Anda di halaman 1dari 11

Jurnal An-Nida, Vol. 11, No.

2, Juli-Desember 2019

URGENSI PSIKOLOGI DALAM AKTIVITAS DAKWAH

Silvia Riskha Fabriar


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang
Jln. Prof. Dr. Hamka, Ngaliyan, Semaran
silviariskhaf@walisongo.ac.id

Abstract
Da’wah is an Islamic communication, which is a communication activity carried out intentionally
and consciously in the form of an invitation to the path of God with amar ma'ruf nahi munkar to
achieve the happiness of humanity in the world and the hereafter. When preaching, the preacher
needs to even have to know the psychological condition of the object being preached (mad'u) so
that what is conveyed can later be conveyed properly. In this case, psychology provides a way to
convey material and establish methods of preaching to humans who are totality (psychophysical)
creatures and have personalities from both internal and external influences. Thus, psychology in
the process of da'wah has a focal point in the knowledge of human behavior. Based on psychiatric
or psychological elements, the process of preaching will proceed according to the needs that are
expected of humans as individuals and social beings.
Keywords: da’wah, communication, psychology condition

Abstrak
Dakwah merupakan suatu komunikasi Islam, yaitu suatu aktivitas komunikasi yang
dilakukan secara sengaja dan sadar yang berupa ajakan kepada jalan Allah dengan
amar ma’ruf nahi munkar untuk meraih kebahagiaan manusia dunia dan akhirat.
Ketika berdakwah, da’i perlu bahkan harus mengetahui kondisi psikologis objek yang
didakwahi (mad’u) agar apa yang disampaikan nantinya dapat tersampaikan dengan
baik. Dalam hal ini, psikologi memberikan jalan bagaimana menyampaikan materi
dan menetapkan metode dakwah kepada manusia yang merupakan makhluk totalitas
(psikofisik) dan memiliki kepribadian baik dari faktor dalam maupun pengaruh dari
luar. Dengan demikian, psikologi dalam proses dakwah mempunyai titik perhatian
pada pengetahuan tentang tingkah laku manusia. Dengan berlandaskan unsur-unsur
kejiwaan atau psikologi, proses dakwah akan berjalan sesuai kebutuhan yang diharapkan
manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
Kata kunci: dakwah, komunikasi, kondisi psikologis
Silvia Riskha Fabriar

A. Pendahuluan sebagai kelompok masyarakat, begitu pula


Islam adalah agama dakwah, agama dapat diterapkan dalam masalah agama,
yang menyebarluaskan kebenaran dan khususnya sebagai acuan metodologi
mengajak orang-orang yang belum dakwah, merupakan suatu yang tidak dapat
mempercayainya untuk percaya, ditinggalkan (M. Arifin, 1997: 10-12). Dari
menumbuhkan pengertian dan kesadaran segi psikologi, dakwah dalam prosesnya
agar umat Islam mampu menjalani hidup dipandang sebagai pembawa perubahan.
sesuai dengan perintah dianggap sebagai Dari segi dakwah, psikologi banyak
tugas suci yang merupakan tugas setiap memberi jalan pada perumusan tujuan
muslim. Dengan demikian, setiap muslim dakwah pemilihan materi dan penetapan
berkewajiban untuk berdakwah. metodenya. Bagi seorang da’i mempelajari
metode psikologi dapat memungkinkan
Dalam melaksanakan tugas dakwah, mengenal berbagai aspek atau prinsip yang
seorang da’i dihadapkan pada kenyataan dapat menolongnya menelaah tingkah
bahwa individu-individu yang akan laku manusia dengan lebih kritis dan juga
didakwahi memiliki keberagaman dalam dapat memberikan pengertian yang lebih
berbagai hal, seperti pikiran-pikiran, mendalam tentang tingkah laku.
pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
Oleh karena itu, untuk mengefektifkan Namun, dalam kondisi saat ini banyak
usaha dakwah seorang da’i dituntut untuk da’i yang masih asal-asalan menjalankan
memahami mad’u yang akan dihadapi. dakwahnya tanpa memperhatikan
Salah satu bentuk keberhasilan dalam bagaimana keadaan mad’unya. Da’i
dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seringkali menyamaratakan setiap mad’u
seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi yang dihadapi, baik dari materi yang
cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi disampaikan dan metode yang digunakan.
giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan Sehingga mengakibatkan materi yang
menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya disampaikan tidak mengena bahkan
rasa senang terhadap kebenaran ajaran dianggap sebagai angin lalu.
Islam. Dengan demikian, yang perlu
Dakwah bermaksud mengubah diperhatikan oleh da’i adalah situasi dan
sikap seorang mad’u, maka pendekatan kondisi masyarakat obyek khususnya
psikologis menjadi sesuatu yang sangat situasi psikologisnya, dimana manusia
penting. Dalam masyarakat modern, sebagai makhluk yang mempunyai jasmani
kedudukan dan peran psikologi dapat dan rohani yang unik. Proses perubahan
dikatakan sebagai sarana efektif berhasil dan perkembangan pribadi sasaran
tidaknya tujuan yang diharapkan, baik (mad’u) dakwah sangat rumit. Da’i yang
secara individu maupun secara kelompok. menghadapinya juga komplek sehingga
Di samping itu, psikologi memberikan memahami kondisi psikologi sangat
pula cara-cara bagaimana yang lebih dibutuhkan dalam proses ini.
tepat dalam pemecahan masalah-masalah
kemanusiaan, baik ia sebagai individu atau

126 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah

B. Hasil dan Pembahasan kegiatan dakwah melibatkan beberapa


unsur, baik sebagai unsur utama maupun
Pemahaman Mengenai Aktivitas Dakwah
sebagai unsur pelengkap. Unsur-unsur itu
dan Psikologi
terdiri dari da’i (subjek dakwah), mad’u
Dakwah secara etimologis berasal (objek dakwah), materi, metode, media
dari bahasa Arab, kata dakwah merupakan dan tujuan. Selain itu sering juga sebagian
masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u para ahli memasukkan perencanaan dan
yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. evaluasi sebagai unsur dakwah. Dakwah
Dan secara istilah Syekh Ali Mahfudh sebagai suatu sistem, selalu terdapat input,
dalam Moh. Ali Aziz (2004: 4) mengatakan output, dan proses. Ketiganya harus selalu
dakwah adalah mendorong manusia untuk terkait dan sambung menyambung terus
berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk menerus sehingga merupakan suatu proses
(agama) menyeru mereka pada kebaikan yang tidak berhenti pada satu titik (Aziz,
dan mencegah mereka dari perbuatan 2004: 73) dan saling mempengaruhi dalam
munkar agar memperoleh kebahagian pencapaian tujuan.
dunia akhirat.
Secara lebih operasional, dakwah
Dakwah merupakan usaha adalah mengajak manusia kepada tujuan
mewujudkan masyarakat yang menjunjung yang definitif yang rumusannya dapat
tinggi kehidupan beragama dengan diambil dari Al Qur’an maupun Hadits
merealisasikan ajaran Islam secara penuh sesuai dengan lingkup dakwahnya. Sebagai
dan menyeluruh. Menurut al Sayyid Sabiq, peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah
dakwah Islam memberikan perhatian dapat menimbulkan berbagai peristiwa
terhadap manusia sebagai individu dalam ditengah masyarakat, peristiwa yang
tiga hal, jasmani, akal, dan moral. Perhatian harmoni, menegangkan, kontroversial, bisa
terhadap jasmani mencakup penjagaan juga melahirkan berbagai pemikiran, baik
terhadap kesehatan jasmani, sehingga pemikiran yang moderat ataupun ekstrem,
akan mampu menghadapi berbagai macam sederhana maupun rumit, parsial maupun
kesulitan. Sedangkan yang berkaitan dengan komprehensif. Oleh karena itu, da’i sebagai
akal, Islam mengajak agar setiap individu penyampai dakwah tidak hanya menguasai
dapat berpikir sehat dan jernih sehingga materi dakwah, tetapi juga memahami
dapat mengambil keputusan berdasarkan karakteristik manusia yang menjadi mad’u.
kejujuran, keadilan, dan mampu untuk
Dalam upaya mencapai tujuan
memahami lingkungan yang mengelilingi
dakwah maka kegiatan dakwah selalu
dan dapat belajar dari perjalanan umat-
diarahkan untuk mempengaruhi tiga aspek
umat yang terdahulu. Sedangkan moral
perubahan dari objeknya, yakni perubahan
berkaitan dengan ajakan untuk melatih
pada aspek pengetahuan (knowledge),
hati agar mempunyai kecenderungan akan
aspek sikap (attitude), dan aspek perilaku
kebaikan dan menjauhi keburukan (Faizah
(behavioral). Berkenaan dengan ketiga hal
dan Lalu Muhsin Effendi, 2006: 85-86).
tersebut Jalaluddin Rakhmat dalam Moh.
Kegiatan dakwah merupakan suatu Ali Aziz (2004: 139) menyatakan:
sistem (Habib, 1982: 154), karena dalam
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 127
Silvia Riskha Fabriar

a. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan laku dan perbuatan individu, dimana
pada apa yang diketahui, dipahami, atau individu tersebut dapat dilepaskan dari
persepsi khalayak. Efek ini berkaitan lingkungannya. Pelaksanaan secara ilmiah
dengan transmisi pengetahuan, dari psikologi dilakukan dengan jalan
ketrampilan, kepercayaan, dan mengumpulkan dan mencatat secara teliti
informasi. tingkah laku manusia selengkap mungkin
b. Efek afektif timbul bila ada perubahan dan berusaha menjauhkan diri dari segala
pada apa yang dirasakan, disenangi prasangka.
atau dibenci khalayak, yang meliputi Dalam pandangan psikologi, George
segala yang berhubungan dengan A. Miller menyatakan bahwa psikologi
emosi, sikap, serta nilai. mempunyai objek pembahasan yang
c. Efek behavioral, merujuk pada perilaku berupa mental atau jiwa manusia secara
nyata yang dapat diamati, yang luas. Pembahasannya bersifat ilmiah
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan yang didukung oleh hasil penelitian yang
atau kebiasaan berperilaku. dilakukan oleh metode ilmiah pula. Hal
Dalam prosesnya, dakwah tidak ini berbeda dengan William james yang
bisa terlepas dari kondisi psikologi, sebab membatasi objek pembahasan psikologi
dengan memahami kondisi psikologis pada jiwa sadar manusia sehat, terdidik
pelaku dakwah dapat mengerti karakter dan sebagainya. Yang djadikan objek
dan tingkah laku baik para da’i maupun penelitiannya adalah tingkah laku yang
sasarannya atau mad’u. berhubungan dengan proses penyesuaian
Psikologi menurut bahasa berasal dari diri. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk
kata Yunani, yang terdiri dari dua kata, memenuhi tuntutan kebutuhan hidup
psyche (jiwa) dan logos (ilmu). Jadi, psikologi biologis sebagai makhluk individual dan
adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah tuntutan hidup sosial sebagai makhluk
laku dan kehidupan psikis (kejiwaan) sosial (Enjang dan Aliyudin, 2009: 28-29).
manusia. Namun, pengertian ilmu jiwa itu
sendiri masih dianggap kabur dan belum
Interaksi Psikologis antara Da’i dan Mad’u
jelas. Menurut Sarlito Wirawan tidak
seorang pun yang tahu apa sesungguhnya Manusia secara hakiki merupakan
yang dimaksud dengan jiwa itu sendiri, makhluk sosial, sejak ia dilahirkan ia
karena jiwa adalah suatu kekuatan yang membutuhkan orang lain untuk memenuhi
abstrak yang tidak tampak oleh panca segala kebutuhannya. Manusia menjadi
indera wujud dan zatnya, melainkan yang apa dan siapa tergantung dengan siapa ia
tampak hanya gejala-gejalanya (Sarwono, bermasyarakat. Manusia disatu sisi memiliki
2000: 3). sifat kooperatif, tabiat bekerja sama dengan
manusia lain dalam memenuhi kebutuhan.
Robert S. Woodworth dalam Kartini
Jadi, dalam kehidupannya, individu
Kartono (1996: 1-2) berpendapat bahwa
selalu berhubungan dengan lingkungan
psikologi adalah ilmu pengetahuan
fisik, lingkungan psikis, atau lingkungan
yang mempelajari semua tingkah
rohaninya. Salah satu bentuk hubungan
128 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah

manusia dengan lingkungannya adalah mengharuskan da’i mempunyai ciri-ciri


interaksi sosial. dan kepribadian yang prima untuk dapat
Interaksi sosial berkisar pada menarik mad’u (Mubarok, 1999: 98). Selain
usaha menyesuaikan diri baik bersikap itu, da’i harus dapat membina hubungan
autoplastis (mengubah diri sesuai dengan yang baik dengan mad’u, sehingga
lingkungannya) maupun alloplastis (usaha mad’u tidak ragu untuk mencontoh dan
seseorang untuk merubah lingkungannya) meneladani sikap dan pribadi mad’u.
sesuai keadaan (keinginan), dimana Proses saling mempengaruhi antara da’i
individu yang satu menyesuaikan diri dan mad’u ini merupakan peristiwa mental.
dengan individu yang lain. Faktor-faktor Dalam proses dakwah, arti interaksi
adanya interaksi sosial adalah: sosial antara da’i dan mad’u sekurang-
1. Imitasi, yaitu tindakan seseorang kurangnya terkandung tiga makna, yaitu:
untuk meniru orang lain baik sikap, a. Da’i maupun mad’u sebenarnya terlibat
penampilan, maupun gaya hidup. dalam proses belajar, baik dari segi
2. Identifikasi, yaitu kecenderungan atau berpikir maupun dari sudut merasa.
keinginan dalam diri seseorang untuk Mad’u belajar kepada da’i, tetapi da’i
menjadi sama dengan pihak lain. juga belajar kepada umpan balik yang
3. Sugesti, yaitu proses dimana seorang disampaikan oleh mad’u.
individu dapat menerima suatu b. Antara da’i dan mad’u terjadi proses
penglihatan atau pedoman-pedoman penyampaian dan penerimaan lambang-
tingkah laku dari orang lain tanpa kritik lambang dalam berkomunikasi (tepuk
terlebih dahulu. tangan lambang suka, gaduh dan
4. Simpati, yaitu proses kejiwaan mengantuk lambang penolakan).
seseorang yang merasa tertarik kepada c. Adanya mekanisme penyesuaian diri
seseorang atau kelompok karena sikap, antara da’i dan mad’u.
penampilan, wibawa atau perbuatan. Interaksi memiliki hubungan yang
Dalam setiap proses dakwah pasti erat kaitannya dengan proses komunikasi,
terjadi proses interaksi, yaitu interaksi yaitu ketika mad’u menerima informasi,
antara da’i dan mad’u. Dalam proses mengolahnya, dan menyimpannya yang
dakwah interaksi digunakan untuk akhirnya menghasilkan efek perubahan
mempengaruhi mad’u dengan harapan sikap. Menurut Djamaludin Ancok dan Fuat
adanya perubahan sikap, pengetahuan, dan Nashori Suroso (1994: 39) proses perubahan
tingkah laku sesuai dengan materi dakwah sikap seorang mad’u yang dari tidak tahu
yang disampaikan, yaitu demi mencapai atau tidak menerima pesan ke menerima
kebahagiaan dunia dan akhirat. tersebut dapat terbentuk sangat tergantung
Dalam proses dakwah, da’i harus pada ketiga aspek komunikasi, yaitu
benar-benar mengerti kondisi mad’u baik komunikator, komunikasi, dan audience.
dari segi umur, pengetahuan, pendidikan, Peran Psikologi dalam Proses Dakwah
geografis, dan lain-lain. Faktor-faktor dasar
Dakwah Islam merupakan proses
interaksi seperti sugesti, imitasi, simpati
penyampaian ajaran Islam terhadap umat
ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 129
Silvia Riskha Fabriar

manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak disampaikan oleh da’i akan dapat meresap
hanya merupakan usaha penyampaian, dan diterima dalam pribadi sasarannya
tetapi merupakan usaha mengubah way of kemudian diamalkan dengan perasaan
thinking, way of feeling, way of life menusia yang tulus tanpa adanya ganjalan karena hal
sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas tersebut dapat menyentuh dan memuaskan
kehidupan yang lebih baik (Samsul Munir kehidupan rohaninya. Dakwah seperti itu
Amin, 2008: 29). Dalam aktivitas dakwah, disebut dakwah persuasif.
seorang da’i seringkali mengalami kesulitan Dakwah persuasif menurut Samsul
untuk menggerakkan sasaran dakwahnya Munir Amin (2009: 210) memerlukan
agar mau mendengarkan dan mengamalkan persiapan yang sungguh-sungguh,
pesan yang disampaikan dalam kehidupan sebab persuasi mendasarkan usahanya
nyata. Seorang da’i dihadapkan pada pada segi-segi psikologis dan tujuannya
kenyataan bahwa individu-individu yang untuk meraih kesadaran seseorang
akan didakwahi memiliki keragaman untuk melaksanakan sesuatu. Persuasif
dalam berbagai hal. Keragaman tersebut adalah kegiatan psikologis, tujuannya
akan memberikan corak yang berbeda pula untuk dapat mengubah sikap, pendapat,
dalam menerima dakwah (materi dakwah) atau tingkah laku tanpa menggunakan
yang menyikapinya. Oleh karena itu, ancaman, kekerasan, kekuatan, kekuasaan,
dakwah yang dilakukan harus berorientasi penekanan, pemerasan tetapi dengan
kepada kebutuhan sasaran dakwah dan kesadaran, simpati, dan sepenuh perasaan.
da’i berusaha memotivasi sasarannya
untuk mengamalkan pesan yang telah Disinilah letak titik berat strategi-
disampaikan.(Nawawi, 2007: 235). Dengan strategi dakwah yang sebenarnya yaitu
kata lain seorang da’i dituntut menguasai menerima pesan dakwah dengan ikhlas
tentang kejiwaan manusia sebagai individu sekaligus mempraktekkannya. Akan
maupun anggota kelompok. Esensi dakwah tetapi, realitas psikologis menunjukkan
sebenarnya terletak pada usaha pencegahan bahwa materi pesan yang disampaikan
dari penyakit-penyakit masyarakat yang da’i tidak secara otomatis diserap oleh
bersifat psikis dengan cara mengajak, mad’u. Pertimbangan - pertimbangan
memotivasi, merangsang serta membimbing sasaran dakwah dalam menerima
individu agar sehat dan sejahtera jiwa dan kehadiran sumber informasi menjadi
raganya, sehingga mereka dapat menerima kunci terhadap pertimbangan penerimaan
ajaran agama dengan penuh kesadaran dan dan pengambilan sikap terhadap materi
dapat menjalankan ajaran agama sesuai dakwah (Musthofa, 2005: 103).
dengan tuntutan syariat agama. Dalam banyak hal, Nabi Muhammad
Pesan dakwah harus disampaikan sebagai juru dakwah juga memperhatikan
dengan pendekatan psikologis, yakni kejiwaan umatnya. Sebagaimana Al Qur’an,
sesuai dengan cara berpikir dan merasa dalam menerapkan hukum dan ajarannya
mad’u. Dengan memperhatikan faktor- tidak dengan serta merta mengabaikan
faktor perkembangan psikologis beserta unsur-unsur kejiwaan manusia. Turunnya
ciri-cirinya, maka pesan dakwah yang ayat Al Qur’an secara bertahap merupakan

130 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah

suatu bukti bahwa pendekatan kejiwaan agar kamu mendapat keberuntungan.” Jelas
merupakan sesuatu yang tidak boleh bahwa ajaran Islam dalam penerapannya
diabaikan. Sebagai contoh adalah perintah juga memperhatikan masalah kejiwaan
tentang pelarangan minuman keras seseorang. Maka, tatkala seorang da’i
(khamar) bagi para pemeluk agama Islam. akan melakukan aktivitas dakwahnya
Allah membuat tiga tahapan: harus memperhatikan situasi dan
a. Peringatan tentang mudharatnya, kondisi psikologis orang yang akan
dalam QS. Al Baqarah: 219, yang artinya menerima pesan-pesan dakwahnya.
“Mereka bertanya kepadamu tentang
khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
Teori Perubahan Sikap dalam Proses
keduanya terdapat dosa yang besar dan
Dakwah
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya…..” Dalam proses dakwah, pesan dakwah
Selanjutnya mereka masih juga banyak harus disampaikan dengan hikmah,
yang minum khamar (minuman keras), pelajaran yang baik (mauidhoh hasanah),
sampai pada suatu hari, seorang dari dan bantahan yang baik (jidal bi ahsan)
Kaum Muhajirin mengimami sahabat- sebagaimana diungkap Al Qur’an dalam
sahabatnya pada shalat Maghrib. surat An Nahl ayat 125, yang artinya
Bacaannya campur aduk antara satu “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
dengan yang lain, sehingga Allah mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
menurunkan ayat Al Qur’an yang lebih dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
keras dari ayat sebelumnya: Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
b. Pelarangan sholat dalam keadaan mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
mabuk, QS. An Nisa’: 43, yang artinya jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah orang-orang yang mendapat petunjuk”
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan Al Qur’an memberikan landasan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa teoritis agar dakwah dilakukan dengan
yang kamu ucapkan...”. Akan tetapi, hikmah. Hikmah dalam bahasa sehari hari
orang-orang masih juga banyak yang sering diartikan sebagai tindakan yang
meminum minuman keras, hingga bijaksana. Orang yang bijak tentunya
salah seorang melakukan salat dalam orang yang memiliki ilmu pengetahuan
keadaan mabuk. Kemudian turunlah yang dalam, yang tidak hanya satu bidang
ayat Al Qur’an yang lebih keras lagi: tetapi juga pada bidang yang lainnya.
c. Perintah menjauhi khamar dalam QS. Dengan pengetahuan yang dimiliki itu ia
Al Mai’dah: 90, yang artinya “Hai akan bisa memilih metode dan materi apa
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya yang tepat untuk diberikan kepada sasaran
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban dakwah yang dihadapi. Dengan demikian,
untuk) berhala, mengundi nasib dengan aktivitas dakwah yang dilakukan akan
panah adalah Termasuk perbuatan syaitan. mendapat respon positif dari mad’u yang
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu pada akhirnya akan memudahkan da’i

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 131
Silvia Riskha Fabriar

mendapatan keberhasilan dalam tugas ada usaha untuk menarik orang untuk
dakwahnya. Dengan memahami segala memperhatikan dakwah yang disampaikan.
sesuatu dalam arti segala unsur unsur yang Comprehension yaitu pemahaman
berhimpun dalam kegiatan dakwah, yaitu seseorang terhadap pesan. Seseorang yang
unsur pesan dakwah, unsur manusia yang memperhatikan pesan dakwah diharapkan
dihadapi, unsur medan dakwah, ruang dan mempunyai pemahaman terhadap pesan
waktu, unsur metode yang sesuai, sehingga yang disampaikan da’i. Adanya pemahaman
daya penggerak untuk suatu langkah yang terhadap pesan tersebut sangat ditentukan
tepat, dengan itulah seorang dai dapat oleh bermacam-macam hal, diantaranya
menentukan dan menjalankan dakwah teknik penyampaian pesan dakwah dan
yang efektif. bahasa yang dipakai dalam dakwah. Tanpa
Jika ditinjau dari Psikologi adanya perhatian terhadap pesan dakwah
Komunikasi, ada tiga faktor yang sangat orang tidak mungkin akan memahami isi
menentukan keberhasilan dakwah, yaitu: dakwah.
1. Siapa yang menyampaikan dakwah Acceptance adalah penerimaan isi
(komunikator). dakwah. Dalam hal ini, ditolak atau
2. Teknik Penyampaian dakwah diterimanya isi dakwah sebagai sikap
(kominikasi). hidup sangat ditentukan oleh pemahaman
3. Siapa penerima pesan dakwah terhadap pesan dakwah dan juga
(komunikan/audience). sejauhmana pesan dakwah sesuai dengan
Untuk menentukan keberhasilan kebutuhan dan nilai hidup pendengar.
dalam perubahan sikap sangat tergantung Dengan adanya penerimaan pesan dakwah
ketiga hal diatas. Dan mengenai perubahan ini diharapkan orang akan menjalankan
sikap, dalam tulisan ini digunakan teori perintah-perintah Islam yang disampaikan.
perubahan sikap yang dibahas McGuire. Dalam melakukan komunikasi
Menurut McGuire, proses perubahan (dakwah) persuasif, ketiga faktor tersebut
sikap seseorang dari tidak tahu atau tidak merupakan rangkaian, yang baik secara
menerima suatu pesan berlangsung melalui langsung (penerimaan terhadap objek
tiga proses dasar yang disebutnya tiga sikap) maupun tidak langsung berpengaruh
tahap perubahan sikap (Djamaludin Ancok terhadap perhatian individu pada isi
dan Fuat Nashori Suroso, 1994: 40). pesan atau informasi mengenai objek
sikap dan pemahaman terhadap informasi
Attentio Compreh Accepta
mengenai objek sikap. Dengan demikian,
n ension nce
dalam mempengaruhi orang lain, seorang
komunikator harus memfokuskan perhatian
Attention adalah perhatian terhadap mereka menjadi bagian yang sangat
pesan. Orang tidak akan berubah sikap penting agar isi pesan dapat dipahami
apabila tidak memperhatikan pesan oleh pendengar, kemudian menyetujui
yang disampaikan. Oleh karena itu, agar kesimpulan pesan yang disampaikan. Untuk
penyampaian dakwah dapat diterima harus mencapai tujuan ini, komunikator haruslah

132 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah

seorang yang mampu membuat individu sampai ke tingkat tersebut. Jika dakwah
tertarik, dan secara sukarela meluangkan mengantarkan mad’u sampai pada tahap
perhatiannya untuk memahami isi pesan. terakhir, maka itulah keberhasilan dakwah
Berkaitan dengan proses kognitif yang yang total. Akan tetapi, untuk sampai ke
terlibat dalam pembentukan dan perubahan tahap terakhir sangat banyak variabel yang
sikap, McGuire juga mengemukakan menyertainya.
konsep information-processing paradigm Aktivitas dakwah yang berperan dalam
(teori pemrosesan informasi) bahwa masalah pembentukan perilaku ini adalah
sikap dapat terbentuk melalui 6 langkah, berupa pembinaan, bimbingan, dan aktivitas
yaitu objek sikap (pesan) harus disajikan pendidikan. Proses pembentukan dalam
(a. Presentation) terlebih dahulu kepada dakwah merupakan upaya transformasi
individu. Apabila presentasi dilakukan ajaran Islam ke dalam psikologis seorang
dengan tepat dan menarik maka individu individu. Upaya transformasi ini dilakukan
akan tertarik (b. Attention) terhadap objek dengan komunikasi dan pembinaan, yang
sikap. Pesan yang disajikan dengan baik, dipengaruhi oleh kondisi da’i, lingkungan,
menyebabkan individu bersedia secara sasaran dakwah, dan hubungan nilai-
sukarela mencurahkan perhatiannya, nilai antar mereka. Oleh sebab itu,
sehingga pemahaman (c. Comprehension) dengan memperhatikan psikologis mad’u
terhadap isi pesan akan lebih mudah dan kebutuhan hidupnya, maka pesan
dilakukan. Apabila isi pesan terkait objek dakwah yang disampaikan oleh da’i akan
sikap tersebut dipahami, tidak ada alasan dapat diterima dengan mudah dan akan
bagi individu untuk menolak (d. Yielding). diamalkan oleh mad’u karena hal tersebut
Pada saat ini benih sikap potensial menyentuh dan memuaskan kehidupan
terbentuk pada individu. Satu proses lagi rohaninya. Dakwah yang terarah adalah
yang dibutuhkan yaitu memperkuat dan memberikan bimbingan kepada umat
memelihara agar pemahaman itu bertahan Islam untuk benar-benar mencapai dan
(e. Retention) sebelum akhirnya terwujud melaksanakan keseimbangan hidup di
dalam perilaku (f. Behavior) yang dinginkan. dunia dan akhirat.
(Ramadhani, 2009: 6; Aziz, 2009: 460).
C. Simpulan
Menurut McGuire selalu ada variabel
Esensi dakwah terletak pada ajakan,
lain yang ikut mempengaruhi tahap-tahap
dorongan, rangsangan serta bimbingan
tersebut diatas. Misalnya, kecerdasan, bisa
terhadap orang lain untuk menerima
mempengaruhi seseorang untuk mudah
ajaran agama dengan penuh kesadaran.
menerima argumentasi orang lain. McGuire
Seorang da’i harus mampu merangsang
juga menyatakan bahwa perubahan sikap
motif yang dimiliki mad’u sehingga mad’u
bukan hal persoalan yang sederhana,
mau bertingkah laku sebagaimana yang
tetapi melibatkan semua komponen. Jika
dikehendaki oleh da’i. Dari ruang psikologis,
aktivitas dakwah hanya sampai membuat
seorang da’i dapat menanamkan nilai-nilai
mad’u sampai pada tahap kognitif, bukan
ajaran dengan mengalirkan pesan-pesan
berarti dakwahnya gagal. Ia hanya berhasil
sesuai kapasitas para jamaahnya. Pesan-

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 133
Silvia Riskha Fabriar

pesan tersebut harus diramu sesuai selera DAFTAR PUSTAKA


budaya masyarakat.
Arifin, H.M.. (1997). Psikologi Dakwah Suatu
Perubahan sikap dan tingkah laku Pengantar Studi. Jakarta: Bulan
merupakan tujuan utama yang diinginkan Bintang.
para da’i dan seringkali dijadikan
_________. (1976). Psikologi dan Beberapa
tolok ukur keberhasilan dakwahnya.
Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia.
Sebagaimana tujuan utama dari dakwah Jakarta: Bulan Bintang.
adalah bagaimana nantinya seorang mad’u
Amin, Samsul Munir. (2010). Bimbingan dan
dapat atau mau menjalankan apa yang
Konseling Islam. Jakarta: Amzah.
disampaikan oleh seorang da’i, bukan
hanya sekedar dipahami, direnungkan _________. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta:
dan dirasakan saja, serta bagaimana agar Amzah.
seorang mad’u benar-benar menjalankan _________. (2008). Rekonstruksi Pemikiran
apa yang disampaikan oleh da’i dengan Dakwah Islam. Jakarta: Amzah.
penuh kesadaran dari dirinya sendiri. Ancok, Djamaluddin, dan Fuat Nashori
Suroso. (1994). Psikologi Islam, Solusi
Islam atas Problem-Problem Psikologi.
D. Implikasi Dan Keterbatasan Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Da’i harus memperhatikan kondisi Aziz, Moh. Ali. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta:
psikologis mad’u dalam setiap dakwahnya. Prenada Media.
Salah satu cara memperhatikan kondisi
_________. (2009). Ilmu Dakwah. edisi Revisi.
mad’u dengan menerapkan teori perubahan
Jakarta: Prenada Media.
sikap dalam berdakwah, agar dakwah dapat
berjalan efektif dan berhasil. Kajian ini dapat Enjang dan Aliyudin. (2009). Dasar-dasar
digunakan pedoman untuk da’i maupun Ilmu Dakwah. Bandung: Widya
Padjadjaran.
kaum muslim pada umumnya yang akan
melakukan dakwah. Keterbatasan penulis Faizah dan Lalu Muhsin Effendi. (2006).
dalam tulisan ini, maka penelitian ini masih Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada
perlu ditindaklanjuti mencermati fenomena Media.
masyarakat yang lebih kompleks di era Habib, M. Syafa’at. (1982). Buku Pedoman
disrupsi ini. Dakwah. Jakarta: Widjaya.
Kartono, Kartini. (1996). Psikologi Sosial.
bandung: Mandar Maju.
Mubarok, Achmad. (1997). Psikologi Dakwah.
Pustaka Firdaus: Jakarta.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2000). Pengantar
Umum Psikologi. Jakarta: Bulan
Bintang.

134 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054
Urgensi Psikologi dalam Aktivitas Dakwah

Musthofa. (2005). Dimensi-Dimensi


Psikologis Kajian Ilmu Dakwah,
dalam Jurnal Ilmu Dakwah. Vol II, No.
1 April 2005
Nawawi. (2007). Motivasi Terhadap
Tingkah laku dalam Proses Dakwah,
dalam Komunika, Jurnal Dakwah
dan Komunikasi. Vol I, No. 2 Juli-
Desember 2007
Ramdhani, Neila. (2009). Pembentukan
dan Perubahan Sikap. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada, at http://neila.staff.
ugm.ac.id/wordpress/wpcontent/
uploads/2009/09/bab2a1-attitude.
pdf. Diunduh pada 9 November
2017.

ISSN : 2085-3521, E-ISSN : 2548-9054 Jurnal An-Nida, Vol. 11, No. 2, Juli-Desember 2019 135

Anda mungkin juga menyukai