KELOMPOK I:
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kekerasan terhadap perempuan merupakan realitas global yang tidak dapat
dipungkiri telah terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia, khususnya yang banyak
dialami dan dirasakan oleh kaum perempuan. Berabad-abad lamanya perempuan
mengalami tindak kekerasan baik melalui perkataan ataupun penderitaan fisik yang
dilakukan oleh kaum laki-laki. Bahkan ada beberapa kasus diantaranya dilakukan
oleh kaumnya sendiri (kaum perempuan). Hingga saat ini masih banyak terjadi di
masyarakat, baik dalam ranah domestik maupun dalam ranah publik. Sejak dahulu
kala hingga saat ini jenis kelamin perempuan menjadi objek ketertindasan dibanding
dengan jenis kelamin laki-laki. Budaya membuat perempuan adalah kaum yang
tersubordinat, terinferior, budaya patriarkhi membuat faham ketidak adilan gender,
hingga sejaman melinial ini masih ada masyarakat yang melakukan tindak kekerasan
terhadap perempuan (Eka Purwati1, Herniyatun2, Diah Astutiningrum, 2015)
Pembahasan tentang kekerasan dalam rumah tangga, terutama kekerasan yang
dilakukan oleh suami terhadap isteri, merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Hal
ini disebabkan kasus kekerasan dalam rumah tangga merupakan kasus yang paling
banyak dijumpai dibandingkan dengan kasus kekerasan lainnya. Kekerasan dalam
rumah tangga juga merupakan hal yang kompleks. Tidak seperti halnya kejahatan
lainnya, dimana korban dan pelaku berada dalam hubungan personal, legal,
institusional serta berimplikasi sosial.1 Perempuan yang dipukul oleh suaminya juga
sama-sama membesarkan anak, mengerjakan pekerjaan dalam rumah, membesarkan
keluarga, menghasilkan uang serta terikat secara emosional dengan pelaku kekerasan
tersebut (Eka Purwati1, Herniyatun2, Diah Astutiningrum, 2015).
Membahas mengenai kekerasan terutama korbanya terhadap perempuan
merupakan permasalahan yang sangat luas, baik karena bentuknya (kekerasan fisik,
non fisik atau verbal dan kekerasan seksual) tempat kejadiannya (di dalam rumah
tangga dan di tempat umum), jenisnya (perkosaan, penganiayaan, pembunuhan atau
kombinasi dari ketiganya), maupun pelakunya (orangorang yang memiliki hubungan
dekat atau orang asing). Kekerasan terhadap perempuan merupakan tindak penistaan
dan pengebirian harkat manusia, dapat terjadi di semua tingkat kehidupan, baik di
tingkat pendidikan, ekonomi, budaya, agama, maupun suku bangsa. Hal ini karena
pada dasarnya kekerasan terjadi akibat paham dunia yang masih 2 didominasi oleh
laki-laki. Tindak kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu tindak pidana yang
banyak mendapat perhatian dari para ahli ilmu sosial pada tahun-tahun terakhir ini.
dari data yang terkumpul belum diketahui secara pasti berapa banyak wanita (istri)
yang menjadi tindak kekerasan mulai dari keengganan memberi nafkah kepada istri
sampai kepada kekerasan seksualitas. Maka dari itu untuk mengatasi masalah
kekerasan terhadap perempuan di lingkungan rumah tangga, perlu adanya tindakan
bersama ntar semua pihak, baik dari masyarakat sampai dengan aparat serta
perundangundangan yang berfungsi dengan baik sehingga masalah kekerasan di
Indonesia seperti masalah kekerasan dapat diatasi 3 dengan baik. Kekerasan terhadap
perempuan masih terus berlangsung. Dewasa ini ia semakin menjadi salah satu isu
krusial dalam masyarakat bukan hanya pada tingkat nasional, tetapi juga masyarakat
global (Amalia, 2011).
B. Tujuan
Dari pembahasan mengenai permasalahan kekerasan dalam rumah tangga ini
mempunyai tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi kekerasan terhadap perempuan.
2. Untuk mengetahui bentuk kekerasan terhadap perempuan.
3. Untuk mengetahui jenis kekerasan terhadap perempuan.
4. Untuk mengetahui factor penyebab kekerasan terhadap perempuan.
5. Untuk mengetahui dampak kekerasan terhadap perempuan.
6. Untuk mengetahui upaya promotif, preventif dan penanganan
7. Untuk mengetahui peran petugas kesehatan.
8. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien korban kekerasan.
