Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TREND DAN ISU KEPERAWATAN GERONTIK

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen: Dini Nurbaeti Zen, S.Kep., Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH:

Nama : Henti Sulastri


NPM : 1420123146
Kelas : C S1 Lanjutan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Analisa Jurnal Trend Dan Issue Keperawatan Gerontik ” meskipun masih jauh dari
kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada
mata kuliah Keperawatan Gerontik. Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca
pada umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

Garut, 02 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS........................................................................................4
A. Fenomena Lansia....................................................................................................4
B. Fenomena Demografi.............................................................................................5
C. Permasalahan Pada lansia.......................................................................................5
D. Pendekatan Perawatan Gerontik (Lanjut Usia)......................................................6
E. Masalah Kesehatan Gerontik..................................................................................6
F. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia.......................................................7
G. Peran Perawat..........................................................................................................8
H. Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia...............................9
BAB III KESIMPULAN & SARAN..............................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam

mendefinisikan menurut badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek

ekonomi dan aspek social. Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang

mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya

daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap penyakit yang dapat menyebabkan

kematian. Hal ini disebabkan karena perubahan berbagai macam dalam struktur,

fungsi, sel dan jaringan serta sistem organ. Secara ekonomi penduduk lansia lebih

dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang

beranggapan bahwa tidak lagi memberikan banyak manfaat bahkan ada yang

sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua sering sekali dipersepsikan secara

negative sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek social, penduduk

lansia merupakan satu kelompok social sendiri.

Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan.

Keinginan semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari

tua yang berkualitas dan penuh makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat

usia harapan hidup penduduk yang semakin meningkat. Menjadi tua adalah suatu

proses naturnal dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi

pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami

kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan

1
gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab

penuaan atau mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.

Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi,

anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70

tahun mungkin dapat memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau

sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit

kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun.

Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu

proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus

diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia

dengan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau

sakit.

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya

pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada

berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti

Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer),

tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi pada lansia.

Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang

diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu

program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya

adalah yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang

2
terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut

perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini

tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah

Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini

diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana analisaa trend dan issue pada keperawatan gerontik?”

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas

“Keperawatan Gerontik” disamping itu juga bertujuan untuk mengalisa tentang “

Issu dan Kecenderungan Keperawatan Gerontik”.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Fenomena Lansia
1. Pengertian
Menurut pasal UU No.13 tahun1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang
kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun. Menurut Wirakartakusumah lansia adalah seorang pria atau
wanita yang berusia enam puluh tahun keatas baik secara masih
berkemampuan atau pun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan aktif
dalam pembangunan.
2. Teori-teori Proses Menua
a. Teori Biologi
1) Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu
dan kebanyakan sel-sel tubuh di program untuk membelah 50 kali.
Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh da dibiakkan
dilaboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan
membelah,jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit.
2) Teori Genetik
Menurut teori ini manula telah di program secara genetic untuk
species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti
selnya) suatu jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi
tertentu.
3) Sintesis Protein
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen protein daalam jaringan tersebut.
4) Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan.
b. Teori Psikologis
1) Aktivitas atau Kegiatan
Seorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang di bangun di
masa mudanya tetap terpelihara di masa tua.
2) Kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada usia lanjut.
Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam

4
memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan
masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal.
c. Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan
kemunduran individu dengan individu lainnya

B. Fenomena Demografi

Fenomena yang mennjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah


tindakan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sebagai akibat proses penuaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif
terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly:
Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980
ke peringkat enam pada tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke
sebelas tahun 1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10
juta jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan
meningkat 3x,menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi
penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
1. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
2. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
3. 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.
4. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

C. Permasalahan Pada lansia


1. Permasalahan Umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan
lanjut usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
2. Permasalahan Khusus

5
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik,mental maupun sosial.
b. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
c. Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat
d. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
e. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.

D. Pendekatan Perawatan Gerontik (Lanjut Usia)


1. Pendekatan Fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami
kelumpuhan atau sakit.
2. Pendekatan Psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat berperan sebagai supporter, interpreter
terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan
sebagai sahabat yang akrab.
3. Pendekatan Spiritual
Perawata harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien
dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

E. Masalah Kesehatan Gerontik


1. Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya
hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai
bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau
mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri
dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas
dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan
terhadap hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk
ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu
melaksanakan.
2. Perubahan Prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,

6
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan
– peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam
hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin
diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi
volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien
yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan.
Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.

F. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to
life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years,
Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Lansia turut memilih kebijakan (choice)
e. Memberikan perawatan di rumah (home care)
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging)

7
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care
and family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan,
serta pemulihan.

G. Peran Perawat
1. Pengertian
Peran adalah seperangkat tingkh laku yang diharapkan orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatau sistem. Peran di pengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier
Barbara, 1995:21).
2. Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen perawat professional
anatara lain:
a. Care Giver
Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai
dengan diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai pada masalah yang komplek. Memperhatikan individu
dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien
berdasarakan kebutuhan signifikan dari Klien.
b. Client Advocate
Client advocate ini merupakan tugas perawat yaitu bertanggung jawab
membentu klien dan keluarga dalam memberikan informasi lain yang di
perlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang di berikan.
c. Counselor
Konseling dapat dilakukan oleh perawat kepada keluarga dalam membantu
mengatasi masalah dan beradaptasi terhadap konsekuensi dari proses
menua yang dialami oleh lansia serta meningkatkan hubungan
interpersonal diantara anggota keluarga. maupun swasta dalam
memberikan pelayanan yang komprehensif pada keluarga dengan usia
lanjut tersebut.
d. Researcher
Perawat akan mengidentifikasi masalah penelitian yang terkait dengan
asuhan keperawatan keluarga dengan usia lanjut. Perawat merancang dan
menyelenggarakan penelitian sesuai dengan masalah yang telah

8
diidentifikasi. Hasil penelitian tersebut diidesiminasikan dan diaplikasikan
dalam praktek keperawatan keluarga dengan usia lanjut.

H. Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Lansia


Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan
masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah
program asuransi social federal yang dirancang untu menyediakan perawatan
kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare dibagi
2 : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua pasien berhak atas
bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan
perawatan di rumah pasca rumah sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak
terbatas di rumah. Bagian B merupakan program sukarela dengan penambhan
sedikit premi perbulan, bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan
medis dan kunjungan dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua
bagian tersebut termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan
rumah yang berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan
gigi. Medical membayar sekitar biyaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on
Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan
bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini beredar antara satu Negara dengan
lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan
sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah
bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar
dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi
Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang
diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu
program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya
adalah yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang
terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut
perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini
tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini
diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang layak

9
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya

tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu

mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah

dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial,

ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat

individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW),

Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder),

tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.

B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama

mahasiswa keperawatan.

2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan

khususnya dalam mata kuliah keperawatan gerontologi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Setabudhi, Tony. (1999). Panduan Gerrotologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga
keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama Nugroho, Wahyudi SKM. (1999). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: EGC
Sahar Juniati (2001) Keperawatan Gerontik, coordinator keperawatan komunitas,
fakultas ilmu kesehatan UI, Jakarta
Maryam, R siti. (2008). Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
medika Situart dan Sundart. (2001) Keperawatan Medikal Bedah 1 Jakarta: EGC
Stikes (2009). Trend dan Isssue Keperwatan Gerontik

11

Anda mungkin juga menyukai