Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR PSIKOLOGI DAKWAH

Disusun oleh:

Dosen Pengampu:
Reno Diqqi Alghzali, S.Pd.,M.PSi

Disusun Oleh:
Andrean Putra Fermana (21521004)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INTSITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah –Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas Reno Diqqi Alghzali, S.Pd.,M.PSi. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah yang
bersangkutan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menambah wawasan kita dalam memahami konsep dasar psikologi
dakwah.

Curup, Maret 2023


Penulis,

Andrean Putra Fermana


NIM. 21521004

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Pengertian dan Objek Kajian Psikologi Dakwah ...........................................3
B. Hubungan Ilmu Psikologi Dakwah Dengan Ilmu Lain ..................................6
C. Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat Psikologi Dakwah ..........................13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................16
A. Kesimpulan.....................................................................................................16
B. Saran ...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah dengan membawa tugas dan amanah
yang sangat berat. Salah satu tugas manusia di bumi ini adalah sebagai
khlaifah fil ardl. Setiap manusia memiliki tugas sebagai pemimpin. Di
mana seorang pemimpin itu harus mampu menciptakan ketentraman,
kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Membenarkan atau mengarahkan
segala sesuatu yang dirasa belum baik dan tidak sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah selaku Sang Khalik. manusia memiliki tugas
untuk menyeru kepada manusia yang lain yang belum sesuai dengan yang
diperintahkan Allah. Manusia memiliki kewajiban beramar ma’ruf nahi
munkar (baca: dakwah).
Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai dai tentu saja
kita ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu
bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan
seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal
saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci
dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam,
begitulah seterusnya.
Karena dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang
mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang
sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini,
diharapkan kita dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan
kejiwaan. Rasul Saw. Dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan
tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-
pesan dakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan objek kajian psikologi dakwah?
2. Bagaimana hubungan ilmu psikologi dakwah dengan ilmu lain?
3. Apa tujuan dan manfaat psikologi dakwah?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan objek kajian psikologi dakwah.
2. Untuk mengetahui hubungan ilmu psikologi dakwah dengan ilmu lain.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat psikologi dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Objek Kajian Psikologi Dakwah


1. Pengertian Psikologi Dakwah
Sesungguhnya esensi dakwah terletak pada usaha pencegahan
(preventif) dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis
dengan cara mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing
individu atau kelompok agar sehat dan sejahtera jiwa dan raganya, se-
hingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran
dan dapat menjalankan ajaran agama. sesuai dengan tuntutan syariat
Islam. Ruang lingkup dakwah dalam hal ini adalah bagai-mana
membentuk sikap mental atau kejiwaan yang mengarah pada
perubahan tingkah laku individu dan masyarakat sebagai objek dakwah
sesuai dengan ajaran agama yang diserukan oleh seorang Da'i. Dalam
upaya membentuk sikap mental dan perubahan tingkah laku Mad'u,
usaha-usaha dakwah tidak terlepas dari studi psikologi yang notabene
mempelajari tingkah laku manusia sebagai cerminan dari hidupa
kejiwaannya. Karena itu, psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup
kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.1
Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang
merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada
pengalaman ajaran-ajaran Islam demi kesejahteraan hidup manusia di
dunia dan di akhirat. Hidup kejiwaan manusia muncul dalam bentuk
perilaku yang positif maupun negatif. Perilaku negatif manusia bisa
jadi berupa cerminan jiwa manusia dalam bentuk perilaku yang
berlebihan, seperti yang ber- hubungan dengan kesenangan jasmani

