Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RADIKALISME PADA ZAMAN KHOLIFAH UTSMAN BIN AFFAN


Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas keaswajaan dan islam nusantara
Dosen pengampu:bpk.KH.Aris ni'matullah MAF,M.Si

Disusun oleh:
Syarifah Qistin Thoniyah Mu’minah
(5211102037)
Kia Fakihatul Widad Abrokh
(5211102005)
Sandipa Wicaksono
(5211101018)

MANAJENEN PENDIDIKAN ISLAN DAN BIMBINGAN KONSELIN


PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BUNTET PESANTREN CIRBON
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami hadirkan atas segala kasih
sayang yang telah kami terima, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tanpa hambatan yang berarti. Makalah yang berjudul “ Radikalisme pada zaman
kholifah Utsman Bin Affan” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
“Sejarah Peradaban Islam”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal
mungkin untuk menghindari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan, demi perbaikan penulisan lebih
lanjut. Semoga tulisan ini membawa manfaat.

Cirebon,29 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB 1 ............................................................................................................................
PENDAHULUAN .........................................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
BAB II ..........................................................................................................................
A. PEMBAHASAN ................................................................................................
..........
A. MENGEMAL KHOLIFAH UTSMAN BIN
AFFAN.......................................................................................................
B. UKSESI DARI UMAR RA KEPADA UTSMAN BIN
AFFAN...................................................................................................................
C. KONFLIK DI MASA USMAN BIN AFFAN........................................................
D. TERBUNUHNYA KHALIFAH USMAN BIN
AFFAN......................................................................................................

BAB III ........................................................................................................................


