DISUSUN OLEH :
NIM : 1914201064
KELAS : 5B KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING :
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah keperawatan paliatif dengan judul “ TINJAUAN
AGAMA TENTANG KEPERAWATAN PALIATIF ” ini dapat saya selesaikan.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah keperawatan paliatif yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya. Sehingga makalah ini bisa dibuat dengan baik dan
benar
Tentunya makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu
saya harapkan agar menjadi pedoman dimasa yang akan datang. Akhir kata saya ucapkan banyak
terima kasih.
Wassalamualaikum, Wr.Wb
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
C. TUJUAN...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
SPIRITUALITAS.........................................................................................................................
A. DEFENISI SPIRITUALITAS...........................................................................................
B. FUNGSI SPIRITUALITAS..............................................................................................
C. KARAKTERISTIK SPIRITUALITAS............................................................................
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS..............................................
SPIRITUAL CARE.......................................................................................................................
A. KESIMPULAN.................................................................................................................
B. SARAN.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien ( dewasa dan anak-anak ) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi
dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik
fisik, psikologis, sosial ataupun spiritual ( World Health Organitazion (WHO), 2016 ).
Menurut WHO (2016) penyakit-penyakit yang termasuk dalam perawatan paliatif seperti
penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi 38.5 %, kanker 34%, penyakit pernapasan
kronis 10.3%, HIV/AIDS 5.7%, diabetes 4.6%, dan memerlukan perawatan paliatif
sekitar 40-60%.
Pelayanan perawatan paliatif memerlukan keterampilan dalam mengelola
komplikasi penyakit dan pengobatan, mengelola rasa sakit dan gejala lain, memberikan
perawatan psikososial bagi pasien dan keluarga, dan merawat saat sekarat dan berduka
(Matzo & Sherman, 2015). Penyakit dengan perawatan paliatif merupakan penyakit yang
sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan paliatif ini bersifat meningkatkan
kualitas hidup (WHO, 2016). Perawatan paliatif meliputi manajemen nyeri dan gejala;
dukungan psikososial, emosional, dukungan spiritual; dan kondisi hidup nyaman dengan
perawatan yang tepat, baik dirumah, rumah sakit atau tempat lain sesuai pilihan pasien.
Perawatan paliatif dilakukan sejak awal perjalanan penyakit, bersamaan dengan terapi
lain dan menggunakan pendekatan tim multidisiplin untuk mengatasi kebutuhan pasien
dan keluarga ( Canadian Cancer Society, 2016 ).
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peran spiritual agama dalam keperawatan paliatif pada pasien paliatif?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah adalah agar mengetahui tentang peran
dukungan spiritual terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pasien paliatif
BAB II
PEMBAHASAN
SPIRITUALITAS
A. Definisi Spiritualitas
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungan dengan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau
sebagai Maha Kuasa. Spiritualitas mengandung pengertian hubungan manusia dengan
Tuhan dengan melakukan sholat, puasa, zakat, haji, doa dan sebagainya.
Spiritualitas merupakan aspek kepribadian manusia yang memberikan kekuatan dan
mempengaruhi individu dalam menjalani hidupnya. Spiritualitas mencakup aspek non
fisik dari keberadaan seorang manusia.
Spiritualitas sebagai suatu multidimensi yang terdiri dari dimensi eksistensial dan
dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan
dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan (Mickley).
Spiritualitas merupakan konsep dua dimensi yaitu dimensi vertical dan dimensi
horizontal. Dimensi vertical merupaka hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa
yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal merupakan
hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (McSherry W).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan spiritualitas adalah kebutuhan dasar manusia
yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan lingkungan untuk
menemukan arti kehidupan dan tujuan hidup agar mendapatkan kekuatan, kedamaian,
dan rasa optimis dalam menjalankan kehidupan. Pada era Orde Baru, Agama yang diakui
oleh Pemerintah Indonesia hanya 5 yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
Buddha. Tetapi setelah era reformasi, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No.
6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat
Tionghoa. Keppres No. 6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid ini
kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui keberadaan agama
Kong Hu Cu di Indonesia.
B. Fungsi Spiritualitas
Spiritualitas mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan hidup para individu.
Spiritualitas berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan bagi individu. Pada saat
stress individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat
diperlukan untuk menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut
memerlukan proses penyembuhan yang lama dan hasilnya belum pasti. Melaksanakan
ibadah, berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya sering membantu
memenuhi kebutuhan spiritualitas dan merupakan suatu perlindungan bagi individu.
Pada individu yang menderita suatu penyakit, spiritualitas merupakan sumber koping
bagi individu. Spiritualitas membuat individu memiliki keyakinan dan harapan terhadap
kesembuhan penyakitnya, mampu menerima kondisinya, sumber kekuatan, dan dapat
membuat hidup individu menjadi lebih berarti.
C. Karakteristik Spiritualitas
a. Hubungan Dengan Diri Sendiri
Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri
yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut
kepercayaan pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan
pikiran, serta keselarasan dengan diri sendiri ( Young dan Koopsen, 2007).
b. Keluarga
Keluarga sangat berperan dalam perkembangan spiritualitas seseorang. Keluarga
merupakan tempat pertama kali seseorang memperoleh pengalaman, pelajaran hidup,
dan pandangan hidup. Dari keluarga, seseorang belajar tentang tuhan, kehidupan dan
diri sendiri. Keluarga memiliki peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan
spiritualitas karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan individu.
c. Budaya
Pemenuhan spiritualitas budaya berbeda-beda pada setiap budaya. Budaya dan
spiritualitas menjadi dasar seseorang dalam melakukan sesuatu dan menjalani cobaan
atau masalah cobaan atau masalah dalam hidup dengan seimbang. Pada umumnya
seseorang akan mengikuti budaya dan spiritualitas yang dianut oleh keluarganya.
Seseorang akan belajar tentang nilai moral serta spiritualitas dari hubungan keluarga.
Apapun tradisi dan sistem kepercayaan yang dianut individu pengalaman spiritualitas
merupakan hal yang unik bagi setiap individu.
d. Agama
Agama sangat mempengaruhi spiritualitas individu. Agama merupakan suatu
sistem keyakinan dan ibadah yang dipraktikkan individu dalam pemenuhan
spiritualitas individu. Agama merupakan cara dalam pemeliharaan hidup terhadap
segala aspek kehidupan. Konsep spiritualitas dalam agama Islam berhubungan
langsung dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Al Quran maupun Sunnah Nabi
mengajarkan beragam cara untuk meraih kehidupan spiritual.
e. Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup dapat mempengaruhi seseorang dalam mengartikan secara
spiritual terhadap kejadian yang dialaminya. Pengalaman hidup yang menyenangkan
dapat menyebabkan seseorang bersyukur atau tidak bersyukur. Sebagian besar
individu bersyukur terhadap pengalaman hidup yang menyenangkan.
SPIRITUAL CARE
2) Perilaku
Apakah pasien berdoa sebelum makan atau pada waktu lainnya atau
membaca literatur keagamaan? Apakah pasien mengalami mimpi buruk dan
gangguan tidur atau mengekspresikan kemarahan pada Tuhan?
3) Verbalisasi
Apakah pasin menyebutkan tentang Tuhan atau kekuatan yang Maha
Tinggi, tentang doa-doa, keyakinan, masjid, pemimpin spiritual, atau topic-topik
keagamaan? Apakah pasien mengekspresikan ketakutan akan kematiannya?
e. Evaluasi
Untuk melengkapi siklus proses keperawatan spiritual pasien, perawat harus
melakukan evaluasi yaitu dengan menentukan apakah tujuan telah tercapai. Hal ini
sulit dilakukan karena dimensi spiritual ang bersifat subjektif dan lebih kompleks.
Membahas hasil dengan pasien dari implementasi yang telah dilakukan tampaknya
menjadi cara yang baik untuk mengevaluasi spiritual care pasien.
Respon spiritual pada tahun 2004 pada tahap evaluasi perawat menilai bagaimana
efek pada pasien dan keluarga pasien dimana diharapkan ada efek yang positif
terhadap pasien dan keluarganya, misalnya pasien dan keluarganya mengungkapkan
bahwa kebutuhan spiritual mereka terpenuhi, mengucapkan terimakasih karna sudah
menyediakan pemuka agama.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Paliatif care bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka
dalam menghadapi masalah atau penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan,
penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah, fisik, psikososial dan spiritual
( Kemenkes RI Nomor 812,2007 ).
Keperawatan paliatif tidak hanya berfokuskan kepada keperawatan pengelolaan
keluhan nyeri, pengelolaan fisik lain, maupun pemberian intervensi pada asuhan
keperawatan, dukungan psikologis, dukungan sosial saja tetapi kita tahu fungsi perawat
sebelumnya yaitu salah satunya adalah holistic care pada keperawatan paliatif yaitu
kultural dan spiritual, serta dukungan persiapan dan selama masa duka cita
(Bereavement).
B. SARAN
Kami menyarankan bahwa kegiatan terapi menggunakan metode holistic keagamaan
atau mendekatkan kepada tuhan sangatlah berdampak positif bagi kualitas hidup pada
pasien terminal, karena dengan rasa bersyukur, pasrah, menyadari bahwa kehidupan ini
tidaklah semua abadi pastilah semua makhluk hidup akan wafat pada akhirnya. Akan
lebih meringankan beban bagi pasien terminal baik secara psikologis dan fisiknya siap
menerima keadaannya sampai dengan akhir hayatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baxter, S., Beckwith, S. K., Clark, D., Cleary, J., Fazlon, D., Glaziou, P., et al. (2014). Global
Atlas of palliative care at the end of life. (S. R. Connor, & M. C. Bermedo, Penyunt) Worldwide
Palliatife Care Alience.
https://id.scribd.com/document/428876838/Makalah-Tinjauan-Agama-Dalam-Keperawatan-
Paliatif