PENDEKATAN
Dosen Pengampu: Permata sari M.Pd
Disusun oleh :
KELOMPOK 3 (BKI E)
NURSIDA (1841040366)
Puji dan syukur kehadirat Allah YangMaha Kuasa yang mana atas berkat rahmat,
karunia serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“pandangan agama menurut berbagai pendekatan” ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW., serta
keluarganya hingga akhir zaman. Aamiin.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang
telahmembantu dan membimbing dalam menyusun makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan dari makalah ini, karena
itu kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita bersama.
Kami sudah berusaha untuk memperbaikikualitas isi maupun penampilan fisik dan
hal lainnya dalam makalah ini, namun kekurangan tentu masih ada. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami harapkan utuk perbaikan selanjutnya.
JUDUL.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuanpenulisan
C. Ruang lingkup masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan humanistik
B. Pendekatan behavioristik
C. Pendekatan kognitif
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiamna Pandangan agama menurut pendekatan humanistik?
2. Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan behaviorisme ?
3. Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan kognitif?
C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan bagaimana Pandangan agama menurut pendekatan
humanistik
2. Menjelaskan Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan
behaviorisme
3. Bagaimana pandangan agama menurut pendekatan kognitif
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN HUMANISTIK
1. Pemikiran sehat
Pribadi sehat adalah pribadi yang ego-nya berfungsi secara penuh, serasi antara
fungsi id, ego, dan superego. Struktur kepribadian manusia terdiri atas tiga
komponen pokok, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga dimensi tersebut saling
berhubungan, walaupun masing-masing memiliki sifat, fungsi, tujuan, dan
kedudukan yang berbeda.
Apabila ego ini berfungsi dengan penuh, maka akan bisa menyerasikan fungsi id
dan superego yang selalu berlawanan. Kalau fungsi id, ego dan superego
berfungsi secara serasi maka orang akan terbebas dari kecemasan realita,
neurotik, dan moral (Corey, 1996:95).
Pendekatan ini memandang bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang
terbebas dari kecemasan, yaitu kecemasan neurotic
Pendekatan terapi terpusat pada pribadi. Pendekatan ini berpandangan bahwa
pribadi sehat adalah pribadi yang berfungsi secara penuh, dan kongruen.
Pendekatan gestalt. Pendekatan ini berpandangan bahwa pribadi yang sehat
itu adalah pribadi yang memilki kesadaran yang meningkat, kepemilikan
pengalaman, berpuas diri dengan kebutuhan sendiri dengan tidak harus
melanggar hak orang lain, bertanggung jawab,
Pendekatan gestalt. Pendekatan ini berpandangan bahwa pribadi yang sehat
itu adalah pribadi yang memilki kesadaran yang meningkat, kepemilikan
pengalaman, berpuas diri dengan kebutuhan sendiri dengan tidak harus
melanggar hak orang lain, bertanggung jawab
B. PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
pendekatan Behvioristik ini adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi proses
belajar dalam diri siswa. Pelopor-pelopor pendekatan Behavioristik pada
dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa banyak perilaku manusia
merupakan hasil suatu proses belajar dan karena itu perilaku tersebut dapat
diubah dengan belajar juga. Pendekatan Behavioristik ini berpangkal pada
beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah
dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :
1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.
Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat
atau salah. Berdasarkan bekal keturunan atau pembawaan dan berkat
interaksi antara bekal keturunan dan lingkungan, terbentuk pola-pola
bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas dari kepribadiannya.
2. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri,
menangkap apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol
perilakunya sendiri.
3. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola
tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar.
4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun
dipengaruhi oleh perilaku orang lain.
1. Pemikiran sehat
adalah pemikrian sehat terhadap diri sendiri yaitu pribadi yang bisa mengatur diri
dalam hubungan dengan diri sendiri yang memiliki ciri kepribadian pokok,
yaitu (1) memiliki ego berfungsi penuh, dan serasi antar fungsi id, ego, dan
super ego, (2) merasa bebas dari kecemasan, (3) memiliki keterbukaan
terhadap pengalaman, (4) percaya diri, (5) sumber evaluasi internal, (6)
kongruensi, (7) menerima pengalaman dengan bertanggung jawab, (8)
memiliki kesadaran yang meningkat untuk tumbuh secara berlanjut, (9)
merasa tidak terbelenggu oleh ide yang tidak rasional (tuntutan kemutlakan),
dan (10) menerima diri sendiri.
seperti bebas dari kecemasan-kecemasan merupakan salah satu kondisi
hidup manusia sebagai bagian dari ujian Allah. Oleh karena itu, manusia harus
menghadapi nya dengan mempersiapkan diri. Kecemasan dapat mengganggu
stabilitas kepribadian manusia. Allah memberikan petunjuk menghadapi
kecemasan dengan firman-Nya:
Dan cara mengatasi kecemasan itu adalah dengan (1) beriman kepada
Allah, (2) beramal saleh, (3) melakukan salat secara konsisten, (4)
menunaikan zakat, dan berzikir kepada Allah swt.
2. Pemikiran tidak
sehat
Contohnya seperti :
- Bermalas-malasan
kadang memang menyenangkan, maka tak heran kita cenderung menunda
suatu pekerjaan. Namun, perlu diketahui, saat Anda menunda pekerjaan,
hal tersebut hanya akan menambah stres dan beban Anda nantinya.ex
“Saya akan kerjakan nanti."
- Mementingkan diri sendiri adalah hal yang egois
Tak dapat dipungkiri, kita sering merasa bersalah jika menempatkan
kepentingan diri sendiri di atas orang lain. Tapi, perlu diketahui bahwa di
banyak kesempatan Anda harus memikirkan diri sendiri terlebih dahulu.
Bukan berarti Anda egois, ini adalah bentuk mencintai dan menghargai
diri sendiri, bahwa kesehatan pikiran Anda adalah nomor satu.
- Berpikir Kehidupan mereka lebih baik dari kehidupan saya.
Hal ini sering terjadi pada kita semua, terutama dengan pengaruh sosial media
yang menampakkan seolah kehidupan tampak sempurna dan
membahagiakan.
- Seharusnya saya tidak merasakan hal seperti ini
Terkadang kita tak sadar, bahwa pengkritik terbesar diri adalah diri kita
sendiri. Terutama, jika hal tersebut berhubungan dengan perasaan. Kita
sering menyalahkan diri sendiri mengapa merasakan suatu perasaan yang
dirasa tidak tepat."Mengkritik dan menyalahkan diri sendiri atas perasaan
yang dialami adalah seperti menyalahkan tubuh yang memiliki suhu
badan. Itu semua di luar kendali Anda," ungkap Tina Gilberston,
psikoterapis dari Denver, Amerika Serikat. "Kita terkadang berpikir
bahwa kita harus mengatasi emosi dan perasaan yang dimiliki, namun jika
Anda pikirkan baik-baik, hal itu tidak mungkin. Jika kita bisa memilih
sebuah perasaan, bukankah seharusnya kita bisa bahagia terus menerus?"
kita akan merasa lebih baik, jika menerima semua perasaan yang
berkecamuk dalam diri. Membiarkannya mengalir hingga pulih dengan
sendirinya.
C. PENDEKATAN KOGNITIF
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA