DEGENERATIF KANKER
Disusun oleh:
Kelompok 13
Dosen Pengampu :
JURUSAN GIZI
2022
KATA PENGANTAR
Kelompok 13
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................4
BAB II..............................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................6
2.5 Kanker.............................................................................................13
BAB III..........................................................................................................23
PENUTUP.....................................................................................................23
3.1 Kesimpulan...........................................................................................23
3.2 Saran.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
makanan yang dapat berfungsi untuk mengurangi sifat karsinogenik dari
bahan kimia adalah konsumsi buah dan sayur. Membiasakan konsumsi buah
dan sayur sejak dini diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya kanker
khusunya pada wanita.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit metabolik atau disebut juga penyakit degeneratif, akhir akhir ini
berkembang sangat pesat. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa
munculnya penyakit degeneratif memiliki korelasi dengan bertambahnya usia
seseorang atau sebagian ilmuwan menyebutnya sebagai faktor keturunan.
Namun demikian faktor makanan yang dikonsumsi setiap hari juga
mempunyai peran yang sangat signifikan terhadap munculnya penyakit
degeneratif. Makanan yang hampir tidak mengandung vitamin dan mineral
serta kandungan seratnya minimal akan menunjang mempercepat
berkembangnya penyakit degeneratif dikarenakan gaya hidup masyarakat
perkotaan yang mengkonsumsi makanan serba instant (makanan cepat saji)
6
yang minim nutrisi. Dalam mencegah atau menunda munculnya penyakit
degeratif, diperlukan pola makan dan pola hidup yang sehat serta
mengkonsumsi makanan yang sehat pula.
7
konsumsi rokok, serta meningkatnya stres dan paparan penyebab penyakit
degeneratif.
8
4. Meningkatnya Stressor dan Paparan Penyebab Penyakit Degeneratif.
9
menguras zat-zat yang diperlukan untuk memproduksi hormone
tersebut. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mengusir stress
diantaranya adalah membaca buku, mempelajari hal baru,
menggerakkan jari kaki, menetapkan kegiatan rutin, membayangkan
tempat yang indah, diskusi, curhat dan menulis, berekreasi, memakan
buah setiap hari (Suiraoka, I. 2016).
4. Melakukan aktivitas fisik dan berolahraga.Olahraga meliputi segala
macam pelatihan sedangkan aktivitas fisik mencakup semua olah
raga, semua gerakan tubuh, semua pekerjaan, rekreasi, kegiatan
sehari-hari, sampai pada kegiatan waktu berlibur atau waktu
senggang. Aktivitas fisikperlu dilakukan secara terartur paling sedikit
30 menit dalam sehari sehingga menyehatkan jantung, paru-paru serta
alat tubuh lainnya (Suiraoka, I. 2016).
10
pola makan dan gaya hidup yang justru merangsang tumbuhnya radikal bebas
(free radical) yang merusak tubuh kita. Penelitian di bidang gizi
ortomolekuler pada tingkat sel membuktikan, antioksidan dapat melindungi
jaringan tubuh dari efek negatif radikal bebas. Ternyata, gangguan atau
ketidakmampuan sistem antioksidan tubuh inilah yang menyebabkan
berbagai macam penyakit degeneratif.
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak
stabil (mempunyai 1 elektron atau lebih tanpa pasangan), sehingga untuk
memperoleh pasangan elektron senyawa ini sangat reaktif dan merusak
jaringan. Senyawa radikal bebas timbul akibat berbagai proses kimia
kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau
pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernapas, metabolisme sel,
olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar polusi
lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar,
dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Karena secara kimia molekulnya
tidak lengkap, radikal bebas cenderung “mencuri” partikel dari molekul lain,
yang kemudian menimbulkan senyawa tidak normal dan memulai reaksi
berantai yang dapat merusak sel-sel penting dalam tubuh. Radikal bebas
inilah penyebab berbagai keadaan patologis seperti penyakit lever, jantung
koroner, katarak, penyakit hati dan dicurigai pula pada proses penuaan dini.
Sebenarnya reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme
biokimia tubuh normal.
Radikal bebas lazimnya hanya bersifat perantara yang bisa dengan cepat
diubah menjadi substansi yang tak lagi membahayakan tubuh. Namun, bila
radikal bebas sempat bertemu dengan enzim atau asam lemak tak jenuh
ganda, maka ini merupakan awal dari kerusakan sel. Salah satu di antaranya
Salah satu di antaranyaadalah kerusakan lipid peroksida. Ini terjadi bila asam
lemak tak jenuh terserang radikal bebas. Dalam tubuh kita, reaksi antar zat
gizi dengan radikal bebas akan menghasilkan peroksidasi yang selanjutnya
11
dapat menyebabkan kerusakan sel, yang dianggap salah satu penyebab
terjadinya berbagai penyakit degeneratif (kemunduran fungsi tubuh)
penurunan fungsi fisiologis pada lansia juga merupakan masalah gizi yang
terjadi sejak usia muda yang manifestasinya terjadi pada lansia.
Faktor kesehatan yang berperan dalan perubahan status gizi antara lain
adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi maupun non- degenerasi yang
berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan, perubahan dalam
absorpsi zat-zat gizi di tingkat jaringan, dan beberapa kasus dapat disebabkan
12
oleh obat-obat tertentu yang harus diminim para lansia oleh karena penyakit
yang sedang dideritanya (Bahri et al., 2017). Dua pertiga atau lebih penyakit
pada lansia berhubungan erat dengan gizi.
2.5 Kanker
Kanker merupakan suatu kondisi suatu sel jaringan tubuh yang proses
pembentukan dan pemecahan sel (kematian sel) yang tidak seimbang
sehingga mengalami pertumbuhan yang yang tidak normal, cepat dan tidak
terekendali. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari
sel-sel pada jaringan tubuh yang mengalami mutasi dan perubahan struktur
biokimia. Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan
dikarenakan kecepatan kerusakan sel-sel kanker belum optimal dihadapi
dengan terapi kimia. Obat antikanker yang telah ada sangat tidak spesifik
untuk selsel kanker dan menyebabkan kematian pada sel-sel sehat dalam
pengobatan kemoterapi. Terapi gen dapat dilihat sebagai terapi baru yang
ampuh untuk meminimalkan atau mengatasi masalah tersebut. Dari beberapa
penelitian yang ditelaah dari sumber data ulasan, terapi gen dengan virus
menunjukkan dapat ditoleransi dengan baik dan secara parsial efektif dalam
penyusutan tumor
13
2.6 Faktor-faktor resiko terjadinya
14
giziseseorang. Salah satu sebab terjadinya penyakit infeksi adalah
kurangnya kebersihan misalnya penyakit diare.
Secara singkat, istilah gizi (Nutrisi) adalah berbagai proses dalam tubuh
makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dan menggunakan bahan-bahan
tersebut, menghasilkan pelbagai aktifitas penting dalam tubuh. Nutrien ialah
zat yang dicerna, diserap dan digunakan untuk kelangsung faal tubuh. Diet
adalah memberikan semua nutrien dalam jumlah yang memadai. Status gizi
dimaksudkan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien. Penilaian status gizi adalah pengukuran
didasarkan pada data antropometrik serta biokimiawi dan riwayat diet. Telah
diketahui bahwa fungsi berbagai nutrien dalam tubuh antara lain hidrat arang
menghasilkan panas dan energi, protein untuk pembentukan dan perbaikan
jaringan, lemak untuk memberikan panas dan energi dan sebagian untuk
15
membangun jaringan. Selanjutnya mineral dan vitamin sangat penting dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Mineral turut membangun beberapa
jaringan tubuh. Dari berbagai penelitian yang dikemukakan dalam hubungan
suplemen makanan dengan penyakit degeneratif, meliputi hubungan antara
antioksidan yang terdiri dari nutrien vitamin dan mineral dihubungkan
dengan berbagai penyakit karena diet tidak seimbang dari vitamin dan
mineral. Diet yang tidak seimbang tersebut terbukti berkaitan dengan
berbagai penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, artritis,
penyumbatan pembuluh darah, katarak, penurunan kekebalan, kanker,
diabetes dan kepikunan.
16
Dosis tersebut sebagian besar lebih tinggi dari RDA. Dosis dianggap
berlebihan untuk masing-masing nutrien adalah : vitamin E=3.200 iu
(ditandai pusingpusing), vitamin C=10.000 mg/hari, betakaroten=90 mg (±
150.000 iu) per hari, asam folat=5.000-10.000 mikrogram/hari,
khromium=400-1.000 mikrogram/hari, Magnesium >600 mg/hari (dengan
gejala diare), Koenzim Q-10 tak diketahui batas terlalu lebih, Kalsium >600
mg (dengan gejala diare) dan Zn >50 mg dan selenium >2.500 mikrogram
sehari (gejala rambut rontok). Masih banyak lagi vitamin dan mineral yang
diperlukan dalam proses faal tubuh seperti fosfor, besi, yodium, sulfur,
natrium, klor, fluor, tembaga, yodium, kobalt, mangan, beberapa jenis
vitamin B, dan lain-lain, namun tidak dibahas disini dan sebagian dianggap
dapat dipenuhi kebutuhannya dari makanan sehari-hari.
Dari berbagai penelitian didapatkan data bahwa status gizi/ gizi seimbang
untuk masing-masing nutrien sebagai berikut : Diperkirakan 50% masyarakat
di Amerika tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan setiap
harinya. Masyarakat 25% kekurangan vitamin C, yang berusia lanjut
mencapai 68%. Dan umur 60 tahun atau lebih, kekurangan vitamin E, C dan
betakaroten, yang berarti berisiko menderita penyakit degeneratif. Pada kasus
homosistein sebagai penyebab penyumbatan pembuluh darah, 67% kasus
menderita kekurangan satu jenis atau lebih dari vitamin. Penduduk pada
umur 28 tahun, mengalami kekurangan krom 50% yang akan mengakibatkan
menderita diabetes pada pertengahan umur. Berdasarkan hasil penelitian
pada penduduk, didapatkan keadaan kekurangan kromium 90%, magnesium
70%, kalsium 50%, seng 50%. Sedangkan pada umur lansia, didapatkan
kekurangan selenium sebanyak 24%. Hal ini menunjukkan bahwa diet yang
tidak seimbang telah menjadi masalah di dalam masyarakat, yang akan
berdampak terjadinya penyakit-penyakit degeneratif
17
Dari berbagai penelitian tersebut di atas didapatkan dampak
ketidakseimbangan diet yang terjadi ialah penyakit-penyakit degeneratif.
Penyakit jantung
Katarak
Penurunan kekebalan
Kanker
Berbagai radikal bebas yang masuk dalam tubuh sebagai penyebab kanker,
berhubungan erat dengan kecukupan masukan vitamin E, betakaroten,
vitamin C, asam folat, kalsium dan selenium untuk terjadinya atau
perkembangan kanker dalam tubuh.
Diabetes
18
Terjadinya diabetes ada hubungannya dengan diet yang tidak seimbang dari
nutrien khromium, magnesium dan vitamin E. Diet tak seimbang dari
khromium telah terjadi sejak rata-rata orang berumur 28 tahun (hanya
kecukupan 50%), yang akan menyebabkan menderita diabetes pada umur
pertengahan.
Kepikunan
Awet muda yang berarti panjang umur, dibuktikan dari dua contoh
penelitian berikut. Penelitian pada tikus percobaan, pemberian krom dapat
memperpanjang lamanya hidup setahun lebih lama (1/3 umur rata-rata)
daripada kelompok tikus yang tidak diberi suplemen makanan krom, yang
berarti pada umur rata-rata manusia 75 tahun akan menjadi umur rata-rata
102 tahun (27 tahun lebih lama) (Gary Evans, Ph.D). Suatu studi pada 2182
pria selama 10 tahun menunjukkan, penderita jantung dengan status gizi
rendah magnesium, mati mendadak sebab serangan jantung, satu setengah
kali lebih besar daripada yang mendapatkan tambahan magnesium 30
19
mg/hari. Dari penelitian-penelitian 10 antioksidan, gizi seimbang akan dapat
menyebabkan awet muda/panjang umur baik bagi orang sehat maupun yang
telah menderita salah satu atau lebih penderita degeneratif. Prof. Linus
Pauling, Ph.D menyatakan kita dapat menambah umur 2-18 tahun, dengan
menelan 3.200 - 12.000 mg vitamin C/hari. Meskipun ia meninggal karena
kanker, ia yakin bahwa vitamin-vitamin dan meniral yang ia telan telah
menunda awal kanker itu selama ± 20 tahun, hingga dapat mencapai umur 93
tahun(1). Telah diketahui bahwa dengan mencukupi kebutuhan satu
antioksidan (mineral) chromium setiap harinya kita telah memperpanjang
umur 1/3 dari rata-rata umur. Maka kita dapat memenuhi kebutuhan tubuh 10
vitamin dan mineral tersebut setiap harinya, kita akan dapat memperpanjang
umur yang lebih lama lagi
20
kemajuan ekonomi terutama bagi golongan menengah ke atas, serta dampak
globalisasi mendorong perubahan pola pangan yang tidak sehat. Bahan
makanan jadi yang tersedia dewasa ini cenderung tidak mengandung gizi
yang seimbang yaitu padat energi, tinggi kandungan garamnya, tinggi gula,
rendah serat dan sudah pasti menggunakan bahan pengawet.
Kemajuan teknologi memberi dampak positif bagi ketersediaan pangan.
Pemenuhan kebutuhan gizi menjadi lebih sempurna dan dipermudah berkat
teknologi baru. Konsep-konsep makanan baru telah berkembang dan telah
menampakkan kemajuan yang berarti, bahkan kini orang juga sudah mampu
membuat berbagai makanan yang lezat dan bergizi tanpa harus memikirkan
kerumitan cara mempersiapkan dan memasaknya karena segala sesuatunya
sudah tersaji secara instan.
Dampak dari arus globalisasi yang paling nyata terlihat pada warga
perkotaan adalah gaya hidup masyarakat. Gaya hidup adalah suatu cara yang
khas (perilaku) dalam menyatakan atau mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam berkehidupan. “Gaya hidup konsumsi makanan”, termasuk
bagian dari gaya hidup dalam memilih tempat makan dan jenis makanan
yang dikonsumsi. Perubahan gaya hidup dalam hal konsumsi makanan ini
terutama dipicu oleh perbaikan/peningkatan di sektor pendapatan (ekonomi),
kesibukan kerja yang tinggi dan promosi makanan trendy ala barat, utamanya
fast food maupun health food yang populer di Amerika dan Eropa, namun
tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran gizi. Akhirnya budaya
makan berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan rendah
zat gizi mikro.
a) App Deteksi Kanker Mata. White Eye Detector, yang disediakan secara
cuma-cuma di Apple Store, mampu membantu untuk menemukan
adanya leukokoria atau noda putih di pupil mata. Pupil berwarna putih
yang terlihat dalam foto sesorang sebenarnya hal yang normal. Namun,
ini juga dapat menjadi indikasi penyakit mata serius seperti
Retinoblastoma. White Eye Detector dikembangkan oleh Dr. Greg
21
Hamerly dan Dr. Bryan Shaw dari Bylor University Texas, Amerika
Serikat.
b) IPTEK Mobile Self-Screening Untuk mendeteksi Kanker Payudara
telah dilaksanakan pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Ingin Jaya, tanggal 27 Mei 2022 dan pada Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Baitussalam, tanggal 31 Mei 2022. penggunaan aplikasi
mobile self-screening yang dapat digunakan untuk mendetersi kanker
payudara. Aplikasi mobile self-screening dapat digunakan secara
mandiri dan tanpa menimbulkan efek samping.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amila, A., Sembiring, E., & Aryani, N. (2021). Deteksi Dini Dan
Pencegahan
Ditasari, I., & Arinda, D. F. (2022). Pengetahuan Gizi dan Persepsi terhadap
24
Marsono, Y. (2008). Prospek pengembangan makanan fungsional. Jurnal
25