PENCEGAHAN KASUS
KEKERASAN SEKSUAL
DI KAMPUS
Kekerasan seksual di perguruan tinggi menempati urutan pertama dalam hal lokasi
terjadinya kasus kekerasan seksual antara tahun 2015-2021 (Komnas Perempuan,
2021).
Faktor yang melatarbelakangi kekerasan seksual adalah faktor internal yang terdiri
dari faktor kejiwaan, faktor biologis, moral dan faktor eksternal adalah faktor sosial
budaya, faktor ekonomi dan faktor media massa.
Definisi
Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina,
melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi
seseorang
Kategori kekerasan seksual:
•Verbal, berupa kata-kata yang melecehkan secara seksual.
•Non-verbal, berupa perilaku seperti bersiul, menatap, mengedipkan
mata.
•Fisik, berupa tindakan seperti mencium, meraba, memeluk,
memperkosa.
Kekerasan seksual melanggar moral dan nilai-nilai agama yang tidak hanya
dipertanggungjawabkan di dunia, melainkan juga di akhirat kelak. Salah satu upaya
membangun kesadaran itu adalah dengan terus menerus mensosialisasikan, bahwa
kekerasan seksual adalah kejahatan besar yang menjadi musuh utama agama, di
samping penuhanan kepada selain Tuhan Yang Maha Esa.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kampus merupakan lokasi yang rawan
kekerasan seksual. Akan tetapi dengan perilaku budi luhur, hal ini dapat diminimalisir,
mulai dari para dosen dan pejabat perguruan tinggi yang memegang amanat dan
melindungi para mahasiswi dari kemungkinan adanya kekerasan seksual. Para mahasiswi
juga perlu mendapat pendidikan tentang konsep kekerasan seksual dan cara-cara
memperjuangkan hak dalam hal terjadi insiden kekerasan seksual.
Jika para pihak memahami hak dan kewajibannya dan menjalankan perilaku
budi luhur, niscaya kampus akan menjadi tempat yang aman dan bebas dari kekerasan
seksual.