Anda di halaman 1dari 17

PANDANGAN AGAMA MENURUT BERBAGAI

PENDEKATAN
Dosen Pengampu: Permata sari M.Pd

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama

Disusun oleh :

KELOMPOK 3 (BKI E)

LINDIYA EKA PERTIWI (1841040346)

MAULANA FAQIH SAPUTRA (1841040330)

NURSIDA (1841040366)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah YangMaha Kuasa yang mana atas berkat rahmat,
karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“pandangan agama menurut berbagai pendekatan” ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW., serta
keluarganya hingga akhir zaman. Aamiin.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang
telahmembantu dan membimbing dalam menyusun makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan dari makalah ini, karena
itu kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita bersama.
Kami sudah berusaha untuk memperbaikikualitas isi maupun penampilan fisik dan
hal lainnya dalam makalah ini, namun kekurangan tentu masih ada. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami harapkan utuk perbaikan selanjutnya.

Bandar Lampung,5 Maret 2020


Daftar isi

JUDUL.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuanpenulisan
C. Ruang lingkup masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan humanistik
B. Pendekatan behavioristik
C. Pendekatan kognitif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk


mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja
mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan
memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan
benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Sedangkan
Pendekatan behavioral. Menurut pendekatan ini berpandang bahwa manusia
adalah agen positif yang tidak hanya bergantung pada pengaruh lingkungan, tetapi
sekaligus sebagai produser dan produk dari lingkungannya. Artinya, perilaku
manusia itu sangat ditentukan oleh lingkungan tetapi juga akhirnya manusia bisa
menciptakan lingkungannya. Teori – teori kognitif tentang landasan manusia
beragama bermula dari usaha manusia untuk menjelaskan tentang pengalaman –
pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari – hati . Menurut Spencer (dalam
Meadow dan Kahoe ,1984 ) manusia sejak jamna dahulu pada dasarnya sangat
rasional ,sehingga selalu berusaha mencari penjelasan dari setia apa yang kita
temui ,termasuk pengamalan – pengamalannya sendiri .

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiamna Pandangan agama menurut pendekatan humanistik?
2. Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan behaviorisme ?
3. Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan kognitif?

C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan bagaimana Pandangan agama menurut pendekatan
humanistik
2. Menjelaskan Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan
behaviorisme
3. Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan kognitif

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN HUMANISTIK

Adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang


menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan kemampuan
untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagian, serta keberhasilan
dalam merealisasikan potensi manusia.

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut


untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan
saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu
dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik
dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.

Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan


respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-
pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati
nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas
martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia
harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan.
Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan
negatif yang secara potensial menghambat.

menurut Pendekatan humanistik ini ada 2 pemikiran manusia, pemikiran sehat


dan pemikiran tidak sehat.

1. Pemikiran sehat

Adalah Pribadi yang dapat mengatur diri dalam hubungannya dengan


diri sendiri, konsep ini banyak dikemukakan oleh pendekatan psikoanlisis,
eksistensisal, terapi terpusat pada pribadi, gestalt, rasional emotif terapi.

Pribadi sehat adalah pribadi yang ego-nya berfungsi secara penuh, serasi antara
fungsi id, ego, dan superego. Struktur kepribadian manusia terdiri atas tiga
komponen pokok, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga dimensi tersebut saling
berhubungan, walaupun masing-masing memiliki sifat, fungsi, tujuan, dan
kedudukan yang berbeda.

Apabila ego ini berfungsi dengan penuh, maka akan bisa menyerasikan fungsi id
dan superego yang selalu berlawanan. Kalau fungsi id, ego dan superego
berfungsi secara serasi maka orang akan terbebas dari kecemasan realita,
neurotik, dan moral (Corey, 1996:95).

 Pendekatan ini memandang bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang
terbebas dari kecemasan, yaitu kecemasan neurotic
 Pendekatan terapi terpusat pada pribadi. Pendekatan ini berpandangan bahwa
pribadi sehat adalah pribadi yang berfungsi secara penuh, dan kongruen.
 Pendekatan gestalt. Pendekatan ini berpandangan bahwa pribadi yang sehat
itu adalah pribadi yang memilki kesadaran yang meningkat, kepemilikan
pengalaman, berpuas diri dengan kebutuhan sendiri dengan tidak harus
melanggar hak orang lain, bertanggung jawab,
 Pendekatan gestalt. Pendekatan ini berpandangan bahwa pribadi yang sehat
itu adalah pribadi yang memilki kesadaran yang meningkat, kepemilikan
pengalaman, berpuas diri dengan kebutuhan sendiri dengan tidak harus
melanggar hak orang lain, bertanggung jawab

Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat Al-quran,bahwa id selaras


dengan nafsu, ego
selaras dengan akal,
dan superego
selaras dengan kalbu.
Pribadi akan sehat, apabila akal dan kalbu berfungsi dengan baik dalam
mengendalikan nafsu. Akal dan kalbu harus berfungsi dalam memberikan
bingkai moral terhadap gejolak tuntutan nafsu, karena gejolak nafsu itu tidak
rasional, memaksakan kehendak, cenderung melampaui batas, dan berbuat
dengan semaunya, sehingga akan membuat pribadi seseorang terlena oleh
kenikmatan dunia dan materi. Firman Allah swt.
Terjemahnya: Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu
adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi
Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak
memahaminya? (Q.S Al-Qasas [28]: 60).

2. Pemikiran tidak sehat


Adalah pemikiran-pemikiran yang tidak baik seperti :
1. Memikirkan Hal Yang Sudah Berlalu
Jika Anda menghabiskan waktu untuk memikirkan tentang masa lalu dan
berlarut-larut mengenai apa yang salah di masa lampau, Anda akan
cenderung untuk mengambil keputusan yang sama seperti masa lalu
terhadap suatu masalah yang Anda hadapi, dan Anda juga tidak dapat
melihat masa depan Anda secara lebih cerah. Kesuksesan bergantung
pada bagaimana Anda mengambil hikmah dari apa yang sudah pernah
terjadi dan memperbaiki nya, bukan pada pikiran bagaimana cara
memperbaiki masa lalu Anda.
2. Merasa terkucilkan dengan Masalah
Satu hal yang harus Anda ingat, setiap permasalahan yang Anda alami
dapat membuat Anda menjadi lebih kuat dan bijak dalam menghadapi
segala tantangan hidup. Jangan membiarkan masalah menghancurkan
Anda, buatlah masalah menjadi pembangunan karakter Anda.
3. Tidak Memberikan Anda Waktu Istirahat
Apabila Anda berpikir bahwa mengacau suatu masalah adalah kesalahan
dan membuat kesalahan adalah arti dari kegagalan, Anda harus
berpikir ulang dan berikanlah waktu istirahat bagi Anda sendiri. Hal
yang baik memerlukan waktu dan kadang banyak pelajaran yang harus
kita pelajari sebelum kita dapat sampai pada suatu tujuan dalam hidup
Anda baik pribadi maupun dalam usaha.
4. Berlarut-larut pada hal yang tidak Anda dapatkan
Apabila Anda berpikir mengenai hal atau barang yang tidak Anda
dapatkan meskipun telah berusaha, ingatlah masih banyak orang
diluaran sana yang rela melakukan apasaja demi apa yang telah Anda
miliki sekarang.
5. Merasa hilang Arah dan Tujuan
Apabila ada berpikir bahwa Anda telah kehilangan tujuan, Anda dapat
bersyukur dengan apa yang telah Anda dapatkan. Ingat bahwa hidup
tidak harus sempurna untuk indah dijalani dan kesuksesan tidak
selamanya datang kepada orang yang telah berusaha. Kadang dengan
merasa hilang tujuan, malah Anda akan semakin kuat untuk
melangkah lebih jauh untuk usaha dan kehidupan Anda.Pikiran yang
buruk harus dapat Anda tangani sebelum Anda dapat menggapai
kesuksesan. Sebagian besar dari apa yang kita buat berasal dari dalam
hati kita, dan sebagian besar apa yang kita bangun berasal dari pikiran
kita. Mari kita bangun pikiran yang positif dan hindarkan hal-hal
negatif yang dapat menyerang pikiran Anda.

B. PENDEKATAN BEHAVIORISTIK

pendekatan Behvioristik ini adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi proses
belajar dalam diri siswa. Pelopor-pelopor pendekatan Behavioristik pada
dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa banyak perilaku manusia
merupakan hasil suatu proses belajar dan karena itu perilaku tersebut dapat
diubah dengan belajar juga. Pendekatan Behavioristik ini berpangkal pada
beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah
dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :
1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.
Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat
atau salah. Berdasarkan bekal keturunan atau pembawaan dan berkat
interaksi antara bekal keturunan dan lingkungan, terbentuk pola-pola
bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas dari kepribadiannya.
2. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri,
menangkap apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol
perilakunya sendiri.
3. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola
tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar.
4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun
dipengaruhi oleh perilaku orang lain.

Pendekatan behavioral. Menurut pendekatan ini berpandang bahwa manusia


adalah agen positif yang tidak hanya bergantung pada pengaruh lingkungan,
tetapi sekaligus sebagai produser dan produk dari lingkungannya. Artinya,
perilaku manusia itu sangat ditentukan oleh lingkungan tetapi juga akhirnya
manusia bisa menciptakan lingkungannya. Dalam pendekatan ini memandang
bahwa ada 2 pemikiran yaitu pemikiran sehat dan tidak sehat, yaitu :

1. Pemikiran sehat
adalah pemikrian sehat terhadap diri sendiri yaitu pribadi yang bisa mengatur diri
dalam hubungan dengan diri sendiri yang memiliki ciri kepribadian pokok,
yaitu (1) memiliki ego berfungsi penuh, dan serasi antar fungsi id, ego, dan
super ego, (2) merasa bebas dari kecemasan, (3) memiliki keterbukaan
terhadap pengalaman, (4) percaya diri, (5) sumber evaluasi internal, (6)
kongruensi, (7) menerima pengalaman dengan bertanggung jawab, (8)
memiliki kesadaran yang meningkat untuk tumbuh secara berlanjut, (9)
merasa tidak terbelenggu oleh ide yang tidak rasional (tuntutan kemutlakan),
dan (10) menerima diri sendiri.
seperti bebas dari kecemasan-kecemasan merupakan salah satu kondisi
hidup manusia sebagai bagian dari ujian Allah. Oleh karena itu, manusia harus
menghadapi nya dengan mempersiapkan diri. Kecemasan dapat mengganggu
stabilitas kepribadian manusia. Allah memberikan petunjuk menghadapi
kecemasan dengan firman-Nya:

Terjemahnya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan


amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati (Q.S AlBaqarah [2]: 277).

Dan cara mengatasi kecemasan itu adalah dengan (1) beriman kepada
Allah, (2) beramal saleh, (3) melakukan salat secara konsisten, (4)
menunaikan zakat, dan berzikir kepada Allah swt.

