Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KECERDASAN SPIRITUAL ATAU SPIRITUAL


QOUTIENT (SQ)
Guna Memenuhi Tugas Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5)

DISUSUN OLEH :
1. LUTVINA DEVI (25)
2. MAEVA WULANDARI (26)
3. MAILA CHUSNUL AMALIA (27)
4. MARCELLINA WIDI SUSANTI (28)
5. MAY LINA IKA SAPUTRI (29)
6. MAYZURA FARAHIZA (30)

SMK NEGERI 02 BLITAR


TAHUN PELAJARAN 2023-2024
1
DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 3
2. Rumusan Masalah 4
3. Tujuan 4

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian SQ 5
2. Ciri-Ciri SQ 7
3. Faktor-Faktor SQ 10
4. Cara – Cara Meningkatkan SQ 13

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan 15
2. Saran 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
SQ diperoleh dari pengalaman hidup seseorang. Salah satu
cara untuk memperolehnya adalah dengan pemahaman yang
mendalam dalam karya sastra. Karya sastra tidak pernah
berangkat dari imajinasi semata tanpa pelibatan latar belakang
kehidupan penulis. Penulis selalu melibatkan pengalaman
batinnya (EQ) maupun apa yang diyakininya yakni pelibatan
nilai-nilai dan moral (SQ) dalam karyanya. Dari sastra itulah
penulis mencoba mentransformasikan pengalaman batin berikut
nilai-nilai kepada pembacanya.

Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipadukan


dengan kenyataan sosial yang ada di sekitar pengarang atau
tidak lepas dari pengaruh lingkungan dimana lingkungan itu
tumbuh. Karya sastra tercipta dalam rangka merefleksikan apa
yang dirasakan dan dialami oleh pengarang di lingkungan
dimana pengarang hidup dan bersosialisasi. Oleh karena itu,
sebuah cipta sastra mengungkap tentang masalah-masalah
manusia (Esten,
1998: 8).

3
2. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Kecerdasan Spiritual atau Spiritual
Quotient (SQ)
2. Ciri-ciri dan Karakteristik Orang Yang Memiliki Kecerdasan
Spiritual atau Spiritual Quotient
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual atau
Spiritual Quotient (SQ)
4. Cara-Cara Meningkatkan Kecerdasan Spiritual atau Spiritual
Quotient (SQ)

3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Kecerdasan Spiritual atau
Spiritual Quotient (SQ)
2. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri dan Karakteristik Orang Yang
Memiliki Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ)
3. Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ)
4. Untuk Mengetahui Cara-Cara Meningkatkan Kecerdasan
Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ)

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KECERDASAN SPIRITUAL ATAU SPIRITUAL


QUOTIENT(SQ)
Kecerdasan ini pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall.
Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut God Spot. Mulai popular pada
awal abad ke-21. Kecerdasan inilah yang menurut para pakar sebagai penentu
kesuksesan seseorang. Kecerdasan spiritual diyakini sebagai kecerdasan yang paling
utama dibandingkan dangan berbagai kecerdasan yang lain. Kata kecerdasan ini
berasal dari kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti
sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam
pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya. Kecerdasan dapat diartikan pula
sebagai Properti dari pikiran yang mencakup banyak kemampuan mental yang terkait,
seperti kapasitas untuk berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir
abstrak, memahami gagasan dan bahasa, dan belajar.

Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :


1. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
2. Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan
yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan seseorang
untuk memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara
efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa
pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional. Selain
itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami,
melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap masalah dalam berbagai situasi.

5
Gregory: Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan
masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan
budaya tertentu.
C. P. Chaplin: Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan
diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif.
Anita E. Woolfolk: Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan
pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru
atau lingkungan pada umumnya.

