Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sejarah Peradapan Islam

DOSEN PENGAMPU : Sofian Lubis M.A

Disusun oleh : Kelompok 2

Arindi Frasella Nasution

Dila Sapitri

Nurlia

Suci Maharani

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STIT AL HIKMAH TEBING TINGGI

TAHUN 2022 /2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang’’ Peradapan Islam Masa Utsman bin Affan Ali bin Abi Thalib’’ pada mata kuliah
sejarah peradapan islam, Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ‘’ Peradapan Islam Masa Utsman
bin Affan Ali bin Abi Thalib‘’dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan Masalah............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................

A. Peradapan Islam pada Masa Utsman bin Affan...........................................................


B. Peradapan Islam pada Masa Ali bin Abu Thalib..........................................................
C. Sistem Pemerintahan pada Masa Khalifah Utsman dan Kemajuan peradapan............
D. Kekuasaan Ali bin Abi Thalib dan perpecahan di kalangan kaum muslimin .............

BAB III PENUTUP................................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan membangun
masa depan. Berkaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana perkembangan
islam pada masa lampau. Namun kadang kita sebagai umat islam malas untuk melihat
sejarah.
Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi
kesalahan yang pernah ada di masa lalu. Disinilah sejarah berfungsi sebagai cerminan
bahwa dimasa silam terjadi sebuah kisah yang patut kita pelajari untuk merancang
serta merencanakan matang – matang untuk masa depan yang lebih cemerlang tanpa
tergoyahkan dengan kekuatan apapun.
Perkembangan islam pada zaman Nabi Muhammad saw dan para sahabat adalah
merupakan agama ilam pada zaman keemasan. Hal itu bisa terlihat bagaimana
kemurnian islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamannya yaitu
Rasulullah saw . kemudian pada zaman khalifah empat atau yang lebih dikenal
dengan sebutan khulafaurrasyidin , islam berkembang dengan pesat . hal itu tentunya
tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga
dalam menyebarkan islam sebagai agama Tauhid yang diridhai .
Perkembangan islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan
peradapan kearah yang lebih maju . maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa
islam pada zaman Muhammad dan khulafaurrasyidin merupakan islam yang luar
biasa pengaruhnya . namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa pada
zaman sekarang ini seolah kita melupakannya . akan tetapi perjalanan islam tidak
akan terlepas dari figure Muhammad saw dan para pemikir ekonomi baik massa
pemerintahan Abu Bakar ,Umar bin Khatab , Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
thalib.
Kholafur rosidin adalah para sahabat nabi yang serba mendampingi perjuangan
nabi. Mereka menggantikan perjuangan dengan tetap memegang ajaran Nabi
Muhammad Saw. Terkhususkan pada makalah ini Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu peradapan islam pada masa utsman bin affan ?
2. Apa itu peradapan islam pada masa ali bin abu thalib ?
3. Bagaimana sistem pemerintahan pada masa khalifah utsman dan kemajuan
peradapan ?
4. Bagaimana kekuasaan ali bin abu thalib dan perpecahan di kalangan kaum
muslimin ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui peradapan islam pada masa utsman bin affan
2. Mengetahui peradapan islam pada masa ali bin abu thalib
3. Memahami bagaimana sistem pemerintahan pada masa khalifah utsman dan
kemajuan peradapan
4. Memahami kekuasaan ali bin abu thalib dan perpecahan di kalangan kaum
muslimin
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peradapan Islam Pada Masa Utsman Bin Affan


Pemerintahan Utsman bin Affan berlangsung selama dua tahun. Pada masa awal
kekuasaannya, pemerinahannya berjalan lancar, tak ada kekhawatiran yang
mengancamnya, dikatakan oleh para ahli sejarah, bahwa ada enam tahun pertama masa
kekhalifahannya umat islam merasa puas dengan pemerintahannya. Pada masa ini tidak
ada keluhan, terutama dari Bani Hasyim, yang menjadi pesaing politiknya.
Dalam mengatur administrasi, utsman bin Affan tidak mengubah pemerintahan
yang diterapkan oleh Umar bin Khathtab. Utsman tetap menjalankan sistem syura
(musyawarah) dalam pemerintahannya. Utsman pun bersikap adil seperti halnya
khalifah umar. Sejak awal pemerintahannya utsman memberikan tunjangan tambahan
kepada umar. Sejak awal pemerintahannya, Utsman memberikan tunjangan tambahan
kepada rakyatnya. Ia pun memberikan keleluasaan kepada pemuka – pemuka kaum
muslimin untuk keluar dari madinah.
Dengan demikian, pada masa enam tahun pertama ini segalanya berjalan lancar
dan stabil. Pada paruh sekitar atau enam tahun kedua dari masa ke khalifahannya mulai
muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat islam terhadap dirinya.
Kepemimpinan Utsman memang sanagt berbeda dengan kepemimpinan
pendahulunya. Khalifah Umar bin Khathtbab lebih memperlihatkan kehidupan yang
sederhana. Tetapi pada masa khlifah Utsman bin Affan, kehidupan yang beraroma
kemewahan dan kesenangan lebih nampak. Ini mungkin disebabkan karena faktor
kehidupan Utsman yang sejak awal memang termasuk orang kaya. Utsman pernah
berkata : “saya sungguh tidak makan dari harta kaum muslimin, saya makan dari harta
saya sendiri. Anda tahu, di kalangan Quraisy sayalah yang terkaya dan yang paling
beruntung dalam perdagangan”.
Salah satu faktor yang menyebabkan kekecewaan sebagian umat islam pada
paruh kedua dari kepemimpinanya adalah kebijaksanaanya yang bercocok nepotisme.
Utsman banyak mengangkat pejabat – pejabat tinggi negara yang berasal dari
lingkungan keluarganya. Di antaranya yang paling menonjol adalah peran yang
dimainkan oleh Marwan bin Hakam. Disebutkan bahwa sekalipun yang menjabat
khalifah adalah Utsman, tetapi yang menjalankan roda pemerintahan adalah Marwan
bin Hakam.
Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan – jabatan penting
pemerintahan, Utsman laksana di hadapan kerabatnya itu, Utsman tidak dapat berbuat
banyak dalam menghadapi ambisinya. Dia juga tidak bisa bersikap tegas terhadap
kesalahan bawahannya. Harta kekayaan negara dibagikan kepada segenap anggota
keluarganya tanpa dapat di kontrolnya. Kesalahannya hanyalah karena Utsman terlalu
toleran dan terlalu mempercayai karib kerabatnya yang menjadi pejabat negara yang
kemudian menyalahgunakan kepercayan itu hingga mereka menyimpang dari disiplin
yang ditetapkan oleh Abu Bakar dan Umar secara terus menerus baik terhadap diri
sendiri maupun bawahan mereka.
Kekecewaan terhadap pemerintahan Utsman bin Affan memuncak dengan adanya
gelombang protes dari beberapa wilayah yang menuju Madinah. Gelombang protes
yang datang dari mesir berjumlah 500 orang, dipimpin oleh al-Ghafiqi bin Harrab al-
Akki. Tujuan mereka adalah untuk meminta khalifah meletakkan jabtan. Gerakan yang
sama datang dari kufah, dengan jumlah 500 orang. Di bawah pimpinan Abdullah bin
Asham al-Amiri. Pada saat yang sama berangkat pula rombongan dari basrah berjumlah
500 orang di bawah pimpinan Hurkush bin Zuhair al-Saadi.
Ketika usaha untuk melakukan pendekatan dengan cara damai menemui jalan
buntu, dengan serta para demontran ini menyerbu ke dalam rumah Utsman bin Affan.
Dikatakan bahwa al – Ghafiqi memukul Khalifah Utsman bin Affan dengan sebilah
besi mengenai keplanya, sehingga mengalirkan darah, pada waktu subuh malam
kejadian, Khalifah Utsman akhirnya menghembuskan nafasnya sambil memluk Al-
Qur’an.
Peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan oleh kaum pemberontak dalam sejarah
islam dikenal sebagai al-fitnah al-kubra. Meskipun demikian, tidak berati bahwa pada
masanya tidak ada kegiatan – kegiatan penting.
Pada masa Utsman, wilayah kekuasaan dengan dapat dikuasainya Azerbaijan,
Arminiyah, sabur, Afrika selatan. Dia juga berhasil membangun armada angkatan laut
untuk men ghadapi tentara romawi. Ketika Utsman bin Affan naik sebagai khalifah
yang pertama disampaikan kepada kaum muslimin adalah rencana perluasan Masjid
Nabawi. Utsman menambah perluasan secara besar- besaran. Pemerintahan Utsman
juga berjasa dalam membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan
mengatur pembagian air ke kota – kota. Dia juga berhasil membangun jalan – jalan,
jembatan, masjid, dan beberapa hal yang lainnya.
Pada masa Utsman bin Affan untuk pertama kalinya kewajiban pembayaran zakat
diserahkan kepada pribadi – pribadi dan tidak ditangani pemerintah. Akhirnya yang
momuntel dari Utsman bin Affan adalah pembukuan al-Qur’an. Sehinggan al-Qur’an
yang beredar sekarang dikenal dengan sebutan Mushaf Usmani. Khalifah Utsman
meminta mengumpulkan naskah Al-Qur’an yang disimpan oleh Hafash binti umar.
Naskah ini merupakan tulisan Al-Qur’an yang berserakan pada masa
pemerintahan Abu bakar. Ustman mengintruksikan agar penyalinan berpedoman
kepada bacaan mereka yang menghafal al-Qur’an, seandainya terjadi perbedaan dalam
pembacaan. Maka yang ditulis adalah yang berdialek Quraisy(Arab). Salinan Al-Qur’an
dengan nma al-Mushaf, oleh panitia diperbanyak menjadi lima buah. Sebuah tetap
berada di madinah, dan empat lainnya di kirimkan ke mekkah, suriah, basrah, dan
kufah.
Pada saat ini umat islam sudah tersebar luas, mereka memerlukan pemahaman
Al-Qur’an yang mudah dimengerti dan mudah di jangkau oleh alam pikirannya.
Peranan hadits atau sunnah rasul sangat penting untuk membantu dan menjelskan Al-
Qur’an lambat laun timbullah bermacam – macam cabang ilmu hadits. Tempat belajar
masih di kuttab. Di masjid atau rumah – rumah.
Pada masa ini tidak hanya Al-Qur’an yang dipelajari tetapi ilmu hadits dipelajari
langsung dari para sahabat Rasul. Langkah pengumpulan mushaf ini merupakan salah
satu langkah meneruskan jejak khalifah pendahulunya untuk menyusun dan
mengkodfikasi ayat – ayat suci Al-Qur’an dalam sebuah mushaf. Dengan demikian,
pembukuan Al-Qur’an pada masa khalifah utsman itu memberikan kebaikan seperti :

