, serta mendukung organisasi-organisasi yang bekerja untuk membantu
korban kekerasan seksual. Selain itu, kita juga harus mendukung upaya hukum dan kebijakan
yang bertujuan untuk menangani kasus kekerasan seksual dengan serius.

4.2 Saran
1. Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap korban Kekerasan Seksual, secara
menyeluruh dan maksimal, diperlukan adanya payung hukum yang mengatur secara rinci
mengenai rumusan unsur-unsur tindak pidana kekerasan seksual, ancaman pidana bagi pelaku
kekerasan seksual, pembuktian dan lain sebagainya.
2. Menghindari tempat yang berbahaya seperti Lingkungan yang sepi, gelap, atau
kemungkinan menjadi tempat orang untuk bermabuk-mabukan adalah situasi yang sebaiknya
kita hindari. Alasannya, di lokasi tersebut memperbesar peluang bagi predator seks untuk
melakukan aksinya. Pilih jalan yang dilengkapi penerangan (lampu jalan) dan tidak sepi.
3. Jangan Percaya Penuh, lebih baik sedikit menjaga jarak dengan mereka yang bukan
anggota keluarga atau kerabat yang benar-benar dekat.
4. Hindari Obrolan yang Berbau Porno, karena obrolan berbau pornografi dapat membuat
orang lain berpikir bahwa kita terbiasa dengan hal-hal yang berbau seksual. Oleh sebab itu,
hindari obrolan yang terlalu menjurus ke arah pornografi, terutama dengan orang yang baru
dikenal.
5. Komunikasikan Batasan dengan Jelas, hal ini menunjukkan kita memiliki privasi dan
batas terhadap perlakuan yang pantas dan diluar batas.
6. Kuasai Beberapa Metode Melumpuhkan Lawan seperti, jika kita berada dalam hal
berbahaya harus bersikap tenang dan melihat celah dengan menendang atau memukul titik
lemah lawan.
7. Berani Bersikap Tegas, apabila dipaksa atau mengalami perilaku tidak senonoh di luar
dugaan, segera ambil tindakan. Ceritakan kejadian yang alami pada anggota keluarga dan
kerabat dekat terpercaya yang sudah dikenal lama. Di samping itu, laporkan pula tindakan
tersebut kepada pihak berwajib agar pelaku segera ditindak.
8. Bersikap Percaya Diri, Seseorang terlihat tidak percaya diri dan tampak lemah lebih
berisiko mengalami kekerasan seksual daripada mereka yang percaya diri.
9. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri, seperti membawa alat perlindungan diri seperti
semprotan cabe atau alat setrum di dalam tas. Alat-alat tersebut dipersiapkan untuk
menghadapi kemungkinan terburuk ketika menghadapi kekerasan dalam bentuk apa pun,
termasuk kekerasan seksual.

5
DAFTAR PUSTAKA
Ivo Noviana, Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak dan Penanganannya, Sosio
Informa Vol. 01, No. 1. Januari - April, Tahun 2015.

Marcheyla Sumera, Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual terhadap Perempuan, Lex et


Societatis, Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013.

Andi wiwin Mariana, Joe Striven Simatupang, at all, "Perlindungan Hukum Terhadap
Anak Yang Menjadi Korban Kekerasan Seksual". Jurnal Lex Suprema, Vol 2, No 2, 2020.

Diana yusyanti, "Perlindungan Hukum Terhadap Korban dari Pelaku Tindak Pidana
Kekerasan Seksual". Jurnal Penelitian hukum, Vol 20, No 4, 2020.

Fajaruddin, "Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Pornografi", Jurnal Ilmu


Hukum, Vol. 10, No. 2, 2014

Ismantoro Dwi Yuwono, 2015, "Penerapan Hukum dalam Kasus Kekerasan Seksual
terhadap Anak" Pustaka Yustitia, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai