OLEH :
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
27 Desember 2022
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................Latar belakang
..................................................................................................................... 1
1.2...........................................................................................Rumusan Masalah
......................................................................................................................2
1.3..............................................................................................................Tujuan
..................................................................................................................... 2
BAB II ISI
3.1...........................................................................................................Kesimpulan
.......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan oleh satu (atau lebih) orang atas orang lain tanpa persetujuan. Pada
hubungan seks karena tidak sadar atau tidak mampu. Tindakan seksual ini
merujuk pada penetrasi di lubang tubuh tubuh (mulut, vagina, atau anus) tanpa
persetujuan.
menyerang dan/atau tindakan lainnya, terhadap tubuh yang terkait dengan nafsu
bebas karena ketimpangan relasi kuasa, relasi gender dan/atau sebab lain, yang
fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, dan/atau politik.
Tindakan yang dimaksud termasuk juga siulan, main mata, ucapan bernuansa
sentuhan di bagian tubuh, dan gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga
1|Page
2020)
mahasiswa?
bagi mahasiswa?
1.3. TUJUAN
Untuk menjelaskan tentang dampak kekerasan seksual bagi mahasiswa
mahasiswa
2|Page
BAB
II ISI
Kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja baik di ranah domestik maupun
panjangnya gelar yang di terima ternyata tidak berbanding lurus dengan perilaku
Dan sampai saat hari ini masih belum ada data kongret mengenai kasus pelecehan
seksual dalam kampus ini. Menurut Catatan Tahunan 2017 yang dipublikasikan
masih dianggap hanya sebatas tindakan asusila, bukan tindakan kejahatan yang
oleh Scott (2017) menunjukkan secara psikologis korban kekerasan seksual dapat
3|Page
mengalami kecemasan, depresi, gangguan stress pasca trauma (PTSD), ketakutan
hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri. Secara sosial korban kekerasan
masyarakat. Disini juga ada beberapa faktor mengapa kekerasan seksual terjadi di
1. Faktor Biologis
laki- laki cenderung melakukan tindakan terhadap perempuan. Pada faktor ini
ketertarikan yang besar satu sama lain. Oleh sebab itu reaksi yang diharapkan
merasa terganggu oleh tindakan tersebut. Tapi pada kenyataannya, korban merasa
gender serta relasi kuasa. Faktor ini menjelaskan bahwa pelecehan seksual adalah
bentuk dari suatu sistem partiakal dimana laki-laki dianggap lebih berkuasa dan
4|Page
cenderung memberikan reward kepada laki-laki untuk perilaku seksual yang
bertindak lebih pasif dan pasrah. Akibat dari hal tersebut, masing-masing jenis
seksual merasa terpaksa, tidak berani menolak atau hanya diam ketika mengalami
kedudukan dan kuasa di kampus, entah itu sebagai seorang dosen, staf ataupun
seorang mahasiswa yang tentu saja akan masih berhubungan dengan pelaku,
adanya ancaman serta diskriminasi nilai ataupun kesulitan untuk lulus menjadi
salah satu faktor korban tidak berani melaporkan tindakan pelaku. Selain itu,
ketakutan mendapat stigma negatif dari masyarakat atau disalahkan oleh berbagai
pihak dan dianggap melebih-lebihkan atau bahkan dianggap “ia yang menggoda”,
korban punya hak untuk mendapat keadilan dan mendapatkan pemulihan. Hal
selanjutnya adalah : pencegahan. Untuk mencegah agar tidak terjadi lagi tindak
adalah kejujuran dan kebesaran hati dari pejabat dan insan kampus untuk
mengakui bahwa ada yang salah dan berpotensi disalahgunakan posisi dosen
5|Page
untuk mengamankan hasrat seksualnya yang kelewat batas. Membuka jalur
indikasi tindakan dosennya yang keliru, ialah salah satu cara untuk mencegah
tindak pelecehan seksual, maka upaya untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi
akan lebih mungkin diwujudkan. Jika mendapati seorang teman yang mengalami
hal tersebut, hal yang dapat dilakukan dengan mendengarkan dan berempati.
Memang terlihat sepele, namun dapat menjadi bentuk dukungan kita terhadao
korban yang sedang merasa trauma. Mulai mendengarkan dan tidak menghakimi
MAHASISWA
6|Page
Dalam peraturan tersebut, kekerasan seksual adalah setiap perbuatan
atau dapat berakibat penderitaan psikis, fisik, atau keduanya, termasuk yang
proses pembelajaran
7|Page
izin tertulis atau lewat media komunikasi elektronik tentang rencana
atau secara tertulis atau lewat media komunikasi elektronik pada kepala
jurusan/ketua prodi.
kekerasan seksual yang dialami korban, dan atau terlapor atau pelaku merupakan
anggota Satuan Tugas, kepala atau ketua program studi, atau ketua jurusan.
(Wulandari, 2021)
8|Page
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
pasca trauma (PTSD), ketakutan hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri.
Secara sosial korban kekerasan seksual juga berisiko mendapatkan stigma negatif
Faktor Biologis
proses pembelajaran
9|Page
Kepala/ketua prodi/jurusan harus membatasi pertemuan di luar area
atau secara tertulis atau lewat media komunikasi elektronik pada kepala
jurusan/ketua prodi.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
iqbal. (2022). Kekerasan Seksual dalam Kampus dan Dampaknya. Retrieved from
https://karna.id/kekerasan-seksual-dalam-kampus-dan-dampaknya/