Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN HARAPAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN

KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh:

Rahmi Syahriza

2111212061

Dosen Pengampu

Wira Iqbal, SKM., MPH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurahkan kepada nabi kita
Muhammad SAW, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan dengan lancar.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada dosen pengampu bapak Wira Iqbal, SKM.,
MPH. yang telah memberikan amanahnya kepada saya sehingga saya dapat mengambil
pembahasan ini dalam rangka pengembangan wawasan terhadap ilmu yang diberikan.

Dalam makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan
karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi makalah
yang bermanfaat dan layak untuk kedepannya. Atas perhatian pembaca saya ucapkan terima
kasih.

Payakumbuh, 14 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Manusia dan Harapan........................................................................... 3
2.2 Aspek-Aspek Harapan............................................................................................ 3
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harapan......................................................... 4
2.4 Macam-Macam Harapan........................................................................................ 6
2.5 Golongan Harapan.................................................................................................. 7
2.6 Fungsi Harapan....................................................................................................... 7
2.7 Manfaat Harapan.................................................................................................... 8
2.8 Contoh Hubungan Manusia dan Harapan dengan Kesehatan................................ 8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 10
3.2 Kritik dan Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan itu biasanya sesuai dengan pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan.

Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, tidak mungkin mempunyai harapan
untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi
buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si Pungkuk merindukan
bulan”. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapannya terwujud, maka selain
berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan berdoa.

Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan.
Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia. Tiap manusia mempunyai
harapan dan juga pasti mempunyai kepercayaan kepada Tuhan YME. Karena itu wajarlah
kalau harapan itu banyak menimbulkan daya kreativitas seniman untuk mencipta seni.

Banyak hasil seni seperti: seni sastra, seni patung, seni film, seni lukis, seni musik,
filsafat yang lahir dari kandungan harapan dan kepercayaan. Tuhan adalah tumpuan segala
harapan. Kepada-Nya kepercayaan diutamakan sepenuhnya. Berhasil tidaknya suatu harapan
itu tergantung dari usaha orang yang mempunyai harapan.

Dengan terbahasnya masalah kehidupan manusia ini, diharapkan kita semua terbuka hati
dan pikiran, sehingga mempunyai persepsi, penalaran, wawasan yang luas dan mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu manusia dan harapan?
2. Apa saja aspek-aspek harapan?
3. Apa factor-faktor yang mempengaruhi harapan?
4. Apa saja macam-macam harapan?
5. Apa saja golongan harapan?
6. Apa fungsi harapan?

1
7. Apa manfaat harapan?
8. Bagaimana contoh hubungan manusia dan harapan dengan kesehatan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui pengertian manusia dan harapan
2. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek harapan
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi harapan
4. Untuk mengetahui macam-macam harapan
5. Untuk mengetahui golongan harapan
6. Untuk mengetahui fungsi harapan
7. Untuk mengetahui manfaat harapan
8. Untuk mengetahui contoh hubungan manusia dan harapan dengan kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia dan Harapan

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi. Arti
harapan adalah sesuatu yang diinginkan dapat terjadi dengan demikian harapan itu
menyangkut masa depan. Tanpa harapan manusia tidak artinya sebagai manusia. Manusia
yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat diharapakan lagi.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu
mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.

Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha
dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan
sarana terkabulnya harapan.

Menurut Olson, K (2005), harapan berarti mempercayai orang tumbuh dalam


keindahan, kreativitas, kepekaaan, dan semangat hidup. Bila ada harapan, maka ada hidup,
sebaliknya bila tidak ada harapan untuk masa depan, maka tidak ada kekuatan untuk saat ini.

Snyder (2007) menyatakan harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang


dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan
dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa harapan


adalah suatu pemikiran yang dibentuk untuk mencapai tujuan atau keinginan, dengan
menimbulkan energy sebagai motivasi yang menggerakkan individu melakukan langkah-
langkah atau usaha-usaha yang telah dihasilkan.

2.2 Aspek-Aspek Harapan

a. Goal

Goal atau tujuan adalah sasaran dari tahapan tindakan mental yang menghasilkan
komponen kognitif. Menurut Averill dkk (dalam Snyder, 2000), tujuan menyediakan titik

3
akhir dari tahapan perilaku mental individu. Tujuan harus cukup bernilai agar dapat
mencapai pemikiran sadar. Tujuan dapat berupa tujuan jangka pendek ataupun jangka
panjang, namun tujuan harus cukup bernilai untuk mengaktifkan pemikiran yang disadari.
Dengan kata lain, tujuan harus memiliki kemungkinan untuk dicapai tetapi juga
mengandung beberapa ketidakpastian. Pada suatu akhir dari kontinum kepastian, kepastian
yang absolut adalah tujuan dengan tingkat kemungkinan pencapaian 100%, tujuan seperti
ini tidak memerlukan harapan. Harapan berkembang dengan baik pada kondisi tujuan yang
memiliki tingkat kemungkinan pencapaian sedang.

b. Pathway Thinking
Seseorang untuk dapat mencapai tujuan maka ia harus memandang dirinya sebagai
individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai
tujuan. Proses ini yang dinamakan pathway thinking, yang menandakan kemampuan
seseorang untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pathway thinking ditandai dengan pernyataan pesan internal yang meyakinkan diri sendiri
seperti dirinya akan menemukan cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
Menurut Irving, dkk. (dalam Snyder, dkk., 2002), pathway thinking mencakup
pemikiran mengenai kemampuan untuk menghasilkan satu atau lebih cara yang berguna
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa jalur yang dihasilkan akan berguna ketika
individu menghadapi hambatan, dan orang yang memiliki harapan yang tinggi merasa
dirinya mampu menemukan beberapa jalur alternatif dan umumnya mereka sangat efektif
dalam menghasilkan jalur alternatif.

c. Agency Thinking
Agency thinking penting dalam semua pemikiran yang berorientasi pada tujuan,
namun akan lebih berguna pada saat individu menghadapi hambatan. Ketika individu
menghadapi hambatan, agency membantu individu menerapkan motivasi pada jalur
alternatif terbaik. Komponen agency dan pathway saling memperkuat satu sama lain
sehingga satu sama lain saling mempengaruhi dan dipengaruhi secara berkelanjutan dalam
proses pencapaian tujuan.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harapan

a. Dukungan Sosial

4
Menurut Raleigh, harapan memiliki kaitan erat dengan dukungan sosial. Dalam
penelitiannya mengenai pasien yang menderita penyakit kronis (Weil, 2000) mengatakan
bahwa keluarga dan teman pada umumnya diidentifikasikan sebagai sumber harapan untuk
penderita penyakit kronis dalam beberapa aktivitas seperti mengunjungi suatu tempat,
mendengarkan, berbicara dan memberikan bantuan secara fisik. Herth mengatakan bahwa
mengidentifikasikan pertahanan hubungan peran keluarga sebagai sesuatu yang penting bagi
tingkat harapan dan coping. Sebaliknya, kurangnya ikatan sosial diatribusikan sebagai hasil
kesehatan yang lebih buruk seperti peningkatan morbidity dan kematian awal. Individu
mengekspresikan perasaan tidak berdaya ketika mereka tidak mampu berkomunikasi dengan
orang lain (Weil, 2000).

b. Kepercayaan Religius

Kepercayaan religius dan spiritual telah diidentifikasikan sebagai sumber utama


harapan dalam beberapa penelitian. Kepercayaan religious dijelaskan sebagai kepercayaan
dan keyakinan seseorang pada hal positif atau menyadarkan individu pada kenyataan bahwa
terdapat sesuatu atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat ini.
Menurut Reed, spiritual merupakan konsep yang lebih luas dan terfokus pada tujuan dan
makna hidup serta keterkaitan dengan orang lain, alam,
ataupun dengan Tuhan (Weil, 2000). Raleigh menyatakan bahwa kegiatan religius merupakan
strategi kedua yang paling umum untuk mempertahankan harapan dan juga sebagai sumber
dalam mendukung harapan pada pasien dengan penyakit kronis (Weil, 2000).

c. Kontrol

Mempertahankan kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep harapan. Venning,
dkk menyatakan bahwa mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari
informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada
harapan individu. Kemampuan individu akan kontrol juga dipengaruhi self-efficacy
(Weil,2000) yang dapat meningkatkan persepsi individu terhadap kemampuannya akan
kontrol. Harapan dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk
menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres, kepemimpinan, dan
menghindari ketergantungan. Penelitian menunjukkan bahwa harapan memiliki hubungan
yang positif dengan persepsi seseorang mengenai kontrol. Penelitian lainnya menunjukkan
bahwa individu yang memiliki sumber internal dalam control memiliki harapan bahwa
mereka dapat mengontrol nasib mereka sendiri. Sebaliknya, individu yang memiliki sumber

5
kontrol eksternal berharap untuk dikontrol oleh kekuatan atau paksaan yang berasal dari luar
dirinya.

2.4 Macam-Macam Harapan

1. Inborn Hope
Harapan yang biasanya dimiliki oleh anak-anak dan menjadi dasar disposisi. Ada individu
yang mudah memiliki harapan, sementara itu ada juga yang sulit. Hal tersebut tergantung dari
disposisi yang dimiliki.

2. Chosen Hope
Harapan yang dipilih seseorang atas sesuatu; sebuah sikap hidup. Sebagai contoh,
seseorang dengan kanker bertekad memilih untuk percaya bahwa pengobatannya akan
berhasil, tidak peduli bagaimana keadaan saat ini.

3. Bargainer’s Hope
Harapan yang muncul dalam situasi yang tidak diinginkan. Harapan ini membuat individu
berpikir, “Jika saya melakukan ini, maka hasilnya akan seperti ini.”

4. Unrealistic Hope
Harapan tidak masuk akal dan tidak realistis yang dimiliki seseorang. Contohnya adalah
seorang balita berharap bahwa suatu hari ia menjadi putri kerajaan.

5. False Hope
Harapan salah yang dimiliki seseorang. Sebagai contoh, berharap bahwa sahabat atau
pasangan akan bersama selalu dan membahagiakan kita selamanya.

6. Borrowed Hope
Harapan yang dibawa seseorang sehingga berdampak pada kita. Jika seseorang terlihat
jujur dan dapat dipercaya, maka kita akan ikut membawa kepercayaan dan harapan mereka
untuk diri kita.

7. Mature Hope
Seseorang dengan harapan jenis ini bisa bersabar. Harapannya tidak didasarkan pada hasil
tertentu atau pada keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mature Hope didasarkan
pada makna; dengan kata lain, walaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, segala
sesuatu tetap memiliki manfaat.

6
Terlepas dari seberapa keras kita berusaha, kita tidak bisa menghilangkan ancaman-
ancaman di tiap situasi kehidupan kita. Hal-hal buruk tetap terjadi. Namun, ada sisi baik dari
harapan yang terus-menerus hidup: kita menjadi lebih sehat dan punya hubungan yang lebih
bahagia. Kita dapat mewujudkan harapan dengan menguatkan tekad dan terus mencari jalan
menuju impian kita.

2.5 Golongan Harapan

Besarnya harapan seseorang akan berbanding lurus dengan besarnya tindakan


seseorang, seseorang yang harapannya besar maka ia akan melakukan tindakan yang besar
dan begitupun sebaliknya, harapan seseorang akan menentukan tujuannya. Manusia dan
harapannya di bagi kedalam 4 golongan,

1. Seorang yang harapan hidupnya adalah harta maka tujuan hidupnya adalah meraih
harta, seluruh tindakanya akan terfokus pada harta, kebahagiannya di ukur oleh harta.
2. Seorang yang harapan hidupnya adalah kekuasaan maka tujuan hidupnya adalah
meraih kekuasaan, seluruh tindakanny akan terfokus pada kekuasaa, kebahagiannya
akan di ukur oleh kekuasaan.
3. Seorang yang harapan hidupnya adalah pasangan hidup maka tujuan hidupnya adalah
mencari pasangan hidup, seluruh tindaknnya akan terfokus pada pada pasangan hidup
kebahagianya di tentukan oleh pasangan hidup
4. Seorang yang harapan hidupnya adalah surga maka tujuan hidupnya adalah meraih
surga, seluruh tindaknnya akan terfokus pada surga  hidup kebahagianya di tentukan
oleh Surga.

2.6 Fungsi Harapan

Fungsi Harapan :
• Sebagai pendorong agar sampai ke tujuan.
• Sebagai ajang untuk sabar, lapang dada, dan luas diri.
• Sebagai hal untuk mampu mengendalikan diri. Jika harapan itu sulit atau bahkan tidak
tercapai, tidak akan mudah panik oleh berbagai konsekuensi.
• Harapan mengubah perspektif kita akan hal-hal buruk.
• Harapan akan menambah kebahagiaan kita

7
2.7 Manfaat Harapan

1. Harapan dapat menjadi penentu kualitas hubungan

Harapan memiliki banyak manfaat dalam hidup kita, salah satunya mampu
memperbaiki kualitas hubungan.  Harapan yang tinggi mampu mengembangkan pathway
thingking dengan kata lain individu dengan harapan yang tinggi dipenuhi dengan energi
mental dan memiliki langkah-langkah dalam mencapai tujuan. Selain hal tersebut, agency
thingking atau motivasi dalam diri dan dukungan sosial serta kontrol yang dimiliki ketiganya
membantu mengembangkan harapan akan kesuksesan perkawinannya. Pada akhirnya,
hubungan pernikahan mereka berhasil berjalan dengan sebagaimana mestinya.

2. Harapan memberi kekuatan saat menghadapi masalah


Harapan juga berkaitan banyak dengan stessor dan emosi.. Ketika menjumpai
hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan, individu akan menialai kondisi tersebut
sebagai sumber stress. Persepsi mengenai keberhasilan pencapaian tujuan akan mendorong
emosi positif sehingga individu akan mendapat energi yang mengarah pada tujuan dan
langkah mencapai tujuan tersebut. Jadi, harapan bisa menjadi sumber penggerak untuk
melewati masa-masa kritis dalam kehidupan kita. 

3. Harapan membawa kita menuju tujun hidup yang lebih baik.   


Menurut Synder (2000) selain pathway thingking dan agency thingking, hal yang
penting lainnya yakni goal atau tujuan. goal yang menjadi target tindakan mental yang
menghasilkan komponen kognitif. Tujuan harus bernilai kepada individu agar menempati
posisi sadar, baik jangka pendek, maupun target yang memerlukan waktu berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Selain itu tujuan dapat berupa apporoach-oriented in nature (sesuatu
hal yang postif di harapkan untuk terjadi) atau preventativein nature (sesuatu yang negatif
yang diinginkan tidak terjadi lagi).

2.8 Contoh Hubungan Manusia dan Harapan dengan Kesehatan


Seseorang yang dapat mewujudkan harapannya akan membuat dirinya lebih bahagia
dan kebahagiaan itu berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Namun
sebaliknya, apabila seseorang tidak dapat mewujdkan harapannya dan ia berlarut-larut dalam

8
kesedihan, hal tersebut berdampak negatif bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Seperti
munculnya penyakit maag, stress, depresi, dll.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi. Arti
harapan adalah sesuatu yang diinginkan dapat terjadi dengan demikian harapan itu
menyangkut masa depan. Tanpa harapan manusia tidak artinya sebagai manusia. Manusia
yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat diharapakan lagi.

     Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan
supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan,
manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu
terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda
yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada
saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.

         Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau
maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas,
harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka
harapannya juga akan sempit.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembacanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bastan (2012) Golongan Harapan, 2012. Available at:


https://www.kompasiana.com/sopyan_kamal/55176309a33311bb06b65e01/jenis-
jenis-harapan (Accessed: 26 June 2022).

Bambang Pratama (2019) Manfaat Harapan dalam Kehidupan, 2019. Available at:
https://www.indopositive.org/2018/11/3-manfaat-harapan-dalam-kehidupan-kita.html
(Accessed: 26 June 2022).

Cavenett (2013) ‘Harapan, efikasi diri, berpikir positif’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.

Parana, R. (2004) ‘A. c. r’, Journal of Fish Biology, 94(4), pp. 597–611.

11

Anda mungkin juga menyukai