1. Menyatukan kaum muslimin pada satu munshaf yang seragam ejaan dan
tulisannya.
2. Menyatukan bacaan
3. Menyatukan tertib susunan surat – surat, sesuai yang di ajarkan oleh
Rasululah.
B. Peradapan Islam Pada Masa Ali bin Abu Thalib
C. Pemerintahan Usman bin Affan berlangsung selama dua belas tahun. Pada masa
D. awal kekuasaannya, pemerintahannya berjalan lancar, tak ada kekhawatiran
yang
E. mengancamnya. Dikatakan oleh para ahli sejarah, bahwa pada enam tahun pertama
masa
F. kekhalifahannya umat Islam merasa puas dengan pemerintahannya. Pada masa ini
tidak
G. ada keluhan, terutama dari Bani Hasyim, yang menjadi pesaing politiknya.
H. Dalam mengatur administrasi, Usman bin Affan tidak mengubah
pemerintahan
I. yang diterapkan oleh Umar bin Khaththab. Usman tetap menjalankan
sistem syura
J. (musyawarah) dalam pemerintahannya. Usman pun bersikap adil seperti halnya
Khalifah
K. Umar. Sejak awal pemerintahannya, Usman memberikan tunjangan tambahan
kepada
L. rakyatnya. Ia pun memberikan keleluasaan kepada pemuka- pemuka kaum
Muslimin
M. untuk keluar dari Madinah. Dengan demikian, pada masa enam tahun
pertama ini
N. segalanya berjalan lancar dan stabil. Pada paruh terakhir atau enam tahun kedua dari
O. masa kekhalifahannya mulai muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan
umat
P. Islam terhadap dirinya.
Q. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan
R. pendahulunya. Khalifah Umar bin Khaththab lebih memperlihatkan
kehidupan yang
S. sederhana. Tetapi pada masa Khalifah Usman bin Affan, kehidupan yang
berarom
T. Pemerintahan Usman bin Affan berlangsung selama dua belas tahun. Pada masa
U. awal kekuasaannya, pemerintahannya berjalan lancar, tak ada kekhawatiran
yang
V. mengancamnya. Dikatakan oleh para ahli sejarah, bahwa pada enam tahun pertama
masa
W. kekhalifahannya umat Islam merasa puas dengan pemerintahannya. Pada masa ini
tidak
X. ada keluhan, terutama dari Bani Hasyim, yang menjadi pesaing politiknya.
Y. Dalam mengatur administrasi, Usman bin Affan tidak mengubah
pemerintahan
Z. yang diterapkan oleh Umar bin Khaththab. Usman tetap menjalankan
sistem syura
AA. (musyawarah) dalam pemerintahannya. Usman pun bersikap adil seperti
halnya Khalifah
BB. Umar. Sejak awal pemerintahannya, Usman memberikan tunjangan
tambahan kepada
CC. rakyatnya. Ia pun memberikan keleluasaan kepada pemuka- pemuka kaum
Muslimin
DD. untuk keluar dari Madinah. Dengan demikian, pada masa enam
tahun pertama ini
EE. segalanya berjalan lancar dan stabil. Pada paruh terakhir atau enam tahun
kedua dari
FF.masa kekhalifahannya mulai muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan
umat
GG. Islam terhadap dirinya.
HH. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan
II. pendahulunya. Khalifah Umar bin Khaththab lebih memperlihatkan
kehidupan yang
JJ. sederhana. Tetapi pada masa Khalifah Usman bin Affan, kehidupan yang
berarom
KK. Pemerintahan Usman bin Affan berlangsung selama dua belas tahun. Pada
masa
LL. awal kekuasaannya, pemerintahannya berjalan lancar, tak ada
kekhawatiran yang
MM. mengancamnya. Dikatakan oleh para ahli sejarah, bahwa pada enam tahun
pertama masa
NN. kekhalifahannya umat Islam merasa puas dengan pemerintahannya. Pada masa
ini tidak
OO. ada keluhan, terutama dari Bani Hasyim, yang menjadi pesaing politiknya.
PP.Dalam mengatur administrasi, Usman bin Affan tidak mengubah
pemerintahan
QQ. yang diterapkan oleh Umar bin Khaththab. Usman tetap
menjalankan sistem syura
RR. (musyawarah) dalam pemerintahannya. Usman pun bersikap adil seperti
halnya Khalifah
SS. Umar. Sejak awal pemerintahannya, Usman memberikan tunjangan tambahan
kepada
TT. rakyatnya. Ia pun memberikan keleluasaan kepada pemuka- pemuka kaum
Muslimin
UU. untuk keluar dari Madinah. Dengan demikian, pada masa enam
tahun pertama ini
VV. segalanya berjalan lancar dan stabil. Pada paruh terakhir atau enam tahun
kedua dari
WW. masa kekhalifahannya mulai muncul perasaan tidak puas dan kecewa di
kalangan umat
XX. Islam terhadap dirinya.
YY. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan
ZZ. pendahulunya. Khalifah Umar bin Khaththab lebih memperlihatkan
kehidupan yang
AAA. sederhana. Tetapi pada masa Khalifah Usman bin Affan, kehidupan
yang berarom
Terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan ditangan kaum pemberontak pada 17
Juni 656 (18 Djulhijjah 35 H). banyak sahabat yang sedang mengunjungi wilayah –
wilayah yang baru ditaklukkan. Diantaranya Thalhah bin Ubaidikkah dan Zubair bin
Awwam. Ali yang kemudian dipilih menjadi khalifah pengganti Utsman. Lalu
kegiatan pendidikan banyak mengalami hambatan dari berbagai pihak yang berbeda –
beda kepentingan yang dimulai dari pengikut Utsman menuntut balas dendam atas
kematian Utsman dan mengajukan Mu’awiyyah sebagai khalifah karena saat itu
munvulny rasa tidak puas dikalangan sahabat terhadap Ali yang menunda pengusutan
terhadap pembunuhan Utsman bin Affan. Menghadapai situasi negara yang tidak
stabil lantaran adanya perlawanan dari beberapa kelompok. Termasuk dari
Muawiyyah yang ketika itu menjabat sebagai gubernur syam.
Muawiyyah yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan utsman.
Mneginginkan supaya pembunuhan Utsman diadili. Muawiyyah menganggap ali tidak
memiliki niat untuk melakukan pengusutan tersebut. Sehingga gubernur suriah itupun
memberontak terhadap sang khalifah.
Menanggapi pemberontakan muawiyyah, langkah pertama yang diambil ali
adalah mencoba menyelesaikan masalah secara damai, yakni, dengan mengirimkan
utusannya ke suriah, lalu ia menginginkan negoisasi. Namun, proses negoisasi
tersebut tidak membuahkan hasil. Sehingga ali memutuskan untuk memdamkan
pemberontakan muawiyyah ke jalan perang. Ketika pasukan ali dan muawiyyah
bertemu di wilayah shiffin. Kedua pihak mengambil posisi siaga, namun sebelum
perang kedua kubu mengirim utusannya masing – masing untuk melakukan
perundingan dengan hrapan pertemp[uran bisa dihindari.
Kondisi politik dalam masa pemerintahan Ali mengalami hal rumit. Sehingga di
setiap usha untuk mengangkat pedang terhadap orang – orang ini akan
membahayakan perdamaian bagi seluruh kekisaran. Namun dengan mengambil
beberapa pemikiran yang ditangkap dari muawiyyah akhirnya ia memutuskan
mengganti semua gubernur. Mughirah menasehatinya agar tidak mengambil langkah
ini, dan pertama ia menashati yaitu membiarkan rakyat secara proklamasi
menerimanya sebagai khalifah, kemudian ia akan bisa memerintahkan perubahan
apapun yang dianggapnya pantas di antara para gubernur.
Tugas pertama yang dilakukan oleh khalifah ali ialah menghidupkan cita – cita
abu Bakar dan Umar. Menarik semua tanah dan hibah yang telah dibagikan oleh
Utsman kepada kaum kerabatnya ke dalam kepemilikan negara. Ali juga segera
menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Utsman bin Hanif diangkat
menjadi penguasa Basrah menggantikan Ibnu Amir, dan Qais bin Sa’ad dikirim ke
mesir untuk menggantikan gubernur oleh abdullah.
Ketika kekhalifahannya di pegang oleh khalifah Ali. Pusat pemerintahan yang
berpusta di madinah namun keluarga Utsman telah memulia tradisi baru dalam sistem
pemerintahab islam, yaitu mendirikan kekhalifahan umyyah sebagi tandingan yang
berpust di Damaskus. Ini adalah awal munculnya gejala ashobiyyah atau pemeri
ntahan dinasti. Di samping itu, sebuah tradisi baru dalam proses sukses telah dimulai
pula, yaitu dengan makar dan pembunuhan politik.
Menurut Thabani yang dikutip oleh Syalaby (1982:284-296) setelah Ali di bart
menjadi khalifah, ia mengeluarkan dua kebijaksanaan politik yang sanagt radikal,
yaitu:

1. memecat kepala daerah angkatan Utsman dan menjadikan Gubernur baru


2. mengambil kembali tanah yang di bagi bagikan Utsman kepada keluarga
dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah Otonomi luas, nyata, dan
bertanggung jawab.

Menanggapi kebijakan yang dilakukan oleh Ali, ada yang berpendapat bahwa
kebijaksanaan Ali itu terlalu radikal dan kurang persuasif, sehingga menimbulkan
perlawanan politik dari gubernur khususnya gubernur syiria (Bani Ummayyah).

C. Sistem Pemerintahan pada Masa Khalifah Utsman dan Kemajuan peradapan

Khalifah utsman bin Affan memegang peran penting dalam sejarah awal islam
dan sistem pemerintahan islam. Berikut adalah beberapa point penting tentang sistem
pemerintahan pada masa khalifah utsman :
1. Pemilihan Khalifah Utsman
Khalifah Utsman merupakan khalifah ketiga dalam sejarah islam. Ia terpilih
melalui konsensus oleh majelis pemuka Quraisy yang dipilih oleh khlifah
sebelumnya, mar bin al-khattab.
2. Ekspansi wilayah islam
Dibawah kepemimpinan utsman, wilayah islam terus berkembang melalui
penaklukkan dan ekspansi, ini melibatkan penaklukkan wilayah seperti
mesir, libya, dan sebagian besar wilayah di asia barat.
3. Penyusunan Al-Qur’an salah satu prestasi paling penting khalifah utsman
adalah penyusunan kembali naskah al-Qur’an. Ia memerintahkan agar
berbagai salinan Al-Qur’an yang tersebar di seluruh wilayah islam dihimpun
kedalam satu versi standar yang disusun berdasarkan aksara yang digunakan
oleh suku Quraisy. Hal ini membantu memelihara kesatuan teks Al-Qur’an.
4. Pembentukan struktur pemerintahan
Utsman melanjutkan praktik pemerintahan dari para khlifah sebelumnya,
termasuk peletakan dasar – dasar administrasi, pengadilan islam, dan
perangkat pemerintahan lainnya, ia memilih gubernur untuk mengawasi
berbagai provinsi dalam wilayah kekhalifahan.
5. Kritik dan kebangkitan oposisi
Pemerintahan Utsman tidak berjalan tanpa kontroversi. Ada oposisi
terhadapnya, terutama terkait dengan kebijakan pembagian gaji dan
pengkatan orang –orang dari suku Quraisy dalam posisi penting. Ini
mengkakibatkan protes dan kritik dari sebagian umat islam.
6. Pemberontakan dan kematian
Utsman dihadapkan pada pemberontakan yang berujung pada pengepungan
rumahnya di madinah. Dia terbunuh dalam peristiwa ini pada tahun 656 m.
kematiaan usman menjadi salah satu momen penting dalam sejarah awal
islam.
7. Pengaruh dan warisan khalifah utsman memiliki dampak signifikan dalam
sejarah islam. Menyusun al-Qur’an kepemimpinan nya mengubah bentuk
pemerintahan dalam islam awal dan mempengaruhi perkembangan islam
selanjutnya.

Kemajuan peradapan masa khalifah Utsman :


1. Perluasan wilayah
Pemerintahan umar bin khatab adalah masa yang dipenuhi oleh
perkembangan, pasukan islam yang dibawah pemimpin panglima –
pnaglima yang tangguh dikirim ke berbagai daerah dengan tujuan untuk
menaklukannya demi menjaga ketentraman umat islam dan gangguan
musuh. Menurut catatan sejarah daerah -= daerah yang berhasil ditentukan
antara lain persia, suria, sebagian asia kecil, palestina.
2. Perkembangan budaya khalifah utsman juga mendukung perkembangan
ilmu pengetahuan budaya islam, pusat – pusat pembelajaran an
perpustakaan dibngun, dan banyak karya sastra dan ilmiah terjemahkan
dalam bahasa arab. Namun, masa pemerintahan utsman tidak nampak
dikontrol konveksi termasuk masalah pengelolahan kekayan umat dan
ketidakpuasaan dikalangan beberapa. Ini pada akhirnya mengarah pada
konflik yang memicu peran saudara islam pertama dengan kematiannya
pada tahun 656 M. meskipun, ada perbedaan pendapat entang
pemerintahannya msa khalifah utsman integral dari sejarah awal islam.
3. Peningkatan administrasi : utsman memperbaiki sistem administrasi ke
khalifahan dengan membagi provinsi – provinsi ke dalam gubernur yang
bertanggung jawab atas pemerintahan lokal. Ini membantu meningkatkan
efesiansi pemerintahan.
4. Pembangunan infrastuktur : dibawah pemerintahannya, infrastruktur seperti
jalan, jembatan, sumur, ditingkatkan dan dibangun untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran.

D. Kekuasaan Ali bin Abi Thalib dan Pepecahan di kalangan kaum Muslimin
Kekuasaan Ali bin Abi Thalib adalah masa pemerintahannya keempat dalam
sejarah islam. Berikut beberapa point penting tentang masa kekuasaan Ali bin Abi
Thalib :
1. Masa pemerintahan : Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat setelah masa
pemerintahan khalifah utsman. Pemerintahannya dimulai pada tahun 656 M dan
berakhir dengan kematiannya 661 M.
2. Konfilik awal : pemerintahan Ali dimulai suasana ketegangan dan konflik. Dia
menghadapi perlawan dari sebagian sahabat Nabi dan kelompok yang megklaim
bahwa ali harus membalas kematian utsman yang terbunuh dalam sebuh
pemberontakan.
3. Pertempuran sipin : salah satu momen krusia selama masa ali sebgai khalifah
adalah pertempuran sipin pada tahun 657 M. ini adalah pasukan besar antar
apsukan ali dan pasukan yang dipimpin oleh muawiyyah bin abi supian.
Pertempuran ini berakhir tanpa keputusan yang jelas.
4. Kupra pemberontakan ; ali mengalami permasalahan internal, termasuk
ketidakluasan di kota kupra. Yang merupakan basisd pendukungnya, bahkan,
kupra disebu oleh kelompok pemberontak yang menendang ali.
5. Pembunuhan ali : kekuasaan ali berakhir tragis ketika ia dibunuh pada tahun 661
M di kupra. Pembunuhannya adalah seorang prajurit bernama Abdurahman bin
mulzam.
Masa kekuasaan ali bin abi thalib adalah periode yng penuh konflik dan
ketegangan dalam sejarah awal islam, ia dianggap oleh sebagian besar umat
muslim sebgai salah satu dari: empat khalfah yang benar : tetapi juga menjadi
fokus perdebatan dan pepecahan dalam sejarah islam. Pemerintahnnya yang
pertama dikenang dnegan konflik – konflik yang terjadi dalam masa itu dan peran
ali dalam sejarah islam awal.

Pepecahan di kalangan kaum muslimin


Pepecahan di kaum muslimin selama masa kekuasaan Ali bin Abi thalib adalah
salah satu babak penting dalam sejarah awal islam memainkan peran besar daam
pembentukan aliran – aliran berbeda dalam islam. Ada beberapa aspek utama dalam
pepecahan ini :
1. Pembunuhan khalifah utsman : konflik dimulai setelah pembunuhanb khalifah
utsman bin affan. Beberapa sahabat nabi dan pendukungnya menunutut ali untuk
membalasa kematian utsman, yang terbunuh dalam pemberontakan dimasa
pemerintahannya.
2. Pertempuran sippin: pertempuran sippin adalah konflik terbesar sebagai masa ali
sebagai khalifah ini adalah ini adalah pertempuran antara pasukan ali dan pasukan
muawiyyah bin abi sufian, gubernur suria pertempuran ni brakhir tanpa keputusan
yang jelas dan memperpanjang ketegangan.
3. Munculnya pewaris : selama masa ali, kelompok pewaris mulai muncul sebagai
kelompo pemberontak yang menentang kedua pihak dalam konflik ali dan
muawiyyah. Mereka menyerukanm prinsip – prinsip keadilan ketat dalam islam
dan menolak kedua pemimpin sebagai pemberontak.
4. Pembunuhan ali : pepecahan mencapai puncaknya ketika ali bin abi thalib
dibunuh pada ahun 661 M. oleh seorang prajurit bernama abdurahman bin
muhdaz. Hal ini mengakhiri masa kekuasaan ali dan menyebabkan perpecaan
lebih lanjut di kalangan umat islam. Setalah kematian ali, pengikutnya yang palin
setia menjadi pendukung gerakn sia, sementara kelompok kwaris terus eksis
sebagai kelompok mayoritas radikal. Pepcahabn ini menjadi salah satyu faktor
ynag memebentuk kerangka aliran dalam islam, termasuk sumi. Sia. Dan kwaris
nya, kekuasaan ali bin abi thalib yang terjadi selama pemerintahannya adalah
awal islam yang masih memebngaruhi perkembangan islam hingga akhir ini.

A. Kesimpulan
1. Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga setelah Abu Bakar al – shiddiq dan Umar
bin Khataab. Nama lengkapnya adalah utsman bin Affan abil ash bin umayyah bin
Abd. Al – Manaf ialahir di kota mekah pada tahun keenam dari tahun gajah, atau
pada tahun 576M kira – kira lima tahun setelah Nabi muhammad Saw lahir.
Sisilah keturunan Utsman bin Affan dari bapaknya. Beretemu dengan sisilah
keturunan Nabi Muhammad Saw. Pada sisilah kelima yakni Abd, Al- Manaf.
Utsman bin Affanm dari pihak ibu bertemu dengan sisilah keturunan Nabi
Muhammad Saw pada sisilah ketiga. Yakni pada ibu Arwa, Baidha binti Abfd,
Muthalib, bibi dari Nabi Muhammad Saw. Utsman bin Affan bisa dipanggil
dengan sebutan Abu abdillah, abu ammer atau abu laila.
2. Khalifah Utsman bin Affan memerintah selama 12 tahun (23-35 H) selama
masapemerintahannya ini, sangat banyak menorehkan prestasi ynag gemilang dan
membanggakan umat islam diantaranya angkatan laut pertama umat islam
dibentuk pada masa pemerintahannya. Penaklukkan wilayah wilayh yang
semaskin luas.

B. Saran
Terwujudnya sebuah pemerintahan yang kondusif dan stabil sangat dituntut peran dari
seorang pemimpin atau kepla negara, dengan kewibawahan, ketegasan, dan
kelembutan harus ditempatkan pada tempat dan porsinya masing – masing sehingga
masyarakat yang dipimpinnya tetap segan pada garis komando pemerintahan tersebut.
Dalam sebuah komunitas masyarakat dalam negara tidak semua masyarakat
m,enyenangi pemerintahan yang berkuasa, ada banyak kelompok – kelompok oposisi
dan penentang yang ingin menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa disebabkan oleh
sikap iri, dengki, maka dari itu seorang pemimpin harus mmapu melihat potensi –
potensi yang memungkinkan bis memicu konflik agar segera dilenyapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Maulana Muhammad, Early Caliphate (Jakarta : Darul Kutubil Islamiyah, 2007)

hlm, 230.

Marzuki, Pendidikan Agama Islam, Hal 139-140.

Quthb, Muhammad, Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam? (Jakarta : Penerbit Buku

Andalan, 1995), Hal 148.

Muhammad Yusuf Al – Kandahlawy, Sirah Sahabat, Pustaka Al – Kautsar, Jakarta

Timur, hlm. 223.

Soekarno, dan Ahmad Supradi, 2001, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam

(Bandung: Angkasa). Hal 65 – 67.

Nurhasanah , M,Ag. Bahan Ajar Sejarah Islam (Bandung, 2017). Hal 33.

Ali, Maulana Muhammad, Early Caliphats Jakarta : Darul Kutubil Islamiyah, 2007,

hlm, 250.

Abu Su’ud, Islamologi, Asdi Mahasarya, Jakarta, hlm, 60 – 62.

Ali Muhammad Maulana, Early Caliphats, hlm, 243.

Anda mungkin juga menyukai