Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEHUMASAN

MEDIA RELATIONS DALAM KEHUMASAN

Oleh:

Kelompok 2

Arshila Khairunnisa 2111217003


Faradiba Silfilla An’nisa 2111212069
Najla Giva Tsuraya 2011212076
Rahmi Syahriza 2111212061
Resa Triani 2111212031
Reyhanisya 2111212073

Dosen Pengampu:

Hamidatul Yuni, S.ST, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya kepada
kita semua serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurahkan kepada nabi kita
Muhammad SAW, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan lancar. Ucapan terima
kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu Ibu Hamidatul Yuni, S.ST, M. Kes

yang telah memberikan amanahnya kepada kami sehingga kami dapat mengambil
pembahasan ini dalam rangka pengembangan wawasan terhadap ilmu yang diberikan.
Kemudian ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman- teman yang telah memberi
dukungan dan bantuannya kepada kami sehinnga makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan
karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi makalah
yang bermanfaat dan layak untuk kedepannya. Atas perhatian pembaca kami ucapkan terima
kasih.

Padang, 23 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

2.1 Defenisi dan fungsi Media Relations...................................................................... 2

2.2 Organisasi Media Relations.................................................................................... 2

2.3 Elemen dalam Media Relations.............................................................................. 2

2.4 Peran Public Relations dalam Media Relations...................................................... 7

2.5 Mengenal Perilaku Media Relations....................................................................... 8

2.6 Mengembangkan strategi Media Relations............................................................ 10

2.7 Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan....................................................... 12


...............................................................................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 15

3.2 Kritik dan Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media Relations saat ini diperlukan karena menjadi sarana yang sangat efektif dan efisien
dalam membantu komunikasi dengan publik. Agar kepentingan dngan publik dapat terpelihara,
maka segala kepentingan media massa terhadap organisasi mesti direspons media relations, atau
dengan kata lain bagaimana mempublikasikan atau mempromosikan organisasi melalui media
massa. Hubungan media relations dan pers merupakan alat, dan kerja sama untuk kepentingan
proses publikasi atau publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktifitas
komunikasi humas dengan pihak publik. Karena peranan hubungan internal dan eksternal dalam
kehumasan tersebut dapat sebagai saluran chanel dalam penyampaian pesan, maka peningkatan
informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi humas merupakan prioritas utama. Hal tersebut
dikarenakan salah satu fungsi pers adalah kekuatan pembentuk opini positif masyarakat
mengenai suatu perusahaan atau lembaga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa defenisi dan fungsi Media Relations?
2. Apa saja organisasi Media Relations?
3. Apa saja elemen dalam Media Relations?
4. Apa itu peran public relations dalam media relations?
5. Apa saja strategi dalam mengembangkan Media Relations?
6. Apa saja studi kasus kehumasan di bidang kesehatan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui defenisi dan fungsi Media Relations
2. Untuk mengetahui organisasi Media Relations
3. Untuk mengetahui elemen dalam Media Relations
4. Untuk mengetahui peran public relations dalam media relations
5. Untuk mengetahui strategi dalam mengembangkan Media Relations
6. Untuk mengetahui studi kasus kehumasan di bidang kesehatan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Fungsi Media Relations

Defenisi

Media relations adalah aktivitas komunikasi untuk menjalin pengertian dan hubungan
baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta
berimbang (balance) (Febriandi, 2017). Media relations adalah aktivitas Komunikasi public
relations/humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam
rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (Wardhani, 2008).

Fungsi Media Relations

a. Fungsi media relations dapat meningkatkan citra perusahaan


b. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan
c. Meningkatkan point of selling dari produk dan jasa
d. Membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis
e. Meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti terhadap lembaga pemerintahan,
perusahaan-perusahaan, organisasi kemasyarakatan, maupun individu

2.2 Organisasi Media Relations

Sam Black dan Melvin L. Sharpe menjelaskan media relations lebih kepada hubungan
antara organisasi dengan media. Definisinya adalah hubungan antara suatu organisasi dengan
pers, radio dan televisi secara dua arah atau dua pihak. (Black dan Sharpe, yang dikutip oleh
Diah Wardhani, 2008: 9). Hal ini berarti bahwa media relations tidak hanya terkait dengan
kepentingan sepihak, organisasi atau media massa saja, melainkan kedua pihak memiliki
kepentingan yang sama. Dengan demikian akan membuat hubungan kerjasama menjadi
hubungan yang sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berdasarkan pemahaman
tersebut, maka pengertian Media relations adalah : Aktivitas Komunikasi untuk menjalin
pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi

2
organisasi yang maksimal serta berimbang (balance). Organisasi yang menajalankan program
media relations, pada umumnya adalah organisasi yang sangat membutuhkan media massa dalam
pencapaian tujuan organisasi. Secara rinci tujuan media relations bagi organisasi adalah :

1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah


lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2. Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan, ulasan, tajuk
yang wajar, obyektif dan seimbang (balance) mengenai hal-hal yang menguntungkan
lembaga/organisasi.
3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan
lembaga/organisasi.
4. Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga/organisasi bagi keperluan
pembuatan penialaian (assesment) secara tepat mengenai situasi atau permasalahan yang
mempengaruhi keberhasilan kegiatan lembaga/perusahaan.
5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling
percaya dan menghormati. (Rachmadi,yang dikutip oleh Diah, 2008:13).
Melalui aktifitas media relations, maka hubungan antara organisasi dengan media
diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian manfaat Media Relations dapat
dirasakan oleh kedua pihak. Manfaat media relations antara lain adalah :

1. Membangun pemahaman mengenai tugas, dan tanggung jawab organisasi dan media
massa.
2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan
menghargai, kejujuran serta kepercayaan.
3. Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan
pencerahan bagi publik.
Diharapkan dengan adanya hubungan media, maka akan mempermudah kedua pihak
saling memahami situasi dan kondisi kerja masing-masing. Selain itu, bisa saling mendiskusikan
hal-hal terbaik untuk kerjasama antara kedua pihak. Aktivitas media relations pada umumnya
dijalankan oleh Departemen Public Relations dalam suatu organisasi, dan bentuk-bentuk
kegiatannya adalah :

1. Pengiriman siaran pers/pers release

3
2. Menyelenggarakan konferensi pers
3. Menyelenggarakan media gathering
4. Menyelenggarakan perjalanan pers
5. Menyelenggarakan special event
6. Menyelenggarakan wawancara khusus
7. Menjadi nara sumber media
Pemahaman tentang media perlu dilakukan dalam membina hubungan baik dengan
media, terutama pemahaman terhadap karakteristik media, mekanisme dan cara kerja wartawan
masing-masing media, serta sistem media yang berlaku. Ada 5 prinsip utama dalam membina
hubungan baik dengan media menurut Diah Wardhani yakni :

1. Kejujuran dan kredibiltas, sehingga wartawan akan percaya sepenuhnya kepada petugas
public relations dalam sebuah organisasi. Selain itu, praktisi PR dapat memberikan
informasi untuk memberikan ide kepada wartawan dalam mengembangkan
pemberitaannya.
2. Memberikan pelayanan informasi atau data lain (foto, gambar dan lain-lain) dengan
cepat, paling pasti, dengan data yang palling benar, kapan pun juga tanpa batas waktu dan
tempat.
3. Jangan memohon atau melakukan tekanan kepada pihak media agar mereka mau
memuat tulisan mengenai perusahaan. Pihak media memiliki ketentuan mengenai kualitas
informasi yang akan mereka muat atau tayangkan di media mereka.
4. Jangan menyembunyikan atau mencoba menghilangkan suatu cerita yang merugikan
perusahaan. Hal itu merupakan pelanggaran terhadap kebebasan media dan dianggap
suatu kejahatan.
5. Jangan banjiri media dengan informasi.
(Diah, 2008:15) Hubungan yang baik dengan media, perlu juga dilandasi oleh rasa
pengertian dan pemahaman yang tulus serta kepercayaan penuh. Media massa dipahami
memiliki banyak nara sumber dari berbagai kalangan, baik organisasi, kelompok maupun tokoh-
tokoh individu lainnya. Oleh karena itu, organisasi yang sama tidak akan mungkin terus menerus
mendapat publikasi, kecuali informasinya memang sangat penting dan memiliki nilai berita yang
sangat tinggi. Untuk itu diperlukan program publikasi yang direncanakan dalam jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjangsecara berkesinambungan.

4
Dengan senantiasa menyampaikan informasi yang mempunyai nilai berita, akan membuat
media bersedia memuat berita tersebut. Di samping itu, ketika organisasi telah memberikan
informasi kepada media massa, maka kepercayaan yang penuh kepada mereka harus dilakukan.
Hal ini ditujukan agar organisasi tidak perlu turut campur dalam pekerjaan mereka, sehingga
organisasi tidak perlu mendikte dengan meminta apalagi memohon agar mereka memuat berita
organisasi. Dengan demikian prinsip media relations yang baik adalah bagaimana mengemas isu
yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat dan dikaitkan pada aktivitas organisasi. Namun
demikian, organisasi tidak hanya sekedar menyebarkan isu atau membangun pencitraan,
melainkan tetap munjukkan bukti kegiatan positif mereka di publik yang luas dan media massa
pun turut diajak untuk menyaksikan berbagai kemajuan yang ada di perusahaan untuk membantu
atau mendukung terbangunnya reputasi yang baik atau positif mengenai perusahaan di
masyarakat. Secara teknis, membangun media relations menurut Frank Jefkins adalah :

1. Memahami media: yaitu dengan menngetahui karakteristik masingmasing media,


kekuatan dan kelemahannya, bagaimana memproduksi berita, program di radio dan
televisi. Caranya dengan pengamatan, melakukan kunjungan ke meddia, melakukan
wawancara melalui telepon mengenai hal-hal yang terkait dengan upaya untuk lebih
mengenali media.
2. Memahami hal penting tentang media sebagai berikut:
a) Kebijakan editorial,
b) frekuensi penerbitan,
c) tanggal terbit,
d) proses percetakan/produksi,
e) daerah sirkulasi/siaran,
f) jangkauan pembaca/pendengar/pemirsa,
g) metode distribusi untuk media cetak (langganan/eceran), metode kerjasama dengan
radio/tlevisi dalam pembuatan program acara.
3. Memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip hubungan baik yaitu:
a) memahami dan melayani media,
b) membangun reputasi sebagai orang yang bisa dipercaya,
c) menyediakan salinan naskah berita (press release), foto, rekaman suara (untuk
radio), dan rekaman gamabr (untuk televisi),

5
d) bekerjasama dalam penyajian materi (wawancara, konferensi pers, program siaran
langsung untuk radio,talkshow untuk televisi, dan lain-lain),
e) menyediakan fasilitas verifikasi atau pembuktian akan kebenaran materi yang
mereka terima misalnya dengan kunjungan ke perusahaan (open house), kunjungan
ke pabrik, lapangan, pusat-pusat industri/aktifitas organisasi lainnya,
f) membangun hubungan personal yang kokoh dan positif.
4. Memahami tanggung jawab dan loyalitas yang saling bertentangan antara praktisi
humas yang mewakili kepentingan organisasi dan wartawan yang mewakili
perusahaan/industri media.
(Jefkins: 2000:hal.100-102). Dalam prakteknya melaksanakan media relations bukanlah
hal yang mudah, bahkan sering terdapat beberapa kasus perselisihan antara individu,
organisasi/perusahaan dengan media yang terkait dengan publikasi. Perusahaan atau organisasi
mengeluh mengenai isi pemberitaan media yang cenderung bersifat negatif. Kasus-kasus tersebut
bisa saja terjadi mengingat adanya perbedaan tanggung jawab dan loyalitas antara praktisi Public
Relations yang membawa nama organisasi/perusahaan dengan wartawan yang mewakili media
massa

2.3 Elemen dalam Media Relations

Strategi menjalin relasi dengan media menjadi hal yang penting dilakukan untuk
mendapatkan dukungan masyarakat. Komunikasi selalu berhubungan dengan pesan,
komunikator, komunikan, media dan efek yang menjadi elemen yang sama-sama penting. Dalam
membuat strategi harus mampu mengenal khalayak, menyusun pesan komunikasi, menetapkan
metode serta menggunakan media yang efektif dan efisien.

Dalam komunikasi program-program media relations yang akan dilakukan, tidak ada
perencanaan khusus. Unit Public Relation dan Media akan langsung melakukan komunikasi
melalui berbagai media yang ada ketika komunikasi diperlukan. Pada perencanaan pemetaan
media-media, pemetaan tidak direncanakan secara arsip, melainkan hanya lisan dan didasarkan
dari diskusi unit serta pertimbangan sejarah kerjasama.

Ada beberapa elemen komunikasi dari program media relations, meliputi :

a. Pengirim pesan

6
b. Pesan
c. Media
d. Penerima pesan
e. Dampak
f. Waktu
g. Gangguan.
Peningkatan corporate image, menjaga hubungan baik dengan media, mengendalikan
risiko reputasi, dan mendokumentasikan kegiatan perusahaan merupakan dampak yang
diharapkan serta didasari oleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Pada elemen waktu, hal ini
berkaitan dengan dampak jangka panjang dan dampak jangka pendek yang disesuaikan dengan
kebutuhan pencapaian tujuan perusahaan dan program media relations. Hambatan dalam
melakukan komunikasi tetap pasti terjadi walaupun setiap elemen komunikasi dapat
dikategorikan. Hambatan-hambatan komunikasi tidak krusial, namun dapat menimbulkan
masalah baik dengan pihak perusahaan maupun dengan publik eksternalnya. Untuk
meminimalisir terjadinya hambatan tersebut, diperlukan konsistensi elemen-elemen komunikasi
lainnya agar setiap program dapat berjalan sesuai rencana.

2.4 Peran Public Relations dalam Media Relations

Organisasi adalah sekumpulan manusia dalam suatu sistem yang mengandung arti: harus
utuh, bersatu, dan harmonis dalam mencapai tujuan. Jelas tergambar bahwa hubungan yang ada
di dalamnya harus terlaksana dengan baik, begitu juga hubungannya dengan dunia luar. Dalam
dunia Public Relations ini lazim dikenal dengan hubungan baik dengan publik internal dan
publik eksternal. Dalam kegiatannya ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh PR dalam
membina saling pengertian baik dalam hubungan internal maupun eksternal. Dalam media
relations maka beberapa peran yang dapat dilakukan oleh Public Relations adalah bertindak
sebagai interpreter. Menurut Philip Lesly, Public Relations harus mampu menginterpretasikan
dinamika dan kebutuhan serta perilaku publik terhadap manajemen dan sebaliknya. Sebagaimana
diketahui, organisasi hidup dalam masyarakat yang senantiasa berubah kapan saja. Organisasi
harus tanggap dan peka dengan berbagai perubahan yang mungkin berdampak negatif terhadap

7
organisasi. Untuk itu diperlukan antisipasi terhadap perubahan yang seperti apapun, dan di
sinilah dibutuhkan peran Public Relations untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Di samping
itu peran yang kedua yang bisa dilakukan adalah peran sebagai lubricant, pelumas atau pelicin
untuk terciptanya hubungan media yang harmonis dan efisien (harmonious and efficient media
communication and relationship), pada peran ini Public Relations diharapkan dapat mencegah
timbulnya friksi dalam hubungan dengan media dengan senantiasa menjalin hubungan baik
dengan media melalui media gathering, membuat special event dengan insan media, pers tour
dan sebagainya. Peran yang ketiga adalah melakukan tindakan komunikasi untuk mencapai
saling pengertian. Komunikasi dengan media inilah yang menentukan dalam media relations
untuk membangun reputasi organisasi.

2.5 Mengenal Perilaku Media Relations

Untuk mendapatkan pemberitaan, publisitas maupun liputan media sebanyak mungkin,


maka dilakukan media relations. Dalam melakukan media relations, humas berbanding lurus
dengan citra perusahaan dan meningkatkan kepercayaan khalayak sehingga dapat menunjang
popularitas dari suatu lembaga atau produk. Berbagai jenis aktivitas yang dimiliki media
relations di antaranya adalah konferensi pers, press briefing, media visit, undangan liputan, press
gathering dan press tour. Dengan penggunaan media dapat meningkatkan publisitas dan
menyebarluaskan informasi. Selain itu, media relations dapat dijadikan kegiatan penunjang untuk
meningkatkan loyalitas publik dan mempererat hubungan baik,

Menurut Frank Jefkins (1992) dalam Darmastuti (2012, p.45-47), hal-hal yang harus
diperhatikan humas dalam penyelenggaraan media relations yang baik, yaitu memahami dan
melayani media setiap saat, membangun reputasi sebagai organisasi yang dapat dipercaya media,
dan menyediakan salinan informasi yang memadai dan akurat. Dalam bentuk acara, kegiatan
yang bersentuhan dengan media relations adalah konferensi pers, resepsi pers, kunjungan pers,
press calls, media briefing, dan media events. Sedangkan dalam bentuk tulisan, seperti press
release, newsletter, komunikasi elektronik, banner, dan website.

Pelaksanaan yang sukses bagi petugas humas bagaimanapun juga, media massa
merupakan saluran informasi yang sangat handal sehingga diperlukan hubungan yang baik

8
dengan pers. Dalam menjalankan kegiatan media relations, terdapat dua pendekatan kepada
wartawan sebagai orang yang bekerja pada institusi media massa dalam pendekatan
terhadap wartawan sebagai individu sebagai personal atas sebuah media.

Dalam mengelola media (media relations) diperlukan dua pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan secara institusi dengan media massa, karena media massa itulah yang
diperlukan dalam kegiatan PR.
2. Pendekatan secara individual dengan wartawan, karena wartawan merupakan
personifikasi dari institusi media massa.
Bentuk-bentuk pendekatan informal media relations:

a. Keterangan Pers (Press Statement) adalah kontak pribadi secara langsung yang
dilakukan wartawan kepada Public Relations untuk menanyakan lebih lanjut seputar
pemberitaan yang tengah berkembang.
b. Wawancara Pers (Press Interview).
c. Pertemuan (Press Gathering) merupakan salah satu upaya untuk melakukan
pengenalan lebih dekat terhadap wartawan secara personal.
d. Resepsi pers (Press reception), dimana berkumpulnya para jurnalis dalam kondisi
santai dan menyenangkan.
e. Kunjungan pers (facility pers) bertujuan untuk memperjelas berita yang dibuat
dengan mengunjungi perusahaan.
f. Press Calls berupa penyampaian informasi berita melalui telepon.
g. Media Briefing, kegiatan PR memberikan penjelasan singkat kepada jurnalis.
h. Press Releases, berita yang disusun organisasi yang menggambarkan kegiatan.

Proses media relations sebagai berikut :

1) Perencanaan

Perencanaan pada dasarnya merupakan usaha untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi
atau tidak terjadi pada masa depan.

2) Implementasi

9
Implementasi rencana akan melibatkan sumber daya manusia, metode atau teknik
yang digunakan dalam bekerja, dan bentuk pekerjaan yang harus dilakukan.
Maksudnya, berkaitan dengan siapa, bagaimana, dan apa serta berkaitan pula dengan sumber
daya manusia, tentu ada sebuah tim kerja yang memiliki anggota dengan pembagian tugas
yang jelas untuk masing-masing orang. Berkenaan dengan metode kerja, yaitu cara yang
paling efektif untuk mencapai tujuan dengan serangkaian tugas dan pekerjaan yang perlu
dilaksanakan, sedangkan bentuk kerja tiada lain adalah program/kegiatan yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan tertentu.

3) Evaluasi

Evaluasi menjadi salah satu tolak ukur untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
sebuah kegiatan.

2.6 Mengembangkan Strategi Media Relation Masa Kini

Media relations merupakan bentuk strategi komunikasi seorang Public Relations


professional dalam menjaga hubungan dengan media. Menjalin dan mempertahankan hubungan
baik dengan media amatlah penting bagi seorang Public Relations. Sebab media adalah sarana
publikasi, dimana segala informasi tentang perusahaan disalurkan selain itu media juga
merupakan sarana untuk membangun reputasi. Melalui media, reputasi perusahaan terbangun.
Support dan jaringan bagi perusahaan juga terbangun. Ketika hubungan media terjalin dengan
baik, maka kepercayaan public terhadap perusahaan juga pastinya akan semakin kuat sebab
pesan yang disampaikan oleh media diterima oleh public dengan baik pula.

Kunci dari kegiatan media relations adalah konsistensi. Public Relations harus selalu
memberikan informasi kepada media secara rutin dan haruslah sering mengadakan pertemuan
untuk sekedar sharing santai. Hal ini penting dilakukan karena media akan selalu menginginkan
informasi setiap hari setiap saat. Public Relations harus memikirkan berita yang akan dimuat,
siapa audience nya, relevansi berita, durasi penyampaian berita, keakuratan berita, dan siapa
penyampai beritanya. Sehingga pesan yang disampaikan melalui media dapat diterima dengan
baik oleh publik.

10
Terakhir adalah pentingnya seorang Public Relations melakukan evaluasi dari aktivitas
media relations yang dilakukan. Bagaimanapun juga media relations adalah startegi yang
dilakukan oleh public relations dalam membangun dan mempertahankan reputasi perusahaan.
Oleh karenanya setiap aktivitas yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi. Proses evaluasi
dilakukan untuk mengetahui apa yang kurang dan sebaiknya dipertahankan dari kinerja yang
telah dilakukan.

Rini Damastuti dalam bukunya yang berjudul Media Relations: Konsep Strategi dan
Aplikasi (2012) menyebutkan bahwa kegiatan media relations terbagi menjadi dua bentuk.
Pertama adalah tulisan seperti press release, tulisan yang ditujukan kepada editor, pemberitahuan
megenai layanan publik dan komunikasi melalui media di internet. Kedua adalah dengan
menggelar suatu kegiatan atau acara, contohnya media gathering atau media relations yang
dibuat oleh praktisi PR, press call yang dilakukan untuk menyampaikan informasi melalui
telepon, media events seperti undangan bagi media untuk menjadi sponsor dalam suatu kegiatan,
kemudian tentunya adalah konferensi pers dengan media.

Menurut Ruslan (2006 : 187-194), kegiatan yang berkaitan dengan Media Relation adalah:

1. Press Conference Press Conference adalah suatu pertemuan (kontak) khusus dengan pihak
pers yang bersifat resmi atau sengaja disilenggarakan oleh Humas, yang bertindak sebagai
narasumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan tertentu yang tengah
dihadapinya dalam bentuk acara press conference yang telah ditetapkannya waktu, tempat,
tema press conference dengan sekelompok wartawan yang masing-masing mewakili berbagai
media massa yang di daftar sebagai peserta yang di undang secara resmi.
2. Press Tour Sejumlah wartawan yang berasal dari berbagai media massa yang telah di kenal
baik oleh Humas bersangkutan diajak wisata kunjungan ke suatu event khusus, atau
peninjauan ke luar kota bersamaan dengan pejabat instansi atau pemimpin perusahaan
sebagai pengundang (tuan rumah) selama lebih dari satu hari, untuk meliput secara langsung
mengenai kegiatan tertentu.
3. Preess Reception Pertemuan pers semacam ini, yaitu jamuan pers/wartawan yang bersifat
social, menghadiriacara resepsi atau seremonial tertentu baik formal maupun informal.Ada
juga melalui acara olahraga bersama, kumpul bersama dalam acara ulang tahun perusahaan
dan pada acara keagamaan seperti berbuka puasa bersama dann merayakan hari natal.

11
4. Press Briefing Press briefing termasuk bentuk jumpa pers secara resmi yang diselenggarakan
secara periodic tertentu, biasanya pada awal/akhir bulan oleh pihak humas atau pimpinan dan
pejabat tinggi instansi bersangkutan.
5. Press Statement Biasanya keterangan pers di sini bias dilakukan kapan dan dimana saja oleh
narasumber, tanpa adanya undangan resmi. Mungkin pemberitaannya cukup dilakukan
melalui telepon kepada wartawan yang bersangkutan.
6. Press Interview Biasanya inisistif wawancara dating dari pihak setelah melalui perjanjian
atau konfirmasi dengan narasumbernya.Hal ini dilakukan untukmeminta keterangan,
komentar, pendapat dan sebagiannya tentang suatu masalah yang tengah actual dan factual
dalam masyarakat.
7. Press Gathering Yaitu pertemuan pers secara informal, khususnya hubungan (good
relationship) antara pihak Humas dan wartawan media massa dalam suatu acara social
keagamaan atau aktivitas olahraga.

2.7 Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan

Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak dan 54.000
penyakit lainnya terungkap, pemerintah mulai mengadakan peninjauan langsung kepada pasar-
pasar dan supermarket untuk memeriksa produk-produk apa saja yang mengandung melamin.
Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui susu import china ini digunakan untuk
membuat yoghurt, permen, coklat dan makanan ringan lainnya (www.google.com/bakohumas).

Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan mengandung melamin.
Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk
membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api.polimer dan
pembersih. Pada masalahnya zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal,
khususnya pada bayi. Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang
menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin dalam produk orco digunakan sebagai pengkilat biscuit
coklat dan pemutih pada cream rasa yang terdapat di lapisan tengah biscuit.

Setelah BPOM melakukan tinjauan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak
lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan

12
kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat berdampak buruk pada
tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari
pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan kerugian
secara materiil dan immateriil,

KRISIS KEPERCAYAAN TERHADAP PRODUK OREO Dengan timbulnya kasus


tersebut maka oreo benar-benar dalam posisi yang sangat sulit. Oreo mengalami krisis
kepercayaan yaitu, kondisi dimana publik sudah tidak lagi percaya dan mau menggunakan lagi
produk oreo tersebut. Krisis inilah yang paling parah bagi sejarah perusahaan karena apabila
publik sudah tidak percaya lagi pada produk tersebut maka akan berdampak besar bagi
kelangsungan perusahaan percaya lagi pada produk tersebut maka akan berdampak besar bagi
kelangsungan perusahaan.

Karena hal ini menyebar lewat media massa, maka pihak Public Relations PT.KRAFT
seharusnya langsung menetralisir rumor tersebut. Dengan cara menjelaskan tentang keberadaan
produk oreo. Karena oreo berasal dari berbagai macam distributor di berbagai negara, maka
seorang PR orco harus menginformasikan bahwa produk orco yang disinyalir terdapat
kandungan melamin atau susu import china adalah produk oreo bukan berasal dari distributor
PT.KRAFT Indonesia, melainkan dari distributor asing yang lain. Sehingga publik akan berfikir
ulang apabila akan mengkonsumsi oreo.

Cara untuk membedakan apakah oreo tersebut buatan distributor asing atau buatan
indonesia yaitu dengan cara melihat kode produksi yang tertera pada no BPOM. Kode MD untuk
semua produk buatan indonesia dan kode ML untuk produk buatan asing.
(www.TEMPOinteraktif.com) PR Oreo juga harus memberi penjalasan kepada media dengan
cara mengadakan konferensi pers melalui media, hal ini bertujuan agar publik tidak merasa di
tipu oleh berita yang beredar, karena publik pun membutuhkan penjelasan. Kemudian cara PR
oreo yang berusaha membangun kembali image yang hancur melalui iklan tergolong cukup baik
sebagai langkah cepat untuk menetralisir: masalah yang sedang terjadi. Dalam iklan tersebut
diperlihatkan bagaimana cara pembutan oreo serta lebih ditonjolkan pada ke-higienisan
produknya.

13
Iklan oreo yang ditampilkan diharapkan agar publik mengetahui proses pembuatan oreo,
dengan kebersihannya dan penggunaan mesin yang modem sehingga tidak mungkin apabila
terdapat zat kimia pada produk tersebut. Pesan itulah yang ingin disampaikan oleh PR oreo
kepada publik. Di akhir iklan sebaiknya terdapat logo Aku cinta Indonesia dimaksudkan agar
publik lebih mengutamakan produk buatan indonesia daripada produk buatan asing. meskipun
sama-sama oreonya. Karena yang disinyalir terdapat melamin adalah terdapat pada oreo buatan
distributor asing.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Media relations adalah aktivitas komunikasi untuk menjalin pengertian dan hubungan
baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta
berimbang. Media relations dapat meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan
publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, serta membantu perusahaan
keluar dari komunikasi krisis. Strategi menjalin relasi dengan media menjadi hal yang penting
dilakukan untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Komunikasi selalu berhubungan dengan
pesan, komunikator, komunikan, media dan efek yang menjadi elemen yang sama-sama penting.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembacanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Febriandi (2017) ‘Analisis Media Relations Dalam Mempromosikan Pariwisata Daerah Di Dinas
Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara’, eJournal Ilmu Komunikasi, 5(2), pp. 24–38.

Wardhani, D. (2008) Media Relations –Sarana Membangun Reputasi Perusahaan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Adnjani, Made Dwi. "Media Relations sebagai Upaya Pembentuk Reputasi Organisasi." Majalah
Ilmiah Sultan Agung 45.119 (2022): 57-72.

Jefkins, Frank. 2000. Public Relations, Jakarta, Erlangga.

Rosady, R. (2006). Manajemen Public relations dan Media komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zerlinda, Vania Intar.2016.Evaluasi Program Media Relations Bank Jatim Kantor Pusat
Surabaya Tahun 2016.http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/
view/7067 (Accessed October 22, 2022).

Chotijah, Siti.2021.Relasi Media Destinasi Super Prioritas Mandalika dalam Pemberitaan


Kesiapan Pelaksanaan Event MotoGP
2021.http://www.jcomm.unram.ac.id/index.php/jcomm/article/view/126 (Accessed
October 22, 2022).

Wirdanuke, Della.2021.Relationship Wartawan Dengan Humas BPJS Ketenagakerjaan Kantor


Pusat Dala Melakukan Media
Relations.http://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/article/view/1116 (Accessed October 22,
2022).

Vidiarti, Putri, dkk.2018.Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan


melalui Pendekatan Informal.http://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/reputation/article/
view/60 (Accessed October 22, 2022).

16

Anda mungkin juga menyukai