2. Pemikiran tidak
sehat
Contohnya seperti :
- Bermalas-malasan
kadang memang menyenangkan, maka tak heran kita cenderung menunda
suatu pekerjaan. Namun, perlu diketahui, saat Anda menunda pekerjaan,
hal tersebut hanya akan menambah stres dan beban Anda nantinya.ex
“Saya akan kerjakan nanti."
- Mementingkan diri sendiri adalah hal yang egois
Tak dapat dipungkiri, kita sering merasa bersalah jika menempatkan
kepentingan diri sendiri di atas orang lain. Tapi, perlu diketahui bahwa di
banyak kesempatan Anda harus memikirkan diri sendiri terlebih dahulu.
Bukan berarti Anda egois, ini adalah bentuk mencintai dan menghargai
diri sendiri, bahwa kesehatan pikiran Anda adalah nomor satu.
- Berpikir Kehidupan mereka lebih baik dari kehidupan saya.
Hal ini sering terjadi pada kita semua, terutama dengan pengaruh sosial media
yang menampakkan seolah kehidupan tampak sempurna dan
membahagiakan.
- Seharusnya saya tidak merasakan hal seperti ini
Terkadang kita tak sadar, bahwa pengkritik terbesar diri adalah diri kita
sendiri. Terutama, jika hal tersebut berhubungan dengan perasaan. Kita
sering menyalahkan diri sendiri mengapa merasakan suatu perasaan yang
dirasa tidak tepat."Mengkritik dan menyalahkan diri sendiri atas perasaan
yang dialami adalah seperti menyalahkan tubuh yang memiliki suhu
badan. Itu semua di luar kendali Anda," ungkap Tina Gilberston,
psikoterapis dari Denver, Amerika Serikat. "Kita terkadang berpikir
bahwa kita harus mengatasi emosi dan perasaan yang dimiliki, namun jika
Anda pikirkan baik-baik, hal itu tidak mungkin. Jika kita bisa memilih
sebuah perasaan, bukankah seharusnya kita bisa bahagia terus menerus?"
kita akan merasa lebih baik, jika menerima semua perasaan yang
berkecamuk dalam diri. Membiarkannya mengalir hingga pulih dengan
sendirinya.

C. PENDEKATAN KOGNITIF

Teori – teori kognitif tentang landasan manusia beragama


bermula dari usaha manusia untuk menjelaskan tentang
pengalaman – pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari –
hati . Menurut Spencer (dalam Meadow dan Kahoe ,1984 ) manusia
sejak jamna dahulu pada dasarnya sangat rasional ,sehingga selalu
berusaha mencari penjelasan dari setia apa yang kita temui
,termasuk pengamalan – pengamalannya sendiri . Salah satu
pengamalan yang menarik perhatian manusia waktu itu adalah
mimpi . Mereka pada umumnya merasa bahwa mimpi merupakan
pengalaman yang riil . Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa
manusia memiliki dua eksistensi , yaitu eksistensi jasmani dan ‘’
bayangan diri ‘’. (shadow self ). Karena seseorang ternyata dapat
bermimpi tentang orang yang setelah mati ,maka diambil
kesimpulan bahwa setelah mati ‘bayangan diri ‘’ itu tetap hidup di
dalam kondisi yang lain .

Agama sangat berkaitandengan perkembangan kognitif


sesorang . Agama mampu memberikan jawaban terhadap
pertanyaan – pertanyaan yang muncul berkaitan dengan masalah
keterbatsan manusia , karena pikiran manusia mampu melewati
batsan – batasan situasi . David Elkind (dalam Hood ,dkk 2009 )
menganalisis agama sesuai dengan perkembangan kognitif dalam
menganalisis Piaget . Dia mengatakan bahwa agama sesuai melihat
agama sebagai akibat yang normal dan natural dari proses
perkembangan kognitif . Dengan mengacu pada teori
perkembangan kognitif Jean Piaget ,Elkind menjelaskan empat
komponen dasar dari inteligensi, yaitu : conservasion ,
representation ,searvh for relation ,search for relation ,search for
comprehension .

Conservation menurut Elkind diartikan sebagai pencarian


selama hidup terhadap sesuatu yang permanen (tetap)di tengah –
tengah dunia yang selalu berubah . Permanen artinya bahwa
sesuatu itu ada meskipun tidak tampak / hadir secara fisik . Pada
usia dua tahun ,seorang anak telah memahami bahwa meskipun
ibunya tidak di rumah , tetapi masih tetap ada karena sebentar lagi
pasti akan kembali . Anak akan menjadi ketakutan yang luar biasa
kalau tahu bahwa ibunya ‘’ tidak ada ‘’. Demikian juga seorang
dewasa yang orang tuanya meninggal dunia akan mengalami
kebingungan ,kalau seandainya tidak ada ajaran agama yang
menyebutkan bahwa meskipun seseorang tidak ada didunia ,ia
tetap akan ada di alam lain . Bahkan dengan adanya keyakinan
bahwa Tuhan itu kekal dan abadi ,seseorang akan merasa
tenang ,walaupun mahluk yang hidup di dunia selalu silih berganti .
Jadi dengan ajaran agama ,prinsip object permanence tetap dapat
dipertahankan .

Prinsip representation menyebutkan bahwa pikiran manusia


selalu berusaha membuat symbol – symbol yang mewakili sesuatu
dalam realitas . Seorang anak mulanya belajar untuk mengerti
bahwa ucapan’’ ibu ‘’ merupakan symbol verbal dari seorang sosok
yang sangat dibutuhkan . Ketika dia membutuhkan sosok itu dan
dia mengucapkan kata ‘’ibu’’ ,ternyata figur itu datang .
Kedatangan figure itu merupakan penguatan dari konsep anak
bahwa kata ‘’ibu’’merupakan symbol dari sosok itu . Menurut
Elkind ,representasi merupakan alat kognitif yang sangat kuat yang
secara instrinsik membawa manusia kepada perspektif agama
,karena sebagian besar ajaran – ajaran agama berisi symbol –
symbol yang merepresentasikan realitas spiritual di dunia fisik .
Prinsip search for relation yaitu pencarian adanya hubungan –
hubungan juga merupakan komponen dasar dari perkembangan
kognitif . Di sini seseorang selalu berusaha memahami keterkaitan
antara hal yang satu dengan yang lain . Seorang anak mula – mula
akan memahami hubunganya dengan manusia lain seeprti orang
tua , kelurga ,teman ,atau hewan dan benda – benda di sekitarnya .
Dengan semakin meningkatnya usia , terutama karena pengaruh
pendidikan dan pengalaman ,maka pemahaman seseorang tentang
keterkaitan hal yang satu dengan yang lain di dunia ini menjadi
meningkat . Dari pemahaman di dalam kelurga ,teman sebaya
,masyarakat ,neagra ,dunia dan bahkan alam semesta . Pencarian
adanya kaitan – kaitan ini terus berkembang ,karena sesorang
selalu ingin tahu tempat kedudukanya ditengah dunia dan alam
semesta . Di sini agama dapat memberikan jawaban yang sangat
memuaskan . Bahkan seseorang dapat memilki makna eksitensial
yang disebabkan karena tidak mengetahui keterkaitannya dengan
yang lain .

Jadi agama juga memberikan jawaban pada komponen


perkembangan kognitif yaitu perjuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang menyeluruh (search for comprehension )
.Teologi yang diajarkan pada agama dapat membuat seseorang
memilki pemahaman yang global tentang segala sesuatu dalam
kehidupan di dunia dan alam semesta . Oleh karena itu Angyal
(dalam Spilka 1985) menyebutkan agama sangat positif yaitu
sebagai : ‘’sikap partisipatif dalam kehidupan dalam kehidupan di
alam semesta yang penuh dengan makna ‘’. Bahkan Alfred Adler
mengatakan bahwa ide tentang Tuhan sangat erat kaitannya
dengan keinginan manusia untuk mencapai kesempurnaan .
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk


mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja
mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan
memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan
benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Sedangkan
Pendekatan behavioral. Menurut pendekatan ini berpandang bahwa manusia
adalah agen positif yang tidak hanya bergantung pada pengaruh lingkungan, tetapi
sekaligus sebagai produser dan produk dari lingkungannya. Artinya, perilaku
manusia itu sangat ditentukan oleh lingkungan tetapi juga akhirnya manusia bisa
menciptakan lingkungannya. Teori – teori kognitif tentang landasan manusia
beragama bermula dari usaha manusia untuk menjelaskan tentang pengalaman –
pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari – hati . Menurut Spencer (dalam
Meadow dan Kahoe ,1984 ) manusia sejak jamna dahulu pada dasarnya sangat
rasional ,sehingga selalu berusaha mencari penjelasan dari setia apa yang kita
temui ,termasuk pengamalan – pengamalannya sendiri .

DAFTAR PUSTAKA

Subandi,2013. Psikologi agama dan kesehatan mental.yogyakarta :


pustaka belajar

Anda mungkin juga menyukai