2, Juli-Desember 2019
Abstract
Da’wah is an Islamic communication, which is a communication activity carried out intentionally
and consciously in the form of an invitation to the path of God with amar ma'ruf nahi munkar to
achieve the happiness of humanity in the world and the hereafter. When preaching, the preacher
needs to even have to know the psychological condition of the object being preached (mad'u) so
that what is conveyed can later be conveyed properly. In this case, psychology provides a way to
convey material and establish methods of preaching to humans who are totality (psychophysical)
creatures and have personalities from both internal and external influences. Thus, psychology in
the process of da'wah has a focal point in the knowledge of human behavior. Based on psychiatric
or psychological elements, the process of preaching will proceed according to the needs that are
expected of humans as individuals and social beings.
Keywords: da’wah, communication, psychology condition
Abstrak
Dakwah merupakan suatu komunikasi Islam, yaitu suatu aktivitas komunikasi yang
dilakukan secara sengaja dan sadar yang berupa ajakan kepada jalan Allah dengan
amar ma’ruf nahi munkar untuk meraih kebahagiaan manusia dunia dan akhirat.
Ketika berdakwah, da’i perlu bahkan harus mengetahui kondisi psikologis objek yang
didakwahi (mad’u) agar apa yang disampaikan nantinya dapat tersampaikan dengan
baik. Dalam hal ini, psikologi memberikan jalan bagaimana menyampaikan materi
dan menetapkan metode dakwah kepada manusia yang merupakan makhluk totalitas
(psikofisik) dan memiliki kepribadian baik dari faktor dalam maupun pengaruh dari
luar. Dengan demikian, psikologi dalam proses dakwah mempunyai titik perhatian
pada pengetahuan tentang tingkah laku manusia. Dengan berlandaskan unsur-unsur
kejiwaan atau psikologi, proses dakwah akan berjalan sesuai kebutuhan yang diharapkan
manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Kata kunci: dakwah, komunikasi, kondisi psikologis
Silvia Riskha Fabriar
126 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah
a. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan laku dan perbuatan individu, dimana
pada apa yang diketahui, dipahami, atau individu tersebut dapat dilepaskan dari
persepsi khalayak. Efek ini berkaitan lingkungannya. Pelaksanaan secara ilmiah
dengan transmisi pengetahuan, dari psikologi dilakukan dengan jalan
ketrampilan, kepercayaan, dan mengumpulkan dan mencatat secara teliti
informasi. tingkah laku manusia selengkap mungkin
b. Efek afektif timbul bila ada perubahan dan berusaha menjauhkan diri dari segala
pada apa yang dirasakan, disenangi prasangka.
atau dibenci khalayak, yang meliputi Dalam pandangan psikologi, George
segala yang berhubungan dengan A. Miller menyatakan bahwa psikologi
emosi, sikap, serta nilai. mempunyai objek pembahasan yang
c. Efek behavioral, merujuk pada perilaku berupa mental atau jiwa manusia secara
nyata yang dapat diamati, yang luas. Pembahasannya bersifat ilmiah
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan yang didukung oleh hasil penelitian yang
atau kebiasaan berperilaku. dilakukan oleh metode ilmiah pula. Hal
Dalam prosesnya, dakwah tidak ini berbeda dengan William james yang
bisa terlepas dari kondisi psikologi, sebab membatasi objek pembahasan psikologi
dengan memahami kondisi psikologis pada jiwa sadar manusia sehat, terdidik
pelaku dakwah dapat mengerti karakter dan sebagainya. Yang djadikan objek
dan tingkah laku baik para da’i maupun penelitiannya adalah tingkah laku yang
sasarannya atau mad’u. berhubungan dengan proses penyesuaian
Psikologi menurut bahasa berasal dari diri. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk
kata Yunani, yang terdiri dari dua kata, memenuhi tuntutan kebutuhan hidup
psyche (jiwa) dan logos (ilmu). Jadi, psikologi biologis sebagai makhluk individual dan
adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah tuntutan hidup sosial sebagai makhluk
laku dan kehidupan psikis (kejiwaan) sosial (Enjang dan Aliyudin, 2009: 28-29).