PENUTUP ..................................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................
DAFTAR PUSTKA ...................................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG
Masa emas keislaman tidak akan berakhir karena wafatnya Rasulullah
S.a.w. Islam agama yg sangat cinta terhadap kedamaian dan agama yang
bertindak secara benar dalam segala langkah yang dijalaninya. Baik dalam
hal dakwah, sosial, dudaya, ekonimi bahkan politik dan masih banyak hal
lainnya yang turut di atur dalam agama islam. Semuanya itu dilakukan demi
kemaslahatan umat manusia. Islam ialah agama jalbu mashalih wa daf’ul
mafasid.
Setelah wafatnya Rasul terjadi kegundahan dan keributan tentang siapa
yang akan memimpin umat sepeninggalnya Rasulullah. Tampuk
kepemimpinan pertma akhirnya jatuh ke genggaman khalifah Abu Bakar
Shiddiq setelah perundingan yg cukup rumit, lalu khalifah kedua di amanahkan
kepada Umar Bin Khattab, kemudian khalifah ketiga di percayakan kepada
Ustman Bin Affan untuk memimpin umat. Dan yg menjadi khalifah ke empat
ialah Ali bin abi Thalib.
Tentunya menjadi pemimpin bukan perkara yang mudah seperti
menghembus dan menghirup nafas saja. Namun yang mendai awal mula dan
dasar dari retaknya umat terjadi di masa khalifah Ustman Bin Affan. Karena
khalifah Ustman Bin Affan di kenal sebagai sosok yang pemurah dan rendah
hati. Maka banyak terjadi kegagalan dalam berpolittik di 6 tahun
kepemimpinan bahagian keduanya. Hal ini di sebabkan karena para keluarga
dari Ustman Bin Affan yang haus akan kekuasaan dan menyarankan agar
Ustman Bin Affan memilih pejabat-pejabat Negara dari kaum snak kerabatnya.
Oleh karena nya menyebabkan terbunuhnya khalifah Ustman Bin Affan.
Politik dan konflik yg tercium pada masa khalifah Ustman Bin Affan.
Dimulai dugaan nepotisme dan pengeluaran keuangan di baitul maal yang
luar biasa. Nepotisme ini terjadi karena gaya berpolitik Ustman Bin Affan yang
di pengaruhi oleh kaum kerabat yang ingin menguasai seluruh daerah serta
kawasan ke islaman. Nantinya artikel ini akan menjawab tentang biografi dari
khalifah Ustman Bin Affan , prestasi Ustman Bin Affan, serta konflik dan gejolak
politik yang terjadi pada massa Ustman Bin Affan
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.MENGEMAL KHOLIFAH UTSMAN BIN AFFAN
Nama lengkap Usman bin Affan adalah Usman bin Affan bin Abi al-‘Ash
bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abd Manaf bin Qushayyi bin Kilab
nasabnya dari keturunan Umayyah salah satu pembesar Quraish. Bapaknya
bernama Affan dan ibunya bernama Urwah binti Kuraiz dari Bani Syams juga.
Usman dilahirkan pada tahun keenam tahun gajah. Ia lebih muda dari Nabi
enam tahun. Di masa anak-anak dan masa remajanya, ia hidup boros, seperti
orang-orang Quraish umumnya, terutama Bani Umayyah. Sesudah Rasulullah diutus oleh
Allah ia termasuk yang mula-mula masuk dalam Islam. Dalam
riwayat yang lain bahwa ia tumbuh dengan akhlak yang mulia, dan beografi
kehidupan yang sangat baik, rendah hati, jujur. ia pemalu, dan sangat pemalu.
Sebab-sebabnya ia masuk Islam para sejarawan menyebutkan beberapa
sumber, yang sebagian dapat kita catat di sini.
Sewaktu pertama kali Nabi Muhammad menyerutkan Islam, Usman
berusia 34 tahun. Pada suatu malam ia bermimpi mendengar seseorang
memanggil-manggil dirinya, “bangunlah! Engkau tiduran saja, sedang Ahmad
sibuk berdakwah di Makkah”. Setelah bangun dari tidurnya, jiwa dan pikiran
Usman penuh dengan ilham ketuhanan. Maka ia segera menemui Nabi
Muhammad dan menyatakan diri masuk Islam.Setelah Usman bin Affan masuk Islam dia
menikahi Ruqayyah anak
Rasulullah saw, ketika itu umur Ruqayyah belum mencapai 20 tahun kendati
itu bukan putri Rasulullah saw yang tertua, sementara umur Usman ketika itu
sudah hampir 40 tahun, dan di zaman jahiliah itu sudah pernah menikah dan
mendapat julukan Abu Umar.
Setelah wafatnya Ruqayyah beliau menikahi Umi Kalsum, adik
Ruqayyah. Tetapi Umi Kalsum juga meninggal ketika ayahnya masih hidup
dan alangkah beratnya kesedihan yang harus diderita Usman. Rasulullah
menghiburnya dengan mengatakan: “andaikata ada putri kami yang ketiga,
niscaya kami kawinkan kepada engkau, “Karena pernikahan Usman dengan
Ruqayyah dan kemudian dengan Umi Kalsum itulah, maka kaum muslimin
kemudian memberinya gelar dengan Zun Nurain
Usman tidak ikut perang Badar karena sedang merawat Ruqayyah.
Tetapi sesudah tahun berikutnya dan perang Uhud ia juga terjun bersama-sama
dengan Muslimin yang lain. Kemudian peranannya dan peranan yang lain-lain
waktu itu, tetapi Allah memaafkan mereka. Sebenarnya pihak muslimin pagi
itu sudah mendapat kemenangan, tetapi kejadiannya kemudian berbalik
menimpa mereka. Pihak Quraisy lalu mengumumkan bahwa Mahammad
sudah terbunuh. Berita ini membuat pihak muslimin jadi porak-poranda dan
sebagian mereka ada yang lari, tetapi tak lama kemudian pihak muslimin tahu
bahwa nabi masih hidup. Mereka segera ke tempat Nabi dan berusaha
melindunginya dari serangan Quraisy
Usman tidak ikut perang Badar karena sedang merawat Ruqayyah.
Tetapi sesudah tahun berikutnya dan perang Uhud ia juga terjun bersama-sama
dengan Muslimin yang lain. Kemudian peranannya dan peranan yang lain-lain
waktu itu, tetapi Allah memaafkan mereka. Sebenarnya pihak muslimin pagi
itu sudah mendapat kemenangan, tetapi kejadiannya kemudian berbalik
menimpa mereka. Pihak Quraisy lalu mengumumkan bahwa Mahammad
sudah terbunuh. Berita ini membuat pihak muslimin jadi porak-poranda dan
sebagian mereka ada yang lari, tetapi tak lama kemudian pihak muslimin tahu
bahwa nabi masih hidup. Mereka segera ke tempat Nabi dan berusaha
melindunginya dari serangan Qurais y

B.SUKSESI DARI UMAR RA KEPADA UTSMAN BIN AFFAN


Pada saat umat islam kehilangan pemimpin yang selama ini menjadi tempat mengadu
para kaum muslimin .Membuat para kabilah sepakat untuk mengangkat Abu Bakar menjadi
kholifah pertama umat muslim, lalu di akhir masa kepemimpinanya Shabat Abu Bakar
mengumpulkan semua shabat untuk bermusyawarah untuk mengangkat shabat Umar bin
khotob menjadi kholifah selanjutnya,untuk menghindari dari perpecahan dan perselisihan umat
islam kebijakan ini kemudian di terima oleh masyarakat dan kemudian Umar bin khotob di
angkat menjadi kholifah selanjutnya,kemudian di akhir ke pemimpinanya shabat Umat
memanggil 6 orang shabat di antaranya Usman,Ali,Thalhah,Zubair ,Saad bin Abi Waqas dan
Abdurahman bin Auf untuk bermusyawaroh siapan yang akan menggantikan Shabat Umar bin
Khatab.
Musyawarah pemilihan khalifah pengganti Umar bin Khattab diadakan
dirumah Al-Musawwir bin Mukhrimah. Pada saat itu terjadi perdebatan sengit antara
para sahabat yang sama mencalonkan dan memilih sahabat lain. Pada saat itu pula
terjadi dua kubu, satu kubu mencalonkan Usman dan kubu lain mencalonkan Ali
Dalam proses yang panjang itu terpilihlah sahabat Usman bin Affan menjadi khalifah
yang ketiga. Pada masa kepemimpinan Usman bin Affan ekspansi islam telah sampai
di negeri tersisa dari Persia dan Transoxania. Sahabat Usman bin Affan ketika
diangkat menjadi khalifaah berumur 70 tahun. Masa pemerintahanUsman bin Affan
selama 12 tahun.
masa akhir pemerintahan Usman bin Affan terjadi peristiwa yang besar
sehingga menyebabkan Usman bin Affan terbunuh. Pembunuhan Usman bin Affan
ditengarai karena sifat lemah lembut yang dimiliki oleh Usman bin Affan selain itu
ketegasan Usman tidak sepadan dengan sahabat Umar bin Khattab. Kemudian
pembunuhan Usman bin Affan juga diakibatkan keberpihakan Usman yang lebih
memilih para kerabat untuk menduduki jabatan-jabatan penting.

C.KONFLIK DI MASA USMAN BIN AFFAN


Khalifah Usman bin Affan pada saat menjadi khalifah telah menemui berbagai
problem. Problem ini muncul akibat proses terjadinya pembunuhan yang dilakukan
oleh Abu Lu’lu yang membunuh khalifah Umar bin Khattab. Sementara banyak yang
berpandangan bahwa terjadinya fitnah al-kubra juga tidak lepas dari perihal
perbedaan dari dua orang khalifah ini, serta langkah Usman yang tidak sejalan dengan
Umar bin Khattab.
Usman bin Affan diangkat menjadi khalifah berumur 70 tahun melalui proses
persetujuan dari dewan majelis syuro yang bersama-sama membaiat khalifah Usman.
Usman bin Affan memiliki cara tersendiri dalam menjalankan pemerintahan dan
memiliki karakter yang berbeda dengan khalifah Umar bin Khattab yang terkenal
dengan ketegasannya. Sementara khalifah Usman terkenal dengan kelembutan dan
belas kasihnya kepada orang lain terlebih kepada keluarganya.Apabila dicermati
bahwa kelembutan Usman bin Affan juga disebabkan umur beliau yang sudah lanjut.
Sangat menusiawi jika manusia yang sudah berumur memiliki sifat-sifat yang mulia
serta berkasih sayang terlebih kepada keluarganya serta butuh dukungan dari orang-
orang yang dekat kepada beliau.
Tentang keutamaan dan sifat-sifat mulia Usman bin Affan tidak menghentikan
langkah bagi orang-orang yang tetap tidak suka dan ingin menggulingkan khalifah
Usman. Ketidaksukaan orang-orang ini disebut dengan fitnah al-Kubra yakni
munculnya tuduhan miring kepada Usman bin Affan sehingga muncul di kalangan
umat ketidak percayaan kepada khalifah serta muncul niat dan mosi tidak percaya
kepada khalifah.
Menurut Murodi munculnya fitnah al-Kubrayang berakhir dengan
pemberontakan pada masa Usman bin Affan adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan sifat yang dimiliki Umar bin Khatab dan Usman bin Affan
2. Visi shabat Usman yang memperbolehkan kaum muhajirin keluar Madinah yang
pada masa Umar tidak di perbolehkan
3. Perubahan sosial dari negara islam menjadi negara besar
internasional,masyarakat menjadi komplek serta adanya generasi islman baru,serta
terjadinya pergulatan budaya dan interaksi sosial yang mengakibatkan ambisi pribadi
fnatisme kesukuan dan golongan dan tidak patuh masyarakat kepada pemerintah
4. Merabaknya kelompok saba’iyyah yang di motori oleh Abdullah bin Saba ia
merupakan yahudi dari Yaman dan sebagai otak dari berbagai kerusuhan dan fitnah
dengan menampilkan konsep “wasaya”
Dari penjelasan ini dapat diinterpertasi bahwa munculnya fitnah al-Kubra
disebabkan isu yang ada ditengah masyarakat yakni munculnya paham orang-orang
yang membedakan karakter antara Umar bin Khattab dan Usman bin Affan, visi
politik keduanya, serta perubahan sosial masyarakat yang komplek dan telah
bersinggungan dengan budaya serta interaksi sosial yang lebih luas yang
memudahkan masyarakat untuk memisahkan diri dan tidak pecaya kepada khalifah.
Khalifah Usman juga tidak dapat melanjutkan kabijakan ekonomi yang dilakukan
Umar bin Khattab, Fitnah itu juga dipengaruhi oleh kelompok saba’iyah yang
dikomandoi oleh Abdullah bin Saba’. Dia adalah orang yahudi dari San’a Yaman
yang masuk islam namun memiliki niat tersembunyi untuk menggulingkan
kekhalifahan Usman bin Affan. Usaha yang dilakukan oleh Abdullah bin Saba’ adalah
dengan mengumpulkan data kesalahan-kesalahan khalifah, membuat daftar tuduhan,
mempelajari seluk beluk kehidupan di Madinah, mempelajari titik lemah dan
kekuatan, mencari berita dari daerah dan kota-kota besar mempelajari para sahabat
serta kedudukan dan pengaruhnya
Setelah seluruh data terkumpul maka Abdullah bin Saba’ menyebarkan fitnah
keberbagai negeri seperti Kufah, Basrah, Syam, Mesir serta menggalang kekuatan.
Pada awal pergerakkan Saba’ menebarkan isu washoyaatau wasiat yakni
menyampaikan kepada masyarakat bahwa setiap Nabimempunyai seorang penerima
wasiat dan Ali adalah penerima wasiat Muhammad dan penutup para wasiat Saba’
juga mengatakan bahwa Usman telah mengambil kedudukan Khalifah dari Ali
sebagai wari karib Rasulallah secara tidak sah.Dengan isu ini Saba’ telah menganggap
tidak sahnya kekhaifahan Usman dan harus digulingkan, hal ini diperparah dengan
kondisi umat yang saat itu mudah terprovokasi dengan isu dan turut mendukung
gerakan tidak percaya kepada khalifah Usman.
Keberhasilan Abdullah bin Saba’ juga didukung serta dipengaruhi oleh sikap dan
prilaku gubernur dan pejabat dari pihak Bani Umayah yang masa bodoh terhadap
suara kecaman, berbuat semena-mena, berprilaku superior, berlaku lancang kepada
Khalifah, mengikuti hawa nafsu, fanatik kesukuan serta mabuk kekuasaan.Prilaku-
prilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh gubernur dan para pejabat sudah
diketahi oleh Usman serta sudah diantisipasi dengan menasehati para gubernur
melalui surat peringatan untuk tetap menjalankan pemerintahan sesuai dengan yang
telah digariskan oleh Rasulallah saw.
Usman bin Affan juga dinilai membelanjakan uang kas baitul maalsecara
boros tanpa perhitungan jika akan digunakan oleh rang-orang dari keturunan Bani
Umayah. Usman juga dianggap telah melakukan penyimpangan kebijaan-kebijakan
politik serta memlih pejabat yang dinilai urang memiliki kepribadian dan moral yang
tidak disenangi oleh masyarakat sekitar.
Ketidak stabilan kondisi politik dan sosial pada saat itu, menurut penulis menjadi
rumusan penting terhadap mudahnya tersebar isu-isu tentang khalifah Usman serta
tidak adanya kepercayaan lagi kepada khalifah. Kondisi ini sangat manusiawi jika
semua orang tidak ada atau sedikit yang percaya dengan khalifah tentu khalifah akan
mengangkat orang-orang yang memiliki hubungan darah serta masih memiliki kerabat
dengan Nabi saw dengan tujuan kerabat yang masih dapat mempercayai khalifa dan
lebih memudahkan untuk membantu langkah-langkah strategi yang dilakukan dalam
menghadapi fitnah.

D.TERBUNUHNYA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN


fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka kepada khalifah Usman bin
Affan semakin tersebar diberbagai kota. Gagasan mosi tidak percaya kepada khalifah Usman
semakin luas dan tidak pernah berhenti. Mereka mengajak seluruh kaum muslimin untuk pergi
ke Madinah menghadap kepada khalifah untuk menyampaikan mosi tidak percaya kepada
para pejabat yang diangkat oleh Usman.
jumlah para penyebar fitnah sekitar 1000 orang mereka menyusun strategi dengan membagi
menjadi beberapa kelompok, tugas untuk meyebar fitnah di Mesir adalah Abdullah bin Saba’
dan al-Ghifaqi bin Harb, di Kufah disebarkan oleh Amr bin Ashm dan Zaid bin Shaujan Al-Abdi,
di Basrah disebarkan oleh Harqus bin Zahir dan Hakim bi Jabalah Al-Abdi.
Pada awalnya mereka datang ke Madinah hanya ingin menyampaikan kepada Usman bahwa
mereka meminta khalifah Usman bin Affan mengganti gubernur dan pejabat yang
menyeleweng, setelah permintaan mereka dikabulkan oleh Usman mereka kembali ke Mesir
dengan di komandoi oleh Muhammad bin Abu Bakr. Ditengah perjalanan mereka menemukan
surat yang diberi stempel atas nama Usman bin Affan yang berisi perintah kepada Gubernur
Mesir untuk membunuh Muhammad bin Abu Bakr dan kaumnya. Surat ini menjadi dasar bagi
kemarahan para pemberontak dan mereka segera meminta penjelasan kepada Usman.
ekembalinya dari mereka ke Madinah, Muhammad bin Abu Bakr bertemu Ali bin Abi
Thalib tentang alasan mereka kembali kemudian Ali menjelaskan bahwa surat itu palsu.
Namun keadaan semakin gaawat karena pemberontak Muhammad bin Abu Bakr segera
menyerbu rumah Usman bin Affan.Pada saat itu Usman berada di dalam rumah dan
rumah berliau dijaga oleh orang-orang Muhajirin dan Anshar berjumlah 700 orang. Usman
bin Affan lantas menyampaikan Nasehat kepada pemerontak tidak dibenarkan
mengalirkan darah seorang muslim,kecuali karena tiga alasan, kafir, berzina dan
membunuh.
Namun nasihat ini tidak dihiraukan oleh kaum pemberontak sehingga mereka terus
mengepung rumah Usman bin Affan selama 40 hariserta tetap bersikap kasar kepada
Usman bin Affan kemudian pemberontak dapat masuk kerumah dan mendapati Usman
sedang dalam membaca Al-Qur’an dan sedang berpuasa lalu mereka membunuh Usman
bin Affan dengan kejam.
Pada saat terjadi pembunuhan itu dimanakah para sahabat berada? Tidak adakah
bantuan dari sahabat yang menghalau pemberontak? Para sahabat sebenarnya tidak tinggal
diam bahkan menawarkan beberapa bantuan dan siap membela, namun Usman bin Affan
menolak dan hendak menyelesaikan masalah tanpa terjadi penumpahan darah beliau juga
telah mengetahui dari hadis Rasul saw bahwa Usman akan meninggal dengan terbunuh,
Usman juga mengetahui bahwa jumlah pemberontak sangat banyak dan Usman tidak
menginginkan terjadi penumpahan darah, fitnah menghendaki adanya orang-orang yang tidak
berdosa menjadi korban, dan Usman memilih bersabar agar menjadi saksi kepada para
sahabat bahwa perintahnya dan penumpahan darahnya dengan tanpa alasan yang benar.
BAB III
PUNUTUP

Kesimpulan
窗体顶端
Perbedaan sifat yang dimiliki Umar bin Khatab dan Usman bin Affan
Visi shabat Usman yang memperbolehkan kaum muhajirin keluar Madinah yang pada
masa Umar tidak di perbolehkan

Perubahan sosial dari negara islam menjadi negara besar internasional,masyarakat


menjadi komplek serta adanya generasi islman baru,serta terjadinya pergulatan
budaya dan interaksi sosial yang mengakibatkan ambisi pribadi fnatisme kesukuan
dan golongan dan tidak patuh masyarakat kepada pemerintah

Merabaknya kelompok saba’iyyah yang di motori oleh Abdullah bin Saba ia


merupakan yahudi dari Yaman dan sebagai otak dari berbagai kerusuhan dan fitnah
dengan menampilkan konsep “wasaya”
.
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Kekhalifahan Usman bin Affan -


Afdhal Ilahi | Portal Berita dan Pendidikan
25-52-1-SM (1) (1).pdf

Anda mungkin juga menyukai