C. Manfaat
1. Bagi penulis.
terhadap perempuan.
mahasiswa
4. Bagi pembaca
TINJAUAN TEORI
Kekerasan adalah sebuah tindakan tidak menyenangkan yang bisa melibatkan fisik
maupun kejiwaan atau psikis yang dilakukan suatu pihak kepada pihak lainnya. Menurut
KBBI kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera
atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Kekerasan
terhadap perempuan adalah kekerasan yang terjadi yang dirasakan oleh perempuan, dimana
perempuan adalah objek kekerasan yang dilakukan oleh seseorang. Terdapat beberapa jenis
kekerasan yang bisa dikaji, seperti kekerasan berdasarkan bentuknya, berdasarkan situs
terjadinya, kekerasan seksual dan non seksual yang dibagi lagi menjadi kekerasan seksual
berdasarkan intentensitasnya (Wahyuni & Lestari, 2018).
Jenis kekerasan pada perempuan adalah pelanggaran serius akan hak asasi wanita
dan merupakan kepedulian langsung dalam sektor kesehatan publik karena berkontribusi
secara signifikan apabila para petugas kesehatan masyarakat dilatih mengenainya dengan
benar. Mereka adalah petugas yang paling dekat dengan korban, dan kemungkinan
dikenal dengan dekat oleh korban, masyarakat dan komunitas. Pelayanan kesehatan lokal
dan komunitas juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kepedulian diantara
publik untuk mencegah kekerasan ini. Masih ada perdebatan mengenai pendekatan apa
yang paling efektif untuk mencegah kekerasan berbasis gender, namun dokumentasi dan
evaluasi adalah elemen kunci dalam membangun pengetahuan akan kekerasan ini.
1. Melakukan support terus menerus, dengan advocacy ke shelter atau tempat lain
yang lebih baik
2. Saat perempuan siap meninggalkan pasangan / rumah : telp shelter, rencanakan
untuk segera melarikan diri, siapkan tas, pakaian dan perlengkapan lain
3. Pada perempuan yang telah berulangkali mengalami KDRT, perawat dapat
menadvocacy ke individu ataupun group conseling, ajarkan berbagai koping yang
positif
4. Penting dipastikan bahwa perempuan yang mengalami KDRT secara kontinue
memeriksakan atau mendatangi health care
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan bahwa Kekerasan terhadap perempuan tindakan
kekerasan berbasis gender yang mengakibatkan, atau mungkin mengakibatkan, bahaya
seksual dan mental fisik atau penderitaan perempuan, termasuk ancaman tindakan seperti
itu, pemaksaan atau perampasan sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau
dalam kehidupan pribadi. Yang meliputi kekerasan pasangan intim, Kekerasan seksual,
Pemerkosaan, kekerasan pasangan intim, Kekerasan fisik, kekerasan seksual yang
menimbulkan risiko pada perempuan antara lain penyakit HIV dan penyakit kelamin
lainya, BBLR, Abortus, Penggunaan alkohol dan obat terlarang, stres sampai bunuh diri
karena hal tersebut perlu adanya pencegahan kekerasan terhadap perempuan yang
melibatkan masyarakat, sekolah dan pasangan masing-masing.
Peran pelaksana: Pemeriksaan kesehatan,Tindakan medis, wawancara dan
konseling, Penyuluhan, Kunjungan rumah, Pencatatan.
B. Saran
Menurut kami kekerasan terhadap perempuan di Indonesia harus di tindak lanjuti
harus kita perhatikan jangan di abaikan,jangan rendahkan perempuan di Indonesia, hidup
perempuann Indonesia. Sebagai tenaga kesehatan adalah kewajiban kita menolong
korban kasusu kekerasan terhadap perempuan, baik secara promotif, prefentif, kuratif
maupun rehabilitative.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdiati, detty S. 2015. Peran petugas kesehatan dalam skrining dan identifikasi kekerasan
terha Perempuan . https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://obgin-
ugm.com/wp-content/uploads/2015/06/3.-dr.Detty-Peran-Petugas-Kesehatan-dalam-
Skrining-dan-Identifikasi-
tPA.pdf&ved=2ahUKEwiTj5iuhuPsAhUKbn0KHQTOBJ0QFjAAegQIBBAB&usg=AOv
Vaw1jLxWweGdhZb2a2d2xy2N2. Diakses pada 2 november 2020 pukul 11.54