Sedangkan Kata spiritual sendiri memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata
ini berasal dari bahasa latin, spiritus yang berarti napas. Spiritual berarti pula segala
sesuatu di luar fisik, ternasuk pikiran, perasaan, dan karakter manusia. Kecerdasan
spiritual berarti kemampuan seseorang untuk dapat mengenal dan memahami diri
seseorang sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam
semesta. Kecerdasan ini terutama berkaitan dengan abstraksi pada suatu hal di luar
kekuatan manusia yaitu kekuatan penggerak kehidupan dan semesta. SQ menjadi
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dan mensinegrikan IQ dan EQ secara
integral, efektif dan menyeluruh. Melalui SQ, pemikiran, perilaku dan hidup manusia
diberi makna dan bermuatan makna spiritual.

Menurut Danah Zohar (Havard University) dan Ian Marshall (Oxford University)
mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai kecerdasan untuk menghadapi
persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
dalam konteks makna yang lebih luas, kaya dan mendalam; kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan
orang lain. Pandangan lain juga dikemukakan oleh Muhammad Zuhri, bahwa SQ
adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan.
Asumsinya jika hubungan seseorang dengan Tuhan berjalan baik, maka bisa
dipastikan hubungan dengan sesame manusiapun akan baik pula.
Pendapat Zohar dan Marshall ini sejalan dengan Abdul wahid Hasan (2006:27) yang
mengemukakan bahwa: “Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang digunakan
untuk menyelesaikan permasahan hidup yang dihadapi, manusia dituntut untuk kreatif
mengubah penderitaan menjadi semangat (motivasi) hidup yang tinggi sehingga

6
penderitaan berubah menjadi kebahagiaan hidup. Manusia harus mampu menemukan
makna kehidupannya”.
Selanjutnya menurut Marsha Sinetar (2001:9) menyatakan: kecerdasan spiritual
adalah pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, dan efektivitas yang lebih baik.
Aribowo dan Irianto (2003:xiv) menyatakan: kecerdasan spiritual berarti kemampuan
kita untuk dapat mengenal dan memahami diri kita sepenuhnya sebagai makhluk
spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasan
spiritual berarti kita memahami sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang kita
jalani.

Pendapat lain dari Prof David Spiegel dikutip oleh Abdul Wahid Hasan
(2006:42): kecerdasan spiritual adalah pengingat yang lembut bahwa menjadi spiritual
itu cerdas. Kemudian pendapat Tanis Helliwell yang dikutip oleh Abdul Wahid
(2006:41): bahwa dengan memiliki SQ (spiritual quotient), tingkat kesuksesan hidup
seseorang dapat meningkat. Pendapat ini sejalan dengan Sukidi (2004:49) yang
menyatakan, kecerdasan spiritual dapat menimbulkan gagasan, energi, nilai, visi dan
dorongan sehingga kehidupan seseorang dapat lebih baik. Richard A. Bowell
(2006:18) menyatakan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang digunakan
untuk mengembangkan tingkat diri dalam mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan
menjadi lebih kreatif dalam hidup.

2. CIRI-CIRI DAN KARAKTERISTIK KECERDASAN SPIRITUAL


ATAU SPIRITUAL QUOTIENT (SQ)
Sedangkan Menurut Abdul Wahid (2006:69-71) beberapa ciri-ciri orang yang
memiliki kecerdasan spiritual adalah :
1) Memiliki prinsip dan pegangan hidup yang jelas dan kuat yang berpijak
pada kebenaran universal baik berupa kasih sayang, keadilan, kejujuran,
toleransi, integritas dan lain-lain. Semua itu menjadi bagian terpenting
dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan. Dengan prinsip hidup yang
kuat, ia menjadi orang yang betul-betul merdeka dan tidak diperbudak
oleh siapapun.
2) Memiliki kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
dan memiliki kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.

7
Berbagai penderitaan, halangan, rintangan, dan tantangan yang hadir
dalam kehidupan dihadapi dengan senyuman dan keteguhan hati, karena
itu semua adalah bagian dari proses menuju kematangan kepribadian
secara umum, baik moral dan spiritual.
3) Mampu memaknai pekerjaan dan aktivitasnya dalam kerangka dan
bingkai yang lebih luas dan bermakna. Sebagai apapun profesinya,
sebagai presiden, menteri, dokter, dosen, bahkan nelayan, petani, buruh,
atau tukang reparasi mobil, sepeda motor hingga tukang tambal ban,
tukang sapu dan lain-lain, ia akan memaknai semua aktifitas yang dijalani
dengan makna yang luas dan dalam. Dengan motivasi yang luhur dna
suci.
4) Memiliki kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi. Apapun yang
dilakukan, dilakukan dengan penuh kesadaran.

Sinetar (2001 dalam Safaria, 2007) menjelaskan beberapa karakteristik seseorang


yang memiliki potensi kecerdasan spiritual yang tinggi. Adapun karakteristik tersebut
antara lain adalah:

1. Memiliki kesadaran diri yang mendalam dan intuisi yang tajam

Ciri utama munculnya kesadaran diri yang kuat pada seseorang adalah ia
memiliki kemampuan untuk memahami dirinya sendiri serta memahami
emosi-emosinya yang muncul, sehingga mampu berempati dengan apa yang
terjadi pada orang lain. Selain itu seseorang juga memiliki intuisi yang tajam
sehingga ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilakunya sendiri.
Disamping itu seseorang juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan
kemauan yang keras untuk mencapai tujuannya serta memiliki keyakinan dan
prinsip-prinsip hidup.

2. Memiliki pandangan yang luas terhadap dunia dan alam


Seseorang melihat dirinya dan orang lain saling terkait, menyadari bahwa
bagaimanapun kosmos ini hidup dan bersinar sehingga seseorang dapat
melihat bahwa alam adalah sahabat manusia, muaranya ia memiliki perhatian
yang mendalam terhadap alam sekitarnya, dan mampu melihat bahwa alam
raya ini diciptakan oleh zat yang Maha Tinggi, yaitu Tuhan.
3. Memiliki moral yang tinggi dan kecenderungan merasa gembira

8
Seseorang memiliki moral yang tinggi, mampu memahami nilai-nilai kasih
sayang, cinta, penghargaan kepada orang lain, senang berinteraksi, cenderung
selalu merasa gembira dan membuat orang lain gembira.

4. Memiliki pemahaman tentang tujuan hidupnya


Seseorang dapat merasakan arah nasibnya, melihat berbagai kemungkinan,
seperti cita-cita yang suci diantara hal-hal yang biasa. Memiliki keinginan
untuk selalu menolong orang lain, menunjukkan rasa kasih sayang terhadap
orang lain, dan pada umumnya memiliki kecenderungan untuk mementingkan
kepentingan orang lain.
5. Memiliki pandangan pragmatis dan efesien tentang realitas
Seseorang memiliki kemampuan untuk bertindak realistis, mampu melihat
situasi sekitar, dan mau perduli dengan kesulitan orang lain.

Menurut Robert A. Emmons (dalam Saifullah, 2005) menjelaskan lima


karakteristik orang yang cerdas secara spiritual yaitu:

 Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material. Seseorang


menyadari bahwa kehadiran dirinya di dunia merupakan anugerah dan
kehendak Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan selalu hadir dalam
kehidupannya. Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang
memuncak. Seseorang menyadari bahwa ada dunia lain di luar dunia
kesadaran yang ditemuinya sehari-hari sehingga ia meyakini bahwa Tuhan
pasti akan membantunya dalam menyelesaikan setiap tantangan yang sedang
dihadapinya. Dengan demikian, ia terhubung dengan kesadaran kosmis di luar
dirinya.
 Kemampuan mensakralkan pengalaman sehari-hari. Ciri ketiga ini, terjadi
ketika kita meletakkan pekerjaan biasa dalam tujuan yang agung dan mulia.
Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat
menyelesaikan masalah dan kemampuan untuk berbuat baik. Orang yang
cerdas secara spiritual, dalam memecahkan persoalan hidupnya selalu
menghubungkannya dengan kesadaran nilai yang lebih mulia daripada sekadar
menggenggam kalkulasi untung rugi yang bersifat materi.

9
 Memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan. Seseorang tidak
akan kehilangan pijakan kakinya di bumi realitas, hal ini ditunjukkan dengan
menebar kasih sayang pada sesama.

Sedangkan menurut Zohar dan Marshal (2001), karakteristik seseorang yang


kecerdasan spiritualnya telah berkembang dengan baik adalah seseorang yang
memiliki kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif), memiliki
tingkat kesadaran yang tinggi (self awareness), memiliki kemampuan untuk
menghadapi dan memanfaatkan penderitaan; memiliki kemampuan untuk menghadapi
dan melampaui rasa sakit, memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-
nilai, selalu berusaha untuk tidak menyebabkan kerugian bagi diri sendiri, orang lain
dan alam sekitar; berpandangan holistik dalam menghadapi suatu permasalahan
hidup, kecenderungan untuk bertanya mengapa dan bagaimana jika untuk mencari
jawaban yang mendasar, serta memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki


kecerdasan spiritual adalah orang yang dalam hidupnya bersikap jujur, penuh energi,
memiliki motivasi yang tinggi, spontan, tidak penuh curiga, terbuka menerima hal-hal
baru, senang belajar, mudah memaafkan, tidak mendendam, berani mencoba hal-hal
baru serta tidak mudah putus asa jika mengalami atau menghadapi kegagalan dalam
kehidupan berkeluarga dan berorganisasi.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN


SPIRITUAL ATAU SPIRITUAL QUOTIENT(SQ)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual menurut :
 Agustian adalah yang pertama, inner value (nilai-nilai spiritual dari dalam)
yang
berasal dari dalam diri (suara hati), seperti keterbukaan, tanggung jawab,
kepercayaan, keadilan, dan kepedulian sosial. Faktor kedua, drive yaitu dorongan
dan usaha untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan. Agustian juga menyatakan
ada 6 prinsip dalam kecerdasan spiritual berdasarkan rukun iman, yaitu :
A. Prinsip bintang berdasarkan iman kepada Allah SWT. Yaitu kepercayaan atau
keimanan kepada Allah SWT. Semua tindakan hanya untuk Allah SWT, tidak
mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri.
B. Prinsip malaikat berdasarkan iman kepada Malaikat. Semua tugas

10
dilakukan dengan disiplin dan sebaik-baiknya sesuai dengan sifat malaikat
yang dipercaya oleh Allah SWT untuk menjalankan segala perintah-Nya.
C. Prinsip kepemimpinan berdasarkan iman kepada rasul. Seorang pemimpin
harus memiliki prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang
sejati. Seperti halnya Rasuluallah SAW, seorang pemimpin sejati yang
dihormati oleh semua orang.
D. Prinsip pembelajaran berdasarkan iman kepada kitab. Suka membaca dan
belajar untuk menambah pengetahuan dan mencari kebenaran yang hakiki.
Berpikir kritis terhadap segala hal dan menjadikan Alquran sebagai pedoman
dalam bertindak.
E. Prinsip masa depan berdasarkan iman kepada hari akhir. Berorientasi terhadap
tujuan, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Semua
itu karena keyakinan akan adanya hari kemudian dimana setiap individu akan
mendapat balasan terhadap setiap tindakan yang dilakukan.
F. Prinsip keraturan berdasarkan iman kepada qadha dan qadar. Setiap
keberhasilan dan kegagalan, semu merupakan takdir yang telah ditentukan
oleh Allah SWT. Hendaknya berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa
kepada Allah SWT.

 Zohar dan Marshall mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi


kecerdasan spiritual, yaitu :
A. Sel saraf otak
Otak menjadi jembatan antara kehidupan bathin dan lahiriah kita.
Ia mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks, liwes,
adipatif, dan mampu mengorganisasikan diri. Penelitian yang
dilakukan pada era 1990-an dengan menggunakan WEG (Magneto-
Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi sel saraf otak pada
rentang 40 Hz merupakan basis bagi kecerdasan spiritual.
B. Titik Tuhan
Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian
dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika pengalaman
religius atau spiritual berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik
Tuhan atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran biologis yang
menentukan dalam pengalaman spiritual. Namun demikian, titik Tuhan
11
merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual. Perlu adanya
integrasi antara seluruh bagian otak, seluruh aspek dari dan seluruh
segi kehidupan.
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul dari dalam diri
sendiri dengan dorongan usaha dan kebenaran juga faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah sel saraf otak dan titik
Tuhan.
 Faktor - Faktor Lain yang mempengaruhi Kecerdasan Spiritual atau Spiritual
Quotient (SQ) adalah:
1. Factor internal
Spiritual itu adalah jiwa atau ruh. Jadi pribadi sendiri akan
mempengaruhi kecerdasan spiritual itu sendiri. Karena jika dalam diri
kita tak ada sidikitpun ruh yang ingin memaknai sebenarnya apa hidup
itu, maka SQ itu akan sulit untuk ada. Meskipun lingkungan
mendukung.
2. Factor eksternal
A. Lingkungan keluarga.
Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Untuk itu segala
kecerdasan bermula dan dipengaruhi oleh keluarga. Begitu juga
dengan SQ anak. Keluarga berpengaruh besar dalam membentuk SQ
anak.
B. Lingkungan sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang juga mempengaruhi
SQ anak. Karena disekolah ini anak banyak memperoleh
pengetahuan. Tak hanya pengetahuan tapi juga nilai. Jika guru
memberi nilai kehiduan yang baik, maka itu akan membuat SQ anak
akan baik. Sehingga anak mampu memaknai hidupnya dengan baik.
Disamping itu semua pihak sekolah bekerja sama dalam memberikan
pengetahuan yang mampu meningkatkan kecerdasan anak.
C. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi terhadap SQ anak.
Karena anak disamping tinggal dilingkungan keluarga, anak juga
hidup dalam masyarakat. Jika masyarakat mempunyai budaya atau
12
kebiasaan yang baik maka anak akan terbiasa juga untuk melakukan
hal –hal yang baik. Sehingga secara tak langsung SQ anak akan
muncul dan berkembang. Contohnya masyarakat yang selalu
melakanakan kewajiban agama, masyarakat yang selal menjaga
hubungan baik dengan orang-orang yang berada disekitar mereka.

4. CARA-CARA MENINGKATKAN KECERDASAN


SPIRITUAL ATAU SPIRITUAL QUATIENT (SQ)
Menurut Zohar dan Marshall (2002:231) tujuh langkah praktis mendapatkan
kecerdasan spiritual lebih baik adalah dengan cara :
1. Menyadari di mana saya sekarang.
2. Merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah.
3. Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi saya yang paling
dalam.
4. Menemukan dan mengatasi rintangan.
5. Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju.
6. Menetapkan hati saya pada sebuah jalan.
7. Tetap menyadari bahwa ada banyak jalan.

Pendapat ini sejalan dengan Prof. Dr. Khalil Khavari dikutip Abdul Wahid
(2006:85-91) adalah sebagai berikut:
1. Mulailah dengan banyak merenungkan secara mendalam persoalan-persoalan
hidup yang terbaik, baik di dalam diri sendiri, termasuk yang terjadi di luar
diri sendiri. Perenungan bisa dilakukan di tempat-tempat sunyi sehingga lebih
memungkinkan kepada otak untuk bekerja secara efektif dan maksimal.
2. Melihat kenyataan-kenyataan hidup secara utuh dan menyeluruh. Adapun
yang dialami baik kesedihan dan penderitaan haruslah diletakkan dalam
bingkai yang lebih bermakna. Dengan demikian jika datang penderitaan. Kita
akan melewati dengan ketenangan dan kesebaran.
3. Mengenali motif diri, motif atau tujuan yang kuat akan memiliki implikasi
yang kuat bagi seseorang dalam mengarungi kehidupan, sebab motif
merupakan energi yang sangat luar biasa yang menggerakkan potensi diri.

13
Empat langkah mengasah kecerdasan spiritual menurut sukidi (2004:99) adalah:
1. Kenalilah Diri Anda. Orang yang sudah tidak bisa mengenal dirinya sendiri
akan mengalami krisis makna hidup maupun krisis spiritual. Karenanya,
mengenali diri sendiri adalah syarat pertama untuk meningkatkan spiritual
quotient.
2. Lakukan Intropeksi Diri. Dalam istilah kagamaan dikenal sebagai upaya
‘pertobatan’, ajukan pertanyaan pada diri sendiri, “sudahkah perjalanan hidup
dan karier saya berjalan atau berada di rel yang bena?”. Barangkali saat kita
melakukan intropeksi, kita menemukan bahwa selama ini telah melakukan
kesalahan, kecurangan, atau kemunafikan terhadap orang lain.
3. Aktifkan Hati Secara Rutin. Dalam konteks beragama adalah mengingat
Tuhan. Karena, Dia adalah sumber kebenaran tertinggi dan kepada Dia-lah kit
akembali. Dengan mengingat Tuhan, maka kita menjadi damai. Hal ini
membuktikan kenapa banyak orang yang mencoba mengingat Tuhan melalui
cara berzikir, tafakur, sholat tahajud, kontemplasi di tempat sunyi,
bermeditasi, dan lain sebagainya.
4. Menemukan Keharmonisan dan Ketenangan Hidup. Kita tidak menjadi
manusia yang rakus akan materi, tapi dapat merasakan kepuasan tertinggi
berupa kedamaian dalam hati dan jiwa, hingga kita mencapai keseimbangan
dalam hidup dan merasakan kebahagian spiritual.

Menurut Tony Buzan (2003:47) beberapa cara mengambangkan kecerdasan


spiritual yaitu: Seseorang harus memahami dirinya sendiri, mengenai bakat, potensi,
kemampuan istimewa yang dimilikinya. Sehingga akan memiliki semangat serta
motivasi yang tinggi. Setelah memahami dirinya, kemudian dia harus
mengembangkan pemahamannya terhadap orang lain. Pemahaman terhadap bakat,
potensi, keunikan orang lain sehingga menimbulkan rasa takjub terhadap orang lain.
Mengembangkan kesadaran keterhubungan terhadap keluarga, masyarakat dan
kehidupan organisasi.

14
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka kami menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang dimiliki setiap manusia untuk
dapat memberikan makna, nilai dan tujuan dalam hidupnya serta meningkatkan
motivasi dalam bekerja sehingga selalu bersemangat karena tidak didasarkan rasa
keterpaksaan melainkan karena ibadah yang hanya semata-mata untuk mengabdikan
diri kepada sang pencipta. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang
memiliki kecerdasan spiritual adalah orang yang dalam hidupnya bersikap jujur,
penuh energi, memiliki motivasi yang tinggi, spontan, tidak penuh curiga, terbuka
menerima hal-hal baru, senang belajar, mudah memaafkan, tidak mendendam, berani
mencoba hal-hal baru serta tidak mudah putus asa jika mengalami atau menghadapi
kegagalan dalam kehidupan berkeluarga dan berorganisasi. Cara mengasah
Kecerdasan Spiritual (SQ) dapat dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung
kitanya. Tapi, satu yang pasti Kecerdasan Spiritual (SQ) harus dilatih / diasah supaya
otak kita tetap bisa digunakan. Kalo diibaratkan barang Otak kita itu harus seperti
pisau makin diasah maka akan semakin tajam.

2. SARAN
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami selaku penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan, supaya kami bisa lebih baik lagi.
Adapun saran yang bisa kami berikan kepada pembaca yang kami peroleh dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

15
1. Sebagai seorang pendidik, kita harus bisa mengembangkan ketiga kecerdasan
itu secara seimbang sehingga memiliki kepribadian yang baik.

2. Untuk siswa itu sendiri dia harus bisa mengembangkan kecerdasan ini supaya
mental dan fisik peserta didik sesuai dengan apa yang dicita-citakan dalam UU
SISDIKNAS.

16

Anda mungkin juga menyukai