Dosen Pengampun:
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini
bisa memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama dalam
hal mendidik disiplin pada Anak Usia dini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................4
C. Tujuan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan investasi yang berharga bagi sebuah negara maupun
bangsa. Mereka adalah generasi penerus yang nantinya dapat mengharumkan
nama sebuah negara dengan karya maupun prestasi. Sejatinya setiap anak
memiliki potensi yang divergen yang dapat dioptimalkan sejak dini melalui
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan yang tepat. Anak usia dini
merupakan mereka yang berada pada umur sejak lahir hingga enam tahun.
Stimulasi bagi anak usia dini adalah yang dapat merangsang kecerdasan anak
baik dari kecerdasan intelektual, sosial emosional, bahasa, motorik, moral dan
seni.
Kecerdasan moral merupakan bagian dari kecerdasan yang dimiliki oleh
anak. Kecerdasan ini memiliki kesamaan apabila disandingkan dengan
kecerdasan spiritual. Keduanya sama-sama berorientasi pada pembentukan
akhlak yang mulia dengan melakukan ketaatan terhadap Tuhan menjalankan
perintahn-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang penting dalam
memfungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian kecerdasan spiritual ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan kecerdasan spiritual anak ?
3. Bagaimana fungsi kecerdasan spiritual ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Tahapan Kecerdasan spiritual Anak
1. Umur 12-18 bulan, tertarik pada kegiatan ibadah (meniru gerakan ibadah,
meniru bacaan do’a)
2. Umur 18-24 bulan, meniru gerakan ibadah dan do’a, mulai menunjukan
sikap-sikap yang baik (seperti yang diajarkan agama) terhadap orang yang
sedang beribadah, mengucapkan salam dengan kata-kata baik.
3. Umur 2-3 tahun, Mulai meniru gerakan berdoa atau sembahyang sesuai
dengan agamanya, Mulai memahami kapan mengucapkan salam, dan
terima kasih.
4. 3-4 tahun, Mengetahui perilaku yang berlawanan meskipun belum selalu
dilakukan seperti pemahaman perilaku baik buruk, benar salah, mengetahui
arti kasih dan sayang, mulai menuru doa pendek sesuai agamanya
5. 4-5 tahun, mengetahui agama yang dianutnya, menuri gerakan ibadah
dengan urutan yang benar, membaca doa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu, mengenal perilaku spoan, baik atau buruk.
6. 5-6 tahun, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar
agama, berperilaku jujur dan penolong dsb.2
2
Sidiq Nuryanto, Stimulasi Kecerdasan Spiritual Pada Anak Usia Dini, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, Vol.2 No.2, 2017, 47-48.
6
SQ (Spiritual Quotien) memungkinkan kita untuk mengintegrasikan
intrapersonal dan interpersonal untuk mengatasi kesenjangan antara diri
dan lainnya. kita bisa menggunakan SQ untuk mengatasi masalah baik dan
yang buruk, masalah hidup dan mati, asal-usul terdalam dari penderitaan
manusia dan keputusasaan.3
2. Menurut Sukidi, kecerdasan spiritual memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Mengungkap segi perenial (yang abadi, yang spiritual, yang fitrah)
dalam struktur kecerdasan manusia
Segi parenial adalah segi mendalam dan terpenting dalam
struktur kecerdasan diri manusia. Segi perenial dalam bingkai
kecerdasan spiritual tidak bisa dijelaskan hanya dari sudut pandang
sains modern yang selama ini diagung-agungkan oleh para ilmuan
hanya melihat dan meneliti struktur kecerdasan sebatas apa yang dapat
diverifikasi secara ilmiah dan empiris.
b. Menumbuhkan kesehatan spiritual
Mengembangkan aktivitas kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional menjadikan manusia sehat pikiran intelektual
dan sehat secara emosional sekaligus.
c. Menciptakan kedamaian spiritual
Setelah meraih kesehatan spiritual, kecerdasan spiritual
membimbing manusia untuk memperoleh kedamaian spiritual. Inilah
kedamaian hakiki dalam kehidupan manusia.4
3
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Spiritual Intelligence The Ultimate Intelligence,
(London: Bloomsbury, 2000), 14.
4
Sukidi, Kecerdasan Spiritual: Rahasia Sukses Hidup Bahagia: Mengapa SQ Lebih
Penting Daripada IQ dan EQ, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 2002, 68.