Anda di halaman 1dari 32

RESUME ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA DENGAN HARAPAN

KELOMPOK 15

DISUSUN OLEH:

1. NUR WIDI ASTUTI (142180086)

2. VIA DWI NOVITA (142180087)

3. RIA KHOIRUNNISA (142180107)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

mata kuliah Ilmu Sosisal Budaya Dasar tentang Manusia dengan Harapan. Susunan-

susunan makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah

memberikan bantuan secara material dan spiritual, baik langsung maupun tidak

langsung. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hari Kusuma Satria

Negara selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosisal Budaya Dasar yang telah memberikan

bimbingan dan kepada teman-teman kelompok yang telah memberikan bantuan atas

kerjasamanya.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata

kuliah Ilmu Sosisal Budaya Dasar. Pada makalah ini akan dibahas mengenai,

Manusia dengan Harapan.

Dan harapan kami semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan

didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk

makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik

lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun,

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... II

DAFTAR ISI .............................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

A. PENGERTIAN HARAPAN ....................................................................3

B. HARAPAN SEBUAH FENOMENA NASIONAL ................................9

C. KEPERCAYAAN ...................................................................................11

D. MANUSIA DAN HARAPAN ................................................................21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan

atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa

harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal

sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli

warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan

hidup dan kemampuan masing-masing. Harapan juga harus berdasarkan

kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia

harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan

tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari

hidup manusia selama di dunia karena setiap manusia mempunyai harapan

dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Harapan ?

2. Apa yang dimaksud dengan Harapan sebuah Fenomena Nasional ?

3. Apa yang dimaksud dengan Kepercayaan ?

4. Apa yang dimaksud dengan Manusia Dan Harapan

C. Tujuan

1. Mengetahui yang dimaksud dengan Harapan

2. Mengetahui yang dimaksud dengan Harapan sebuah Fenomena Nasional

1
3. Mengetahui yang dimaksud dengan Kepercayaan

4. Mengetahui yang dimaksud dengan Manusia dan Harapan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARAPAN

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan,

berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun

mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisannya.

Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan

hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan

tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, Misalnya Rafiq

mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha,

tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana

rafiq memperoleh nial A. Luluspun mungkin tidak.

Selama masih hidup, semua orang selalu ada perasaan berharap.

Kadangkala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan

menimbulkan ketidakseimbangan dalam hidupnya. Ketidakseimbangan ini

dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental

pada diri sendiri, misalnya: putus asa, selalu termenung, frustasi dan

sebagainya. Sebaliknya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai

pengalaman, sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut.

Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri

sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar harapan

terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu

3
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya doa dan

harapan.

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu

yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan

diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak

tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar

terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu.

Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi

nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.

Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya

atau keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara

yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang

dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya

mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial,

ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa

percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat

buruk pada diri sendiri.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan

berpikir positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam

psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.

Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi

Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan

dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai,

4
memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain

dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapan juga berarti sebuah

angan – angan, dan sebuah angan-angan yang tinggi tidaklah berguna apabila

tidak dibarengi dengan suatu usaha yang mantap. Kita semua mempunyai

angan–angan untuk hidup bahagia namun bila angan-angan yang baik itu

tidak terwujudkan tentu kita akan lebih masuk kejurang kekecewaan.

Snyder (2007) menyatakan harapan adalah keseluruhan dari

kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai

tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk

menggunakan jalur-jalur tersebut. Snyder, Feldman, dan Rand (dalam

Williams dan Butler, 2010) menjelaskan bahwa konsep dari teori harapan ini

adalah suatu proses dari pemikiran individu tentang suatu tujuan, serta

memiliki motivasi dan cara untuk mewujudkan tujuan tersebut. Burns (2010)

menyatakan bahwa harapan memiliki target yaitu tujuan yang ingin dicapai

dan suatu tujuan memberikan makna di dalam kehidupan seseorang.

Pramita (2008) mengartikan harapan merupakan sesuatu yang dapat

dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan. Perubahan

yang menguntungkan dapat menyebabkan individu mencapai hidup yang

lebih baik. Snyder, Feldman, Shorey, dan Rand (dalam Williams dkk, 2010)

mendefinisikan konsep harapan sebagai proses berpikir tentang suatu tujuan

yang disertai dengan motivasi untuk bergerak menuju tujuan dan cara-cara

untuk mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa harapan adalah suatu pemikiran yang dibentuk untuk mencapai tujuan

5
atau keinginan, dengan menimbulkan energy sebagai motivasi yang

menggerakkan individu melakukan langkah-langkah atau usaha-usaha yang

telah dihasilkan.

Dalam mencukupi kebutuhan kodrat mau pun kebutuhan Hidup,

manusia membutuhkan orang lain. Bekerja dan bertindak dan disertai dengan

harapan di dalam hati adalah hal yang membawa hasil. Kombinasi yang

sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan selama hal itu disertai dengan

tindakan dan komitmen. Harapan tidak bisa mengganti tindakan. Kerjakan

apa yang harus dikerjakan , ada atau tidak ada harapan. Harapkan yang

terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu akan terwujud

yang disebut dengan sebuah keberhasilan.

Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan,

penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya

sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain atau

kekuatan lain diluar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang

telah di lakukan dan ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah

hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain. Bahkan harapan itu tidak

berrsifat egosentris, berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya

bersifat egosentris, usahanya ialah memiliki(Gabriel Marcel,1889-1973).

Harapan tertuju kepada “Engkau”, sedangkan keinginan kepada “Aku”.

Harapan itu ditujukan kepada orang lain atau kepada Tuhan. Keinginan itu

untuk kepentingan dirinya meskipun pemenuhan keinginan itu melalui itu

melalui pemenuhan keinginan orang lain. Misalnya melakukan perbuatan

sodaqoh kepada orang lain: orang lain terpenuhi keinginannya, dan

6
seekaligus orang yang sodaqoh juga terrpenuhi keinginannya, yaitu sewaktu

berbuat baik kepada orang lain.

Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan ada harapan yang

pesimistis (tipis harapan).Harapan yang optimis artinya sesuatu yang

akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tandayang dapat di analisis

secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi bakal muncul. Dalam

harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal tejadi.

Harapan itu ada karna manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan

dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya untuk setiap

orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang bewawasan luas, harapannya pun

akan luas. Demikian pula orang yang wawwasan berpikirnya sempit, maka

akan sempit pula harapannya .Kepribadian seseorang juga dapat menentukan

dan mengontrol dan menentukan jenis macam dan besar kecilnya harapan

tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan besarnya harapan akan

berbeda dengan orang yang kepribadiannya lemah. Kepribadian yang kuat

akan mengontrol harapan seefektif dan seefesien mungkin sehinga tidak

merugikan bagi dirinya atau bagi orang lain, untuk masa kini atau untuk masa

depan bagi masa didunia atau masa di akhirat kelak.

Harapan seseorang juga di tentukan oleh kiprah usaha atau bekerja

kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang

besar. Untuk memperoleh harapan yang besar, tetapi kemampuannya kurang,

biasanya disertai dengan bantuan unsur dalam yaitu berdoa.

7
Jika dibandingkan dengan cita-cita, maka suatu harapan mengandung

makna tidak terlalu tinggi, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi

langit. Antara harapan dan cita-cita terdapat satu persamaan, yaitu keduanya

berhubungan dengan masa depan, masa depan yang belum terwujud. Pada

umumnya antara cita-cita dan harapan pasti setiap orang menginginkan suatu

hal yang lebih baik atau mengandung peningkatan. Persamaan lain antara

harapan dan cita-cita, yaitu:

1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.

2. Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan

hal yang lebih baik atau meningkat.

Sedangkan perbedaan harapan dengan cita – cita adalah Cita-

cita merupakan sesuatu yang diinginkan (berharap) tapi belum tercapai,

sedangkan Harapan adalah keinginan supaya sesuatu terjadi.

Harapan dan Cita-Cita. Cita-cita merupakan Impian yang disertai

dengan tindakan danjuga di berikan batas waktu. Jadi jika kita bermimpi

untuk menjadi seorang yang sukses, dokter, insinyur, arsitek, manager suatu

perusahaan, atau mungkin presiden, kita harus berusaha dengan sungguh-

sungguh. Semua itu harus di sertai dengan tindakan, bukan hanya berandai-

andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita

punya timeline kapan hal tersebut bisa diwujudkan. Dari kecil kita pasti

dinasehati oleh orangtua, guru ataupun bukuuntuk menggantungkan cita-cita

setinggi langit. Semua itu memangbenar karena dengan adanya cita-cita atau

impian dalam hidup akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk

menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia. Cita-cita yang baik adalah

8
cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi,

dukungan orang lain dan sebagainya.

Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis karena banyak waktu

yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun

sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres

dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita

jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan IPA dia stress, lalu gagal tes

masuk jurusan kedokteran dia stress, dan seterusnya. Tidak semua orang bisa

menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-

citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan

hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar

cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau

melihat film motivasi hidup.

Bila di bandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung

pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu

setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu:

keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya

dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik

atau meningkat.

B. HARAPAN SEBUAH FENOMENA NASIONAL

Harapan dalam satu dan lain hal bisa disebut sebagai fenomena yang

universal sifatnya. Artinya harapan adalah sesuatu yang wajar berkembang

dalam diri manusia dimanapun juga. Ini berarti setiap manusia, tidak peduli

9
latar belakangnya, mempunyai keinginan untuk terpenuhinya segala harapan

yang ada pada dirinya. Dan begitu menggejalanya harapan tersebut sampai-

sampai orang yang akan meninggalpun tetap menaruh harapan-harapan

tertentu, dengan meninggalkan pesan-pesan, baik secara lisan atau melalui

surat wasiat kepada ahli waris yang ditinggalkan.

Tentang keinginan dan kebutuhan manusia sudah banyak ahlinya

yang mengupasnya.Salah satu pendapatmengatakan bahwa keinginan itu

tidak lain merupakan bentuk lain dari kehendak manusia yang begitu kuat.

Tegasnya harapan yang sangat mendalam akan menimbulkan apa yang

disebut emosi. Itulah mengapa kadang-kadang harapan seseorang sekaligus

bisa mempengaruhi emosi yang bersangkutan.

Dan bukanlah satu hal yang berlebihan kalau dikatakan bahwa

kepribadian massa yang berbentuk dalam situasi semacam itu sekaligus

didorong oleh nalurinya. Dalam pandangan banyak ahli psikologi,dorongan

naluri semacam itu hanyalah salah satu dari dorongan naluri yang bisa

berkembang dalam diri setiap manusia. Diluar itu masih banyak lagi

dorongan naluri seperti : dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan

sex, dorongan untuk mencari makan, dorongan untuk bergaul dengan

sesamanya,dorongan untuk berbakti, dorongan untuk meniru, dan ada juga

dorongan untuk menikmati keindahan.

Mengutip pandangan A.F.C.Wallace dalam bukunya culture and

personality, Mas Aboe Dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah

satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak,

harapan, keinginan, dan emosi seseorang.

10
Kebutuhan individu dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :

1. Kebutuhan organik individu

a. kebutuhan individu bernilai positive

b. kebutuhan individu bernilai negative

2. Kebutuhan psikologi individu

a. kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif

C. KEPERCAYAAN

1. Makna Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau

meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan

dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat

kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai wahyu dari Tuhan.

Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar.

Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati

kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan masing-

masing.

Ada Ucapan yang didengar

a. Ia tidak percaya diri sendiri

b. Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat

dipercaya

c. Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah

11
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering didengar dalam

ucapan sehari hari itu maka bahwa dasar kepercayaan itu adalah

kebenaran.. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena

merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.

Kebenaran pengetahuan yang di dasarkan atas orang lain itu disebabkan

karean orang lain itu dapat di percaya. Yang diselidiki bukan lagi

masalahnya. melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya

atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaann

yaitu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu

mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.

Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap

diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak

langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang

melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan

yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri

menimbulkan juga hak bcr agama menurut keyakinan. Dalam hal

beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan

orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

2. Kebenaran

Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang

mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia

merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.

12
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati

agar mereka tidak mcnyimpang dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa

ketidakbenaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat

mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang

mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya”,

karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,

ketidakpastian, dan kedukaan.

Dalam agama Budha ada ajaran yang

dinamakan “jalan utama delapan ruang”. Yang isinya, agar setiap

pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang

benar, mata percaharian yang benar, permatian yang

benar, dan konsentrasi yang benar. Tujuan ajaran itu agar

pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,dan ketidakpastian.

Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat IImu, sebuah

pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :

a. Teori koherensi atau konsistensi

Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang

didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan

disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari

pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-

pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain.

13
Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling

berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika.

Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta

atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan

itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila

konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita

terima dan kita ketahui kebenarannya.

Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu

proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan

adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau

menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang

digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan.

Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan

antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan

kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika

dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan

pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari

strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang

tersembunyi dalam kepribadiannya.

Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya

terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada

objek-objek tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung

untuk menyisihkan seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi.

Pemikiran rasional cenderung bersifat solifistik dan subyektif. Adanya

14
keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia fisik dan non fisik

ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas dan

tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya

yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan

seluruh umat manusia yaitu kebahagiaan.

Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati

b. Teori korespondensi

Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang

berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika

berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam

atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu

keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang

dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah

benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa

adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris

pengetahuan.

Gejala-gejala alamiah, menurut kaum empiris, adalah bersifat

kongkret dan dapat dinyatakan lewat panca indera manusia. Gejala itu

bila ditelaah mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Logam bila

dipanaskan akan memuai. Air akan mengalir ke tempat yang rendah.

Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Hal ini disebabkan adanya

perbedaan antara indera yang satu dengan yang lain dan berbedanya

objek yang dapat ditangkap indera. Perbedaan sensivitas tiap indera

dan organ-organ tertentu menyebabkan kelemahan ilmu empiris.

15
Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu

upaya manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan

segala kelebihan dan kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara

empiris cenderung menjadi suatu kumpulan fakta yang belum tentu

bersifat konsisten, dan mungkin saja bersifat kontradiktif. Adanya

kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai ilmu

empiris untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia

tidak selalu tepat. Pengistimewaan pengetahuan empiris secara

kultural membuat manusia modern seperti pabrik. Semua cabang

kebudayaan yang terbentuk menjadi produksi yang bersifat massal.

Keberhasilan ilmu eksakta yang berdasarkan empirisme dalam

mengembangkan teknologi -ketika berhadapan dengan ”kegagalan ”

ilmu-ilmu human dalam menjawab masalah manusia- membawa

dampak buruk terhadap kedudukan dan pengembangan ilmu-ilmu

human. Analisis filsafat tentang kenyataan ini harus ditempatkan

secara proporsional, karena merupakan suatu usaha ilmiah untuk

membantu manusia mengungkap misteri kehidupannya secara utuh.

Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia

c. Teori pragrnatis

Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan

bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah,

personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung

kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk

16
kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional

dalam kehidupan praktis. Menurut teori ini proposisi dikatakan benar

sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan

dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah

adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian

kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability)

dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory

consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap

atau mutlak.

Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus

mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan

manusia di bumi. Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika

nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan kata lain ilmu

pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa

jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah

mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.

Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya

merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia

seutuhnya merupakan objek paling kaya dan paling padat. Ilmu

pengetahuan seyogyanya bisa melayani keperluan dan keselamatan

manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai dirinya sendiri,

tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum

dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa

referensi kepada nilai-nilai moralitas.

17
Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai semangat

pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis

lingkungan hidup, mulai dari efek rumah kaca akibat akumulasi

berlebihan CO2, pecahnya lapisan ozon akibat penggunaan freon

berlebihan, penyakit minimata akibat limbah methylmercury hingga

bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar negara. Ketiadaan

nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk

sains, bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis

kemanusiaan. Krisis lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetic

engineering hingga foules solitaire (kesepian dalam keramaian,

penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia telah tercerabut dari

aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan ketenangan.

Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan

dan masyarakat modern yang materialis-pragmatis.

3. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya

Dasar kepercayaan. Sumber kebenaran adalah manusia.

Kepercayaan itu dapat di bedakan atas.

a. Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap pribadi

manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada

tuhan yang maha esa. Percaya diri sendiri, menganggap dirinya tidak

salah. Dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang di serahkan

atau dipercayakan kepadanya

18
b. Kepercayaan Kepada Orang lain

Percaya keadaan orang lain itu dapat berupa percaya kepada

saudara, orang tua, guru, atau siap saja. Keprcayaan Kepada orang

lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya. Perbuatan yang

sesuai dengan kata hati atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang

berbunyi orang itu di percaya karena ucapannya. Misalnya, orang

yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak

terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.

c. Kepercayaan Kepada Pemerintah

Berdasarkan pandanganteokratis menurut etika, filsafat

tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari

Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia,

atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena

semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan,

terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai

kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula

(kerajaan).

Pandangan demokratis mengatakanbahwa kedaulatan adalah

dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara,

rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara).

Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai

arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan

(totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian

itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah

19
negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya

mempunyai kewajiban (negara diktator)

d. Kepercayaan Kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,

karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tctapi

diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan

pengakuan akan kebenaran. Kepercayaanitu amat penting, karena

merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia

dcngan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya,

apabila umat itu tidak mcmpunyai kepercayaan kcpada Tuhannya,

sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya.

Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan

dari padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah

yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan

adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta

seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam

melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa

percaya kepada Tuhannya.

Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi,

dan lingkungan. Usaha itu antara lain :

1) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan

jalan meningkatkan ibadah

2) Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat

20
3) Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan

jalan suka menolong. dermawan, dan sebagainya

4) Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan

5) Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan

sebagainya

D. MANUSIA DAN HARAPAN

1. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Tuhan. Manusia

memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.

Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap

dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada

manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.

Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa

manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang

berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai

makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau

sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau

seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah

spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak

berkemampuan tinggi.

2. Pengertian Harapan

21
Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang

terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri

mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang

datangnya merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan

sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus

harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan

kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan

kepercayaan kepada Tuhan.

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan

sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan

berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan

berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin

dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan

tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang

mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha

dan berdo’a.

Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi

harapannya atau keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan

maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan

pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya, misalnya :

faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan

iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental.

22
Dari semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri. Beberapa

pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir

positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog

untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.

3. Manusia Dan Harapan

Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita,

keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam

menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia harus

melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu

terjadi atau terwujud.

Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan

pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang

akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis

secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada

saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan

terjadi.

Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh

dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan

yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas.

Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya juga

akan sempit. Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang.

23
Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan

harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut :

a. Harapan apa yang baik

b. Bagaimana cara mencapai harapan itu

c. Bagaiman bila harapan tidak tercapai

Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia

saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia

untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia

dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu

berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita

sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi

kenyataan dan terwujud.

4. Sebab Manusia Memiliki Harapan

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke

dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah

suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun

yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah,

seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/

spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan

manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dengan

demikian harapan menyangkut masa depan kita. Ada 2 hal yang

menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :

24
a. Dorongan Kodrat

Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah

terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.

Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau

harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Dalam diri

manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan

kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup

bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki

harapan.

b. Dorongan Kebutuhan Hidup

Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-

macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat

dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan

jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan

kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan

dan ketenangan.

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama

dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia

sangat terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan

dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka

manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah

keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

25
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham

Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima

macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu :

1) Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)

Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan

sandang, pangan, dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan

kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu

lahir di bumi menangis, ia telah mengharapkan diberi makan/minum.

Kebutuhan makan dan minum ini terus berkembang sesuai dengan

perkembangan hidup manusia.

2) Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)

Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak

lahir, ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir dengan suara

tangis, itu pertanda minta perlindungan, setelah agak besar, setiap

anak menangis dia akan diam setelah di peluk ibunya setelah

bertambah besar ia dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan

dengan perlindungan yang Nampak secaara moral pun orang lain

dapat memberi rasa aman.

3) Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan

dicintai (being loving and love)

Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban Dengan

pertumbuhan manusia maka akan tumbuh pula kesadaran akan hak

26
dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak anak remaja mengatakan

kepada ayah atau ibunya “Ibu ini kok menganggap reny masih kecil

saja, semua di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah

kesadaran akan hak dan kewajibannya

4) Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui

lingkungan (status)

Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa,

mengapa manusia hidup. Setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu

akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam

keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu

penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.

5) Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-

actualization)

Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai

dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saat

itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia

diterima atau diakui kehebatannya.

Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup

maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu

adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

5. Hubungan Manusia dan Harapan

Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu

naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan,

27
manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang

akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-

pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan,

pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan

sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan

berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan

berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin

dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan

tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang

mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha

dan berdo’a.

Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja

kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan

yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi

kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu

berdo’a.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sarinah. 2016.Ilmu Sosial Budaya Dasar(Diperguruan

Tinggi).Yogyakarta:Deepublish

http://repository.uin-suska.ac.id/6345/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 26

November 2019

http://mynewblogtugasku19.blogspot.com/2017/05/makalah-ilmu-budaya-dasar-

manusia-dan_14.html diakses pada tanggal 27 November 2019

http://herbowowisnu.blogspot.com/2015/05/makalah-manusia-dan-harapan.html

diakses pada tanggal 27 November 2019

http://mynewblogtugasku19.blogspot.com/2017/05/makalah-ilmu-budaya-dasar-

manusia-dan_14.html diakses pada tanggal 27 November 2019

http://umairohannisa.blogspot.com/2016/06/manusia-dan-harapan-makalah.html#

diakses pada tanggal 25 November 2019

https://ariefimam2.wordpress.com/tugas-ilmu-sosial-dasar/bab-11-manusia-dan-

harapan/ diakses pada tanggal 25 November 2019

https://hanifnaufalhawari.blogspot.com/2016/11/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-

harapan.html diakses pada tanggal 25 November 2019

https://fauzanbrs94.wordpress.com/2015/03/16/manusia-dan-harapan-ilmu-budaya-

dasar/ diakses pada tanggal 25 November 2019

29

Anda mungkin juga menyukai