Anda di halaman 1dari 23

.

Nama Kelompok 3

1. Gite Riani Fitria (21531057)


2. Pita Purnama Sari (21531113)
3. Prasetia Ferlista (21531114)
4. Rana Meiyanda (21531121)
5. Raudatun Wasiah (21531122)
6. Rinda Rahma Ningsih (21531129)
7. Rio Pujangga (21531130)
8. Yeli Indah Permatasari (21531171)

Pertanyaan !

1. Pengertian Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual


2. Ciri-Ciri Individu Yang Memiliki Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual
3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual
4. Pentingnya Mengasah Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual
6. Ayat Tentang Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual 2 Ayat Dan Hadist

Jawaban
1. Pengertian Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual
Spiritual Intelligence iaah berkorelasi dengan IQ (Intelligence
Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Kecerdasan kecenderungannya
terdiri dari persepsi, intuisi, kognisi, yang berkaitan dengan spiritualitas
dan/atau religiusitas, khususnya modal spiritual. Kecerdasan
Spiritual(Spiritual Quotient disingkat SQ) menurut Zohar adalah
kecerdasan untuk memecahkan tentang makna dan nilai, kecerdasan yang
membuat perilaku dan hidup memiliki konteks makna yang lebih luas,
.

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibanding dengan yang lain.1
Spiritualitas, dalam pengertian yang luas menurut Hasan merupakan
hal yang berhubungan dengan spirit. Sesuatu yang spiritual memiliki
kebenaran abadi yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia, sering
dibandingkan dengan sesuatu yang yang bersifat duniawi dan
sementara.Spiritual intelligence dikonsepkan sebagai suatu evolusi teori
kecerdasan terkini, melengkapi IQ (Intelligence Quotient) dan EQ
(Emotional Quotient) yang lebih dahulu dikembangkan. Jika IQ adalah
parameter kecerdasan logika klasik matematika dan verbal (pemahaman
terhadap dunia fisik/material capital), dan EQ adalah parameter
kemampuan inter-relasi (social capital); maka SQ didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mentranspose dua aspek kecerdasan IQ dan
EQ menuju kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih mendalam hingga
dicapai kedamaian dan keseimbangan lahiriah dan batiniah (spiritual
capital). Secara singkat, IQ adalah bekal untuk menjawab pertanyaan : "apa
yg kupikirkan", EQ untuk "apa yang kurasakan?", sedangkan SQ untuk
menjawab "siapa aku?"Howard Gardner, pencetus teori kecerdasan ganda,
memilih untuk tidak memasukkan Spiritual Intelligence kedalam
“kecerdasan” karena itu menentang kodifikasi ilmiah kriteria yang terukur
(kuantitatif). Sebaliknya, Gardner menyarankan suatu “kecerdasan
eksistensial” yang sesuai. Mitra Gardner telah merespon dengan penelitian
grafik pemikiran eksistensial sebagai dasar spiritualitas. Namun, Gardner
membentuk fondasi ilmiah dalam disiplin teori pendidikan dan
interdisciplinarity, yang mengakibatkan munculnya wacana kecerdasan
spiritual/ Spiritual Intelligence.2

1 Ary, Agustian Ginanjar. ESQ Power Sebuah Inner Journey Mealui Al-Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga,
2007, hlm 99-100
2 Danie, Goleman Daniel. Emotional Inteligence. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, hlm 177-178
.

Spiritual Intelligence adalah fasilitas yang berkembang selama


jutaan tahun yang memungkinkan otak untuk menemukan dan
menggunakan makna dalam memecahkan persoalan. Utamanya persoalan
yang menyangkut masalah eksistensial, yaitu saat seseorang secara pribadi
terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu
akibat penyakit dan kesedihan. Dengan dimilikinya Spiritual Intelligence,
seseorang mampu mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan
masalah tersebut.Spiritual Intelligence memberi sesuatu rasa yang “dalam”
pada diri seseorang menyangkut perjuangan hidup. Spiritual Intelligence
(SI) mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang
diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan
dengan sumber utama dari semua (Tuhan YME), keberhasilan dalam
menemukan makna hidup, menemukan cara moral dan etika untuk
membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kita akan
makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi kita dan dalam
hubunganinterpersonal kita.3
Selanjutnya, Menurut Wilson, “Kecerdasan eksistensial adalah
keterampilan orang dalam mengajukan pertanyaan mendasar tentang
keberadaan atau pertanyaan tentang kompleksitas keberadaan. Secara rinci
dari ungkapan Wilson, Kecerdasan eksistensial merupakan salah satu jenis
kecerdasan yang lebih di dominasi atau terfokus pada diri sendiri, yaitu
berpikir. Dengan kata lain, seseorang cenderung lebih memikirkan dirinya
sendiri dan tentang proses yang ada dan akan terjadi di masa depan.
Dengan kecerdasan eksistensial, seseorang akan dapat menjawab
pertanyaan yang lebih dalam mengenai sebuah eksistensi atau keberadaan
manusia. Orang tidak puas dengan hanya menerima begitu saja

3Cindy, Wigglesworth. Spiritual Intelligence and Why It Matters.Dalam Conscious Pursuits, 2002, hlm
30-31
.

kondisinya, keberadaannya secara otomatis, akan tetapi mencoba


menyadari hal ini dan mencari jawaban terdalam. Berdasarkan ulasan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan eksistensial merupakan
kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang dan berkaitan dengan nilai dan
perilaku. Dimana dalam kecerdasan ini seseorang akan cenderung
memiliki kemampuan berpikir dan merenungkan sesuatu yang hakiki
mengenai kehidupan, kematian dan memaknai setiap peristiwa –peristiwa
yang terjadi di dalam dirinya. dan juga secara singkatnya dinyatakan oleh
(Nuryanto, 2017) bahwa Kecerdasan eksistensial dapat dikatakan sebagai
kecerdasan yang berfungsi sebagai landasan dalam memfungsikan
kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dan dianggap sebagai
kecerdasan tertinggi .4
Selanjutnya, Kecerdasan Eksistensial (Kecerdasan Spiritual) ini
dapat dilihat sejak anak kecil karena anak-anak belum memiliki penyaring
kebudayaan sehingga mereka dapat selalu menerima rahasia-rahasia
kehidupan melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab
oleh orang dewasa. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada
masa kanak-kanak, anak banyak mengajukan berbagai pertanyaan tentang
berbagai hal yang bahkan terkadang tidak pernah terpikirkan oleh anak lain
seusianya. Pertanyaan ini dapat dibuktikan dengan adanya pertanyaan
seperti “kenapa kita harus sembayang, kenapa ada orang baik dan orang
jahat, kenapa meninggal” yang sering diajukan oleh anak-anak.5
Kecerdasan spiritual atau eksistensial adalah kemampuan seseorang
untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai dalam
kehidupan sehari-hari, serta untuk menempatkan perilaku dan kehidupan

4 Nuryanto, S. 2017. Stimulasi Kecerdasan Spiritual Pada Anak Usia Dini Melalui
Kisah. JURNAL INDRIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah
Awal,hal.41–55
5 Syarifah, S. 2019. Konsep Kecerdasan Majemuk Howard Gardner.

SUSTAINABLE: Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 2(2), 176–197.


.

dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.6 Kecerdasan spiritual juga
mencakup kemampuan seseorang untuk berhubungan baik dengan Tuhan,
manusia, alam, dan dirinya sendiri sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya.7 Kecerdasan spiritual adalah kemampuan individu untuk
mengembangkan dan mengintegrasikan dimensi spiritual dalam kehidupan
mereka. Ini melibatkan pemahaman dan kesadaran yang mendalam tentang
nilai-nilai, tujuan hidup, makna eksistensi, dan hubungan dengan yang
lebih tinggi atau transenden. Kecerdasan spiritual melibatkan pemahaman
tentang diri sendiri, orang lain, dan alam semesta dalam konteks
spiritualitas. 8
Kecerdasan spiritual melibatkan pemahaman bahwa ada aspek
kehidupan yang lebih dalam dari sekedar materi dan fisik. Ini melibatkan
kesadaran bahwa ada kekuatan dan energi yang lebih besar di luar diri kita
yang dapat mempengaruhi dan memberi makna pada kehidupan kita. Ini
juga melibatkan pemahaman tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang
mendasari kehidupan kita, serta kemampuan untuk mengintegrasikan dan
mengamalkannya dalam tindakan sehari-hari.9 Kecerdasan spiritual tidak
hanya terkait dengan agama tertentu, tetapi dapat ditemukan dalam
berbagai tradisi keagamaan dan filosofis. Ini melibatkan pemahaman dan
eksplorasi tentang pertanyaan eksistensial, seperti tujuan hidup, arti
kehidupan, dan hubungan kita dengan yang lebih tinggi atau transenden.
Kecerdasan spiritual dapat dikembangkan melalui berbagai cara, termasuk
refleksi diri, meditasi, doa, praktik spiritual, pembelajaran, dan
pengalaman hidup. Ini melibatkan pengembangan kesadaran diri yang

6 Suharso dan Ana Retno Ningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : BalaiPustaka, 2011), h.208.
7 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan SpiritualEsq, (Jakarta:
Agra, 2010), h.36
8 Abd. Wahab Dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual,(Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), h. 47
9 Bambang Q-Anees Dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran,(Bandung: Siombisa Rekatama

Media, 2009), h.16


.

mendalam, pemahaman nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari


kehidupan kita, penerapan praktik-praktik spiritual dalam kehidupan
sehari-hari. Manfaat kecerdasan spiritual termasuk meningkatkan kualitas
hidup, memberikan pandangan yang lebih luas dan makna pada
pengalaman hidup, membantu dalam menghadapi tantangan dan
perubahan hidup, serta memperkuat hubungan dengan diri sendiri, orang
lain, dan alam semesta. Penting untuk diingat bahwa pengertian dan praktik
kecerdasan spiritual dapat bervariasi antara individu dan budaya, dan setiap
individu memiliki cara unik dalam mengembangkan dan menggabungkan
dimensi spiritual dalam kehidupan mereka.10

2. Ciri-Ciri Individu Yang Memiliki Kecerdasan Eksistensial Atau


Spiritual
Berdasarkan teori Zohar dan Marshall dan Sinetar. Berikut ciri-ciri
kecerdasan spiritual sebagai berikut :
1) Mempunyai kesadaran diri.
2) Mempunyai visi.
3) Fleksibel.
4) Berpandangan holistik.
5) Melakukan perubahan.
6) Sumber inspirasi.
7) Refleksi diri.11
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual mempunyai peranan
penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Adapun indikator
atau ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual antara lain:
a. Merasakan kehadiran Allah.

10Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),h. 406
11da Daudiah dan Feryana Dwi Rahayu, Hubungan Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) dengan Kenakalan
Remaja pada Siswa SMK Negeri Tutur Kabupaten Pasuruan, Vol. 2, No. 1,Jurnal Psikologi, 2013, hal.33
.

b. Memiliki Prinsip Hidup yang Jelas.


c. Selalu Berdzikir dan Berdoa kepada Allah.
d. Sabar.
e. Cenderung Pada Kebaikan12
Ciri-ciri kecerdasan spiritual, di antaranya yaitu sebagai berikut:
a. Adanya kesadaran dalam diri yang mendalam.
b. Adanya pandangan luas terhadap dunia dengan melihat diri sendiri dan
orang disekitarnya terkait.
c. Memiliki nilai-nilai yang mulia.
d. Memahami kesadaran yang tinggi tentang tujuan hidup.
e. Tidak merasa puas dengan apa yang diperolehnya.
f. Selalu memiliki gagasan yang segar.
g. Adanya pandangan pragmatis dan efesien terhadap realitas.
h. Menghindari hal-hal yang dianggap kurang perlu dan bahkan menyita
waktunya.13
Karakteristik Kecerdasan Spiritual Umumnya, seseorang yang
memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Memiliki kesadaran diri, mengetahui apa yang menjadi nilai dalam
hidupnya, apa yang dia percayai, dan apa yang memotivasinya
b. Mampu mengatasi masalah sesuai prinsip dan keyakinan yang
dipegangnya Menghargai keberagaman dan menolak untuk
melakukan kekerasan pada orang lain
c. Merasa butuh memahami akar persoalan dan memiliki
kecenderungan untuk mengajukan pertanyaan dasar

12 Sri Handayani, Kecerdasan Spiritual dan Prestasi Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Godean),
Vol. 3 No. 2, Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2019, hal. 293-294
13 Yazidul Busthomi, dkk, Pendidikan Kecerdasan Spiritual dalam

Al-Qur’an Surat Al-Luqman, Volume 1, Nuomor 2, Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam, hal. 163-164
.

d. Mampu menyadari hubungan antara objek dan berbagai fenomena


yang sedang terjadi
e. Mampu memiliki dan berpegang teguh pada keyakinan sendiri yang
mungkin berbeda dari kebanyakan orang
f. Memiliki respons dan manajemen stres yang lebih baik14

Sementara, seorang pakar spiritualitas mendefinisikan kecerdasan


spiritual sebagai kemampuan menggunakan spiritualisme untuk mencapai
tujuan dan memecahkan suatu masalah. Menurutnya, kecerdasan spiritual
terdiri dari empat kemampuan berikut:

a. Memiliki kesadaran diri yang baik


b. Mampu mengambil manfaat dan makna dari pengalaman sehari-hari
c. Mampu memanfaatkan sumber daya spiritual untuk memecahkan
masalah
d. Berbudi luhur15
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi berani menghadapi ujian
dan mampu melepaskan hal-hal yang bersifat duniawi. Mereka juga mampu
berpikir secara holistik dan memiliki tujuan hidup yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Individu yang memiliki kecerdasan spiritual
memiliki sifat fleksibel, tingkat kesadaran diri yang tinggi, dan kemampuan
untuk menghadapi dan memanfaatkan persoalan makna kehidupan.16
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual mampu menghubungkan
persoalan hidupnya dengan makna secara spiritual agar langkah-langkahnya
lebih matang dan bermakna dalam kehidupan. Individu yang memiliki
kecerdasan spiritual memiliki kemampuan untuk mendengarkan hati
nuraninya, baik buruk dan rasa moral dalam cara menempatkannya.

14 Dr. Sienny Agustin,Melatih Kecerdasan Spiritual untuk Menjadi Orang yang Lebih Baik, hlm.1, tahun 2021.
15 Akhirin, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual melalui Rukun Iman dan Rukun Islam, Vol. 10. Nomer 2,
Jurnal Tarawih, 2013, hal.16-18
16 Suharso dan Ana Retno Ningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : BalaiPustaka, 2011), h.208.
.

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual memiliki kualitas sabar,


cenderung baik hati, dan memiliki empati yang kuat. Individu yang memiliki
kecerdasan spiritual memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan
Tuhan, manusia, alam, dan dirinya sendiri sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya. 17
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual memiliki kesadaran diri yang
mendalam, intuisi, dan kekuatan “keakuan” atau “keberadaan” yang
tinggi.individu yang memiliki kecerdasan spiritual memiliki prinsip hidup
yang hanya kepada Allah semata, semua aktivitas yang dilakukan hanya
berdasarkan ibadah, menjauhi kemungkaran yang dilarang dalam agama,
mudah memaafkan dan meminta maaf jika mempunyai kesalahan, serta
memiliki empati terhadap orang yang sedang kesusahan. 18
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual mampu mengenali nilai sifat-
sifat orang lain serta dalam dirinya sendiri. Dari hasil pencarian, dapat
disimpulkan bahwa individu yang memiliki kecerdasan eksistensial atau
spiritual memiliki sifat fleksibel, tingkat kesadaran diri yang tinggi, dan
kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan persoalan makna
kehidupan.19
Mereka juga mampu menghubungkan persoalan hidupnya dengan makna
secara spiritual agar langkah-langkahnya lebih matang dan bermakna dalam
kehidupan. Selain itu, individu yang memiliki kecerdasan spiritual memiliki
kemampuan untuk mendengarkan hati nuraninya, berhubungan baik dengan
Tuhan, manusia, alam, dan dirinya sendiri sesuai dengan ajaran agama yang

