Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

TEORI PENUAAN

(Dosen pembimbing : Agus Prasetyo, SKM. M.kes)

Disusun oleh

HANA AFTHIRA RISFA


P1337420417110/55
3B

D III KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Karena atas berkah dan rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kita kirimkan shalawat dan
serta salam kepada junjungan kita Nabi muhammad saw yang telah membawa kita dari lembah
kehinaan menuju lembah kemuliaan.
Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah keperawatan gerontik oleh
dosen yang bersangkutan. Dimana makalah ini akan membahas mengenai teori penuaan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami
dalam mengerjakan makalah ini , begitu juga teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Kami yakin masih banyak kekuranagn dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Blora , September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 5
C. TUJUAN ........................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN PENUAAN ............................................................................ 6


B. TEORI PENUAAN .......................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN ..................................................................................................... 12
B. SARAN ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar Belakang Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang,
hal ini berarti perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada semua
orang. Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin
menurun. Usia lanjut adalah usia yang sangat renta terhadap berbagai penyakit. Pada
umumnya yang mendasari penyakit disaat lanjut usia adalah akibat dari sisa penyakit
yang pernah diderita di usia muda, penyakit karena akibat kebiasaan dimasa lalu (seperti:
merokok, minum alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit tertentu yang mudah sekali
menyerang saat usia lanjut. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan
yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda
dulu.
Penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular pada lansia mempunyai
penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang tindih. Untuk itu kita harus terlebih
dahulu memahami mengenai konsep faktor risiko dan penyakit degeneratif. Faktor risiko
adalah suatu kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila ditemukan/dimiliki seseorang
akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih berpeluang menderita penyakit
degeneratif tertentu. Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai
penyebab dan selalu berhubungan dengan satu faktor risiko atau lebih,di mana faktor-
faktor risiko tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit
degeneratif itu sendiri dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain.
Misalnya: penyakit jantung dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.
Inilah yang menyebabkan pembahasan mengenai penyakit jantung pada lansia dapat
berkembang sangat luas,yaitu karena adanya keterkaitan yang sangat erat antara penyakit
yang satu dengan penyakit yang lain.
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di USA pada tahun 2001,penyakit
jantung yang sering ditemukan adalah Penyakit Jantung Koroner 13%,Infark Miokard
Akut 8%, Kelainan Katup 4%,Gagal Jantung 2%,Penyakit Jantung Hipertensif dan
Hipertensi 1%.

4
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari proses penuaan?
2. Teori - Teori Penuaan dan Proses Menua ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari proses penuaan pada system kardiovaskular
2. Mengetahui teori - Teori Penuaan dan Proses Menua

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Penuaan (ageing) merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang tidak dapat
dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat
menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya
berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh
komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan
karena proses penuaan. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak
hanya terkait dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial. Penuaan itu sendiri
adalah suatu proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap molekul, sel dan organ
dalam tubuh.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap
hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan
karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi
proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas,
pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
menurunnya.

6
B. Teori - Teori Penuaan dan Proses Menua
a. Teori Penuaan
Dari sudut pandang ilmiah, mengapa dan bagaimana tubuh kita mengalami
penuaan masih merupakan misteri yang terus menerus dicari jawabannya oleh para
ilmuwan. Proses penuaan itu sendiri dapat melingkupi adanya perubahan pada
jaringan tubuh sampai dengan perubahan mekanisme pada tingkat sel. Selama
bertahun-tahun, banyak teori yang berusaha menjelaskan mengenai proses ini dan
perubahan-perubahan apa yang menyebabkan penuaan.
Teori penuaan pada dasarnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu teori
Program dan Teori Wear and Tear.
1. Teori program menekankan prinsip bahwa di dalam tubuh manusia terdapat suatu
jam biologis, mulai dari proses janin sampai pada kematian dalam suatu model
yang memiliki program yang sudah “tercetak”. Peristiwa ini terprogram mulai
dari tingkat sel sampai embrio, janin, masa bayi dan anak-anak, remaja, dewasa
menjadi tua dan akhirnya meninggal. Teori Program meliputi pembatasan
replikasi sel, proses imun, dan mekanisme neuroendokrin dari penuaan. Pada
suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki kapasitas yang
terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal inilah yang terjadi
pada sel-sel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua dan lemah, teori ini
menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel. Mekanisme neuroendokrin
mengatakan bahwa ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu
memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya fungsi tubuh terganggu dan muncul
berbagai keluhan.
2. Teori Wear and Tear menganggap bahwa tubuh dan sel-selnya yang sering
digunakan dan disalahgunakan secara terus menerus akan menjadi lemah dan
akan mengalami kerusakan dan akhirnya meninggal. Organ tubuh seperti hati,
lambung, ginjal, kulit dan yang lain akan menurun fungsinya karena toksin di
dalam makanan dan lingkungan yang kita terima setiap hari, selain itu juga akibat
dari konsu msi lemak, gula, kafein, nikotin, alkohol yang berlebihan. Dan yang
tidak kalah penting adalah akibar dari paparan sinar matahari serta stress fisik dan

7
psikis. Yang harus diingat adalah bahwa kerusakan ini tidak terbatas pada organ,
melainkan juga terjadi pada tingkat sel.

b. Teori Proses Menua


A. Teori Biologi
1. Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah
sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu
diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan
membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal
ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis
dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan
jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika
sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut
berisiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit
atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata
sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami
kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena
sistem sel tidak dapat diganti.
2. Teori “Genetik Clock”
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-
species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu
jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini
merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya

8
perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang;
47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat di Jepang yaitu pria 76 tahun
dan wanita 82 tahun .
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler,
mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini
vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah
sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakah yang
mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan
trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa
nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati,
bukan sitoplasmanya.
3. Sintesis Protein (kolagen dan elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia
beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh
tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda.
Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang
kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan
bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas
dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.
4. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam
tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun
dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.

9
Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat
struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan
genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990)
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses
pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi
komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas,
dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan
genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang
mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal
ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.
5. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem
limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat
menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali
dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya
kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan
sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi
sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar
terjadinya peristiwa autoimun .
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas
mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan
menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu
bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-
macam pada orang lanjut usia.
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang

10
menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur .
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir
penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat
perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara
adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-
macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit.
(kronik dan akut)
B. Teori Psikologis
1. Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia
merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh
mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.
2. Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas
dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan
melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-
teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung
berbagai definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai gangguan dan perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia terutama gangguan yang terjadi pada system kardiovaskular,
perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai masalah serta perubahan-
perubahan tersebut dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia
lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian
pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan
keperawatan berkualitas pada klien lansia.
B. Saran
 Berbagai proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui
prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari
berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
 Proses penuaan yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan
sosial bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu perawat sebaiknya meningkatkan
pendekatan-pendekatan melalui komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta
lingkungan yang nyaman dan kerja sama yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan gerontik.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya. Baik sebagai acuan
dalam pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada
klien usia lanjut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.

Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nulia Medika

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Riza, Beberapa Teori Penuaan, http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/05/beberapa-teori-


penuaan-teori.html

13

Anda mungkin juga menyukai