1
Faizah dan H. Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), hlm. 7-8

3
4

dan rohani. Sebagai contoh, berhubungan dengan lawan jenis bagi


seorang remaja pada masa pertumbuhannya adalah merupakan suatu
kesenangan dan kenikmatan (kecenderungan). Sebagian dari mereka
cenderung menganggap aturan- aturan agama sebagai sebuah
penghalang. Dalam hal ini, bagaimana ajaran agama mampu
dikomunikasikan kepada remaja sehingga mereka tidak memandang
ajaran tersebut sebagai penghalang, dan bagaimana mengomunikasikan
ajaran tersebut sesuai dengan kondisi kejiwaannya, inilah yang
merupakan pokok pembahasan dalam psikologi dakwah.
Tujuan psikologi dakwah adalah membantu dan memberikan
pandangan kepada para Da'i tentang pola dan tingkah laku para Mad'u
dan hal-hal yang memengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan (psikis) sehingga mempermudah para Da'i
untuk mengajak mereka kepada apa yang dikehendaki oleh ajaran
Islam.2
2. Objek Kajian Psikologi Dakwah
Dalam Kamus Ilmiah, objek berarti sasaran, hal, materi, atau orang
yang menjadi pokok pembicaraan.3 Objek merupakan syarat mutlak
bagi suatu ilmu pengetahuan. Berdasarkan objek inilah ilmu
pengetahuan menentukan langkah-langkahnya lebih lanjut dalam
pengkhususan masalahnya, atau objeklah yang akan membatasi
masalah atau persoalannya.
Secara otonom, psikologi dakwah mempunyai teori serta prinsip-
prinsip dan sudut pandang khusus yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain.
Suatu sudut pandang yang spesifik terhadap suatu masalah biasanya
disebut dengan "objek formal ilmu pengetahuan", sedangkan mengenai
fakta-fakta yang diselidiki atau yang dipelajari suatu ilmu merupakan
objek material. Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek material dan
objek formal masing-masing. Objek material berasal dari beberapa
2
Ibid., Faizah dan H. Lalu Muchsin Effendi, hlm. 9
3
Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit
Arloka, tt), hlm. 531
5

cabang ilmu pengetahuan yang sama, tapi tidak satu pun ilmu
pengetahuan yang memiliki objek formal yang sama, objek formal
inilah yang membedakan suatu ilmu dengan ilmu yang lainnya.4
Untuk mengetahui pengertian tentang objek psikologi dakwah
perlu dicoba terlebih dahulu meletakkan dasar pertemuan dua disiplin
ilmu yaitu psikologi dan dakwah dengan jalan meminjam data dari
kedua lapangan ilmu pengetahuan tersebut, kemudian atas dasar
tersebut dapat ditemukan objek pembahasan sendiri. Kalau
pembahasan psikologi dakwah lebih berat tekanannya pada aspek
psikologi, maka psikologi dakwah mempunyai objek yang sama
dengan objek psikologi pada umumnya, tetapi bila pembahasan
dititikberatkan pada aspek dakwah, maka objek psikologi dakwah
sama dengan objek yang menjadi pokok pembicaraan dalam ilmu
dakwah.
Bahwa psikologi dakwah meletakkan dasar pertemuan dengan
jalan meminjam lapangan yang ada pada kedua bidang ilmu itu,
kemudian atas dasar itu maka psikologi menemukan prinsipnya
sendiri, tidaklah dapat dikatakan bahwa psikologi dakwah semata-mata
merupakan per- cobaan untuk membawa persamaan dua pendekatan
yang berbeda terhadap studi tentang manusia. Sebaliknya, psi- kologi
dakwah mempunyai pokok pembahasan yang khusus, pandangan yang
khas dan menentukan sendiri rumusan-rumusannya, meskipun diakui
pula, bahwa ia banyak berutang budi pada disiplin ilmu psikologi dan
dakwah.
Objek material psikologi dakwah adalah manusia sebagai objek
psikologi dan sebagai sasaran dakwah. Objek formal ilmu pengetahuan
justru ditunjukkan oleh rumusan atau definisi ilmu pengetahuan
tersebut. Karena itu, H. M. Arifin mengatakan bahwa, psikologi
dakwah adalah ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari atau
membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat

4
Faizah dan H. Lalu Muchsin Effendi, Op.,Cit, hlm. 9
6

dalam proses kegiatan dakwah.5 Sedangkan Achmad Mubarok


menganggap psikologi dakwah sebagai ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengen- dalikan tingkah laku manusia
yang terkait dengan proses dakwah.6 Jadi, objek formal psikologi
dakwah adalah segala hidup kejiwaan (tingkah laku) manusia yang
terlibat dalam proses dakwah.
Manusia sebagai objek psikologi dakwah memiliki sikap dan
tingkah laku yang berbeda satu dengan yang lain. Masing-masing
individu memiliki karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
hereditas (pewarisan) dan lingkungannya. Karakteristik manusia yang
dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan merupakan karakteristik
manusia apa adanya. Karena itu, untuk mencapai tujuan. dakwah
secara maksimal ke arah ajaran agama yang sem- purna, seorang Da'i
harus memerhatikan kondisi sasaran dakwah agar pelaksana dakwah
mampu melaksanakan pendekatan-pendekatan secara psikologis yang
bersifat fleksibel terhadap sasaran dakwah (Mad'u).

B. Hubungan Ilmu Psikologi Dakwah Dengan Ilmu Lain


1. Hubungan Ilmu Psikologi Dakwah Dengan Ilmu Komunikasi
Dakwah merupakan suatu aktivitas dalam menyampaikan
pengajaran serta mengupayakan untuk memberikan dukungan,
mengajak kepada kebenaran, kebaikan, serta memberikan bimbingan
kepada individu maupun kelompok. Agar dapat melaksanakan ajaran
sesuai dengan aturan-aturan dalam syariat Islam. Lebih lanjut lagi,
Syekh Ali Mahfuzh menyatakan makna dakwah sebagai pemberi
dorongan (motivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk dan menyuruh mereka berbuat makruf dan
mencegah perbuatan mungkar. Agar mereka memperoleh kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat. Dalam dakwah kepada individu dan

5
H. M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, hlm. 17
6
Achmad Mubrok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), hlm. 3
7

kelompok tersebut diperlukan adanya pengetahuan dan ilmu mengenai


syarat kejiwaan yang disebut psikologi.7
Jika digabungkan kata psikologi dan dakwah, maka dapat diberi
gambaran bahwa psikologi berkaitan dengan tingkah laku yang
dilakukan oleh seseorang. Dan hal itu merupakan refleksi dari kondisi
kejiwaannya. Supaya dapat diarahkan dalam melaksanakan ajaran-
ajaran Islam demi mendapatkan kebahagiaan, baik di kehidupan dunia
di mana tempat ia hidup maupun di akhirat di mana ia akan
mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatannya selama hidup.
Manusia sebagai objek psikologi dakwah memiliki sikap dan tingkah
laku yang berada satu dengan yang lain. Masing-masing individu
memiliki karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh hereditas
(pewarisan) dan lingkungannya. Karakteristik manusia yang
dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan merupakan karakteristik
manusia apa adanya.
Psikologi Dakwah sebagai suatu proses penyampaian pengajaran
dari value (nilai) spiritual dalam Islam perlu adanya suatu proses
komunikasi, dalam hal ini isi dari nilai-nilai islam yang didakwahkan
tersebut merupakan sekumpulan pesan yang dikomunikasikan kepada
manusia. Di sinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses
komunikasi. Dapat dilihat bahwasanya ajaran- ajaran keagamaan tidak
semuanya berupa bentuk keterangan yang jelas. Banyak pesan
keagamaan berupa lambang atau simbol yang harus diuraikan dan
diinterpretasikan agar dapat dipahami oleh manusia, sehingga peran
komunikasi secara umum bagi dakwah sangat dominan.8
Dakwah dan komunikasi sebagai aktivitas manusia sudah ada sejak
manusia itu sendiri ada. Komunikasi ada sejak kelahiran manusia,
demikian pula dakwah sebagai kegiatan dan proses sudah ada sejak
kelahirannya. Dakwah dikembangkan dengan ilmu komunikasi, dan
7
Daeng Sani Ferdiansyah, dkk, Psikologi Dakwah, (Bandung: CV Media Sains
Indonesia, 2022), hlm. 37
8
Ibid., Daeng Sani Ferdiansyah, dkk, hlm. 38
8

ilmu komunikasi juga mengalami perluasan area dan perkembangan


melalui intensitas dakwah, yang selalu membutuhkan kreatifitas dan
pengembangan metode, materi dan sebagainya.
Secara etismologi komunikasi berasal dari bahasa latin
"communicatio" dan perkataan ini bersumber pada kata "communis"
yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
Secara paradigmatis komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah
komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk
mencapai sutu tujuan tertentu. Contohnya adalah ceramah, dakwah,
kuliah diplomasi dan sebagainya.9
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi
ataupun pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada
penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut
bertujuan untuk saling mencapai pengertian antara kedua pihak yang
terlibat dalam proses komunikasi.
2. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Sosiologi
Makhluk sosial itu adalah manusia. bicara mengenai manusia, tentu
manusia tergantung dengan yang lain, membutuhkan masyarakat untuk
menunjang kehidupanya. Dalam bahan kajian terdapat sebuah ilmu
yang menunjukan bahwa manusia adalah seorang individu yang ada
dalam kehidupan sosial, termasuk melakukan interaksi sosial, bahan
kajian itu dibahas dalam ilmu sosiologi.
Dari sudut pandang bahasa kata sosiologi diambil dari dua
gabungan kata, yaitu socius dan logos, yang notabene berasal dari
bahasa latin. socius artinya kawan dan logos artinya ilmu. jadi
sosiologi adalah ilmu yang berbicara tentang perkawanan
(masyarakat). dari sudu pandang pengertian secara umum sosiologi
berarti hal-hal yang membahas mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kaidah-kaidah umum dalam sosial bermasyarakat, mengenai

9
Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi, (Media Pressindo, 2009), hlm.
40
9

lembaga-lembaga yang ada di masyarakat, juga adanya kelompok-


kelompok serta adanya interaksi dan saling memberikan pengaruh
untung rugi, timbal balik dari sisi kehidupan kebersamaan.10
Dalam pandangan lain, secara terminologi sosiologi dijelaskan oleh
Hasan Shadly, adalah ilmu yang mempelajari interaksi kehidupan
dalam masyarakat, dan menyelidiki hubungan manusia dengan
manusia lain yang saling berkaitan di kehidupan itu. Dalam pendapat
lain, Ahmad Amin, sosiologi merupakan hal yang berkaitan dengan
manusia pada permulaannya, sehingga membentuk sebuah keragaman
bahasa, keyakinan, pembentukan sebuah keluarga, hingga menjadi
suatu masyarakat dan negara dimana ditentukan sebuah aturan-atuaran
perundang undangan pemerintahan dan yang lainnya.11 Sementara itu
menurut Hamzah Ya'kub, sosiologi berarti masyarakat
menggambarkan mengenai sebuah proses perkernbangan masyarakat
yang meliputi faktor-faktor dorongan sampai kepada tujuan gerakan-
gerakan sosial.12
Dari pandangan penjelasan mengenai sosiologi di atas, dalam
kaitannya dengan ilmu psikologi dakwah yang sebelumnya telah
diulas, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang menunjukan sebuah
tingkah laku notabene merupakan refleksi dari kondisi kejiwaan
seseorang mad'u (bagian dari anggota masyarakat) supaya dapat
dibimbing dan diarahkan untuk melakukan ibadah sesuai dengan
ajaran dan nilai syariat Islam, tentu sangat berhubungan dengan ilmu
sosiologi yang sama sama mempelajari individu sebagai anggota dari
masyarakat.
3. Hubungan antara Psikologi Dakwah dengan Psikologi Sosial
Saat ini, dunia dakwah mengalami tantangan yang semakin berat
terutama sejak berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta

10
AB, S, Sosiologi Dakwah, (Alaudin University Press, 2013), hlm. 97
11
A. Amin, al-Akhlak, alih bahasa Ma’ruf, Farid, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm.
131
12
Ibid., A. Amin, hlm. 132
10

semakin kompleksnya masalah kemasyarakatan yang dihadapi oleh


manusia. Disisi lain, perkembangan media komunikasi yang semakin
modern tampaknya akan sangat membantu aktifitas dakwah Islam.
Peluang dakwah Islam akan semakin terbuka lebar ketika para da'i
(juru dakwah) mampu memanfaatkan media massa dengan
meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif
dari media yang ada.13 Oleh karena itu, merupakan beberapa bagian
kecil tugas da'i dalam mengkomunikasikan dan mengartikulasikan
nilai-nilai dan materi dakwahnya kemudian hal tersebut dapat
dikatakan terpenuhi yaitu tidak hanya berupa faham dan tahu tentang
saja melainkan juga termasuk mengerti dan memahami kondisi dan
fakta masyarakat dimana ia tinggal. nah bagaimana upaya dalam
mengerti dan memahami kondisi dan fakta masyarakat tersebut tidak
akan tampak dengan baik melainkan dengan adanya suatu kemampuan
seorang pendakwah yang ditopang oleh keilmuan yang bersifat
prediktif-kemasyarakatan.14
Dalam memahami masalah sosial tersebut tentu harus dikaji
terlebih dahulu sebenarnya apa yang dimaksud dengan sosial, dimana
ciri pokok yang membedakan kehidupan manusia dengan yang lain
adalah ciri sosialnyaKegiatan manusia berada di tengah- tengah
kehidupan bersama atau lingkungan sosial. Di tengah-tengah
lingkungan sosial itu pula mereka saling berinteraksi satu sama lain. Di
dalam saling berinteraksi mereka memahami tingkah laku orang lain,
hidup bersama, memberikan respon dan perangsang. Tingkah laku
individu merupakan respon atau perangsang bagi orang lain. Tingkah
laku individu yang timbul dalam kontek sosial atau lingkungan sosial
inilah yang akan dipelajari oleh psikologi sosial.

13
A. B. Syamsudin & Ag, S, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 20016), hlm. 79
14
L. S. Thahir, Studi Islam Interdisipliner: Aplikasi Pendekatan Filsafat, Sosiologi dan
Sejarah, Qirtas.
11

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut di atas, dapat


disimpulkan yaitu psikologi sosial berbicara mengenai ilmu tentang
interaksi antara individu dan individu, individu dan masyarakat,
tentang pola tingkah laku, fikiran, perasaan yang saling terpengaruh
dengan realitas, daya khayal dan keberadaan orang lain. Nah,
berikutnya akan dibahas mengenai hubungan antara psikologi sosial
dengan psikologi dakwah yang tentu sangat berhubungan erat.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama, dari sisi
objek dan subjek, sama-sama individu dalam kehidupan masyarakat.
Seorang da'i adalah individu, madu (yang diajak) juga merupakan
individu yang masing-masing saling berinteraksi dan memberikan
timbal balik serta menunjukan adanya proses saling beradaptasi
diantara manusia dimana hal tersebut timbul oleh sebab adanya
stimulus-stimulus yang bersifat sosial. Kedua, dalam sudut pandang
psikologi dakwah, seorang da'i harus memiliki kemampuan untuk
membedah gejala, fenomena, realita dan tindakan-tindakan sosial
masyarakat yang didakwahi, dalam hal ini, maka pengetahuan tersebut
merupakan bagian dari psikologi sosial.
4. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Agama
Jika dirumuskan kembali makna bahasa satu persatu, dirumuskan
bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku individu (manusia) dalam interaksi dengan lingkungannya.
Psikologi secara umum mempelajari gejala kejiwaan manusia yang
berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion) dan kehendak
(conasi). Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa, dan beradab.15
Dalam definisi tersebut karena jiwa bersifat abstrak, oleh karenanya
lebih menekankan pada pengalaman dan tingkah laku manusia.
Islam mendefinisikan agama sebagai ajaran yang diturunkan Allah
kepada manusia. Agama berasal dari Allah. Allah menurunkan agama

15
J. Rahmat, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 135
12

agar manusia menyembah-Nya dengan baik dan benar. Sedangkan


psikologi agama, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku
keberagamaan seseorang.
Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Agama. Dalam
menghubungkan antara psikologi dakwah dan psikologi agama penulis
menarik garis merah dari sisi tujuan yang hendak dicapai dalam
dakwah. Tujuan dalam dakwah, adalah untuk memberikan kesadaran,
mengubah perilaku, dan mengajak manusia ke arah yang lebih baik,
lebih mulia, lebih terpuji, lebih beradab, lebih terhormat, dan lebih
bermartabat dengan menjalankan ajaran agama secara benar dan
totalitas, dihubungkan dengan psikologi yang memperharikan
perubahan tingkah laku dan sikap yang ditunjukan oleh mad'u (orang
yang diajak).16
Ditambah lagi, dakwah harus bisa memcahkan permasalahan yang
ada di masyarakat, karena keberadaan dakwah selalu berhubungan
secara langsung dengan masyarakat dimana dakwah itu disampaikan.
Sedangkan dalam masalah tujuan dalam psikologi agama, bagaimana
individu diarahkan untuk dapat melaksanakan pola peribadahan dan
nilai-nilai agama dalam kesehariannya, ditambah lagi bahwa psikologi
agama bertujuan untuk mempelajari tingkah laku keagamaan, berfikir
lebih mendalam mengenai kondisi kejiwaan yang merupakan pantulan
dan gambaran prilaku diri yang selalu berkaitan dengan suatu
pengalaman juga kesadaran seseorang individu terhadap agama yang
dilakukan melalui pendekatan psikologi.
Di samping itu, psikologi agama (ilmu jiwa agama) juga meneliti
sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkah
laku orang (berpikir, bersikap, dan bereaksi). Tingkah laku orang, baik
dalam berpikir, bersikap maupun bereakasi tidak dapat dipisahkan

16
Daeng Sani Ferdiansyah, dkk, Psikologi Dakwah, (Bandung: CV Media Sains
Indonesia, 2022), hlm. 48
13

dengan keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi


kepribadiannya dalam melakukan ajaran agama.
Dari segi sasaran (objek) psikologi dakwah sama dengan sasaran
psikologi Agama, yaitu individu ataupun kelompok, baik orang yang
sudah beragama ataupun belum beragama. lebih jelas lagi, dakwah
bukan hanya dilakukan terhadap orang yang belum beragama, tetapi
juga kepada orang yang sudah memiliki keyakinan agama, misal dalam
ceramah-ceramah keagamaan, peringatan Isra Mi'raj Nabi atau Maulid
Nabi misalnya, dapat dipastikan bahwa hadirin yang mengunjungi
acara tersebut pasti lebih banyak yang telah memiliki keyakinan agama
(Islam).17 Di sinilah seorang da"i harus memperhatikan dan memahami
psikologi agama dalam perspektif psikologi dakwah, karena tingkah
laku seseorang/kelompok orang terkadang aneh dan tidak mudah
dipahami baik yang bersifat positif maupun yang negatif.
C. Tujuan dan Manfaat Psikologi Dakwah
1. Tujuan Psikologi Dakwah
Tujuan Psikologi Seorang dai atau juru dakwah yang mempelajari
psikologi janganlah mengharap bahwa mendapatkan jawaban atas
semua masalah yang dihadapi bertalian dengan tingkah laku
masyarakat sasarannya. Psikologi tidak menyediakan resep untuk
segala jenis penyakit dalam bidang dakwah. Kalau demikian, apakah
tujuan juru dakwah mempelajari psikologi? Psikologi membantu dai
dalam tiga hal:18
a. Psikologi memungkinkannya mengenal berbagai konsep atau
prinsip yang dapat menolongnya menelaah tingkah laku manusia
dengan lebih kritis dan yang dapat memberikan kepadanya
pengertian yang lebih mendalam tentang tingkah laku itu.
b. Psikologi dapat memberikan kepadanya keterampilan yang
diperlukan untuk mengolah hasil berbagai kegiatan psikis manusia

17
Ibid., Daeng Sani Ferdiansyah, dkk, hlm. 49
18
Kafi, Psikologi Dakwah (Cet. I, (Surabaya: INDAH, 1993), hlm. 66
14

sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk yang ber-


Ketuhanan, dalam proses dakwah misalnya menafsirkan gejala
kehendak yang melahirkan tingkah laku yang bermotivasi, gejala
perasaan dan emosi, dan lain sebagainya.
c. Psikologi beranggapan bahwa tingkah laku manusia dapat diamati
sebab-sebabnya atau dasar-dasarnya, dapat diramalkan dan dapat
diterangkan. Khusus bagi juru dakwah atau dai, psikologi
memberikan jalan bagaimana menyampaikan materi dan
menetapkan metode dakwah kepada individual manusia yang
merupakan makhluk totalitas (psiko-fisik) dan memiliki
kepribadian yang berbeda-beda baik karena faktor dari dalam
maupun karena pengaruh dari luar dirinya. Pengertian ini sangatlah
berguna dan menguntungkan bagi pembangunan masyarakat secara
efektif dan efisien. Pada setiap taraf perkembangannya yang turut
menentukan kepribadiannya dalam hubungannya dengan
lingkungan, kontak sosialnya, dan last but not least dalam
kesadarannya kepada Penciptanya.
2. Manfaat Psikologi Dakwah
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat kita ketahui dan
simpulkan, bahwa manfaat psikologi dakwah, yaitu:19
a. Dengan mempelajari Psikologi dapat memudahkan kita untuk
mengetahui karakter orang yang akan kita hadapi atau orang yang
diajak berkomunikasi.
b. Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan
pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama
manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
c. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan
jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau
anak.