17 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan SpiritualEsq, (Jakarta:
Agra, 2010), h.36
18 Abd. Wahab Dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual,(Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), h. 47
19 Bambang Q-Anees Dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran,(Bandung: Siombisa

Rekatama Media, 2009), h.16


.

dianutnya, serta memiliki kualitas sabar, cenderung baik, dan memiliki


empati yang kuat. 20

3. Cara Mengembangkan Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual


Berikut ada beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan
eksistensial atau spiritual :
a. Jadilah orang dewasa "gembala spiritual" yang baik. Sebagimana
diketahui, bahwa bagimanapun teladan adalah yang cukup ampuh
dalam melatih dan membimbing anak-anak agar menjadi yang lebih
baik, karena sifat anak-nak cenderung mencontoh dan dipengaruhi oleh
lingkungannya atau pendidiknya.
b. Bantulah anak untuk merumuskan "missi" hidupnya.
c. Baca kitab suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Ceritakan kisah-kisah agung dari tokoh-tokoh spiritual.
e. Diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif rohaniah.
f. Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan.
g. Bacakan puisi-puisi, atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional.
h. Bawa anak untuk menikmati keindahan alam.
i. Bawa anak ke tempat-tempat orang yang menderita.
j. Ikut sertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial.21
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain.

20Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),h. 406
21Fatrica Syafri, M. Pd. I, Metode Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini, jurnal agama Islam,
Bengkulu, hlm. 13-14, tahun 2019
.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan


spiritual:
1. Merefleksikan diri terhadap makna hidup
Melakukan introspeksi diri dan mempertanyakan makna hidup dapat
membantu meningkatkan kecerdasan spiritual.
2. Mengikuti aktivitas bakti sosial
Mengikuti kegiatan sosial dapat membantu bertemu dengan orang-
orang yang memiliki pandangan hidup yang sama dan memperluas
pemahaman tentang makna hidup.22

Selain itu, orang tua dan guru juga dapat membantu


mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak dengan cara sebagai
berikut :

1. Menjadi teladan

2. Membantu anak merumuskan tujuan hidup

3. Membawa anak ke tempat-tempat spiritual

4. Membacakan buku-buku rohani

5. Mengajak anak berdiskusi23

Berikut ada juga cara mengembangkan kecerdasan eksistensial atau


spiritual :

1. Membaca dan Memahami Al-Qur'an: Membaca, mempelajari, dan


memahami Al-Qur'an adalah langkah pertama dalam mengembangkan
kecerdasan spiritual. Dalam Al-Qur'an, terdapat petunjuk dan ajaran yang

22 Ulfi Fitri Damayanti,PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK


MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENERAPAN NILAI
AGAMA, KOGNITIF, DAN SOSIAL-EMOSIONAL: STUDI
DESKRIPTIF PENELITIAN DI RAUDHATUL ATHFAL ALIHSAN CIBIRU HILIR, jurnal Sunan Gunung Djati, Bandung,
hlm, 64-65. Tahun 2019
23 Fatrica Syafri, M. Pd. I, Metode Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Usia Dini, jurnal agama Islam,

Bengkulu, hlm. 16 , tahun 2019


.

akan membantu dalam memperdalam pemahaman tentang Allah dan


agama. Membaca Al-Qur'an secara teratur dan mendalam akan membantu
dalam memperkuat ikatan dengan Allah dan meningkatkan pemahaman
spiritual.
2. Berdoa dan Beribadah: Doa dan ibadah merupakan sarana penting dalam
mengembangkan kecerdasan spiritual. Melalui doa, kita dapat
berkomunikasi dengan Allah, memohon petunjuk, dan memperkuat
hubungan dengan-Nya. Ibadah seperti salat, puasa, dan berbagai amalan
lainnya juga membantu dalam meningkatkan kesadaran spiritual dan
memperkuat ikatan dengan Allah.
3. Membaca Literatur Spiritual: Membaca literatur spiritual, seperti buku-
buku tentang tasawuf atau biografi para ulama yang saleh, dapat
memberikan wawasan dan inspirasi dalam mengembangkan kecerdasan
spiritual. Buku-buku ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam
tentang nilai-nilai spiritual dan memberikan inspirasi untuk meningkatkan
kesadaran diri dan hubungan dengan Allah.
4. Merenung dan Refleksi: Membuat waktu untuk merenung dan refleksi
adalah penting dalam mengembangkan kecerdasan spiritual. Dalam
keheningan, kita dapat merefleksikan tindakan dan perbuatan kita,
memperbaiki kesalahan, dan meningkatkan kesadaran diri. Merenung juga
membantu kita untuk lebih menghargai keajaiban alam semesta dan
kebesaran Allah.
5. Berinteraksi dengan Komunitas Keagamaan: Membangun hubungan
dengan komunitas keagamaan dapat membantu dalam mengembangkan
kecerdasan spiritual. Melalui interaksi dengan sesama Muslim, kita dapat
berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan mendapatkan
dukungan dalam memperkuat ikatan dengan Allah. Melibatkan diri dalam
.

kegiatan keagamaan seperti kajian, pengajian, atau kegiatan sosial juga


dapat membantu dalam mengembangkan kecerdasan spiritual.24

Mengembangkan kecerdasan eksistensial atau spiritual adalah perjalanan


pribadi yang memerlukan waktu, refleksi, dan dedikasi. Berikut adalah
beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan eksistensial atau spiritual:

1. Refleksi Pribadi: Sisihkan waktu untuk merenung tentang pertanyaan-


pertanyaan eksistensial, seperti makna hidup, tujuan, dan nilai-nilai yang
paling penting bagi Anda.
2. Meditasi: Praktik meditasi membantu menciptakan ketenangan batin,
meningkatkan kesadaran diri, dan membuka jalan ke pemahaman yang
lebih dalam tentang eksistensi Anda.
3. Studi Agama dan Filsafat: Mempelajari agama, filsafat, dan teks-teks
spiritual dari berbagai tradisi dapat membantu Anda memahami perspektif
yang berbeda tentang eksistensi.
4. Bergabung dengan Komunitas: Bergabung dengan komunitas agama atau
kelompok spiritual dapat memberikan dukungan, pelajaran, dan
pengalaman berbagi dengan individu yang memiliki minat yang sama.25
Memahami Nilai-Nilai dan Tujuan Hidup Kecerdasan spiritual
membantu individu dalam mencari pemahaman yang lebih dalam tentang
nilai-nilai dan tujuan hidup mereka. Dengan mempertimbangkan dimensi
spiritual, individu dapat memikirkan apa yang benar-benar penting dalam
kehidupan mereka dan mengarahkan tindakan mereka sesuai dengan nilai-
nilai tersebut. Mereka dapat menemukan kepuasan dan kebahagiaan yang
lebih besar dengan menghidupi hidup mereka sesuai dengan apa yang
mereka anggap berarti dan berharga.26

24 Dr. Sienny Agustin,Melatih Kecerdasan Spiritual untuk Menjadi Orang yang Lebih Baik, hlm.78-
79, tahun 2018.
25 Suharso dan Ana Retno Ningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : BalaiPustaka, 2011), h.210
26 Abdu, Hasan Wahid. SQ Nabi Aplikasi Strategi dan Model Kecerdasan Spiritual Rosululloh di masa

kini. (Jogjakarta :IRCISOD, 2006), hlm 43-45


.

Menemukan Makna Eksistensi Kecerdasan spiritual juga membantu


individu dalam menemukan makna eksistensi mereka. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang dimensi spiritual, individu dapat
memikirkan tentang mengapa mereka ada di dunia ini, apa tujuan hidup
mereka, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada dunia. Ini
memberikan rasa makna yang lebih dalam dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.27
Mengarahkan Jiwanya pada Kebahagiaan dan Kesejahteraan
Kecerdasan spiritual membantu individu untuk mengarahkan kebahagiaan
pada kebahagiaan dan kesejahteraan yang abadi. Dalam mencari nilai-nilai
spiritual dan hubungan dengan yang lebih tinggi, individu dapat
menemukan sumber kebahagiaan yang lebih dari kepuasan materi atau
kesenangan saat itu. Mereka dapat menemukan kedamaian batin, kepuasan
batin, dan kesejahteraan yang tidak bergantung pada faktor luar.28
Menghadapi Tantangan Hidup dengan Kekuatan Batin Kecerdasan
spiritual membantu individu menghadapi tantangan hidup dengan
kekuatan batin. Ketika individu mengalami kesakitan, kesedihan, atau
keterpurukan, mereka dapat memperoleh ketenangan dan ketabahan
melalui pemahaman spiritual mereka. Mereka mampu melihat masalah
dari sudut pandang yang lebih luas dan menemukan rasa ketenangan dan
harapan dalam menghadapinya.29

Menciptakan Hubungan yang Bermakna dengan Yang Lebih Tinggi


atau Transenden Kecerdasan spiritual membantu individu untuk menjalin
hubungan yang bermakna dengan yang lebih tinggi atau transenden.

27 Cindy, Wigglesworth. Spiritual Intelligence and Why It Matters. (Dalam Conscious Pursuits, 2002), hlm
30-31
28 Danie, Goleman Daniel. Emotional Inteligence. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), hlm 177-178
29 A, Khavari Khalil.Spiritual Intelligence A Pratictical Guide to PersonalHappiness. (Canada: White

Mountain Publications, 2000), hlm 55


.

Individu dapat membentuk hubungan yang mendalam dengan Tuhan, alam


semesta, atau sesuatu yang dianggap suci. Melalui hubungan ini, individu
dapat merasakan kehadiran yang kuat, merasa terhubung dengan sesuatu
yang lebih besar dari diri mereka sendiri, dan mendapatkan kebijaksanaan,
bimbingan, dan kekuatan spiritual.30

4. Pentingnya Mengasah Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual


Kecerdasan ekesistensial atau spiritual adalah kemampuan untuk
memahami makna hidup dan mengembangkan hubungan yang lebih dalam
dengan diri sendiri, orang lain, dan alam semesta.31
Meningkatkan kualitas hubungan kita dengan orang lain karena kita
lebih mampu memahami dan menghargai perasaan dan kebutuhan mereka.
Meningkatkan kemampuan kita untuk mengatasi stres dan tantangan hidup
karena kita memiliki sumber daya internal yang lebih kuat. Meningkatkan
rasa syukur dan kebahagiaan dalam hidup karena kita lebih mampu
menghargai keindahan dan keajaiban di sekitar kita. Membantu kita
mencapai kedamaian batin dan kepuasan dalam hidup karena kita lebih
mampu mengatasi perasaan kesepian, kecemasan, dan ketakutan yang
mungkin kita alami. Oleh karena itu, mengasah kecerdasan ekesistensial
atau spiritual merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan
kualitas hidup kita secara keseluruhan. Mengasah kecerdasan eksistensial
atau spiritual memiliki beberapa manfaat yang signifikan. 32
Pencarian Makna dan Tujuan Hidup, Kecerdasan eksistensial atau
spiritual membantu individu dalam mencari makna dan tujuan hidup
mereka. Ini memberikan landasan yang kuat untuk mengarahkan tindakan

30 Zohar, Danah, dan Marshall, Ian. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik Dan
Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. (Jakarta: Pustaka Mizan, 2001), hlm 75-86
31 Siti Sofiyah, Kecerdasan Spiritual Anak; Dimensi, Urgensi dan Edukasi, Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam

Volume 9, Nomor 2 (2019), hal.2022


32 B. King, The Influence of Emotional Intelligence on the Service Performance of Casino Frontline Employees

Tourism and Hospitality Research, Vol. 11, No. 1 (2011): 49-66.


.

dan keputusan mereka, sehingga menghindari rasa kekosongan dan


kebingungan dalam hidup. Kualitas Hubungan dan Empati yang Lebih
Baik: Mengasah kecerdasan eksistensial atau spiritual membantu dalam
mengembangkan empati yang lebih tinggi dan pemahaman yang
mendalam tentang orang lain. Hal ini memungkinkan individu untuk
memiliki hubungan yang lebih bermakna, saling mendukung, dan saling
memahami dengan orang lain.33
Kedamaian Batin dan Kesejahteraan Emosional: Kecerdasan
eksistensial atau spiritual membantu individu untuk mencapai kedamaian
batin dan kesejahteraan emosional. Dengan memahami dan
mengembangkan dimensi spiritual dalam kehidupan mereka, individu
dapat menemukan ketenangan dalam kehidupan yang sibuk dan menangani
stres dengan lebih baik. 34
Mengatasi Tantangan Hidup Kecerdasan eksistensial atau spiritual
memberikan kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan hidup.
Individu yang memiliki kecerdasan ini memiliki landasan yang kuat untuk
menghadapi kegagalan, kerugian, atau perubahan hidup, dan dapat
menemukan makna dan pembelajaran dalam pengalaman tersebut.35
Mengenalkan Anak dan Berbaik Hati pada Alam Kenalkan anak
pada alam sejak dini. Tak perlu muluk-muluk mengajak anak untuk
rekreasi ke daerah hutan, gunung ataupun pantai jika mereka masih
terlampau kecil. Kenalkan mereka dengan binatang peliharaan seperti
hamster, kucing, ikan dan lainnya. Lalu ajak anak mengenali tanaman di
sekitar lingkungan Anda, ajak mereka melihat sawah, menyiram tanaman,
dan semacamnya. Ajarkan anak untuk berbaik hati pada alam, misalnya

33 M. Japar, Religiousity, Spirituality and Adolescents Self-Adjustment. International Education Studies, Vol. 7,
No. 10 (2014): 66.
34 D. P. Ashmos & D. Duchon, Spirituality at Work : A Conceptualization and Measure Journal of Management

Inguiry, Vol. 8, No. 2 (2000): 134-145.


35 D. P. Ashmos & D. Duchon, Spirituality at Work : A Conceptualization and Measure Journal of Management

Inguiry, Vol. 8, No. 2 (2000): 134-145.


.

dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak memetik tanaman


sembarangan, merawat tanaman dengan baik, memberi makan kucing liar,
tidak membakar sampah karena dampaknya sangat signifikan.36
Saat mereka bertambah umur dan bisa diajak berwisata keluar
daerah, ajak mereka ke pantai, pegunungan dan wisata alam lainnya.
Dengan mengenalkan dan berbaik hati pada alam, lama-kelamaan anak
dapat memahami bahwa dia adalah bagian dari alam. Menghargai Leluhur
Penting sekali memberikan pemahaman pada anak tentang leluhur kita.
Tidak hanya sebatas nenek-kakek atau buyut, namun generasi-generasi
sebelumnya yang memudahkan kita di masa sekarang. Contohnya para
pahlawan yang memperjuangkan Indonesia merdeka, para nenek moyang
yang menemukan jenis makanan lezat dan kita dapat menikmati resepnya
hingga kini, kerajaan-kerajaan zaman dahulu yang berjaya meninggalkan
banyak pelajaran, budaya, pemahaman serta agama. Intinya, kita ada
karena ada mereka sebelumnya. Jadi, penting menghargai perjuangan para
leluhur dengan cara belajar lebih giat dan disiplin, membangun semangat
patriotisme, menjaga kelestarian budaya, tidak mencoret-coret prasasti
atau merusaknya saat berkunjung ke tempat bersejarah, memberikan
apresiasi pada para veteran dan mengadaptasi kebiasaan positif leluhur.37
Menanamkan Iman yang Kuat Terlepas apapun agamanya, penting
bagi orangtua menanamkan iman pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tanpa
Tuhan, kita tidak bisa apa-apa. Menanamkan iman tidak perlu menakut-
nakuti mereka dengan balasan neraka, sebab jika begitu mereka beriman
hanya karena diberikan imbalan surga semata. Menanamkan iman yang
tepat adalah dengan menanamkan cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa, anak akan tahu ketika dia mencintai Tuhannya, maka ia akan berbuat

36 Toni Buzan, Kekuatan ESQ: 10 langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual, Terj. Ana Budi
Kuswandani (Indonesia: Pustaka Delapratosa, 2003, 6.
37 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Pers, 1989), 480
.

yang terbaik untuk Tuhan. Cara menanamkannya ialah dengan cara ketika
anak bertanya “kenapa Tuhan menciptakan aku?”, maka jawablah “Sebab
Tuhan mencintaimu, kamu dipercaya lahir di dunia ini. Tuhan sangat
sayang padamu, meski kamu tidak melihat wujud-Nya, tetapi kamu
merasakan banyak sekali nikmatnya, kan? Kamu bernafas dengan lega,
kamu bisa berjalan, kamu bisa ini itu, semua itu karena cinta Tuhan
terhadap kamu. Ayo, nak kita sama-sama mencintai Tuhan dengan taat
pada-Nya”38
Mindful Mengajarkan anak mindful tentu saja orangtua juga harus
bersikap demikian. Bersikaplah se-mindful mungkin di hadapan anak.
Seperti tidak memegang gawai saat makan, atau saat beraktivitas lainnya.
Buatlah peraturan rumah agar semua anggota keluarga menjadi akrab dan
hangat. Gawai sangat berpengaruh besar saat ini, apalagi media sosial yang
terus mengganggu pikiran dan konsentrasi Anda. Jika anak Anda terbiasa
terpapar distraksi gawai, maka juga akan mudah mengurangi daya
analitisnya. Berikan pengertian pada anak jika gawai atau smartphone
gunanya untuk komu nikasi dan belajar. Bisa mencari hiburan di internet,
namun lebih pilih hiburan secara luring seperti main congklak, menyanyi
bersama, jalan-jalan keliling komplek, mencoba resep baru dan lainnya. 39
Sering Ajak Anak Diskus Untuk meningkatkan daya pikir anak,
ajaklah mereka berdiskusi. Tak perlu diskusi yang berat, cukup diskusikan
hal-hal yang dilakukannya. Misalnya anak pulang sekolah, tanyakan
bagaimana harinya di sekolah, apa saja kejadiannya, tanyakan pendapat
mereka tentang kejadian-kejadian yang ia alami di sekolah.40

38 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Jakarta:
Arga, 2001), xxxviii.
39 Khavari, Spiritual Intelligence; A Pratictical Guide to Personal Happiness, 109-111.
40 Zakiah Darajad, Kesehatan Mental (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001), 5.
.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual

Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga memiliki peran penting dalam


membentuk kecerdasan eksistensial atau spiritual seseorang. Nilai-nilai
agama, spiritualitas, dan praktik keagamaan yang diajarkan dan diterapkan di
lingkungan keluarga dapat membentuk pemahaman dan kesadaran spiritual
individu.41

Pendidikan Agama Pendidikan agama, baik di rumah tangga maupun di


sekolah, dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan eksistensial atau
spiritual seseorang. Pendidikan agama memberikan pengetahuan dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran agama, nilai-nilai spiritual,
dan praktik ibadah yang dapat memperkuat ikatan dengan Allah.42

Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi, seperti kesulitan hidup,


kehilangan orang yang dicintai, atau momen-momen penting dalam hidup,
dapat mempengaruhi kecerdasan eksistensial atau spiritual. Pengalaman ini
dapat memicu refleksi mendalam tentang makna hidup, tujuan hidup, dan
hubungan dengan Allah.43

Pengaruh Budaya dan Masyarakat: Budaya dan masyarakat di sekitar


individu juga dapat mempengaruhi kecerdasan eksistensial atau spiritual.
Nilai-nilai spiritual yang dianut oleh masyarakat, tradisi keagamaan, dan
praktik ibadah yang dilakukan oleh komunitas dapat membentuk pemahaman
dan kesadaran spiritual seseorang.44

Pembacaan dan Pengetahuan: Membaca dan meningkatkan pengetahuan


tentang agama, spiritualitas, dan filsafat kehidupan juga dapat mempengaruhi

41 Ujam, Jaenudin. Psikologi Transpersonal. (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 75-84
42 Yulianti, Erba Rozalina. Psikologi Transpersonal. (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 100
43 Zohar, Danah, dan Marshall, Ian. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik

Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. (Jakarta: Pustaka Mizan, 2001), hlm 63
44

Zohar, Danah, dan Marshall, Ian. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir Integralistik
Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. (Jakarta: Pustaka Mizan, 2001), hlm 25
.

kecerdasan eksistensial atau spiritual. Dengan membaca literatur spiritual dan


mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam, individu dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang aspek
spiritual kehidupan.45

Faktor Pendukung ,Faktor pendukung seperti: sumber kecerdasan itu


sendiri (God-Spot), potensi qalbu (hati nurani) dan kehendak nafsu. God-
Spot (Titik Tuhan) Seorang ahli syaraf dari California University yaitu Prof.
V.S. Ramachandran telah berhasil mengidentifikasi God-Spot dalam otak
manusia, yang merupakan pusat spiritual terletak antara jaringan saraf dan
otak.46

Dalam peneltiannya Ramachandra menemukan adanya bagian dalam otak,


yaitu lobus temporal yang meningkat ketika pengalaman religius atau spiritual
berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik Tuhan atau God-Spot. Titik
Tuhan memainkan peran biologis yang menentukan dalam pengalaman
spiritual.47

Potensi Qalbu Menggali potensi qalbu, secara klasik sering dihubungkan


dengan ‘polemos’ amarah, ‘eros’ cinta dan ‘logos’ pengetahuan. Padahal
dimensi qalbu tidak hanya mencakup atau dicakup dengan pembatasan
katagori yang pasti. Menangkap dan memahami pengertiannya secara utuh
adalah kemustahilan. Itu hanyalah sebagai asumsi dari proses perenungan
yang sangat personal karena didalam qalbu terdapat potensi yang sangat multi
dimensional.48

45Buya, Hamka. Tasawuf Modern. (Jakarta: Republika Penerbit, 2016), hlm 58


46Siti Sofiyah, Kecerdasan Spiritual Anak; Dimensi, Urgensi dan Edukasi, Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam
Volume 9, Nomor 2 (2019), hal.2025
47 Andrea Prasetyo, Anwar Sutoyo,Hubungan antara Kecerdasan Spiritual dengan Aktualisasi Diri
Siswa SMA Negeri 1 Bergas,Vol. 11 (3), (2022), 13-21, hlm 81, Thun 2022
48 Sri Tuti Rahmawati,KECERDASAN SPIRITUAL PERSPEKTIF AL-QUR’AN,Volume 9 No. 2 hlm 8, Thun 2020.
.

Fu’ad , Merupakan potensi qalbu yang sangat berkaitan dengan indrawi,


mengolah informasi yang sering dilambangkan berada dalam otak manusia
(fungsi rasional kognitif). Fu’ad memberi ruang untuk akal, berpikir,
bertafakur, memilih dan memilah seluruh data yang masuk dalam qalbu.
Sehingga lahirlah ilmu pengetahuan yang bermuatan moral. Pengawas setia
sang fu’ad adalah akal, zikir, pendengaran dan penglihatan yang secara nyata
yang sistimatis diuraikan dalam Al-Qur’an. Fungsi akal adalah membantu
fu’ad untuk menangkap seluruh fenomena yang bersifat lahir, wujud, dan
nyata dengan mempergunakan fungsi nazhar indra penglihatan. 49

Shadr, Shadr berperan untuk merasakan dan menghayati atau mempunyai


fungsi emosi (marah, benci, cinta, indah, efektif). Shadr adalah dinding hati
yang menerima limpahan cahaya keindahan, sehingga mampu
menerjemahkan segala sesuatu serumit apapun menjadi indah dari karyanya.
Berbeda dengan Fu’ad yang berorientasi kedepan. Shadr memandang pada
masa lalu, kesejarahan, serta nostalgia melalui rasa, pengalaman dan
keberhasilan sebagai cermin. Dengan kompetensinya untuk melihat dunia
masa lalu, manusia mempunyai kemampuan untuk menimbang, membanding
dan menghasilkan kearifan.50

6. Ayat Tentang Kecerdasan Eksistensial Atau Spiritual 2 Ayat Dan Hadist


a. Ayat Al-qur’an
• Qs. At-Talaq/65:2-3

49 D. P. Ashmos & D. Duchon, Spirituality at Work : A Conceptualization and Measure Journal of Management
Inguiry, Vol. 8, No. 2 (2000): 134-145.
50 Siti Sofiyah, Kecerdasan Spiritual Anak; Dimensi, Urgensi dan Edukasi, Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam

Volume 9, Nomor 2 (2019), hal.2022


.

Artinya:
“Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali
kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan
hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah
pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari
Akhirat. Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan
jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap
sesuatu.” (QS. At-Talaq 65: Ayat 3)
• Qs. Al-Kahfi/18:

َّ ِ ‫ت ا ْل ِف ْرد ْو‬
َّ‫س نُ ُز ًل‬ َُّ ّٰ‫ت ل ُه َّْم جن‬ ّٰ ‫انَّ ال ِذ ْينَّ ٰامنُ ْوا وع ِملُوا ال‬
َِّ ‫ص ِل ٰح‬
َّْ ‫ت كا ن‬
.

Artinya: “Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk

mereka disediakan Surga Firdaus sebagai tempat tinggal,” (QS. Al-Kahf 18:
Ayat 107)

b. Hadis
• HR. Bukhari dan Muslim

“Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka
baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah,
segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

• HR. Muslim

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk tubuhmu dan harta yang kamu miliki,
tetapi Allah melihat kepada hatimu dan amalmu.” (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai