Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPEMIMPINAN ISLAM

“Kepemimpinan Utsman Bin Affan”

DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD SOIM, M.A
DI SUSUN OLEH :
FIERZA AMALYA (12040124666)

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Segenap puji kami dan syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan karunia-
nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Kepemimpinan
Kholifah Abu Bakar As Shiddiq” dengan mata kuliah Kepemimpinan Islam.
Untaian-untaian sholawat serta salam kami limpahkan kepada keharibaan Nabi Besar
Muhammad SAW, Nabi yang membawa risalah yang tak pernah salah, dan mengemban
Amanah yang tak pernah khianat sehingga berkat perjuangan beliaulah sehingga ala mini
menjadi tentram , Aman dan Sejahtera. Ucapan Terima kasih kami hanturkan kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan terbentuknya makalah ini,
sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan tentunya makalah yang kami buat ini
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan sarannya sangat kami harapkan guna untuk
menyempurnakan makalah yang kami susun selanjutnya. Semoga makalah ini bisa menjadi
media untuk menambah wawasan pembaca terutama kami sebagai penyusun makalah sendiri,
Aamin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................2
2.1 Riwayat singkat Utsman Bin Affan.............................................2
2.2 Pengangkatan Utsman Bin Affan ...............................................3
2.3 Model Kepemimpinan Utsman Bin Affan...................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepemimpinan adalah amanah.dan karena itu, dalam suatu system yang islami,
seseorang tak boleh menuntut suatu jabatan. 1Pemimpin memiliki kedudukan yang
sangat penting bagi kelompok masyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu komunitas
masyarakat, bangsa dan negara tidak akan maju, aman dan terarah jika tidak adanya
seorang pemimpin. Pemimpin menjadi kunci keberhasilan dalam suatu komunitas
masyarakat, pemimpin yang mampu memberi rasa aman, tentram, mampu mewujudkan
keinginan rakyatnya, itulah yang dianggap sebagai pemimpin yang sukses. Pemimpin
yang sukses adalah pemimpin yang dicintai oleh yang dipimpinnya, sehingga
pikirannya selalu didukung, perintahnya selalu diikuti dan rakyat membelanya tanpa
diminta terlebih dahulu.

Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana kiprah kepemimpinan pada masa
khalifahan Utsman bin Affan selama menjadi pemimpin, problematika yang dihadapi
sekaligus kemajuan yang telah dicapai dalam memperjuangkan dan memperluas daerah
kekuasaan Islam, sehingga Islam bisa jaya ketika itu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Riwayat Singkat Utsman Bin Affan ?
2. Bagaimana Pengangkatan utsman Bin Affan ?
3. Bagaimana Model Kepemimpinan utsman Bin Affan ?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui Bagaimana Riwayat Singkat Utman Bin Affan
2. Mengetahui bagaiman Pengangkatan Utsman Bin Affan
3. Mengetahui Model Kepemimpinan Utsman Bin Affan

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 Riwayat Singkat Utsman Bin Affan

‘Utsman adalah khalifah ke tiga setelah Khalifah ‘Umar bin Khattab. ‘Utsman
merupakan keturunan Bani Umayyah, lahir pada 574 M bertepatan dengan tahun ke-
enam dari kelahiran Nabi Muhammad saw. ‘Utsman merupakan anak  dari pasangan
‘Affan ibn Abi Ash dan Arwa binti Kuriz bin Rabiah, nama kakeknya adalah ‘Abdi
Manaf ibn Qushay. ‘Utsman wafat pada 17 Dzulhijah 35 H.

Sebagai salah satu dari assabiquunal awwalun (golongan orang-orang yang


pertama masuk Islam), dia adalah saudagar sukses yang berlimpah kekayaan hartanya.
Dia dijuluki oleh Nabi Muhammad dengan sebutan “Dzunnurain” yang artinya “orang
yang mempunyai dua cahaya”, ia dijuluki seperti itu karena menikahi dua anak Nabi
Muhammad yaitu Ruqaiyah dan Ummu Kultsum. Dia mempunyai pribadi yang paling
jujur, pemalu dan rendah hati serta dermawan di antara kaum muslimin. Dia begitu
dihormati oleh masyarakat di sekelilingnya bahkan Nabi juga menghormatinya.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim.

‫قالت عائشة دخل أبو بكر فلم تهتش له ولم تبال ثم دخل عمر فلم تهتش له ولم تبال ثم دخ;;ل عثم;;ان فجلس;;ت وس;;ويت ثياب;;ك‬
‫فقال أال أستحيي من رج ٍل تستحيي منه المالئكة‬

Artinya: ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw: ‘Abu Bakar masuk tapi engkau
biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa
saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau
terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah
aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”.

   Awal masuknya ‘Utsman ke dalam Islam dimulai dengan sebuah suara dalam
mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar
dia segera kembali ke Mekkah sebab orang yang bernama Muhammad sebagai utusan
Tuhan telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah dunia. Setelah
terbangun dari mimpinya, dia mendatangi Abu Bakar ash-Shidiq yang telah masuk
Islam lebih dahulu daripada ‘Utsman, lalu menceritakannya dan meminta pendapat
tentang mimpinya itu. Abu Bakar mengajaknya untuk menghadap Nabi Muhammad
saw. Dan’Utsman  menyatakan keislamannya.
Sungguh tak terbilang pengorbanannya terhadap islam, tak terbatas pada
hartanya saja yang selalu dibelanjakan di jalan Allah, nyawanya pun teramat sering
terancam dengan berbagai pengucilan dan penyiksaan dari kerabat dan pemuka
Quraisy ketika mereka tahu keislamannya. Diantara pengorbanan-pengorbanan yang
dilakukan adalah: Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk,
dimana Rasullullah Saw memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota
Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 1000 ekor unta, 70 ekor kuda,
1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga
biaya perang tersebut. Utsman juga membeli sumur yang jernih airnya dari seorang
Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas
pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada
masa pemerintahan Abu Bakar, ‘Utsman juga pernah memberikan gandum yang
diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita.

2.2 Pengangkatan Utsman Bin Affan


Pembai’atan ‘Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang
sahabat termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh ‘Umar ibn Khattab untuk
menjadi penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya
dalam menyebarkan Islam ke penjuru dunia. Dari masa inilah awal pengangkatan
seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh ke
enam orang sahabat sepanjang sejarah manusia. Enam orang tersebut adalah: ‘Ali bin
Abi Thalib, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Abdurahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqas,
Zubair bin Awwam dan Thalhah bin ‘Ubaidillah. Selanjutnya ‘Abdurrahman bin
‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin ‘Ubaidillah.
Namun, empat sahabat yang mengundurkan diri dalam pemilihan itu sehingga tinggal
‘Utsman dan ‘Ali. Masyarakat banyak yang memilih ‘Utsman daripada ‘Ali untuk
menjadi khalifah yang ke tiga. ‘Utsman diangkat menjadi khalifah pada saat ia berusia
70 tahun pada bulan Muharram 24 H. ‘Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah
Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.

2.3 Model Kepemimpinan Utsman Bin Affan

Khalifah Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga dalam khulafaurrasyidin. Ia


dikenal sebagai seorang pemimpin yang kaya raya dan sangat dermawan. Ia
memerintah dengan dua periode. Periode pertama yaitu kemajuan, dan yang kedua
yaitu kemunduran. Dalam berbagai literatur, khalifah Utsman dinilai telah melakukan
tindakan nepotisme dengan mengangkat familinya menjadi para pejabat publik.
Tuduhan-tuduhan yang diarakan kepada khalifah Utsman tidak lain merupakan
sebuah umpan dari musuh yang ingin menjatuhkan khalifah Utsman. Hal tersebut juga
menjadi penyebab terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Sedangkan, fakta yang
ada yaitu khalifah Utsman tidak terbukti melakukan nepotisme. Karena, ia
mengangkat dan memberhentikan para pejabat tanpa pandang bulu. Ketika seseorang
tersebut dianggap mampu mengemban tugas, maka ia akan diangkat. Hal sebaliknya
pula, jika ia dianggap tidak mampu mengemban tugas, maka ia akan diberhentikan
oleh khalifah Utsman bin Affan. Opini publik dapat tergiring karena subjektifitas
penulis sejarah dalam menilai khalifah Utsman bin Affan dengan mengatakan bahwa
ia telah melakukan tindakan nepotisme dalam pemerintahannya. Dan hal ersebut
terbukti tidak benar adanya. Kata Kunci : Khalifah Utsman bin Affan, Tuduhan
nepotisme, Tidak terbukti, dan Subjektifitas penulis sejarah

Model kepemimpinan Umar bin Khatab dilanjutkan oleh Utsman bin Affan.
Beliau mengembangkan Islam ke beberapa daerah yang belum tercapai pada masa
Umar bin Khattab. Perbedaan karakter Utsman dengan Umar bin Khattab
menimbulkan model kepemimpinan yang berbeda. Karakter Utsman yang lembut
lembut berbeda dengan karakter Umar yang tegas dan keras.

Hal ini menimbulkan keecewaan umat Islam. disamping itu Utsman bin Affan
diangkat usia 70 tahun. Sehingga beliau memimpin umat Islam sedikit lemah.
Kebijakan yang paling disorot adalah Kebijakannya pada pengangkatan kerabat
keluarganya menduduki jabatan penting. Seperti gubernur-gubernur di daerah
kekuasaan Islam berasal dari kerabat dekat. 

Selain perluasan Islam, Utsman memperhatikan pembangunan dalam kota seperti


membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan, jembatan, masjid, dan perluasan
masjid nabawi. Beliau memperluas daya tampung masjid nabawi yang dibangun pada
zaman Nabi Muhammad saw. 

Pada masalah suksesi kepemimpinan, Utsman bin Affan tindak meningggalkan


pesan. Beliau meninggal terbunuh dalam peristiwa berdarah ketika beliau sedang
membaca al Qur'an. Hal itulah yang memperburuk situasi politik setelah
meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan di usia 83 tahun. 

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Khalifah Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga dalam khulafaurrasyidin. Ia


dikenal sebagai seorang pemimpin yang kaya raya dan sangat dermawan. Ia
memerintah dengan dua periode. Periode pertama yaitu kemajuan, dan yang kedua
yaitu kemunduran. Dalam berbagai literatur, khalifah Utsman dinilai telah melakukan
tindakan nepotisme dengan mengangkat familinya menjadi para pejabat publik.
Tuduhan-tuduhan yang diarakan kepada khalifah Utsman tidak lain merupakan sebuah
umpan dari musuh yang ingin menjatuhkan khalifah Utsman. Hal tersebut juga
menjadi penyebab terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan.

Pada masalah suksesi kepemimpinan, Utsman bin Affan tindak meningggalkan


pesan. Beliau meninggal terbunuh dalam peristiwa berdarah ketika beliau sedang
membaca al Qur'an. Hal itulah yang memperburuk situasi politik setelah
meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan di usia 83 tahun. 

Anda mungkin juga menyukai