19
St. Rahmatiah, Peran Psikologi Dalam Proses Dakwah, Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 1, Nomor 1 Desember 2014, hlm. 90-91
15

d. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.


Jadi mempelajari ilmu psikologi itu bukanlah hal yang baru bagi
seseorang, karena orang dewasa yang normal sedikit banyak telah
mengetahui psikologi meskipun pengetahuan mereka itu tidak
sistematis. Oleh karena itu, siapa saja yang dapat mengetahui psikologi
ia akan dapat menempatkan dirinya sedemikian rupa dimana ia berada.
Karena kita semua berada pada lapangan apa saja, maka psikologi pun
dapat dipergunakan dalam segala lapangan, misalnya pada lapangan:
pendidikan, kedokteran, pengadilan, industri jual beli, tentara, pemuda
dan masa anak-anak dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. Penutup
Dari penjelasan tentang psikologi dakwah di atas dapat kita lihat
bahwa erat sekali hubungan antara psikologi dengan dakwah. Karena
ketika seseorang berdakwah (da’i) maka ia perlu bahkan harus mengetahui
kondisi psikologis obyek yang didakwahi (mad’u) agar apa yang
disampaikan nantinya dapat tersampaikan dengan baik. Karena dakwah itu
sendiri merupakan suatu kegiatan yang mempengaruhi orang lain agar mau
merubah tingkah lakunya dan mengikuti sesuai dengan yang disyari’aykan
oleh agama (islam).
Perlu kita ketahui juga bahwasannya tujuan utama dari dakwah
adalah bagaimana nantinya seorang mad’u dapat atau mau menjalankan
apa yang disampaikan oleh seorang da’i, bukan hanya sekedar dipahami,
direnungkan dan dirasakan saja.dan bagaimana agar seorang mad’u benar-
benar menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh
kesadaran dari dirinya sendiri.
B. Saran
Dalam mempengaruhi orang lain agar orang lain dapat mengikuti
apa yang kita inginkan, maka kita harus melakukan beberapa pendekatan,
dan bisa dibilang pendekatan psikologis adalah pendekatan yang paling
penting dan yang paling berpengaruh apakah nantinya orang lain (mad’u)
itu dapat menerima apa yang disampaikan oleh Da’i dan menjalankannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

AB, S. 2013. Sosiologi Dakwah. Alaudin University Press.

Amin, A. 1993. al-Akhlak, alih bahasa Ma’ruf, Farid. Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin, H. M. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia.

Daeng Sani Ferdiansyah, dkk. 2022. Psikologi Dakwah. Bandung: CV Media


Sains Indonesia.

Faizah dan H. Lalu Muchsin Effendi. 2018. Psikologi Dakwah. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Kafi. 1993. Psikologi Dakwah Cet. I. Surabaya: INDAH.

L. S. Thahir. Studi Islam Interdisipliner: Aplikasi Pendekatan Filsafat, Sosiologi


dan Sejarah, Qirtas.

Mubrok, Achmad. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Partanto, Pius A. dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:


Penerbit Arloka, tt.

Rahmat, J. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rahmatiah, St. Peran Psikologi Dalam Proses Dakwah, Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal
Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 1, Nomor 1 Desember 2014.

Sani Ferdiansyah, Daeng, dkk. 2022. Psikologi Dakwah. Bandung: CV Media


Sains Indonesia.

Suprapto. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Media Pressindo.

Syamsudin, A. B. & Ag, S. 2016. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta:


Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai