Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KECERDASAN SPIRITUAL

MENURUT DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Pengantar Ilmu

DOSEN PENGAMPU:NURHAYATI,M.Pd.1.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

1. Alfafa Felisna Amnan Dheta (2385201015)


2. Yodha Arsubasa (2385201014)
3. Andhika Ramadhani Herdiansyah (23852010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA


2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq hidayahnya
serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah “Kecerdasan Spiritual” guna memenuhi
tugas sesuai dengan yang di harapkan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi khalayak umum, dan
tidak lupa kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
baik dalam kosakata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna.

Pacitan, 14 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................2
A. LatarBelakang............................................................................................2
B. RumusanMasalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Asal Usul Danah Zohar..............................................................................3
B. Pengertian Kecerdasan Spiritual...............................................................4
C. Ciri Ciri Kecerdasan Spiritual...................................................................5
D. Ciri Ciri Meningkatkan Kecerdasan Spiritual...........................................5
E. Manfaat Kecerdasan Spiritual....................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................1

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dikatakan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang berada di luar diri yang
mempunyai hubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran sadar. Ia adalah kesadaran
yang tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada. Akan tetapi secara kreatif menemukan
nilai-nilai baru. Karena kecerdasan spiritual tidak bergantung dengan budaya dan nilai-
nilai yang telah ada dalam diri manusia, maka kecerdasan spiritual memungkinkan untuk
menciptakan nilai-nilai itu sendiri.
Kecerdasan spiritual (SQ), sangat penting dibentuk dalam diri peserta didik karena
untuk menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
dan berakhlak mulia memerlukan kecerdasan spiritual yang cukup, supaya nanti peserta
didik dapat menyeimbangkan kebutuhan rohani dan jasmaninya.
Dengan demikian, maka kecerdasan spiritual akan mendahului budaya dan ekpresi
agama apapun. Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. Bagi
sebagian kecerdasan spiritual mungkin menemukan cara pengungkapan melalui agama
formal tetapi beragama tidak menjamin kecerdasan spiritual tinggi. Agam formal adalah
seperangkat aturan dan kepercayaan yang dibebankan secara eksternal. Ia bersifat top
down, diwarisi dari pendeta, nabi dan kitab suci atau ditanamkan melalui keluarga dan
tradisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kecerdasan spiritual?
2. Apa ciri-ciri kecerdasan spiritual?
3. Apa fungsi dan tujuan kurikulum?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Danah Zohar

Zohar dibesarkan oleh kakek-neneknya selama tahun 1950-an di Minwest


Amerika. Mereka adalah orang-orang yang sangat religius, dan taat, yang telah
mengenal kemiskinan dan penderitaan sepanjang hidup mereka dan selamat dari
depresi besar. Kakeknya adalah seorang pria yang membanggakan, dicintai dan
dipercaya oleh masyarakat seorang pria pada siapa orang tahu mereka bisa
mengandalkan. Kakek tidak pernah mengecewakan orang-orang disekelilingnya.
Itulah adalah kakek Danah Zohar yang tertanam kode moral sengit dalam diri nya.
Zohar ragu orangorang mengingat janji-janjinya. Ini dibuat pada dorongan,
tampaknya tulus berarti pada saat ini, tapi kemudian cepat dilupakan.
Dalam hidup Zohar, selama beberapa tahun terakhir, kelupaan instan seperti
pada bagian sesorang yang telah membuat janji dengan Zohar atau orang lain, Zohar
tahu telah menjadi norma. Zohar sudah menyimpulkan bahwa terlalu sering orang
hanya berjanji maka tidak dapat diandalkan. Zohar menghabiskan banyak waktunya
bekerja di dunia bisnis. Dan untuk menjalankan perusahaan terlibat dengan orang
lain dan meminta, dan mengandalkan, kepercayaan. Untuk
terlibat dalam bisnis sama sekali adalah untuk menerima bahwa seseorang memiliki
tanggung jawab untuk memenuhi kontrak satu dan membayar pajak seseorang,
tanggung jawab kepada pelanggan, karyawan, pemegang saham dan idealnya,
kepada masyarakat dan lingkungan. Tapi kontrak berselingkuh atau tidak puas,
celah pajak dicari, barang dan jasa jelek yang ditawarkan kepada pelanggan, dan
pemegang saham ditipu oleh bonus eksekutif yang besar dan korupsi di atas.
Dalam sebagian besar kasus, biarkan masyarakat dan lingkungan terkutuk.
Bank tidak bisa lagi dipercaya, dan politisi tidak akan pernah bisa. Sedangkan Ian
Marshall nama lengkapnya Ian Paul Marshall. Marshall lahir pada tanggal 20
Maret tahun 1966, dan saat ini berumur 47 tahun tempat lahir Liverpool, Inggris
tinggi badannya 1.86 m (Zohar, 2010, 2012).

2
B. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah perasaan terdalam akan makna dan nilai yang dapat
mengantarkan manusia pada kesuksesan dan kebahagian hidup. Mereka juga
mengatakan, Spiritual Quotient adalah "Our conscience" karena kecerdasan spiritual
menurut mereka adalah "Soul Intelligence" yang dapat membantu manusia untuk
membangun dirinya dengan utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. Dan
sebuah kecerdasan yang dapat menyembuhkan manusia dari penyakit spiritual
(Spiritual Phatologi) dan berbagai ganggauan kesehatan mental (jiwa). Seperti
keterpurukan, kehinaan, ketidakberdayaan, keputusasaan, kecemasan, depresi dan
stress.
Dari gambaran dan penjelasan yang diberikan Zohar dan Marshall di atas, jelaslah
bahwa mereka menekankan pada aspek nilai dan makna sebagi unsur terpenting dalam
kecerdasan spiritual. Dengan demikian jantung atau intisari dari pemikiran kecerdasan
spiritual Zohar dan Marshall tidak lebih pada "Proses pemalaman hidup manusia
untuk lebih bermakna". Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tidakan atau jalan
hidup seseoang lebih bermakna dibanding dengan orang lain. Zohar dalam bukunya
Spiritual Capital (2004:185) mengatakan bahwa SQ memungkinkan kita untuk
melangsungkan “permainan tak terbatas”. SQ memungkinkan kita untuk bermain
dengan batas-batas. SQ membuka peluang bagi kita untuk mengubah aturan-aturan
atau menyusun aturan-aturan baru. SQ membuat kita bisa mengkritisi apa-yangada
(what-is) dari sudut pandang apayang-mungkin (what might be). SQ adalah
kecerdasan transformatif yang membuka kemungkinan bagi kita untuk mengubah
paradigma lama dan menemukan paradigma baru. SQ punya kemampuan untuk
membingkai pola dan cara lama. SQ juga mempunyai kekuatan untuk meruntuhkan
motivasi lama dan membawa kita ke motivasi yang lebih tinggi.

3
Danah Zohar & Marshall (dalam Sukidi, 2004) sudah memberikan delapan elemen
untuk menguji secara awal sejauh mana kecerdasan spiritual kita. Barometer kepribadian
yang dipakai meliputi: 1. Kapasitas diri untuk bersikap fleksibel, seperti aktif dan adaptif
secara spontan. 2. Level kesadaran diri (selfawareness) yang tinggi. 3. Kapasitas diri untuk
menghadapi dan memanfaatkan penderitaan (suffering) 4. Kualitas hidup yang terinspirasi
dengan visi dan nilai-nilai. 5. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
(unnecessary harm). 6. Memiliki cara pandang yang holistik, dengan memiliki
kecenderungan untuk melihat keterkaitan di antara segala sesuatu yang berbeda. 7. Memiliki
kecenderungan nyata untuk bertanya: “mengapa” atau “bagaimana jika” dan cenderung
untuk mencari jawaban-jawaban yang fundamental (prinsip, mendasar). 8. Menjadi apa
yang disebut oleh psikolog sebagai “fieldindependent”, yaitu memiliki kemudahan untuk
bekerja melawan konvensi. Delapan barometer untuk menguji kecerdasan spiritual kita
dalam hidup sehari-hari sebagaimana tersebut di atas secara umum menggambarkan segi-
segi kearifan hidup secara meaningfull dan spiritual, yang menjadi dasar dan basis
kecerdasan spiritual (SQ), seperti kesadaran diri yang tinggi, fleksibel, kaya dengan visi dan
nilai-nilai.

C. Ciri – ciri Kecerdasan Spiritual

Semua bentuk kecerdasan yang dimiliki oleh manusia berakar pada potensi atau fitrah
yang dianugerahkan oleh Allah. Demikian pula kecerdasan spiritual, dia bersumber dari
fitrah manusia itu sendiri. Berkaitan dengan SQ ini, temyata terdapat perbedaan dan
persamaan antara tokoh yang kecenderungarmya religius dan non religius. Berbeda pula
antara pendapat Danah Zohar sebagai tokoh Barat, dengan para tokoh Muslim seperti Al-
Ghazali, Ari Ginanjar, dan lain-lain.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual secara umum menurut Zohar dan Marshall (2005:137):

1. Kesadaran diri , memberi tempat bergabung mempunysi pusat internal, dan


memberi makna dan autentisitas padaproyek dan kegiatan
2. Spontanitas, istilah spontanicy berasal dari akar kata Bahasa latin yang sama
dengan response dan responbility. Menjadi sangat spontan berarti sangat
responsive terhadap momen dan kemudian rela dans anggup untuk ertanggung
jawab.
3. Terbimbing oleh visi misi
4. Holistik, adalah salah satu kemampuan untuk melihat satu permasalahan dari
setiap sisi dan melihat bahwa setiap persoalan punya setidaknya dua sisi dan
bisa lebih.

4
5. Kepedulian. Merupakan sebuah kulitas dari empati yang mendalam, bukan hanya
mengetahui perasaan orang lain, tetapi juga ikut merasakan apa yang mereka rasakan.
6. Merayakan keragaman Keragaman yang sejati berarti mencintai atau minimal sangat
menghargai orang lain dan pendapat– pendapat yang bertentangan atas dasar pebedaan,
bukannya meremehkan perbedaan–perbedaan itu dan melihat perbedaan sebagai
peluang.
7. Independensi terhadap lingkungan yaitu satu istilah psikologis yang berarti
kesanggupan untuk menentang orang banyak atau bahkan menentang keputusan yang
sebelumnya dibuat oleh pemikiran diri sendiri. Independensi terhadap lingkungan
berarti teguh, terfokus, tabah, berpikiran independen, kritis terhadap diri sendiri,
berdedikasi, dan berkomitmen
8. Kecenderungan untuk mengajukan pertanyaan fundamental “mengapa?” Kebutuhan
untuk memahami segala sesuatu, mengetahui intinya. Dasar untuk mengkritisi apa yang
ada. Keingintahuan yang aktif dan kecenderungan mengajukan pertanyaan fundamental
“mengapa?” sangat penting bagi segala macam semangat ilmiah yang merupakan
semangat untuk meneliti terus menerus
9. Kemampuan untuk membingkai ulang Pembingkaian ulang mensyaratkan agar kita
menjauh dari satu situasi, sugesti, strategi, atau masalah guna mencari gambaran yang
lebih lengkap, konteks yang lebih luas. Halangan paling besar untuk membikai ulang
problem-problem adalah pikiran kita sendiri. Sebab, faktanya kebanyakan dari kita
selalu berpikir dalam batas-batas, dalam sejumlah asumsi. Orang yang bisa membingkai
ulang akan lebih visioner, sanggup membayangkan masa depan yang belum ada,
terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan, sangat kreatif, berpandangan luas, kritis
terhadap diri sendiri dan berjiwa petualang
10. . Memanfaatkan kemalangan secara positif Mengambil manfaat dari kemalangan adalah
salah satu ciri kecerdasan spiritual karena sikap itu memungkinkan kita untuk belajar
dari kesalahan dan memanfaatkannya. Kesalahan mengajari kita untuk mengetahui
batas-batas itu, tetapi seringkali untuk melampauinya. Lebih mendalam lagi, mengambil
manfaat dari kelamangan menuntut pengakuan akan sebuah fakta tragis bahwa tidak
semua masalah memiliki solusi, tidak semua perbedaan dapat didamaikan, biarpun
demikian, anda harus mampu untuk tetap melangkah maju.
11. Rendah hati yang sehat memberi perasaan bahwa kita adalah pemain dalam drama besar
dan membuat kita lebih sadar akan sifat-sifat baik dan prestasiprestasi orang lain yang
membantu keberhasilan kita. Pada level yang lebih spiritual, perasaan rendah hati
membuat kita bersentuhan dengan kesadaran bahwa nilai penting sejati dari diri kita
muncul dari sesuatu yang lebih ketimbang ego kita semata.
12. Rasa keterpanggilan adalah pasangan aktif dari memiliki visi. Perasaan terpanggil itu
lebih jauh mendalam ketimbang semata-mata memiliki ambisi atau tujuan. Sifat
esensial dari keterpanggilan adalah perasaan bahwa “hal itu harus terwujud”. Rasa
terpanggil biasanya mengikuti rasa syukur yang mendalam, sebuah perasaan bahwa
saya sudah menerima sangat banyak dan sekarang saya ingin memberi.

Indikator tersebut, bisa dipahami bahwa SQ lebih pada pencapaian kebahagian hidup
dunia, yang meliputi ketenangan jiwa, berkepribadian, kesabaran menghadapi masalah

5
dan rasa sakit, mampu memilih sesuatu yang perlu, dan bahkan mencari hakikat
kebenaran permasalahan yang ada dengan kaca mata keduniawian.

Jadi, menurut Danah Zohar secara umum kita dapat meningkatkan SQ dengan
meningkatkan penggunaan proses tersier psikologis kita yaitu kecenderungan kita untuk
bertanya mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke
permukaan asumsiasurnsi mengenai makna di balik atau di dalam sesuatu, menjadi
lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri kita, bertanggung jawab, lebih
sadar diri, lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani.

D. Cara-cara Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum.Para ahli pendidikan


pada umunya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu
pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sangat luas.Studi ini tidak hanya membahas
tentang dasar-dasarnya,tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang
dilaksanakan dalam pendidikan.

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,pelaksanaaan,dan


penilaian kegiatan.Dari keterangan ini sangat tampak jelas bahwa ruang lingkup
manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri.Hal ini
dikarenakan dalam proses pelaksaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip
manajemen.Sehingga para ahli dalam pelaksanakan kurikulum mengadakan pendekatan
dengan ilmu manajemen.Bahkan kalau dilihat dari cakupnya yang begitu
luas,manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada
kurikulum. Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang
terangkai pada suatu sistem.Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara
bertahap,bergilir,dan berkesinambungan. Oleh sebab itu,sebagai akibat dari yang
dianutnya,maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem.Sistem
kurikulum adalah suatu kesatuan yang didalamnya memuat beberapa unsur yang saling
berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.

Upaya pengembangan kecerdasan spiritual siswa tidak akan berjalan maksimal


tanpa adanya program-program yang diadakan untuk mendukung pengembangan
tersebut. Maka dari itu diperlukan program-program atau kegiatankegiatan yang dapat
dilakukan siswa sebagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan spiritual mereka.
Adapun program yang diadakan sebagai upaya dalam pengembangan kecerdasan
spiritual siswa adalah sebagai

6
D. Manfaat Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar adalah kemampuan individu untuk


mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan diri sendiri, orang lain, alam semesta,
dan kekuatan yang lebih besar. Kecerdasan spiritual juga melibatkan pemahaman tentang
makna hidup, tujuan hidup, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan seseorang.
Manfaat kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar termasuk:

1. Ketenangan dalam jiwa: Kecerdasan spiritual dapat membantu individu mencapai


ketenangan dalam jiwa dan mengatasi stres dan kegelisahan
2. Pemahaman diri yang lebih dalam: Kecerdasan spiritual memungkinkan individu
untuk memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik, termasuk kekuatan,
kelemahan, dan nilai-nilai yang mendasari.
3. Hubungan yang lebih baik dengan orang lain: Kecerdasan spiritual dapat
membantu individu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain,
dengan memahami dan menghargai perbedaan, serta mempraktikkan empati dan
kasih sayang.
4. Makna dan tujuan hidup yang lebih jelas: Kecerdasan spiritual membantu
individu menemukan makna dan tujuan hidup mereka, serta mengarahkan mereka
pada tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan tersebut.
5. Kesejahteraan dan kebahagiaan: Kecerdasan spiritual dapat berkontribusi pada
kesejahteraan dan kebahagiaan individu, dengan membantu mereka menemukan
kedamaian batin dan kepuasan dalam hidup mereka.

Dalam pendidikan Islam, kecerdasan spiritual juga dianggap penting untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih luas, yaitu menciptakan manusia yang utuh secara spiritual.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar adalah kecerdasan yang diperoleh


melalui olah qolbu atau hati nurani. Kecerdasan ini berbeda dengan kecerdasan
emosional yang diperoleh melalui olah "jiwa"
Menurut Danah Zohar, kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) merupakan
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan dalam memahami
dan mencari makna hidup, tujuan hidup, dan nilai-nilai spiritual. Kecerdasan spiritual
ini melibatkan pemahaman tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan
hubungan dengan yang lebih besar dari diri sendiri, seperti Tuhan atau kekuatan
spiritual lainnya.
Kecerdasan spiritual juga melibatkan kemampuan untuk mengintegrasikan dan
mengaplikasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari, seperti kasih
sayang, kebijaksanaan, empati, dan rasa syukur Hal ini melibatkan pengembangan
kesadaran diri, refleksi, meditasi, dan praktik-praktik spiritual lainnya.
Dalam konteks pendidikan, Danah Zohar juga mengemukakan konsep pendidikan
sebagai pengembangan kecerdasan spiritual. Pendidikan yang berfokus pada
pengembangan kecerdasan spiritual bertujuan untuk membantu individu
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri, hubungan
dengan orang lain, dan hubungan dengan yang lebih besar dari diri sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://pojokpendidikan.or.id/manajemen-kurikulum-sekolah-pengertian-fungsi-dan-
prinsip/

https://yunandra.com/empat-komponen-kurikulum-pendidikan-yunandra/

http://ghufrondimyati.blogspot.com/2014/05/pengkur-9-implementasi-kurikulum.html/

9
10

Anda mungkin juga menyukai