manusia. Namun, pengertian ilmu jiwa itu
sendiri masih dianggap kabur dan belum
Interaksi Psikologis antara Da’i dan Mad’u
jelas. Menurut Sarlito Wirawan tidak
seorang pun yang tahu apa sesungguhnya Manusia secara hakiki merupakan
yang dimaksud dengan jiwa itu sendiri, makhluk sosial, sejak ia dilahirkan ia
karena jiwa adalah suatu kekuatan yang membutuhkan orang lain untuk memenuhi
abstrak yang tidak tampak oleh panca segala kebutuhannya. Manusia menjadi
indera wujud dan zatnya, melainkan yang apa dan siapa tergantung dengan siapa ia
tampak hanya gejala-gejalanya (Sarwono, bermasyarakat. Manusia disatu sisi memiliki
2000: 3). sifat kooperatif, tabiat bekerja sama dengan
manusia lain dalam memenuhi kebutuhan.
Robert S. Woodworth dalam Kartini
Jadi, dalam kehidupannya, individu
Kartono (1996: 1-2) berpendapat bahwa
selalu berhubungan dengan lingkungan
psikologi adalah ilmu pengetahuan
fisik, lingkungan psikis, atau lingkungan
yang mempelajari semua tingkah
rohaninya. Salah satu bentuk hubungan
128 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah
manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak disampaikan oleh da’i akan dapat meresap
hanya merupakan usaha penyampaian, dan diterima dalam pribadi sasarannya
tetapi merupakan usaha mengubah way of kemudian diamalkan dengan perasaan
thinking, way of feeling, way of life menusia yang tulus tanpa adanya ganjalan karena hal
sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas tersebut dapat menyentuh dan memuaskan
kehidupan yang lebih baik (Samsul Munir kehidupan rohaninya. Dakwah seperti itu
Amin, 2008: 29). Dalam aktivitas dakwah, disebut dakwah persuasif.
seorang da’i seringkali mengalami kesulitan Dakwah persuasif menurut Samsul
untuk menggerakkan sasaran dakwahnya Munir Amin (2009: 210) memerlukan
agar mau mendengarkan dan mengamalkan persiapan yang sungguh-sungguh,
pesan yang disampaikan dalam kehidupan sebab persuasi mendasarkan usahanya
nyata. Seorang da’i dihadapkan pada pada segi-segi psikologis dan tujuannya
kenyataan bahwa individu-individu yang untuk meraih kesadaran seseorang
akan didakwahi memiliki keragaman untuk melaksanakan sesuatu. Persuasif
dalam berbagai hal. Keragaman tersebut adalah kegiatan psikologis, tujuannya
akan memberikan corak yang berbeda pula untuk dapat mengubah sikap, pendapat,
dalam menerima dakwah (materi dakwah) atau tingkah laku tanpa menggunakan
yang menyikapinya. Oleh karena itu, ancaman, kekerasan, kekuatan, kekuasaan,
dakwah yang dilakukan harus berorientasi penekanan, pemerasan tetapi dengan
kepada kebutuhan sasaran dakwah dan kesadaran, simpati, dan sepenuh perasaan.
da’i berusaha memotivasi sasarannya
untuk mengamalkan pesan yang telah Disinilah letak titik berat strategi-
disampaikan.(Nawawi, 2007: 235). Dengan strategi dakwah yang sebenarnya yaitu
kata lain seorang da’i dituntut menguasai menerima pesan dakwah dengan ikhlas
tentang kejiwaan manusia sebagai individu sekaligus mempraktekkannya. Akan
maupun anggota kelompok. Esensi dakwah tetapi, realitas psikologis menunjukkan
sebenarnya terletak pada usaha pencegahan bahwa materi pesan yang disampaikan
dari penyakit-penyakit masyarakat yang da’i tidak secara otomatis diserap oleh
bersifat psikis dengan cara mengajak, mad’u. Pertimbangan - pertimbangan
memotivasi, merangsang serta membimbing sasaran dakwah dalam menerima
individu agar sehat dan sejahtera jiwa dan kehadiran sumber informasi menjadi
raganya, sehingga mereka dapat menerima kunci terhadap pertimbangan penerimaan
ajaran agama dengan penuh kesadaran dan dan pengambilan sikap terhadap materi
dapat menjalankan ajaran agama sesuai dakwah (Musthofa, 2005: 103).
dengan tuntutan syariat agama. Dalam banyak hal, Nabi Muhammad
Pesan dakwah harus disampaikan sebagai juru dakwah juga memperhatikan
dengan pendekatan psikologis, yakni kejiwaan umatnya. Sebagaimana Al Qur’an,
sesuai dengan cara berpikir dan merasa dalam menerapkan hukum dan ajarannya
mad’u. Dengan memperhatikan faktor- tidak dengan serta merta mengabaikan
faktor perkembangan psikologis beserta unsur-unsur kejiwaan manusia. Turunnya
ciri-cirinya, maka pesan dakwah yang ayat Al Qur’an secara bertahap merupakan
130 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah
suatu bukti bahwa pendekatan kejiwaan agar kamu mendapat keberuntungan.” Jelas
merupakan sesuatu yang tidak boleh bahwa ajaran Islam dalam penerapannya
diabaikan. Sebagai contoh adalah perintah juga memperhatikan masalah kejiwaan
tentang pelarangan minuman keras seseorang. Maka, tatkala seorang da’i
(khamar) bagi para pemeluk agama Islam. akan melakukan aktivitas dakwahnya
Allah membuat tiga tahapan: harus memperhatikan situasi dan
a. Peringatan tentang mudharatnya, kondisi psikologis orang yang akan
dalam QS. Al Baqarah: 219, yang artinya menerima pesan-pesan dakwahnya.
“Mereka bertanya kepadamu tentang
khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
Teori Perubahan Sikap dalam Proses
keduanya terdapat dosa yang besar dan
Dakwah
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya…..” Dalam proses dakwah, pesan dakwah
Selanjutnya mereka masih juga banyak harus disampaikan dengan hikmah,
yang minum khamar (minuman keras), pelajaran yang baik (mauidhoh hasanah),
sampai pada suatu hari, seorang dari dan bantahan yang baik (jidal bi ahsan)
Kaum Muhajirin mengimami sahabat- sebagaimana diungkap Al Qur’an dalam
sahabatnya pada shalat Maghrib. surat An Nahl ayat 125, yang artinya
Bacaannya campur aduk antara satu “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
dengan yang lain, sehingga Allah mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
menurunkan ayat Al Qur’an yang lebih dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
keras dari ayat sebelumnya: Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
b. Pelarangan sholat dalam keadaan mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
mabuk, QS. An Nisa’: 43, yang artinya jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah orang-orang yang mendapat petunjuk”
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan Al Qur’an memberikan landasan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa teoritis agar dakwah dilakukan dengan
yang kamu ucapkan...”. Akan tetapi, hikmah. Hikmah dalam bahasa sehari hari
orang-orang masih juga banyak yang sering diartikan sebagai tindakan yang
meminum minuman keras, hingga bijaksana. Orang yang bijak tentunya
salah seorang melakukan salat dalam orang yang memiliki ilmu pengetahuan
keadaan mabuk. Kemudian turunlah yang dalam, yang tidak hanya satu bidang
ayat Al Qur’an yang lebih keras lagi: tetapi juga pada bidang yang lainnya.
c. Perintah menjauhi khamar dalam QS. Dengan pengetahuan yang dimiliki itu ia
Al Mai’dah: 90, yang artinya “Hai akan bisa memilih metode dan materi apa
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya yang tepat untuk diberikan kepada sasaran
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban dakwah yang dihadapi. Dengan demikian,
untuk) berhala, mengundi nasib dengan aktivitas dakwah yang dilakukan akan
panah adalah Termasuk perbuatan syaitan. mendapat respon positif dari mad’u yang
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu pada akhirnya akan memudahkan da’i
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 131
Silvia Riskha Fabriar
mendapatan keberhasilan dalam tugas ada usaha untuk menarik orang untuk
dakwahnya. Dengan memahami segala memperhatikan dakwah yang disampaikan.
sesuatu dalam arti segala unsur unsur yang Comprehension yaitu pemahaman
berhimpun dalam kegiatan dakwah, yaitu seseorang terhadap pesan. Seseorang yang
unsur pesan dakwah, unsur manusia yang memperhatikan pesan dakwah diharapkan
dihadapi, unsur medan dakwah, ruang dan mempunyai pemahaman terhadap pesan
waktu, unsur metode yang sesuai, sehingga yang disampaikan da’i. Adanya pemahaman
daya penggerak untuk suatu langkah yang terhadap pesan tersebut sangat ditentukan
tepat, dengan itulah seorang dai dapat oleh bermacam-macam hal, diantaranya
menentukan dan menjalankan dakwah teknik penyampaian pesan dakwah dan
yang efektif. bahasa yang dipakai dalam dakwah. Tanpa
Jika ditinjau dari Psikologi adanya perhatian terhadap pesan dakwah
Komunikasi, ada tiga faktor yang sangat orang tidak mungkin akan memahami isi
menentukan keberhasilan dakwah, yaitu: dakwah.
1. Siapa yang menyampaikan dakwah Acceptance adalah penerimaan isi
(komunikator). dakwah. Dalam hal ini, ditolak atau
2. Teknik Penyampaian dakwah diterimanya isi dakwah sebagai sikap
(kominikasi). hidup sangat ditentukan oleh pemahaman
3. Siapa penerima pesan dakwah terhadap pesan dakwah dan juga
(komunikan/audience). sejauhmana pesan dakwah sesuai dengan
Untuk menentukan keberhasilan kebutuhan dan nilai hidup pendengar.
dalam perubahan sikap sangat tergantung Dengan adanya penerimaan pesan dakwah
ketiga hal diatas. Dan mengenai perubahan ini diharapkan orang akan menjalankan
sikap, dalam tulisan ini digunakan teori perintah-perintah Islam yang disampaikan.
perubahan sikap yang dibahas McGuire. Dalam melakukan komunikasi
Menurut McGuire, proses perubahan (dakwah) persuasif, ketiga faktor tersebut
sikap seseorang dari tidak tahu atau tidak merupakan rangkaian, yang baik secara
menerima suatu pesan berlangsung melalui langsung (penerimaan terhadap objek
tiga proses dasar yang disebutnya tiga sikap) maupun tidak langsung berpengaruh
tahap perubahan sikap (Djamaludin Ancok terhadap perhatian individu pada isi
dan Fuat Nashori Suroso, 1994: 40). pesan atau informasi mengenai objek
sikap dan pemahaman terhadap informasi
Attentio Compreh Accepta
mengenai objek sikap. Dengan demikian,
n ension nce
dalam mempengaruhi orang lain, seorang
komunikator harus memfokuskan perhatian
Attention adalah perhatian terhadap mereka menjadi bagian yang sangat
pesan. Orang tidak akan berubah sikap penting agar isi pesan dapat dipahami
apabila tidak memperhatikan pesan oleh pendengar, kemudian menyetujui
yang disampaikan. Oleh karena itu, agar kesimpulan pesan yang disampaikan. Untuk
penyampaian dakwah dapat diterima harus mencapai tujuan ini, komunikator haruslah
132 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah
seorang yang mampu membuat individu sampai ke tingkat tersebut. Jika dakwah
tertarik, dan secara sukarela meluangkan mengantarkan mad’u sampai pada tahap
perhatiannya untuk memahami isi pesan. terakhir, maka itulah keberhasilan dakwah
Berkaitan dengan proses kognitif yang yang total. Akan tetapi, untuk sampai ke
terlibat dalam pembentukan dan perubahan tahap terakhir sangat banyak variabel yang
sikap, McGuire juga mengemukakan menyertainya.
konsep information-processing paradigm Aktivitas dakwah yang berperan dalam
(teori pemrosesan informasi) bahwa masalah pembentukan perilaku ini adalah
sikap dapat terbentuk melalui 6 langkah, berupa pembinaan, bimbingan, dan aktivitas
yaitu objek sikap (pesan) harus disajikan pendidikan. Proses pembentukan dalam
(a. Presentation) terlebih dahulu kepada dakwah merupakan upaya transformasi
individu. Apabila presentasi dilakukan ajaran Islam ke dalam psikologis seorang
dengan tepat dan menarik maka individu individu. Upaya transformasi ini dilakukan
akan tertarik (b. Attention) terhadap objek dengan komunikasi dan pembinaan, yang
sikap. Pesan yang disajikan dengan baik, dipengaruhi oleh kondisi da’i, lingkungan,
menyebabkan individu bersedia secara sasaran dakwah, dan hubungan nilai-
sukarela mencurahkan perhatiannya, nilai antar mereka. Oleh sebab itu,
sehingga pemahaman (c. Comprehension) dengan memperhatikan psikologis mad’u
terhadap isi pesan akan lebih mudah dan kebutuhan hidupnya, maka pesan
dilakukan. Apabila isi pesan terkait objek dakwah yang disampaikan oleh da’i akan
sikap tersebut dipahami, tidak ada alasan dapat diterima dengan mudah dan akan
bagi individu untuk menolak (d. Yielding). diamalkan oleh mad’u karena hal tersebut
Pada saat ini benih sikap potensial menyentuh dan memuaskan kehidupan
terbentuk pada individu. Satu proses lagi rohaninya. Dakwah yang terarah adalah
yang dibutuhkan yaitu memperkuat dan memberikan bimbingan kepada umat
memelihara agar pemahaman itu bertahan Islam untuk benar-benar mencapai dan
(e. Retention) sebelum akhirnya terwujud melaksanakan keseimbangan hidup di
dalam perilaku (f. Behavior) yang dinginkan. dunia dan akhirat.
(Ramadhani, 2009: 6; Aziz, 2009: 460).
C. Simpulan
Menurut McGuire selalu ada variabel
Esensi dakwah terletak pada ajakan,
lain yang ikut mempengaruhi tahap-tahap
dorongan, rangsangan serta bimbingan
tersebut diatas. Misalnya, kecerdasan, bisa
terhadap orang lain untuk menerima
mempengaruhi seseorang untuk mudah
ajaran agama dengan penuh kesadaran.
menerima argumentasi orang lain. McGuire
Seorang da’i harus mampu merangsang
juga menyatakan bahwa perubahan sikap
motif yang dimiliki mad’u sehingga mad’u
bukan hal persoalan yang sederhana,
mau bertingkah laku sebagaimana yang
tetapi melibatkan semua komponen. Jika
dikehendaki oleh da’i. Dari ruang psikologis,
aktivitas dakwah hanya sampai membuat
seorang da’i dapat menanamkan nilai-nilai
mad’u sampai pada tahap kognitif, bukan
ajaran dengan mengalirkan pesan-pesan
berarti dakwahnya gagal. Ia hanya berhasil
sesuai kapasitas para jamaahnya. Pesan-
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 133
Silvia Riskha Fabriar
134 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 135