Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MASALAH GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :

Kelompok 1 Kelas A4

Athifah Midra Nanda 2111216003


Elsya Oktarina 2111213040
Fri Gadil 2111211012
Isti Aryani 2111212012
Nurul latifa 2111212024
Puan Gadih Kinanti 2111217010
Rahmi Syahriza 2111212061
Rihadatul Aisya 2111211004
Trianda Nurlia Hidayat 2111212044

Dosen Pengampu :

Dr. Helmizar, SKM., M.Biomed.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji atas karunia Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula penulis mengirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh umat yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Helmizar, SKM., M.Biomed.
selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan amanah berupa penugasan mengenai “Masalah Gizi dan Kesehatan
Masyarakat”.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dalam penulisan makalah ini, penulis
menyadari makalah ini tidak sempurna dan banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah tentang permasalahan gizi dan
kesehatan masyarakat ini dapat bermanfaat bagi banyak kalangan dan golongan.

Padang, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2

1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Gizi....................................................................................................... 3

2.2 Indikator Status Gizi............................................................................................... 3

2.3 Gizi Buruk.............................................................................................................. 6

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Gizi............................................................................ 6

2.5 Permasalahan Gizi Masyarakat.............................................................................. 8

2.6 Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat................................................................... 10

2.7 Data-Data Gizi........................................................................................................ 12

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 15

3.2 Kritik dan Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gizi merupakan suatu proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup untuk
menggunakan zat gizi yang terkandung dalam makanan berasal dari lingkungan untuk
dikonsumsi bagi aktivitas dalam tubuhnya(Back,1985).Gizi masyarakat merupakan
penerapan ilmu pengetahuan dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang berhubungan
denagn gizi saat ini di Indonesia mengalami triple burden malnutrition yakni masalah gizi
kurang (KEP.Stunting,wasting),kekurangan zat gizi mikro (Anemia gizi besi,GAKY),dan
masalah gizi lebih (obesitas).

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP)tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.di
tandai dengan status gizi yang sangat kurus(Menurut BB terhadap TB).Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi gizi seseorang seperti Faktor Lingkungan,Faktor Ekonomi,Faktor
sosial budaya,faktor biologi/keturunan, dan faktor religi.Akibabt yang ditimbulkan karena
gizi salah (Malnutrisi)gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan
mental,fisik,produktifitas,dan kesanggupan kerja manusia.

Permasalahn Gizi Masyarakat UNICEF telah mengembangkan kerangka konsep


makro(lihat skema)sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang
gizi.Dalam kerangka tersebut di tunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat di sebabkan oleh
penyebab langsung ,penyebab tidak langsung ,pokok masalah di masyarakat, dan akar
masalah akar masalah.

Terdapat beberapa solusi permasalahn gizi masyarakat menurut Hadi(2005),solusi


yang bisa kita lakukan adalah dibutuhkannya adanya kebijakan khusus untuk mempercepat
laju percepatan peningkatan satus gizi,pelaksanaan status gizi hendaknya berdasarkan kajian
‘Best practice’ (Efektif dan efisien).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan gizi?


2. Apakah yang di maksud dengan indikator status gizi?
3. Apakah yang dimaksud dengan Gizi buruk?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang?
5. Apa saja akibat yang dapat ditimbulkan karena gizi salah (Malnutrisi)
6. Apa saja peyebab masalah gizi kurang menurut UNICEF (1988)?
7. Bagaimana solusi permasalahn gizi masyarakat?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian gizi


2. Mahasiwa dapat mengetahui indikator status gizi
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian gizi buruk
4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang
5. Mahasiswa dapat mengetahui akibat yang dapat di timbulkan karena gizi salah
(malnutrisi)
6. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab masalah gizi kurang menurut UNICEF (1988)
7. Mahasiswa dapat mengetahui solusi dari permasalahn gizi masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi

Gizi merupakan suatu proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup untuk
menggunakan zat gizi yang terkandung dalam makanan berasal dari lingkungan untuk
dikonsumsi bagi aktivitas dalam tubuhnya (Back, 1985).

Istilah "gizi "berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang artinya makanan. Sehingga
pengertian ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan juga berkaitan dengan tubuh manusia.
Secara klasik kata "gizi" sebelumnya terfokus hanya pada Kehatan tubuh manusia namun saat
ini mempunyai pengertian luas. Perkembangan ilmu gizi dan peranan pentingnya dalam
pengembangan sumber daya manusia semakin berkembang. Cakupan Ilmu gizi sangat luas
termasuk aspek teori dan penerapan. Perhatian ilmu gizi dari cara produksi pangan.
perubahan pasca panen konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh dalam
keadaan sehat dan sakit (Almatsier, 2009).

Gizi masyarakat merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam memecahkan


permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan Gizi Saat ini di Indonesia mengalami
triple burden malnutrition yakni masalah gizi kurang (KEP. Stunting, Wasting), kekurangan
zat gizi mikro (Anemia Gizi besi, GAKY), dan masalah gizi lebih (Obesitas)
(Kemenkes .2020).

2.2 Indikator Status Gizi

Tanda-tanda yang dapat memberikan tabelan tentang keadaan keseimbangan antara


asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Kecepatan pertumbuhan didasarkan pada ukuran
fisik tubuh (antropometri), oleh karena itu antropometri digunakan sebagai indikator status
gizi (Basuni, 2002).

1. Langsung

Penilaian status gizi secara langsung, yaitu:

3
 Antropometri

Antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi


tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Indeks antropometri
yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U).

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh.
Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan
adalah parameter antropometri yang sangat labil. Sehingga indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

Pada dasarnya, cara penggolongan indeks sama dengan cara Waterlow. Indikator yang
digunakan meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U. standard yang digunakan adalah NCHS
(National Centre for Health Statistics, USA), dengan klasifikasi sebagai berikut

Tabel Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO

Sumber: Kepmenkes Nomor 1995 tahun 2010

 Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,

4
rambut, mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.

 Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot.

 Biofisik

Penentuan status gizi dengan biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

2. Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga, yaitu:

 Survei konsumsi makanan

Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

 Statistic vital

Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah menganalisis data beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

 Faktor ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil


interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain
(Supariasa, dkk., 2002).

5
2.3 Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.
Marasmus adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga
gambang, perut cekung,wajah seperti orang tua dan kulit keriput.

Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema seluruh tubuh
terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit, otot mengecil,
pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan. Marasmus-Kwashiorkor: adalah keadaan
gizi buruk dengan tanda-tanda gabungan dari marasmus dan kwashiorkor Gizi kurang dan
gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya
dibawah rata-rata.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Gizi

 Faktor Lingkungan

Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran
penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk
yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman patogen. Lingkungan yang mempunyai
iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan
dengan produksi tanaman.

 Faktor Ekonomi

Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang, sebagian besar


penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang tidak mencukupi dan pada umunya
masyarakat yang berpenghasilan rendah mempunyai ukuran badan yang lebih kecil. Masalah
gizi di negara-negara miskin yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas
dan kualitas. Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan
energi bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus yang
diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan segala
fungsinya.

6
 Faktor Sosial Budaya

Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas keluarga
dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di lingkungan
keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator
demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan jumlah
penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak kelahiran. Tingkat
pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status
gizi karena dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemungkinan akan meningkatkan
pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan.

 Faktor Biologis/Keturunan

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak.
Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang
ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan
perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.

 Faktor Religi

Religi atau kepercayaan juga berperan dalam status gizi masyarakat, contohnya seperti
tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan
tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang
tabu mengonsumsi ikan.

Akibat yang Ditimbulkan Karena Gizi Salah (Malnutrisi)

Gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik,


produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia. Gizi salah yang diderita pada masa periode
dalam kandungan dan periode anak-anak, menghambat kecerdasan anak. Anak yang
menderita gizi salah tingkat berat mempunyai otak yang lebih kecil daripada ukuran otak
rata-rata dan mempunyai sel otak yang kapasitasnya 15%-20% lebih rendah dibandingkan
dengan anak yang bergizi baik.

Studi di beberapa negara menunjukkan bahwa anak yang pernah menderita gizi salah,
hasil tes mentalnya kurang bila dibandingkan dengan hasil tes mental anak lain yang bergizi
baik. Anak yang menderita gizi salah mengalami kelelahan mental serta fisik, dan dengan

7
demikian mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan seringkali ia
tersisihkan dari kehidupan sekitarnya. Anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat sosial
ekonomi rendah telah diteliti memiliki persentase di bawah ukuran normal bagi tinggi dan
berat badan anak sehat. Sedangkan hubungan antara zat gizi dan produktivitas kerja telah
dikenal baik sejak satu abad yang lalu oleh orang-orang yang mempunyai budak belian yang
melihat bahwa gizilah berarti penurunan nilai modal. Produktivitas pekerja yang disiksa atau
mendapat tekanan akan memberikan hasil yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
keadaan yang diurus dengan baik, dalam artian diberikan makanan yang bergizi cukup baik.

Gizi salah merupakan sebab-sebab penting yang berhubungan dengan tingginya angka
kematian di antara orang dewasa meskipun tidak begitu mencolok bila dibandingkan dengan
angka kematian di antara anak-anak yang masih muda. Dampak relatif yang ditimbulkan oleh
gizi salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit yang biasanya tidak mematikan dan
perbaikan gizi adalah suatu faktor utama yang membantu meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit. Status gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan
untuk penyembuhan setelah menderita infeksi,
luka, dan operasi yang berat.

2.5 Permasalahan Gizi Masyarakat

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai
salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut
ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:

1. Penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya
gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.
Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka
daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

2. Penyebab tidak langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

8
a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu
untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup
baik jumlah maupun mutu gizinya.

b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang
dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang
ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor tersebut berkaitan
dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga,
makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan.

3. Pokok masalah di masyarakat

Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat


berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung.

4. Akar masalah

Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya
masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang
disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak
tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat
kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.

Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah
masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan
protein. Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil
yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR).
Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-
kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah.
Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan

9
membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila
sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi
Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai
dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung,
kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat
dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor
dikenal di masyarakat sebagai “busung lapar”. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A,
Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).

Seperti contoh gizi buruk. Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan
kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein
serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan
status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmickwashiorkor.Ada beberapa cara
untuk mengetahui seorang anak terkena busung lapar (gizi buruk) yaitu :

(1) Dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. Bila perbandingan berat
badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak
tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk).
(2) Dengan mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai
dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.

2.6 Solusi permasalahan gizi masyarakat

Menurut Hadi (2005), solusi yang bisa kita lakukan adalah berperan bersama-sama. Peran
Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan
yang berpihak pada rakyat, misalnya kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik
“menolong bayi dan keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan
Makanan Pendamping (MP) ASI.

Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik maupun saran bagi
pemerintah agar supaya pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan tuntutan masalah
yang riil berada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peranan dalam mendefinisikan
ulang kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk kurikulum
pendidikan tinggi yang dapat memenuhi tuntutan zaman.

10
Menurut Azwar (2004). Solusi yang bisa dilakukan adalah :

a. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan
penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk
menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan
dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem
masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana
pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh
karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan
gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor terkait.

b. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan


status gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan,
ketahanan fisik dan produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan
ekonomi dapat diminimalkan.

c. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best practice’ (efektif dan
efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan
beberapa aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang
besar, waktu yang tepat misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah
endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun
intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi
diupayakan melalui pembiayaan publik.

d. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan


evidence basedalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi yang
baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang
baik dan kajian-kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung
jawabkan.

e. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan


masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi bukan
satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh
11
karena itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi
integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan diintegrasikan
dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.

f. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan


upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan
masyarakat.

2.7 Data data gizi


Prevalensi balita kekurangan gizi menurut Provinsi di Indonesia (PSG) 2016-2018

Provinsi Prevalensi balita kekurangan gizi menurut provinsi di Indonesia (PSG)


Kekurangan gizi balita (0-23 Kekurangan gizi balita (0-59
bulan) bulan)
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Nusa 23,00 22,80 24,50 28,25 28,30 29,50
Tenggara
Timur
Nusa 14,82 16,50 18,80 20,27 22,60 26,40
Tenggara
Barat
Gorontalo 19,88 20,20 24,10 22,31 23,50 26,10
Maluku 19,30 18,50 22,80 24,18 23,70 24,90
Sulawesi 19,60 21,10 19,90 24,77 24,80 24,70
Barat
Kalimantan 16,94 16,50 18,40 21,82 21,00 24,50
Selatan
Kalimantan 24,46 21,90 19,50 27,48 25,90 23,80
Barat
Aceh 12,77 20,50 20,70 16,66 24,80 23,50
Sulawesi 20,32 20,00 19,30 24,21 26,10 23,40
Tengah

12
Sulawesi 20,91 19,70 19,60 25,11 22,80 23,00
Selatan
Maluku 15,07 13,90 20,90 17,02 17,50 22,20
Utara
Sulawesi 11,68 17,80 19,50 15,81 23,80 22,00
Tenggara
Kalimantan 19,91 20,10 18,50 24,74 23,60 21,80
Tengah
Sumatera 11,49 16,00 18,70 13,15 18,40 19,70
Utara
Papua 19,62 19,90 16,20 23,35 24,00 19,20
Barat
Sumatera 13,02 15,30 16,90 16,03 17,50 18,90
Barat
Riau 15,06 14,70 15,60 16,95 18,20 18,30
Indonesia 14,88 14,80 15,20 17,83 17,80 17,70
Sumatera 9,67 10,80 12,30 11,22 12,30 17,20
Selatan
Kep. 14,33 17,60 17,10 13,24 16,70 17,00
Bangka
Belitung
Jawa 13,23 13,30 15,00 16,86 17,00 16,80
Tengah
Kalimantan 19,28 17,80 17,50 19,45 19,80 16,80
Utara
Jawa 13,58 12,40 15,20 17,30 15,50 16,70
Timur
Papua 14,71 18,20 16,20 15,13 19,60 16,50
Banten 13,31 15,40 13,60 18,13 19,70 16,20
Lampung 11,90 14,50 12,90 13,99 18,50 15,90
Jambi 13,30 11,30 13,10 15,55 13,50 15,70
Di 14,66 14,20 11,30 15,90 12,60 15,50
Yogyakarta

13
Sulawesi 6,81 14,10 17,20 7,18 15,30 15,40
Utara
Kalimantan 18,06 17,60 10,80 19,80 19,30 14,70
Timur
Dki Jakarta 12,07 14,50 13,20 14,29 14,00 14,30
Bengkulu 6,81 11,50 12,80 8,69 14,20 13,20
Jawa Barat 11,87 12,90 10,60 14,46 15,10 13,20
Bali 5,73 8,00 12,80 9,11 8,60 13,10
KEP. 17,46 15,30 11,50 17,73 16,40 13,00
RIAU

Sumber : Pemantauan Status Gizi, Profil Kesehatan Indonesia, KEMENKES

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gizi merupakan suatu proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup untuk
menggunakan zat gizi yang terkandung dalam makanan berasal dari lingkungan untuk
dikonsumsi bagi aktivitas dalam tubuhnya. Dalam menentukan indikator gizi seseoarang
digunakan pengukuran antropometri. Di kalanagan masyarakat Indonesia masih banyak
permasalahan mengenai gizi, seperti Gizi buruk, dan Malnutrisi(Gizi Salah). Sehingga
menyebabkan berbagai dampak buruk. Permasalahan ini dipengaruhi olehfaktor Lingkungan,
ekonomi, sosbud, dan lainnya.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalhan gizi ini yaitu dengan
perbaikan gizi, meningkatkan kualitas SDM, memnegembangkan kemampuan tenaga
kesehatan daam upaya perbaikan gizi. Sehingga diharapkan masaah gizi di Indonesia akan
berkurang.

3.2 Kritik dan saran.

Untuk mendapatkan pemahaman lebih dengan tujuan melengkapi materi masalah gizi
dan kesehatan masyarakat, maka diperlukan adanya diskusi lebih mendalam. Pihak penulis
menyadari masih adanya kekurangan dalam makalah yang disusun, dan masih jauh dari
kesempurnaan. Diharapkan pembaca mendapatkan ilmu dan manfaat serta dapat mengulas
lebih dalam mengenai topik ini, kritik dan saran membangun dari pembaca akan sangat
dibutuhkan untuk perbaikan makalah.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://karyatulisilmiah.com/indikator-status-gizi-2/. Diakses pada 11 November 2021, pukul


19.00 WIB.

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=jJAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:SJLAzylV1QoJ:scholar.g
oogle.com/
&ots=0tUx39V242&sig=uFsu1So_dU8SaYljNlEKLL2C22E&redir_esc=y#v=onepage
&q&f=false . Diakses pada 11 November 2021, pukul 19.25 WIB.

http://digilib.uinsgd.ac.id/20833/1/gizi%20pdfmasyarakat.pdf . Diakses pada 11 November


2021, pukul 20.05 WIB.

https://www.bps.go.id/indicator/30/1777/1/prevalensi-balita-kekurangan-gizi-menurut-
provinsi-di-indonesia-psg-.html .Diakses pada 11 November 2021, pukul 21.30 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai